Sebagian besar dari kita mungkin sudah mengetahui bahwa arti dari retail atau retail adalah suatu cara pemasaran produk yang sangat terkenal beberapa tahun belakangan.
Lantas, apa sebenarnya arti retail itu sendiri, dan apa saja contoh perusahaan retail yang ada di Indonesia?
Nah pada kesempatan kali ini, kita akan membahas secara lengkap tentang arti sebenarnya dari retail, lengkap dengan cara kerja, fungsi, jenis, dan perbedaan retail dengan grosir.
Jadi, bacalah artikel ini hingga selesai!
Daftar Isi
Apa itu Retail?
Berdasarkan definisi umumnya, pengertian retail adalah suatu penjualan barang atau jasa terhadap suatu bisnis kepada konsumen untuk bisa digunakan atau dikonsumsi sendiri.
Dalam hal bisnis, bisnis retail adalah suatu upaya pemasaran produk barang atau jasa yang dilakukan secara satuan atau eceran secara langsung pada konsumen untuk keperluan pribadi, atau rumah tangganya, jadi bukan untuk dijual kembali.
Bisnis atau perusahaan retail, atau sering disebut dengan pengecer atau penjual eceran, yang mana jumlah produk yang dijual merupakan dalam jumlah yang kecil atau satuan.
Jadi, bila suatu pabrik menjual produknya dalam jumlah yang besar kepada pebisnis lainnya, maka kondisi ini tidak termasuk dalam kegiatan penjualan retail.
Dalam pelaksanaannya, setiap pengusaha retail akan membeli produk barang atau jasa dalam jumlah yang banyak dari pihak produsen untuk bisa dijual kembali pada konsumen akhir dalam satuan yang lebih sedikit.
Pelaksanaan ini bisa dijelaskan lebih lanjut dalam rantai pasokan distribusi barang.
Berikut adalah karakteristik bisnis retail secara lengkap:
- Penjualan Langsung ke Konsumen
- Jumlah Pembelian dalam Skala Kecil
- Lokasi yang Strategis
- Interaksi Langsung dengan Pelanggan
- Menjual Beragam Jenis Produk
- Harga Produk yang Bervariasi
- Volume Penjualan Lebih Tinggi
- Mengikuti Tren dan Permintaan Pasar
Baca juga: Mengenal Industri Retail: Bisnis Jualan Masa Kini
Arti Retail Menurut Para Ahli
Dalam memahami arti retail secara mendalam, kita bisa mengambil pendapat yang sudah dikemukakan oleh beberapa ahli seperti di bawah ini:
-
Barry R. Berman dan Joel R. Evans
Mereka menjelaskan bahwa arti dari toko retail adalah suatu kegiatan bisnis yang berupaya untuk memasarkan produk barang atau jasa kepada konsumen tingkat akhir untuk digunakan secara pribadi atau dalam rumah tangga.
-
Philip Kotler
Kotler menjelaskan bahwa bisnis retail adalah penjualan eceran yang mencakup seluruh kegiatan yang melibatkan penjualan produk barang atau jasa kepada konsumen tingkat akhir untuk keperluan pribadinya.
-
David Gilbert
Gilbert berpendapat bahwa arti retail adalah seluruh upaya bisnis yang mengerahkan keahlian pemasarannya secara langsung untuk bisa memuaskan konsumen tingkat akhir dengan berdasarkan organisasi penjualan produk barang atau jasa sebagai pusat distribusinya.
-
Michael Levy dan Barton A. Weitz
Kedua ahli ini sepakat bahwa bisnis retail adalah serangkaian kegiatan bisnis yang dilakukan untuk meningkatkan nilai guna suatu produk barang atau jasa yang dijual kembali kepada konsumen agar bisa digunakan atau dikonsumsi secara pribadi atau dalam rumah tangganya.
Baca juga: Manajemen Ritel: Pengertian dan Fungsinya
Jenis-jenis Retail
Jenis-jenis perusahaan retail bisa dibedakan berdasarkan kepemilikan, lokasi penjualan, dan produk yang dijual.
Jenis-jenis ritel dapat dibedakan berdasarkan produk yang dijual, kepemilikan, dan lokasi penjualan.
1. Jenis Retail Berdasarkan Produk yang Dijual
Jika dilihat berdasarkan produk yang dijual, maka perusahaan retail akan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Retail yang menjual barang,
- Retail yang menawarkan jasa, dan
- Non-store retail yang memanfaatkan media tertentu dalam memasarkan produknya.
Contoh produk retail adalah toko mainan dan toko elektronik yang memasarkan barang lebih sedikit dari pusatnya.
Untuk contoh retail yang menawarkan jasa adalah Jasa perawatan taman, layanan supir, perbaikan kendaraan, dan pengasuh anak.
Sedangkan untuk non-retail adalah vending machine dan berbagai toko online lain yang tergabung dalam sistem e-commerce.
2. Jenis Retail Berdasarkan Kepemilikan
Terdapat tiga jenis kategori retail berdasarkan kepemilikannya, yaitu:
- retail mandiri,
- retail waralaba, dan
- retail kelompok usaha.
Retail mandiri akan berjalan independen tanpa bergantung dengan pihak lain. Contoh retail mandiri adalah toko kelontong, warung, dan ruko.
Sedangkan retail waralaba atau biasa disebut franchise adalah jenis retail yang memasarkan produk yang sama dan terdiri dari pihak yang terdiri dari perusahaan pusat atau franchisor, dan perusahaan turunan atau franchisee.
Disisi lain, kelompok usaha adalah suatu kelompok perusahaan retail yang saling terhubung dalam satu manajemen, seperti department store atau swalayan.
3. Jenis Retail Berdasarkan Lokasi Penjualan
Berdasarkan lokasi penjualan, jenis retail ini mempunyai akses langsung untuk turun ke jalan umum, seperti retail strip mall atau lahan komersial lain.
Selain itu, ada juga pusat bisnis dan pusat perbelanjaan yang terbentuk dari kelompok pengusaha retail yang menjual produk serta layanannya dalam satu bangunan atau kawasan yang sama.
Baca juga: Rahasia Sukses Bisnis Ritel Online: Strategi Jitu untuk Pemula dan Profesional
Fungsi Retail
Beberapa fungsi serta manfaat bisnis retail dalam siklus distribusi pemasaran adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah Konsumen dalam Mendapatkan Produk yang Diperlukan
Adanya retail akan membuat konsumen tingkat akhir lebih mudah dalam mendapatkan produk yang mereka perlukan.
Tanpa kehadiran bisnis retail, maka konsumen tingkat akhir akan kesulitan dalam memenuhi keperluan mereka karena mereka harus membelinya ke produsen secara langsung.
2. Mendatangkan Keuntungan untuk Pihak Produsen dan Grosir
Selain menguntungkan konsumen dalam mendapatkan keperluannya, bisnis retail juga mendatangkan keuntungan finansial yang signifikan untuk pihak produsen dan grosir.
Pihak retail biasanya akan berbelanja stok produk yang banyak dari pihak grosir dan pihak grosir akan menyerahkannya pada produsen.
Dana yang diterima tersebut selanjutnya bisa dimanfaatkan untuk modal produsen untuk kembali digunakan dalam proses produksi barang.
3. Memiliki Peran dalam Mempromosikan Produk Secara Langsung
Pihak retailer yang sudah membeli produk dari produsen biasanya akan mempromosikan produknya kepada konsumen dengan berbagai cara strategi iklan dan promosi.
Kegiatan ini tentunya akan meningkatkan tren produk yang dikeluarkan oleh pihak produsen.
4. Mampu Menawarkan Berbagai Jenis Barang dengan Harga yang Bervariasi
Biasanya, pihak retailer akan membeli berbagai macam stok barang dari berbagai produsen yang berbeda. Harga yang mereka tawarkan pun bervariasi.
Hal ini nantinya akan menimbulkan variasi pasar yang sejalan dengan adanya peningkatan rasa puas konsumen.
Baca juga: Software Retail: Asisten Digital Toko Kekinian
Cara Kerja Bisnis Retail
Biasanya, bisnis retail akan mengandalkan suatu sistem yang mampu menyuplai barang dagangannya kepada mereka untuk bisa dipasarkan kembali ke konsumen tingkat akhir.
Perusahaan retail akan melakukan kerjasama dengan beberapa pebisnis lain untuk bisa beroperasi dalam hal menyuplai barang retail.
Rantai pasokan atau suplai tersebut dimulai dari produsen, grosir, retailer, hingga konsumen tingkat akhir.
Produsen adalah pihak yang membuat atau memproduksi barang dengan mengandalkan mesin, bahan baku dan tenaga kerja.
Sedangkan pedagang grosir adalah pihak yang akan membeli barang produsen lalu menjualnya kembali kepada retailer atau pengecer.
Nah, retailer atau pengecer adalah pihak yang akan menjual barangnya ke konsumen tingkat akhir secara satuan dengan harga tinggi.
Terakhir, konsumen adalah pihak yang akan membeli barang dari retailer untuk keperluan pribadinya.
Baca juga: Mengenal Omnichannel Retail, Strategi Kelola Bisnis di Era Digital
Lantas, Apa beda Retail dan Grosir?
Biasanya, pedagang grosir akan menjual produknya dalam jumlah yang besar tanpa harus mengkhawatirkan banyak aspek retail yang diinginkan konsumen, seperti merchandise, dll.
Pedagang grosir tidak akan berurusan dengan banyaknya konsumen tingkat akhir.
Mereka justru akan menjual produknya dalam jumlah yang banyak pada sejumlah kecil perusahaan retail saja.
Kita akan sangat jarang sekali menemukan pebisnis grosir yang menjual barangnya secara langsung kepada konsumen tingkat akhir.
Mereka biasanya hanya akan menjualnya ke toko retail agar toko tersebut memasarkannya kembali ke konsumen tingkat akhir.
Pada umumnya, toko grosir juga akan menjual produk dalam jumlah besar yang memungkinkan mereka untuk bisa menjualnya kembali dengan harga yang rendah daripada harga retail yang menjualnya dengan jumlah kecil atau satuan dengan harga yang tinggi.
Perbedaan utama antara pedagang grosir dan retail terdapat pada harga produknya. Harga retail akan selalu lebih tinggi daripada harga grosir.
Alasannya adalah karena ada biaya tambahan penjualan barang dagangan pada konsumen tingkat akhir, seperti biaya sewa, iklan, tenaga kerja, dll. yang dibebankan ke dalam harga dagangan.
Sedangkan pedagang grosir tidak harus memikirkan hal itu, sehingga mereka memiliki harga barang yang cenderung lebih rendah.
Baca juga: Retail Assistant: Sosok Penting dalam Bisnis Retail, Ini Tugasnya!
Penutup
Bisa kita ambil kesimpulan bahwa arti retail adalah suatu upaya pemasaran produk barang atau jasa yang dilakukan secara satuan atau eceran secara langsung pada konsumen.
Dalam prosesnya, bisnis retail sangat penting untuk menjaga distribusi produk dari produsen, grosir, hingga konsumen akhir.
Walaupun harga produk yang ditawarkan oleh pihak retailer tentu lebih mahal dari pihak produsen atau grosir, namun harga produk tersebut sebanding dengan usaha yang dikeluarkan oleh retailer dalam menjual produk-produknya.
Itulah penjelasan lengkap tentang arti retail, lengkap dengan cara kerja dan jenis-jenis perusahaan retail.
Apakah perusahaan Anda adalah salah satu perusahaan retail? Jika iya, maka Anda wajib memiliki manajemen produk dan manajemen keuangan, serta akuntansi yang tepat untuk mendukung kelancaran bisnis retail Anda.
Nah, agar lebih mudah, Anda bisa menggunakan software bisnis retail dari Accurate Online.
Dengan Accurate Online, Anda bisa mengatur biaya produk, mengontrol stok barang, dan memantau laporan keuangan bisnis Anda secara mudah dan real time.
Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: