Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) dan 7 Cara Mudah Menghitungnya
Dalam era bisnis yang terus berkembang, prinsip-prinsip keuangan yang kokoh menjadi landasan bagi keberlangsungan dan pertumbuhan organisasi.
Salah satu konsep yang muncul dalam konteks ini adalah Sisa Hasil Usaha atau SHU, sebuah pendekatan yang tidak hanya mendorong efisiensi operasional, tetapi juga meningkatkan transparansi dalam alokasi dan penggunaan sumber daya.
Artikel ini akan membahas signifikansi konsep SHU dalam mengoptimalkan kinerja perusahaan, serta bagaimana penerapannya dapat memberikan dampak positif dalam menjaga kelangsungan dan kesuksesan entitas bisnis.
Daftar Isi
Apa itu Sisa Hasil Usaha (SHU)?
Bersumber dari laman Kompas, Sisa Hasil Usaha atau SHU adalah istilah yang merujuk pada sebagian dari laba bersih atau pendapatan suatu perusahaan, organisasi, atau entitas bisnis lainnya setelah dikurangi semua biaya operasional, beban, dan kewajiban lainnya.
Konsep Sisa Hasil Usaha biasanya digunakan dalam kaitannya dengan pembagian shu koperasi, asosiasi, atau entitas non-profit yang memiliki struktur organisasi dan tujuan yang berbeda dari perusahaan komersial.
Sisa Hasil Usaha adalah bagian dari hasil usaha yang tidak dialokasikan untuk pengembalian modal pemilik atau pemegang saham, pembayaran hutang, atau digunakan untuk biaya operasional.
Sebaliknya, SHU dapat digunakan untuk berbagai tujuan sesuai dengan sifat dan tujuan organisasi.
Tujuan penggunaan Sisa Hasil Usaha dapat bervariasi, seperti pengembangan proyek baru, investasi dalam aset produktif, pembentukan cadangan, atau program amal yang sejalan dengan misi organisasi.
Penghitungan Sisa Hasil Usaha melibatkan proses pengurangan pendapatan kotor dengan semua biaya yang terkait dengan operasional organisasi, termasuk biaya produksi, beban administratif, beban keuangan, dan lainnya.
Setelah biaya-biaya ini dikurangkan, sisa hasil yang tersisa adalah SHU. Pendekatan dalam menghitung SHU dapat bervariasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang relevan dan struktur organisasi yang berlaku.
Perlu ditekankan bahwa konsep SHU sering kali lebih ditekankan pada entitas koperasi dan organisasi non-profit, karena perusahaan komersial umumnya memiliki tujuan utama dalam memaksimalkan keuntungan bagi pemegang saham.
Konsep ini mencerminkan komitmen pada prinsip-prinsip keberlanjutan, transparansi, dan pemanfaatan hasil usaha untuk kepentingan yang lebih luas.
Dalam konteks koperasi, konsep Sisa Hasil Usaha menyoroti prinsip kemitraan dan partisipasi aktif anggota dalam keputusan yang berkaitan dengan alokasi dan penggunaan hasil usaha.
Oleh karena itu, SHU juga menjadi alat penting dalam mempromosikan nilai-nilai demokrasi ekonomi dan pemberdayaan anggota.
Dengan demikian, Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan konsep yang menggambarkan bagian dari pendapatan atau laba bersih suatu entitas bisnis yang tidak digunakan untuk pengembalian modal atau pembayaran hutang.
Melainkan dialokasikan untuk tujuan tertentu yang mendukung keberlanjutan, pertumbuhan, dan nilai-nilai organisasi tersebut.
Baca juga: Cara Menghitung SHU (Surat Hasil Usaha) Badan Koperasi
Komponen Sisa Hasil Usaha
Sisa Hasil Usaha terdiri dari beberapa komponen utama:
- Pendapatan: Semua pendapatan yang diperoleh dari kegiatan operasional koperasi, termasuk penjualan barang dan jasa.
- Biaya Operasional: Semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional koperasi, seperti biaya bahan baku, gaji karyawan, sewa, dan utilitas.
- Kewajiban dan Pengeluaran Lainnya: Kewajiban seperti pembayaran utang, pajak, dan pengeluaran lainnya yang harus diselesaikan sebelum menghitung SHU.
Sistem Pembagian SHU
Pembagian SHU dalam koperasi biasanya didasarkan pada beberapa prinsip dan peraturan yang telah disepakati oleh anggota koperasi.
Pembagian ini bisa berbeda tergantung pada kebijakan masing-masing koperasi, tetapi umumnya melibatkan beberapa langkah berikut:
1. Menentukan Jumlah SHU yang Akan Dibagikan:
Setelah menghitung SHU, koperasi harus menentukan berapa bagian dari SHU yang akan dibagikan kepada anggota dan berapa yang akan disisihkan untuk dana cadangan, pengembangan koperasi, atau tujuan lain.
2. Pembagian Berdasarkan Partisipasi Anggota:
SHU dibagi berdasarkan kontribusi anggota dalam aktivitas koperasi. Ini bisa berupa transaksi atau volume bisnis yang dilakukan oleh anggota dengan koperasi selama periode tertentu.
3. Pembagian Berdasarkan Simpanan Anggota:
Selain partisipasi aktif, SHU juga dapat dibagi berdasarkan jumlah simpanan anggota di koperasi.
Anggota yang memiliki simpanan lebih besar biasanya akan mendapatkan bagian SHU yang lebih besar.
Baca juga: Pengertian Akuntansi Koperasi dan Komponen di Dalamnya
Tantangan dalam Menerapkan Sisa Hasil Usaha (SHU)
Meskipun konsep Sisa Hasil Usaha (SHU) memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan hasil usaha, ada beberapa tantangan yang dapat muncul dalam penerapannya.
Beberapa tantangan utama yang sering dihadapi dalam mengimplementasikan konsep SHU meliputi:
1. Penentuan Metode Perhitungan
Ada variasi dalam cara perusahaan atau organisasi menghitung SHU. Penentuan metode perhitungan yang tepat dan adil dapat menjadi kompleks, terutama ketika terdapat banyak variabel yang harus dipertimbangkan.
2. Pemahaman Anggota atau Pemegang Saham
Tantangan muncul ketika anggota tidak sepenuhnya memahami konsep pembagian SHU, dan dapat mengakibatkan ketidakpuasan atau ketidakpercayaan.
3. Kesulitan dalam Pengalokasian
Keputusan tentang apakah SHU akan digunakan untuk investasi, pembentukan cadangan, pengembangan anggota, atau tujuan lainnya dapat melibatkan banyak pertimbangan yang kompleks.
4. Keterbatasan Keuangan
Terkadang, keterbatasan dana dapat menghambat kemampuan organisasi untuk mengalokasikan SHU secara optimal. Tantangan ini dapat ketika perusahaan menghadapi tantangan keuangan atau fluktuasi pendapatan.
5. Kebijakan dan Struktur Organisasi yang Tidak Konsisten
Jika kebijakan atau struktur organisasi tidak konsisten dengan prinsip SHU, mungkin sulit untuk mengubah budaya atau pandangan yang sudah mapan.
6. Tingkat Partisipasi
Tantangan muncul ketika sebagian anggota kurang berpartisipasi dalam proses penggunaan SHU, yang dapat mengakibatkan ketidaksetujuan atau ketidakpuasan.
7. Ketidakpastian Ekonomi dan Pasar
Perubahan dalam kondisi ekonomi atau pasar dapat mempengaruhi besarnya Sisa Hasil Usaha yang dihasilkan.
8. Kesulitan dalam Mengukur Dampak
Mengukur dampak positif atau negatif dari penggunaan Sisa Hasil Usaha pada jangka panjang bisa menjadi tantangan. T
erkadang, dampak ini sulit diukur secara kuantitatif, terutama jika tujuan penggunaan SHU bersifat sosial atau berkelanjutan.
Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan yang komprehensif, inklusif, dan berkelanjutan.
Melibatkan anggota, pemegang saham, dan pihak terkait lainnya dalam proses pengambilan keputusan, serta memiliki kebijakan yang jelas dan transparansi komunikasi, dapat membantu meredakan sebagian besar hambatan yang mungkin muncul dalam penerapan konsep SHU.
Baca juga: Pengertian Bisnis dan 10+ Cara Efektif Mengelola Bisnis
Cara Menghitung Sisa Hasil Usaha
Cara menghitung Sisa Hasil Usaha dapat bervariasi tergantung pada struktur organisasi, tujuan penggunaan SHU, dan prinsip akuntansi yang diterapkan.
Di bawah ini adalah metode umum yang sering digunakan dalam menghitung SHU:
1. Hitung Pendapatan Kotor
Mulailah dengan menghitung total pendapatan kotor atau pendapatan usaha dari semua sumber, termasuk penjualan produk atau jasa, bunga, dan sumber pendapatan lainnya.
2. Kurangi Biaya Produksi dan Operasional
Kurangilah semua biaya yang terkait dengan produksi dan operasional bisnis.
Di dalamnya mencakup biaya bahan baku, biaya produksi, gaji karyawan, biaya pemasaran, biaya administrasi, dan biaya operasional lainnya.
3. Kurangi Beban Keuangan
Jika ada beban keuangan, seperti bunga atau biaya pinjaman, kurangilah dari hasil operasional yang telah dihitung.
4. Kurangi Pajak
Potong pajak penghasilan dari hasil operasional setelah mengurangkan biaya dan beban keuangan.
Pajak yang dihitung biasanya berdasarkan tarif pajak yang berlaku di wilayah atau negara tempat organisasi beroperasi.
4. Hitung Laba Bersih
Setelah mengurangkan semua biaya, beban, dan pajak, Anda akan mendapatkan laba bersih atau net income.
5. Tentukan Alokasi SHU
Tentukan persentase atau jumlah dana dari laba bersih yang akan dialokasikan sebagai Sisa Hasil Usaha.
Persentase ini dapat ditentukan berdasarkan kebijakan organisasi, tujuan penggunaan SHU, atau berdasarkan kesepakatan antara anggota atau pemangku kepentingan.
6. Hitung Jumlah SHU
Hitung jumlah SHU dengan mengalikan laba bersih dengan persentase atau jumlah yang telah ditetapkan sebagai alokasi SHU.
7. Alokasikan SHU
Terakhir, alokasikan dana Sisa Hasil Usaha sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Hal ini mencakup investasi dalam proyek baru, pembentukan cadangan, pengembangan anggota atau karyawan, atau tujuan lainnya yang mendukung misi organisasi.
Penting untuk diingat bahwa metode perhitungan SHU dapat bervariasi tergantung pada kebijakan dan prinsip akuntansi yang berlaku dalam organisasi atau negara Anda.
Juga, komunikasikan dengan jelas kepada anggota atau pemegang saham mengenai metode perhitungan yang digunakan dan tujuan penggunaan SHU untuk menjaga transparansi dan kepercayaan.
Baca juga: Apa itu Konsep Bisnis? Ini Pengertian dan Fungsinya!
Penutup
Dalam upaya mengoptimalkan efisiensi dan menjaga transparansi dalam pengelolaan hasil usaha, konsep Sisa Hasil Usaha (SHU) muncul sebagai landasan yang kokoh bagi organisasi untuk menghadapi tantangan dunia bisnis yang terus berubah.
Dalam tulisan ini, telah dibahas signifikansi konsep SHU dalam mengarahkan langkah-langkah perusahaan menuju keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang.
Dalam era di mana transparansi dan tanggung jawab sosial semakin penting, konsep SHU juga memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan antara manajemen, anggota, pemegang saham, dan masyarakat luas.
Dengan memahami bagaimana laba dihasilkan dan digunakan, organisasi memperkuat fondasi integritas dan nilai-nilai yang melekat pada operasional mereka.
Namun, laba tersebut harus selalu dicatat dan dikalkulasi secara tepat. Bila Anda kesulitan, Anda bisa menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.
Aplikasi yang sudah dipercaya oleh ratusan ribu pengguna ini mampu membantu Anda dalam mencatat setiap transaksi keuangan, termasuk pemasukan atau laba Anda, secara otomatis. Anda juga bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara akurat.
Berbagai fitur bisnis yang saling terintegrasi di dalamnya pun akan memudahkan Anda dalam mengelola dan mengembangkan bisnis.
Buktikan sendiri dengan mencoba Accurate Online selama 30 hari, Gratis!