Shoplifting: Pengertian, Dampak, Cara Mencegahnya

24 Okt 2025 | Ditulis oleh: Ibnu Ismail
Shoplifting: Pengertian, Dampak, Cara Mencegahnya

Poin penting


  • Shoplifting adalah pencurian barang dagangan oleh pengunjung toko secara diam-diam tanpa kekerasan, yang sering terjadi di berbagai jenis bisnis ritel.

 

  • Dampak shoplifting meliputi kerugian finansial, turunnya motivasi dan rasa aman karyawan, ketidaknyamanan pelanggan, serta risiko reputasi dan hukum bagi bisnis.

 

  • Pencegahan shoplifting dapat dilakukan dengan sistem pengawasan, penataan layout toko, dan pelatihan staf untuk meningkatkan kewaspadaan.

Perlu Anda ketahui bahwa pada dasarnya shoplifting adalah tindakan pencurian barang dagangan yang dilakukan pengunjung toko secara diam-diam, seringkali tanpa tanda kekerasan, namun berdampak serius pada kondisi keuangan dan reputasi bisnis ritel.

Permasalahan shoplifting ini sudah menjadi isu klasik dalam dunia ritel maupun bisnis F&B, mulai dari warung, minimarket, swalayan, hingga toko fashion dan restoran.

Alasannya adalah karena pelaku shoplifting sering memanfaatkan kelengahan staf atau kelemahan sistem toko, sehingga banyak kerugian timbul tanpa terdeteksi secara langsung.

Shoplifting tidak hanya mengancam kerugian finansial. Reputasi bisnis, kepercayaan pelanggan, hingga motivasi karyawan juga bisa berdampak negatif jika masalah ini tidak diatasi secara serius.

Lalu, bagaimana cara tepat untuk mencegah masalah ini di dalam bisnis? Baca terus artikel di bawah ini untuk mendapatkan jawabannya!

Pengertian shoplifting

Shoplifting adalah pencurian yang dilakukan oleh pengunjung toko atau konsumen dengan cara menyembunyikan barang dagangan tanpa membayar saat meninggalkan lokasi usaha.

Berbeda dari perampokan atau pencurian dengan menggunakan kekerasan, shoplifting biasanya berlangsung secara halus dan tidak langsung diketahui oleh staf toko.

Contoh kasus sederhananya adalah seperti adanya seorang pelanggan yang masuk ke minimarket, berpura-pura melihat-lihat produk lalu memasukkan beberapa barang kecil ke dalam tas tanpa memasukkan ke keranjang.

Ia mengalihkan perhatian staf dengan menanyakan produk lain, lalu pergi tanpa membayar barang yang sudah diamankan dalam tas pribadinya.

Peristiwa seperti ini banyak terjadi, terutama saat toko sedang ramai atau staf kurang waspada.

Shoplifting berbeda dengan pencurian karyawan (internal theft) yang dilakukan oleh staf sendiri, atau perampokan yang melibatkan ancaman.

Shoplifting murni dilakukan oleh orang luar (konsumen), cenderung secara diam-diam, sering kali bahkan tanpa melibatkan alat bantu khusus selain kepiawaian pelaku dalam mengalihkan perhatian.

Baca juga: Apa itu Fraud? Faktor, Jenis, Penyebab, Cara Mencegah

Dampak shoplifting bagi bisnis

Shoplifting tidak hanya berdampak pada kehilangan barang semata, namun juga membawa berbagai konsekuensi serius bagi bisnis ritel secara keseluruhan.

Berikut beberapa dampak utama shoplifting yang perlu diwaspadai pelaku usaha:

1. Kerugian finansial

Kerugian akibat shoplifting bisa jauh lebih besar dari yang dibayangkan. Satu-dua barang yang hilang setiap hari, tanpa disadari bisa menggerogoti keuntungan bulanan usaha.

Laporan dari sektor ritel, baik di Indonesia maupun luar negeri, menunjukkan bahwa shoplifting menjadi salah satu penyebab utama shrinkage (penyusutan stok) selain kesalahan input dan pencurian internal.

Produk yang hilang secara berkala dapat menggagalkan target omzet dan mengganggu cash flow bisnis.

2. Dampaknya pada karyawan dan pelanggan

Sering terjadinya shoplifting dapat menurunkan kepercayaan diri staf toko, dan juga memicu rasa curiga berlebihan pada pelanggan lain.

Karyawan bisa merasakan tekanan yang lebih besar akibat harus selalu awas setiap waktu, bahkan saat toko sedang sibuk. Situasi ini tentu berpotensi merusak suasana kerja dan menurunkan kualitas layanan.

Konsumen yang dirugikan akibat kebijakan pencegahan shoplifting yang ketat juga terkadang menjadi tidak nyaman, seperti pemeriksaan tas secara berlebihan, atau pengawasan kamera terlalu ketat di area belanja.

3. Risiko hukum dan reputasi

Tidak sedikit toko yang terpaksa melaporkan kasus shoplifting ke pihak berwajib. Proses ini memakan waktu, biaya, dan kadang berdampak buruk pada reputasi toko.

Jika reputasi bisnis sudah tercoreng sebagai “tempat rawan pencurian” atau “kurang aman”, pelanggan bisa memilih berbelanja di tempat lain yang lebih nyaman dan terpercaya.

Baca juga: Mengenal Risiko Keamanan POS dan Transaksi Bisnis di Dalamnya

Ciri-ciri dan taktik pelaku shoplifting

Memahami ciri-ciri dan taktik yang biasa digunakan pelaku shoplifting sangat penting bagi pemilik dan staf toko agar dapat meningkatkan kewaspadaan di lingkungan usaha.

Berikut beberapa ciri dan modus yang sering dilakukan pelaku shoplifting:

1. Perilaku mencurigakan di area toko

Pelaku shoplifting umumnya menampilkan beberapa perilaku mencurigakan, seperti selalu melihat sekeliling (waspada), menggunakan pakaian longgar atau tas besar, sering berpindah tempat tanpa tujuan yang jelas, atau kerap menutupi gerak-geriknya dari staf toko.

Pelaku juga bisa mengalihkan perhatian karyawan lewat pertanyaan atau pura-pura berinteraksi dengan pelanggan lain.

2. Modus yang sering dilakukan

Modus shoplifting sangat beragam, mulai dari menyembunyikan barang di dalam tas, saku baju, atau pakaian longgar, memanipulasi tag harga, membuang kemasan produk, hingga berpura-pura membeli lalu menukar barang baru dengan barang lama miliknya.

Ada juga pelaku yang bekerjasama dalam bentuk kelompok, di mana satu orang mengalihkan perhatian staf sementara anggota lainnya mengambil barang.

Shoplifting seringkali terjadi pada produk yang berukuran kecil tapi memiliki nilai tinggi, seperti kosmetik, rokok, parfum, gadget, atau aksesoris elektronik.

Jam ramai atau transisi shift staf adalah waktu favorit pelaku karena perhatian staf biasanya terpecah dan menjadi lengah.

3. Waktu dan area rawan shoplifting

Area toko yang minim pengawasan, pojok terpencil, rak yang terlalu tinggi, atau jarak pandang yang dibatasi oleh barang display sering kali jadi sasaran empuk.

Selain itu, shoplifting banyak terjadi pada jam-jam ramai pelanggan atau saat pergantian shift staf, di mana pengawasan tidak maksimal.

Baca juga: Tips Menjalankan Strategi Visual Mapping untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis

Cara efektif mencegah shoplifting

Upaya pencegahan tidak hanya mengandalkan satu metode, melainkan memerlukan strategi terintegrasi yang melibatkan teknologi, tata letak toko, hingga pelatihan staf.

Berikut beberapa cara efektif yang dapat Anda terapkan untuk mencegah shoplifting:

1. Menerapkan sistem pengawasan

Salah cara utamanya adalah dengan memasang CCTV, menggunakan cermin sudut, sensor alarm pada pintu, dan pengawasan staf yang terlatih.

Dengan adanya alat pemantau, pelaku akan berpikir ulang sebelum mencoba melakukan shoplifting .

2. Penataan layout toko

Tata ruang toko yang lapang dan pencahayaan yang bagus dapat meningkatkan jangkauan pandang staf ke seluruh area.

Penempatan produk-produk yang berharga di dekat kasir, membuat area blind spot yang lebih sedikit, serta merampingkan lorong atau menambah jarak antar rak juga akan menyulitkan pelaku shoplifting untuk beraksi.

3. Menggunakan aplikasi kasir digital

Aplikasi kasir digital seperti Accurate POS tidak hanya berfungsi untuk mencatat transaksi, tetapi juga bisa memantau stok secara otomatis dan real-time .

Accurate POS juga mampu membantu Anda dalam membuat laporan secara cepat atas setiap transaksi penjualan hingga mencatat stok yang keluar masuk.

4. Edukasi dan sosialisasi kepada karyawan

Memperkuat kemampuan staf dalam mengenali ciri-ciri perilaku mencurigakan serta pelatihan dalam menghadapi situasi shoplifting sangat dibutuhkan.

Dengan rutin melakukan sosialisasi serta briefing, kewaspadaan staff dapat ditingkatkan namun tetap menjaga sopan santun sebagai representasi toko.

Baca juga: Pengertian Sistem POS dan 10 Fitur Penting Di Dalamnya

Penutup

Shoplifting adalah ancaman nyata yang akan menggerogoti keuntungan dan reputasi bisnis ritel Anda.

Tindakan pencegahan perlu diterapkan secara terintegrasi, mulai dari memperkuat pengawasan fisik, pelatihan staf, hingga menggunakan teknologi digital untuk mengelola stok dan transaksi.

Menggunakan aplikasi kasir digital seperti Accurate POS bukan hanya akan membantu Anda dalam melakukan pendataan keuangan harian, tapi juga menciptakan ekosistem toko yang aman, efisien, dan profesional.

Kini Anda bisa mengurangi risiko shoplifting dan menjaga kelangsungan bisnis dengan solusi digital yang mudah diimplementasikan.

Lindungi bisnis Anda dari kerugian yang tidak perlu dan mulailah menggunakan Accurate POS agar bisa melakukan monitoring stok secara real-time, membuat laporan secara otomatis, dan merasakan fitur keamanan yang canggih untuk usaha ritel Anda!

Daftarkan bisnis Anda sekarang juga dan buktikan sendiri transformasi dalam mengelola toko Anda bersama Accurate POS. Klik banner di bawah!

aplikasi-kasirfooter-copy

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasiartikelpos-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Ibnu Ismail
Berawal dari hobi berkembang hingga profesi, tak sekedar fokus menulis di bidang ekonomi dan keuangan, saat ini Saya juga menggeluti SEO dan SEM secara lebih mendalam.

Artikel Terkait