Apa itu Year to Date? Ini Pengertian, Fungsi, Rumus, dan Contohnya!
Pada dasarnya, YTD atau year to date adalah suatu perhitungan yang banyak digunakan dalam kegiatan akuntansi, keuangan, dan juga manajemen. Apapun latar belakang dan pengalaman yang Anda miliki pada ketiga bidang tersebut, mengetahui perhitungan year to date akan bisa membantu Anda untuk menghitung serta menganalisis meterik keuangan secara relevan.
Nah, dalam kesempatan kali ini kami sudah merangkum berbagai hal yang perlu Anda ketahui tentang year to date, mulai dari pengertian, cara menghitung sampai contohnya.
Daftar Isi
Apa itu Year to Date?
Dilansir dari laman Investopedia, year to date atau YTD adalah suatu perhitungan yang mampu membantu para profesional akuntansi, manajemen dan keuangan dalam menentukan perubahan beragam metrik secara relevan dari awal tahun fiskal atau kalender sampai tanggal sekarang atau hari lain yang telah ditentukan sebelum akhir periode.
Umumnya, informasi yang terdapat dalam year to date digunakan untuk menganalisis kinerja bisnis atau organisasi selama periode waktu tertentu, membandingkan bisnis dengan kompetitor, menentukan pengeluaran biaya pada tahun berjalan, serta menghitung laba yang sudah didapat.
Para karyawan juga bisa menggunakan YTD untuk menghitung penghasilannya dari awal tahun sampai saat ini. Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini:
Year to Date = (Nilai Tanggal Yang Telah Ditentukan : Mulai Dari Tanggal Yang Telah Ditentukan) – 1
Baca juga: Bagaimana Cara Menghitung Year-Over-Year Growth Pada Bisnis?
Cara Menghitung Year to Date
Untuk menghitung year to date, Anda bisa menggunakan cara di bawah ini:
1. Kumpulkan semua Data yang Diperlukan
Langkah pertama yang harus Anda lakukan dalam menghitung nilai year to date adalah mengumpulkan seluruh informasi yang Anda perlukan. Itu artinya, Anda harus semua informasi dari awal periode yang bersangkutan hingga tanggal sekarang.
Sebagai contoh, bila Anda ingin menggunakan YTD dalam menentukan perubahan portofolio investasi, dua nilai yang akan Anda perlukan adalah nilai portofolio dari awal tahun dan nilainya hingga tanggal ketika Anda ingin membuat perhitungannya.
2. Masukan Data tersebut ke dalam Rumus YTD
Bila Anda sudah mengumpulkan nilai awal dan saat ini, maka Anda bisa memasukkannya ke dalam rumus agar bisa menentukan perubahan metrik yang Anda hitung sepanjang tahun yang bersangkutan.
Contohnya, nilai awal dan saat ini dari portofolio investasi Anda adalah 50 juta rupiah pada awal tahun, dan 60 juta rupiah saat sekarang. Maka cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
Year to Date = (Nilai saat ini / Nilai awal) – 1
YTD = (60.000.000 / 50.000.000) – 1
3. Lakukan Perhitungan
Bila Anda sudah memasukkan data ke dalam rumus, maka Anda bisa membuat perhitungan yang sebenarnya dengan menggunakan perhitungan dasar. Hasilnya nanti yang bisa Anda gunakan untuk menentukan perubahan ke dalam bentuk persentase.
Berdasarkan contoh sebelumnya, Anda bisa menghitung YTD seperti di bawah ini:
YTD = (60.000.000 / 50.000.000) – 1
YTD = 1,2 – 1
YTD = 0,20
4. Ubah Hasilnya Menjadi Persentase
Mengubah data YTD yang sudah Anda hitung ke dalam bentuk persentase akan lebih memudahkan penilaian perubahan selama periode waktu yang sudah ditentukan. Anda bisa mengubah hasilnya ke dalam bentuk persentase dengan cara mengalirkannya ke 100. Berikut ini adalah contohnya berdasarkan data sebelumnya:
YTD = 0,20
YTD = 0,20 X 100
YTD = 20%
5. Gunakan Persentase yang Dihasilkan untuk Menganalisis Perubahan
Bila Anda sudah mendapatkan persentase YTD, maka Anda bisa menganalisis dan menentukan maknanya. Berdasarkan contoh di atas, mempunyai portofolio yang nilai awalnya 50 juta dan berkembang menjadi 60 juta pada tanggal tertentu dalam tahun fiskal atau kalender yang sama artinya Anda sudah mencapai pengembalian investasi sebanyak 20%.
Pada setiap 1 Rupiah yang Anda investasikan di awal, Anda sudah mendapatkan 20% atau 0,20 Rupiah.
Baca juga: Apa itu GMV? Bagaimana Cara Menghitungnya?
Fungsi Year to Date bagi Bisnis
Bisnis atau individu bisa menggunakan rumus year to date dengan caranya masing-masing. Nah, beberapa fungsi menghitung YTD untuk bisnis atau individu adalah sebagai berikut:
-
Menghitung Pengembalian YTD
Bisnis atau individu bisa menggunakan rumus year to date untuk bisa menghitung keuntungan atau kerugian dari investasi yang telah mereka lakukan sejak hari pertama tahun kalender sampai dengan hari tertentu.
Informasi tersebut bisa membantu para pemilik kepentingan investasi dalam menentukan performa di satu atau lebih investasi pada titik waktu tertentu
-
Menilai Keuangan Organisasi
Informasi yang terdapat dalam year to date adalah perhitungan keuangan perusahaan sejak hari pertama tahun fiskal. Nah, perusahaan bisa membandingkan pernyataan YTD pada saat ini dengan pernyataan dari tahun-tahun sebelumnya agar bisa menilai evolusi mereka dan juga untuk mendeteksi adanya tren keuangan yang memang tidak biasa.
-
Menghitung Gaji Bersih Karyawan
Pembayaran bersih YTD pada karyawan adalah selisih antara total pendapatan sebelum pajak, tunjangan dan pendapatan aktual mereka.
Bila seorang karyawan ingin menentukan gaji bersihnya, maka mereka bisa menemukannya pada slip gaji dan hal tersebut termasuk seluruh penghasilan mereka sejak tanggal 1 Januari di tahun yang bersangkutan, dikurangi pajak dan tunjangannya.
-
Menghitung Pendapatan YTD
Setiap bisnis, kontraktor, dan individu bisa menghitung pendapatan year to date-nya untuk menentukan pendapatan total mereka sejak hari pertama tahun fiskal. Entitas komersial bisa memanfaatkan perhitungan pendapatan YTD untuk membuat perkiraan tentang nominal pajak yang harus mereka bayar dalam setiap periode dan untuk menilai perkembangan mereka dalam mencapai tujuan keuangan.
-
Menganalisis Kinerja Keuangan Bulanan
Month to date atau MTD adalah salah satu variasi dari year to date yang di dalamnya menghitung periode waktu antara hari pertama dalam satu bulan dan hari terakhir yang sudah diselesaikan sebelum tanggal sekarang.
Setiap perusahaan, kontraktor atau perorangan bisa memanfaatkan perhitungan MTD dalam menilai performa bisnis, pendapatan, dan juga pengembalian investasi mereka dalam bulan tertentu sampai titik waktu tertentu.
Baca juga: Tahapan Evaluasi dalam Bisnis yang Sangat Penting Untuk Diketahui
Contoh Penggunaan Year to Date
Katakanlah Alina adalah seorang investor pasar saham yang mempunyai portofolio terdiversifikasi dan terdiri dari tiga saham perusahaan berbeda, yakni PT GG, PT Antam dan PT Unilever.
Di tanggal 1 Januari 2021, saham Alina dari tiga perusahaan tersebut memiliki nilai 40 juta, 20 juta dan 50 juta Rupiah. Setelah memeriksa portofolionya di tanggal 15 November, Alina menyadari bahwa tiga aset sahamnya saat ini memiliki nilai Rp. 48.948.000 Rp15.330.000, dan Rp. 51.030.000.
Alina pun ingin menggunakan perhitungan year to date agar bisa menentukan tingkat pengembalian YTD berdasarkan sahamnya. Nah, total portofolio saham alina di awal tahun adalah sebagai berikut:
Rp. 40.000.000 + Rp. 20.000.000 + Rp. 50.000.000 = Rp. 110.000.000
Sedangkan total nilai portofolio saham Alina di tanggal 15 November adalah sebagai berikut:
Rp. 48.948.000 + Rp. 15.330.000 + Rp. 51.030.000 = Rp. 115.308.000
Nah, untuk menghitung YTD atas investasi sahamnya, Alina bisa menghitungnya dengan menggunakan cara di bawah ini:
YTD = (Nilai saat ini / Nilai awal) – 1
YTD = (115.308.000/110.000.000) – 1
YTD = 1,048 – 1
YTD = 0,048
Setelah dihitung, Alina bisa mengubah angka yang sudah diperoleh menjadi persentasi dengan mengalikannya ke 100. Setelahnya, Alina bisa mengetahui bahwa YTD dari portofolio sahamnya mengalami peningkatan menjadi 4,8%.
Baca juga: Apa yang Dimaksud KPBU? Ini Pengertian Lengkapnya!
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan singkat dari kami tentang year to date. Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita tarik kesimpulan bersama bahwa year to date merupakan perhitungan yang dilakukan agar bisa mengetahui perubahan yang terjadi dari awal tahun sampai tanggal saat ini.
Nantinya, hasil dari perhitungan tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar bisa mengevaluasi performa bisnis.
Perhitungan YTD ini tentunya hanya bisa dilakukan jika perusahaan melakukan proses pembukuan secara tepat dan akurat. Nah, sebagai pemilik perusahaan, Anda bisa menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online untuk memudahkan proses pembukuan.
Accurate Online adalah aplikasi berbasis cloud computing yang telah dilengkapi dengan berbagai fitur luar biasa, dari mulai mengelola arus kas, perpajakan, invoice, purchasing, otomasi laporan keuangan, mengelola persediaan, dan masih banyak fitur luar biasa lainnya.
Dengan menggunakan Accurate Online, maka proses pembukuan dan manajemen keuangan Anda akan berjalan lebih mudah. Dengan mengeluarkan biaya investasi sebesar 200 ribuan saja perbulan, Anda sudah bisa menikmati semua layanan dan fitur lengkap dari Accurate Online.
Tertarik? Ayo tingkatkan level bisnis Anda sekarang juga dengan beralih menggunakan Accurate Online. Anda bisa mencoba Accurate Online selama 30 hari gratis dengan klik tautan gambar di bawah ini.