Mengenal Customer Pain Point demi Menyingkirkan Kendala Pengguna pada Produk
Customer pain point menjadi hal penting yang wajib dipahami oleh tim marketing, tim sales dan manajemen bisnis agar pelanggan atau pengguna tidak pindah ke produk kompetitor.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa menjaga konsumen menjadi kunci utama kesuksesan sebuah bisnis.
Lalu, apa sebenarnya customer pain point ini? Bagaimana cara melakukan identifikasi dan menyelesaikan masalah yang ada di dalamnya? Dapatkan jawabannya dengan membaca artikel tentang customer pain point di bawah ini hingga selesai.
Daftar Isi
Apa itu Customer Pain Point?
Customer pain point adalah sebuah masalah spesifik yang dialami oleh calon pelanggan dalam berbagai aspek. Sederhananya, customer pain point adalah kesulitan yang dialami oleh pelanggan.
Dalam dunia marketing, melakukan identifikasi customer pain point adalah hal yang penting. Dengan menekan kesulitan pengguna, maka akan bisa meningkatkan kepuasan mereka ketika menggunakan produk dan juga meningkatkan kesuksesan bisnis Anda.
Nah, customer pain point kemungkinan dialami oleh para pelanggan dalam perjalan mereka ketika menggunakan produk atau jasa yang memiliki banyak jenis. Nah, berikut ini adalah beberapa jenis customer pain point:
1. Support Pain Point
Berdasarkan laman Commbox, support pain point adalah saat pelanggan tidak bisa memperoleh bantuan saat ingin menyelesaikan sebuah proses, seperti proses pembelian.
Saat mereka tidak bisa mendapatkan jawaban terkait apa yang mereka cari dalam kurun kurun waktu tertentu, maka mereka akan meninggalkan situs atau aplikasi Anda.
2. Process Pain Point
Customer process pain point adalah suatu masalah yang dialami pelanggan karena kurang optimalnya suatu proses. Kenyamanan menjadi hal yang harus diutamakan saat merancang sebuah produk barang atau layanan jasa.
Karena, sebanyak 75% pelanggan akan cenderung beralih ke brand lain saat mereka mengalami kesulitan dalam proses melakukan sebuah tujuan, seperti membuat pemesanan atau melakukan pembelian.
Terkadang, customer pain point ini akan sulit untuk diidentifikasi. Untuk itu, Anda perlu melakukan komunikasi yang baik dengan pelanggan agar bisa mengetahuinya.
3. Financial Pain Point
Financial pain point umumnya terjadi ketika pelanggan menghabiskan terlalu banyak uang dalam menggunakan sebuah produk dan ingin mengurangi pengeluaran tersebut. Sederhananya, pain point ini terjadi saat pelanggan mengalami masalah yang berkaitan dengan finansial.
Contoh sederhana dari financial pain point adalah mahalnya biaya berlangganan, adanya tambahan biaya saat melakukan checkout, buruknya transparansi terkait harga akhir, serta adanya kenaikan biaya setelah beberapa waktu penggunaan produk atau jasa.
Baca juga: Apa itu Customer Willingness to Pay? Ini Pengertian dan 5 Faktor yang Memengarhuinya!
Bagaimana Cara Mengidentifikasi Customer Pain Point?
1. Riset Pasar Secara Kualitatif
Anda bisa melakukan identifikasi customer pain point melalui riset kualitatif dengan menggunakan data dan juga pemetaan customer journey. Hal tersebut akan membuat Anda mengetahui secara spesifik tentang apa yang mereka inginkan.
Selain itu, pemetaan customer journey juga akan memberikan informasi terkait interaksi pengguna dengan produk atau brand Anda, serta masalah yang dialami olehnya.
2. Riset Sales Kualitatif
Selain kuantitatif, riset lainnya yang harus dilakukan untuk mengetahui customer pain point adalah riset kualitatif.
Riset ini dilakukan dengan tim sales yang mempunyai banyak informasi terkait pengguna dan kesulitan yang sedang mereka hadapi.
Umumnya, tim sales akan berhadapan langsung dengan para pelanggan potensial dan mengetahui hal apa saja yang bisa menurunkan rasa kepuasan mereka.
Hal tersebut juga bisa Anda lakukan dengan memberikan kuesioner customer feedback agar bisa mengetahui opini mereka terkait produk Anda.
Baca juga: Apa itu Free Trial? Ini Pengertian dan 5 Manfaat Besarnya untuk Bisnis
Cara Menyelesaikan Masalah Customer Pain Point
Setelah kita mengetahui apa saja customer pain point yang banyak dirasakan oleh pengguna, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari jalan keluar.
Berdasarkan laman Yesware, kunci keberhasilan dalam menyelesaikan masalah customer pain point adalah dengan memastikan pelanggan mengetahui bahwa Anda memahami kesulitan yang sedang mereka rasakan.
Berikut ini adalah beberapa cara yang efektif untuk bisa menyelesaikan masalah customer pain point:
1. Sesuaikanlah Solusi Dengan Masalah Secara Spesifik
Agar para pengguna merasa lebih dipahami, cobalah untuk menggunakan kata atau frasa yang mereka gunakan untuk bisa mendeskripsikan masalah ketika Anda menawarkan solusi. Hal tersebut akan membuat konsumen lebih merasa didengarkan dan dimengerti oleh suatu brand.
2. Gunakanlah Bahasa yang Mudah Dimengerti
Saat Anda ingin menawarkan solusi atas suatu pain point yang sedang dialami pengguna, cobalah untuk menggunakan bahasa yang dekat dengan mereka agar bisa lebih mudah untuk dipahami.
Hal yang sederhana ini akan membuat pengguna bisa lebih percaya pada suatu brand dan pesan yang disampaikan pun nantinya bisa terasa lebih alami.
3. Jelaskanlah Manfaatnya
Cobalah untuk memberikan informasi pada pengguna bahwa solusi yang Anda tawarkan bisa memberikan manfaat pada hidup atau bisa meningkatkan pengalaman mereka.
Tunjukkan juga bahwa solusi yang Anda hadirkan benar-benar mampu membantu mereka mengatasi masalah yang sedang terjadi. Bila perlu, berikan contoh nyata agar Anda bisa lebih dipercaya.
Baca juga: Pelayanan Prima: Pengertian dan Cara Menghadirkannya dalam Bisnis
Penutup
Demikianlah informasi yang bisa kami bagikan tentang customer pain point. Jika Anda sudah berhasil menemukan paint point, maka tugas Anda selanjutnya adalah menemukan cara agar pelanggan Anda bersedia menggunakan produk atau jasa Anda secara terus-menerus.
Hal lainnya yang harus diperhatikan oleh sebuah bisnis selain customer pain point adalah terkait pengelolaan bisnis secara menyeluruh. Di zaman yang sudah serba digital saat ini, pengelolaan bisnis akan berjalan lebih efektif dan efisien dengan menggunakan aplikasi atau software. Nah, salah satu software yang terbukti #lebihbaik adalah Accurate Online.
Kenapa? Karena software akuntansi dan bisnis terlengkap buatan anak bangsa ini mampu membantu Anda dalam mengelola keuangan, mengelola persediaan barang di gudang, menyelesaikan administrasi perpajakan, dan masih banyak lagi. Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis Anda.
Ayo buktikan sendiri dengan mencoba Accurate Online selama 30 hari gratis melalui tautan gambar di bawah ini.