Apa itu Switching Cost? Ini Pengertian dan 3 Strategi Ampuh dalam Menerapkannya
Bila seorang pelanggan beralih dari suatu brand ke brand yang lainnya, maka secara otomatis akan ada biaya yang wajib dikeluarkan oleh pelanggan tersebut. Nah dalam dunia marketing, biaya tersebut dikenal dengan switching cost.
Jenis biaya ini umumnya akan ditetapkan setelah pihak produsen mengembangkan produk atas adanya saran dari pelanggannya.
Jadi, switching cost akan ditetapkan sebagai suatu kompensasi atas beberapa fitur baru yang dimasukkan ke dalam produk tersebut.
Lantas, apa itu switching cost? Bagaimana cara menerapkannya? Tenang, karena pada kesempatan kali ini kami sudah merangkum jawaban tersebut pada Anda.
Daftar Isi
Apa itu Switching Cost?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, switching cost adalah biaya yang harus dikeluarkan pelanggan karena adanya peralihan pemasok, produk, atau merek.
Berdasarkan laman Investopedia, umumnya biaya ini lebih bersifat moneter. Tapi, beberapa ada juga yang lebih bersifat usaha, psikologis, hingga waktu.
Misalnya, katakanlah selama ini Anda mengeluarkan biaya langganan internet sebesar 100 ribu per bulan, lalu Anda menemukan penyedia internet lain yang mampu menawarkan fitur lebih lengkap dengan harga 10 ribu rupiah perbulan. Nah, biaya tambahan sebesar 10 ribu rupiah inilah yang disebut dengan switching cost.
Di dalamnya tentu akan ada berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan saat ingin menetapkan switching cost, yaitu:
- Waktu yang diperlukan oleh pelanggan untuk berganti produk, merek, atau pemasok
- Kelebihan fitur yang ada produk baru tersebut, apakah lebih baik atau tidak dari kompetitor?
- Tenaga atau usaha yang harus dikeluarkan oleh pelanggan saat dirinya mengganti produk.
Umumnya, para produsen akan mencoba menggunakan strategi yang bisa menimbulkan switching cost tinggi pada pelanggan agar bisa mencegah mereka untuk beralih ke kompetitor.
Jika pihak produsen berhasil dalam menerapkan strategi tersebut, maka mereka bisa meningkatkan harga setiap tahun tanpa perlu khawatir bisa pelanggan bisa menemukan pengganti yang lebih baik dengan karakteristik yang sama atau pada harga yang sama.
Baca juga: 10 Strategi Pemasaran, Pengertian, Fungsi, Contoh dan Elemen dalam Pemasaran
Jenis Switching Cost
Dilansir dari laman Corporate Finance Institute, switching cost bisa tinggi atau rendah. Semakin tinggi biaya peralihan tersebut, maka akan semakin kecil juga kemungkinan seseorang untuk beralih ke kompetitor.
Bagi kacamata pelanggan, semakin tinggi biaya yang harus keluarkan, maka akan semakin sedikit nilai yang akan diperoleh mereka dari adanya peralihan ke kompetitor.
1. Low Switching Cost
Biasanya, produsen yang menawarkan produk yang lebih mudah ditiru dengan harga yang sama dengan kompetitor mempunyai switching cost rendah.
Contoh sederhana dari produsen yang mempunyai low switching cost adalah para produsen pakaian. Pelanggan bisa dengan sangat mudah mendapatkan penawaran pakaian dan membandingkan harganya dengan hanya berjalan kaki dari toko yang satu ke toko yang lainnya.
Untuk itu, produsen akan menetapkan switching cost rendah karena adanya persaingan pasar yang ketat.
2. High Switching Cost
Switching cost yang tinggi umumnya akan diterapkan oleh produsen yang berada pada kompetisi pasar rendah. Contoh sederhana dari high switching cost adalah biaya langganan yang dilakukan oleh para penyedia aplikasi.
Sebagian besar para penyedia aplikasi akan memberikan fitur dan manfaat lebih yang sulit diperoleh dari kompetitornya. Sehingga, mereka akan bisa menetapkan switching cost yang lebih tinggi karena minimnya kemungkinan pelanggan untuk beralih ke kompetitor.
Baca juga: Strategi Pemasaran 4P: Pengertian, Penerapan dan Contohnya
Contoh Strategi Penerapan Switching Cost
Jika produsen bisa membuat pelanggan mengeluarkan biaya yang tinggi untuk mendapatkan produknya, maka hal tersebut akan dinilai sebagai keunggulan kompetitif untuk perusahaan.
Terdapat beberapa strategi yang banyak digunakan oleh produsen agar bisa meningkatkan switching cost, berikut ini adalah beberapa contohnya.
1. Kenyamanan
Mengutamakan kenyamanan adalah salah satu strategi penerapan switching cost yang mana produsen memiliki lokasi toko atau produk yang banyak.
Sehingga, akan lebih mempermudah pelanggan dalam membeli produk produsen walaupun harganya mahal. Bila kompetitor mempunyai harga yang lebih murah tapi sulit dijangkau, maka pelanggan akan lebih memilih produk dengan biaya yang lebih tinggi karena adanya kenyamanan.
2. Kedekatan Emosional
Kedekatan emosional adalah salah satu strategi switching cost yang paling banyak digunakan Sebagian besar produsen yang menerapkan strategi ini umumnya sudah mempunyai brand loyalty yang lebih kuat. Sehingga, pelanggan akan menganggap waktu dan usaha yang mereka keluarkan untuk beralih ke produk lain sangat mahal.
Alhasil, pelanggan akan memilih untuk tetap menggunakan produk atau layanan dari produsen walaupun harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal daripada mengeluarkan waktu dan tenaga untuk beralih ke produk lain.
3. Biaya Pembatalan
Strategi switching cost lain yang banyak diterapkan adalah biaya pembatalan. Tujuannya adalah agar pelanggan memikirkan lebih jauh lagi sebelum berhenti menggunakan produk produsen.
Pihak produsen bisa mengklasifikasikan biaya ini sesuai dengan pilihan mereka, termasuk biaya administrasi untuk menutup akun langganan.
Baca juga: Pengertian Lengkap 7P Bauran Pemasaran atau Marketing Mix
Penutup
Demikianlah penjelasan dari kami tentang switching cost, lengkap dengan pengertian, jenis dan strategi penerapannya. Selain ketigas strategi diatas, switching cost juga bisa diterapkan dalam bentuk biaya peralatan tambahan, biaya instalasi, sampai dengan biaya pelajar.
Kemungkinan, switching cost akan terasa sangat memberatkan pelanggan saat mereka ingin beralih ke produk kompetitor. Untuk itu, sebagai produsen Anda harus mempertimbangkan strategi yang tepat agar pelanggan bisa tetap loyal pada produk Anda.
Selain itu, jangan lupa juga untuk melakukan perhitungan biaya secara tepat sebelum menerapkan strategi ini. Nah, hal tersebut bisa Anda lakukan secara #lebihbaik dengan menggunakan aplikasi kasir digital atau sistem POS dari Accurate POS.
Kenapa? Selain mampu mempercepat transaksi di konter kasir, aplikasi ini juga mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan yang telah terintegrasi dengan fitur bisnis luar biasa lainnya. Sehingga, akan memudahkan Anda dalam menetapkan berbagai biaya yang Anda butuhkan dalam bisnis.
Penasaran? Silakan coba gratis Accurate Online selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.