Design Sprint, Metode Terbaik Untuk Membuat Produk Secara Cepat
Menciptakan produk memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, di dalamnya pasti akan selalu ada masalah.
Nah, untuk membuat produk dengan cepat, hemat, dan disukai para konsumen, maka Anda bisa menggunakan teknik design sprint.
Lantas apa itu design sprint? Apa saja manfaatnya? Dan metode apa yang digunakan dalam design sprint?
Temukan jawabannya secara lengkap dengan membaca artikel tentang design sprint di bawah ini.
Daftar Isi
Apa Itu Design Sprint?
Pada dasarnya, design sprint adalah suatu proses menciptakan suatu produk dengan waktu yang cepat, yakni lima hari saja.
Dengan menggunakan design sprint, Anda bisa membuat rencana menciptakan produk dengan langkah di bawah ini.
- Senin: memahami berbagai masalah yang mungkin akan terjadi saat membuat suatu produk
- Selasa: mencari solusi dari masalah tersebut agar bisa menciptakan produk yang baik
- Rabu: memilih salah satu solusi yang dianggap paling efektif dan mendiskusikannya dengan tim
- Kamis: membuat produk yang sesuai dengan solusi sebelumnya
- Jumat: melakukan uji coba produk ke para konsumen
Dalam lima hari tersebut tentunya Anda belum bisa membuat suatu produk akhir yang sudah siap untuk dijual.
Melainkan hanya sebatas produk awal yang sudah siap untuk dikembangkan lebih lanjut.
Tujuan dari dilakukannya design sprint adalah agar produk yang Anda buat bisa lebih cepat dan sesuai dengan kebutuhan para konsumen.
Sehingga, Anda bisa memulai dengan ide dan memvalidasi ide tersebut dengan cara melakukan uji coba terlebih dahulu.
Setelah itu, Anda bisa mengembangkannya lagi dengan berdasarkan feedback yang diberikan oleh konsumen.
Design sprint memang terkenal sangat efektif dalam menciptakan produk unggulan secara hemat dan juga efisien.
Untuk itu, tidak heran bila cara ini banyak digunakan oleh perusahaan besar dunia, seperti Lego, Airbnb, McKinsey, dll.
Baca juga: Apa itu Design Thinking? Ini Pegertian, Tahapannya
Prinsip Utama dalam Design Sprint
Dalam Design Sprint, terdapat beberapa prinsip utama yang menjadi landasan bagi proses kerja dan pengambilan keputusan.
Berikut adalah penjelasan singkat tentang prinsip-prinsip utama dalam Design Sprint:
1. Terfokus pada Hasil
Design Sprint berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam waktu singkat.
Setiap langkah dalam proses dirancang untuk mengarahkan tim menuju solusi yang tangguh dan relevan.
2. Kolaborasi Tim
Kesuksesan Design Sprint bergantung pada kolaborasi antara anggota tim yang memiliki beragam keterampilan dan perspektif.
Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, tim dapat menghasilkan ide-ide yang lebih kreatif dan solusi yang lebih holistik.
3. Eksperimen Cepat
Design Sprint mendorong pembuatan prototipe yang cepat dan murah untuk diuji dengan pengguna.
Dengan melakukan eksperimen ini, tim dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan preferensi pengguna, serta mengidentifikasi solusi yang paling efektif.
4. Pendekatan Berbasis Bukti
Keputusan dalam Design Sprint didasarkan pada data dan umpan balik yang diperoleh dari pengujian prototipe dengan pengguna.
Prinsip ini memastikan bahwa solusi yang dihasilkan benar-benar memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna.
5. Iterasi
Design Sprint mendorong iterasi cepat pada prototipe berdasarkan hasil pengujian.
Dengan mengambil pelajaran dari setiap iterasi, tim dapat terus meningkatkan dan menyempurnakan solusi mereka hingga mencapai hasil yang optimal.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, tim dapat menjalankan Design Sprint dengan lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan relevan bagi pengguna.
Baca juga: Pengertian Desain Produk dan 5 Fungsinya pada Bisnis
5 Tahap Metode Design Sprint
1. Pahami (Understand)
Di hari pertama menjalankan design sprint, Anda hanya harus fokus dalam mengumpulkan berbagai informasi terkait masalah produk.
Contohnya seperti tujuan produk, masalah yang banyak dihadapi oleh para konsumen, memilih target pasar, sampai kapasitas bisnis Anda.
Selanjutnya, tim Anda harus membuat serangkaian pertanyaan yang sesuai dengan masalah tersebut.
Contohnya, bisnis Anda ingin membuat suatu website toko online. Lalu, beberapa pertanyaan yang bisa Anda buat adalah sebagai berikut:
- Nama websitenya apa?
- Paket hosting apa yang ingin digunakan?
- Berapa anggarannya?
- Apa saja fitur yang ingin diinstal?
- Bagaimana desain websitenya?
- Bagaimana sistem pembayarannya?
- Apakah customer servicenya bisa ditelepon?
- Siapa orang yang nantinya akan memelihara website Anda?
Nah, seluruh pertanyaan tersebut harus Anda jawab dan Anda kembangkan di hari kedua.
2. Kembangkan (Diverge)
Tahap design sprint di hari kedua adalah dengan mengembangkan ide melalui menjawab seluruh pertanyaan yang sudah Anda rangkai di hari senin. Nantinya, satu pertanyaan akan melahirkan banyak sekali jawaban.
Contohnya, pertanyaan “paket hosting apa yang ingin digunakan?” maka jawabannya bisa saja “shared hosting atau cloud hosting”. Setelahnya, Anda bisa kembangkan lagi seperti di bawah ini.
Shared Hosting
- Kelebihan: harganya yang murah dan juga user friendly. Sehingga, bisa lebih menghemat anggaran tanpa perlu repot melakukan pemeliharaan secara rutin.
- Kekurangan: terbatasnya sumber daya yang ada, sehingga tidak mampu menampung pengunjung yang terlalu banyak. Sehingga website Anda kemungkinan besar akan melambat ketika sedang menjalankan diskon besar.
Cloud Hosting
- Kelebihan: memiliki sumber daya yang lebih besar, sehingga tidak perlu lagi khatir website jadi lambat.
- Kekurangan: harganya yang lebih mahal daripada shared hosting.
Anda bisa terus mengembangkan jawaban sesuai dengan informasi yang sudah Anda peroleh.
Setiap tim memperoleh kesempatan yang sama dalam memberikan ide ketika melakukan design sprint.
3. Putuskan (Decide)
Berdasarkan serangkaian jawaban yang sudah Anda kumpulkan, maka Anda bisa memilih jawaban paling baik.
Dalam tahap ini, Anda bisa melakukan teknik speed critique, yakni upaya dalam mengkritik setiap jawaban dalam kurun waktu 3 menit saja.
Tujuannya adalah agar membuat diskusi yang lebih efektif dan menghindari kemungkinan adanya debat kusir.
4. Membuat Produk (Prototype)
Teknik design sprint di hari keempat adalah dengan membuat produk menggunakan rancangan awal yang sebelumnya sudah Anda putuskan. Seperti, dari sketsa yang sebelumnya sudah Anda buat.
Dalam tahap design sprint di hari keempat ini, Anda harus fokus dalam membuat produk.
Seluruh aspek produk yang pada awalnya masih berbentuk ide harus Anda buat secara nyata dan juga detail sesuai bahasan di hari sebelumnya.
Pada intinya, seluruh masalah yang Anda temukan, harus mampu Anda atasi dengan baik pada tahapan ini.
Untuk anggota tim yang tidak terlibat dalam pembuatan produk, mereka bisa mengerjakan aktivitas lain agar bisa mendukung pengambangan produk.
Contohnya tim marketing, mereka bisa mulai menghubungi calon konsumen agar mau mencoba produk setelah produk awal sudah jadi dengan baik.
5. Validasi (Validate)
Teknik design sprint yang terakhir adalah dengan menguji produk Anda ke calon konsumen secara langsung dengan melakukan interview.
Jangan lupa juga untuk mencatat dan merekap berbagai interaksi di dalam tahap ini sesuai kebutuhan review produk Anda kedepannya.
Baca juga: Pengertian Strategi Desain dan Tips Membuatnya
Manfaat Design Sprint
Selain memang mampu membantu Anda dalam membuat produk secara cepat, terdapat beberapa manfaat lain dari melakukan teknik design sprint.
Nah, manfaat dari melakukan teknik design sprint adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi Risiko Bisnis
Dengan melakukan design sprint, maka Anda bisa menekan tingkat risiko bisnis. Kenapa? karena Anda bisa terhindar dari membuat produk yang tidak diinginkan oleh konsumen.
Dengan menciptakan produk prototipe, maka Anda bisa melakukan uji coba terlebih dahulu, sebelum pada akhirnya membuat produk dengan jumlah yang banyak.
Sehingga, Anda tidak membuang banyak waktu, uang, dan tenaga secara percuma.
2. Mendorong Inovasi
Dengan melakukan design sprint, maka seluruh tim Anda akan turut menyumbangkan ide.
Sehingga, inovasi yang ada dalam mengembangkan produk akan lebih mudah dan kreativitas tim Anda juga akan berkembang secara otomatis.
Saat menggunakan teknik design sprint, Anda tidak perlu mengkhawatirkan senioritas, hirarki organisasi perusahaan, atau semacamnya.
Karena, fokus utama dalam melakukan design sprint adalah menciptakan produk terbaik yang memang paling diperlukan oleh konsumen.
3. Mengetahui Target Pasar Secara Tepat dan Cepat
Saat akan menjual produk, tentunya Anda sudah menentukan target pasar.
Namun, Anda belum bisa memastikan target pasar tersebut tepat atau tidak. Nah untuk memastikannya, Anda bisa melakukan pengujian.
Dengan design sprint, Anda akan terdorong untuk terus melakukan validasi ide secara cepat.
Sehingga, Anda bisa mengetahui apakah produk yang Anda buat memang diinginkan oleh target pasar Anda atau tidak.
4. Meningkatkan Kerjasama Tim
Design sprint mewajibkan seluruh tim untuk turut berpartisipasi dari hari pertama hingga hari terakhir.
Hal ini tentunya mampu meningkatkan kerja sama mereka dalam memecahkan berbagai masalah yang Anda secara bersama-sama.
5. Mengetahui Apa yang Harus Dilakukan Selanjutnya
Design sprint mampu membantu Anda dalam memperoleh informasi yang penting terkait produk yang memang dibutuhkan oleh konsumen.
Anda tidak perlu lagi menentukan penambahan fitur, melakukan perbaikan fitur, atau menghapus fitur.
Sehingga, Anda memiliki rencana yang jelas terkait hal apa yang harus Anda lakukan selanjutnya.
Baca juga: Pengertian Content Design dan 6 Proses di Dalamnya
Contoh Penerapan Sprint Design dalam Perusahaan
Mari kita lihat contoh kasus dari setiap proses dalam Design Sprint:
1. Pemetaan Masalah (Understand)
Sebuah perusahaan aplikasi e-commerce mengalami tingkat konversi yang rendah di halaman pembayaran.
Mereka ingin memahami penyebabnya dan meningkatkan pengalaman pengguna untuk meningkatkan konversi.
2. Pengaturan Tujuan (Define)
Tim e-commerce menetapkan tujuan untuk meningkatkan tingkat konversi di halaman pembayaran sebesar 20% dalam waktu 3 bulan.
3. Menghasilkan Ide (Diverge)
Tim melakukan sesi brainstorming untuk menghasilkan ide-ide seperti penyederhanaan proses checkout, menambahkan pilihan pembayaran yang lebih fleksibel, dan menyediakan dukungan pelanggan real-time.
4. Mengambil Keputusan (Decide)
Tim menggunakan metode voting untuk memilih ide-ide yang paling menjanjikan untuk difokuskan dalam fase prototyping.
Ide penyederhanaan proses checkout dan menambahkan pilihan pembayaran yang fleksibel mendapatkan suara terbanyak.
5. Prototyping (Prototype)
Tim membuat prototipe kasar dari dua ide yang terpilih, yaitu desain baru untuk halaman pembayaran yang lebih intuitif dan prototipe untuk integrasi metode pembayaran baru.
6. Pengujian (Test)
Tim melakukan pengujian prototipe dengan sekelompok pengguna dan mengamati interaksi mereka dengan desain baru.
Mereka mendapatkan umpan balik langsung tentang kegunaan dan efektivitas prototipe, serta saran untuk perbaikan lebih lanjut.
Dengan memanfaatkan proses Design Sprint, tim e-commerce dapat secara efektif memahami masalah, merumuskan tujuan yang jelas, menghasilkan ide-ide inovatif, memilih solusi terbaik, membuat prototipe yang relevan, dan menguji solusi dengan pengguna.
Perbedaan Design Sprint dan Design Thinking
Design Thinking adalah pendekatan berkelanjutan yang memberikan kebebasan lebih besar untuk mengeksplorasi masalah secara mendalam dan menghasilkan ide-ide inovatif dengan fokus pada pengguna.
Di sisi lain, Design Sprint adalah pendekatan terstruktur yang dilakukan dalam waktu terbatas, bertujuan untuk memecahkan masalah yang telah ditentukan dengan menghasilkan solusi cepat yang dapat diuji dengan cepat.
Meskipun keduanya menggunakan prinsip-prinsip desain yang serupa, Design Thinking lebih cocok untuk eksplorasi berkelanjutan, sementara Design Sprint cocok untuk solusi cepat dalam waktu singkat.
Baca juga: Pengertian Service Design dan 8 Tips Ampuhnya
Penutup
Design sprint adalah teknik yang sangat luar biasa. Teknik tersebut mampu mendorong Anda untuk bisa memanfaatkan lima hari Anda secara efektif untuk bisa menciptakan produk yang lebih baik, mengetahui target pasar secara tepat, dan juga meningkatkan kerja sama tim.
Anda bisa mencoba teknik ini dalam proses pembuatan produk. Dengan membuat produk secara cepat dan baik, maka peluang Anda dalam memenangkan bisnis bisa terbuka lebar.
Namun, jangan lupa untuk terus mencatat keuangan Anda dalam laporan keuangan. Karena laporan keuangan berguna untuk mengetahui kondisi finansial bisnis Anda dan membantu Anda dalam menentukan keputusan bisnis yang tepat di masa depan.
Namun, membuat mencatat laporan keuangan secara manual tentu akan menghabiskan waktu yang sangat lama dan rentan terjadi kesalahan. Untuk itu, gunakanlah software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.
Accurate Online mampu menyediakan lebih dari 200 jenis laporan keuangan pada Anda secara otomatis, cepat dan akurat. Sehingga, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis Anda.
Selain itu, di dalamnya juga sudah dilengkapi dengan berbagai fitur yang akan membuat bisnis Anda berjalan lebih efisien, seperti fitur penjualan, pembelian, persediaan, perpajakan, manufaktur, dan masih banyak lagi.
Anda bisa mencoba Accurate Online terlebih dahulu secara gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.