Kenapa Defisit Ekonomi itu Wajar? Bagaimana Cara Menghadapinya?
Biasanya para pebisnis selalu ingin bisnisnya berkembang dan menguntungkan seperti yang diharapkan. Berbagai metode dan inovasi akan dilakukan untuk mencapai tujuan bisnis yang harus dicapai.
Namun, pasti ada kalanya bisnis Anda memiliki penjualan yang cenderung lebih longgar daripada biasanya. Ketika kodisi ini terjadi, maka bukan tidak mungkin pengeluaran bisnis akan lebih besar daripada jumlah pendapatan Anda. Akibatnya, perusahaan Anda masuk ke dalam kategori defisit.
Dalam dunia bisnis, defisit adalah hal yang normal terjadi. Pasang-surut pendapatan usaha bukanlah hal yang mengejutkan, khususnya bagi perusahaan yang sudah memiliki pengalaman panjang dalam bidang yang digelutinya. Bahkan, bukan hanya bisnis atau individu, situasi keuangan suatu negara juga turut berisiko defisit.
Namun, penyebab defisit harus dipahami agar bisa diminimalisir. Memahami dampak yang terjadi dan bagaimana cara terbaik untuk memperbaiki serta menghadapinya juga harus dimiliki oleh pengusaha. Untuk itu, berikut ini kami akan memberikan penjelasannya.
Daftar Isi
Apa itu Defisit Ekonomi?
Siderhananya, defisit ekonomi adalah suatu kondisi keuangan di mana pendapatan tidak seimbang atau kurang dari jumlah pengeluaran Anda. Ketika biaya pengeluaran mampu melebihi biaya pendapatan, maka bisa dipastikan kondisi keuangan akan berkurang. Itulah yang terjadi ketika sebuah perusahaan atau negara dikatakan defisit.
Berdasarkan sebuah buku yang berjudul “Kebijakan fiskal dan moneter” pada tahun 1993, defisit didefinisikan sebagai suatu kondusu pendapatan yang lebih rendah dari pada pengeluaran dalam hal ekonomi atau keuangan. Ruang lingkup terjadinya kondisi ini bisa terjadi pada individu, organisasi, perusahaan atau bahkan negara.
Defisit juga dapat diartikan sebagai kondisi kekurangan defisit keuangan karena adanya jumlah biaya yang melebihi jumlah penghasilan. Sehingga, dana kas menjadi menurun dan jika dibiarkan maka akan dapat menyebabkan kebangkrutan. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari strategi yang tepat dalam menghadapi defisit agar kondisi keuangan tidak bisa sehat kembali.
Faktor Penyebab Terjadinya Defisit
Faktor-faktor yang menyebabkan defisit bisa datang dari berbagai sumber. Mengenai ekonomi suatu negara, defisit bukanlah suatu yang mengejutkan dan biasa terjadi. Karena, hampir setiap negara di dunia sudah pernah mengalami defisit, terutama di negara-negara berkembang.
Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ini adalah defisit anggaran. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan defisit keuangan negara sangatlah banyak. Berikut ini adalah faktor-faktornya:
Investasi dan Pembangunan
Untuk membangun infrastruktur yang dapat membantu masyarakat, setiap negara memiliki anggaran khusus. Untuk di negara berkembang, biaya pembangunan akan memiliki jumlah anggaran yang sangat banyak dari di setiap tahunnya.
Selain demi kesejahteraan masyarakat, pembangunan juga memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dinegara tersebut. Dengan memiliki infrastruktur yang memadai, negara juga menjadi potensi yang sangat besar untuk menarik investor asing berinvestasi di negara tersebut. Dengan demikian, masyarakat setempat juga dapat memiliki kehidupan yang lebih berkembang.
Untuk menentukan jenis pembangunan apa yang akan dilakukan, negara pasti memiliki skala prioritasnya sendiri. Secara umum, pembangunan infrastruktur berskala nasional memiliki prioritas yang utama dalam anggaran ini. Diikuti oleh penyediaan peralatan dan infrastruktur pertahanan dan keamanan negara.
Setelah itu, negara dapat melanjutkan pembangunan di sektor pengadilan dan lembaga pemasyarakatan. Diikuti dengan penyediaan fasilitas untuk tujuan sosial, seperti sekolah dan fasilitas kesehatan.
Prioritas berikutnya adalah meluncurkan program pemukiman kembali, serta pembangunan daerah. Sehingga, ketika seluruh pembangunan di atas sduah terpenuhi, negara dapat melanjutkan PPK atau Penangangan dan Pengentasa Kemiskinan, dan P3DT pembangunan pedesaan tertinggal. Dengan cara ini, kesejahteraan masyarakat suatu negara dapat dipastikan meningkat.
Baca juga: Ingin Menjadi Freelancer Sukses? Pastikan 10 Tips ini Anda Lakukan
Masyarakat Memiliki Daya Beli yang Rendah
Defisit juga bisa terjadi karena masyarakat memiliki daya beli yang rendah pada barang atau jasa untuk keperluannya setiap hari. Ketika orang-orang yang kurang mampu sulit untuk membeli berbagai komoditas seperti makanan, pendidikan, bahan bakar, transportasi, dan listrik, maka kemungkinan besar negara akan mengalami defisit anggaran.
Pasalnya, pemerintah juga  harus mampu menjaga daya beli masyarakat dengan memberikan bantuan berupa subsidi. Dengan demikian, orang-orang dengan tingkat ekonomi yang rendah mampu membeli komoditas tersebut.
Namun jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, subsidi ini juga dapat membuat keuangan negara menjadi defisit. Namun, karena dalam keadaan darurat, negara juga harus rela negaranya mengalami kondisi defisit.
Baca Juga: Klasifikasi Biaya: Pengertian, Contoh, dan Fungsinya Dalam Bisnis
 Melemahnya Kurs Mata Uang Negara
Hampir semua negara di dunia pasti memiliki utang negara, terutama negara-negara berkembang. Nah, ketika nilai tukar mata uangn negaranya melemah, bisa dipastikan jumlah biaya utang dan bunganya akan lebih tinggi. Ketika ini terjadi, kemungkinan besar negara akan mengalami defisit.
Pinjaman utang pemerintah diperoleh dengan menggunakan kurs mata uang lain akan meningkat karena melemahnya mata uang negara tersebut. Misalnya, ketika nilai tukar Rupiah pada USD adalah 13.000 dan jatuh ke 14.000, jumlah utang publik telah meningkat sebesar 1.000 per USDnya.
Dengan demikian, depresiasi mata uang ini akan menyebabkan negara kesulitan untuk membayar beban utang karena utangnya menjadi lebih tinggi dan inilah yang menyebabkan defisit.
Realisasi Pendapatan Negara yang Tidak Sesuai Sasaran
Dalam suatu anggaran negara, pemerintah harus punya rencana sumber daya finansial negara. Namun, dalam praktiknya, realisasi penerimaan negara sering kali ada yang tidak sesuai sasaran, sehingga mengakibatkan banyaknya program pemerintah yang tidak terurus. Hal ini jugalah yang menyebabkan pemerintah memotong beban anggarannya.
Hasilnya, pemerintah tidak dapat menjalankan program keja secara maksimal setiap tahunnya dan pemerintah harus menutupi kekurangan tersebut. Yang menerima dampaknya telah didefinisikan pada saat proses anggaran yang tidak sesuai dengan tujuan dari penerapan awal program kerja pemerintah.
Beban Ketika Inflasi Terjadi
Pelama penyusunan anggaran daerah, pemerintah akan pasti menggunakan harga standar yang berlaku pada periode tersebut. Padahal, seiring berjalannya waktu, seringkali harga suatu komuditas meningkat akibat adanya inflasi. Inflasi itulah yang membuat negara rentan mengalami defisit karena pebelanjaan dilakukan pada harga yang relatif lebih tinggi.
Walaupun anggaran sudah demikian matang dihitung dan direncanakan oleh pemerintah pusat, bukanlah suatu hal yang tidak mungkin nilai inflasi meningkat dari yang tidak seharusnya. Dengan demikian, anggaran harus direvisi dan pemerintah harus mengeluarkan dana yang lebih besar.
Dampak yang Muncul Akibat Defisit
Makroekonomi
Ketika suatu negara beradap pada kondisi defisit anggaran, tentunya akan ada dampak negatif di tingkat nasional pada variabel makro-ekonomi. Contohnya, ketika defisit negara terjadi karena penerimaan pajak yang tepat sasaran. Tentu pemerintah harus mencari tambahan modal agar tetap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Baca Juga: Modal Kerja: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Fungsinya dalam Bisnis
Inflasi
Selain efeknya pada makroekonomi, defisit anggaran juga dapat memberikan efek negatif lainnya. Yang pertama adalah risiko inflasi atau kenaikan harga barang atau jasa secara keseluruhan.
Defisit anggaran bisa menyebabkan inflasi karena biaya yang digunakan dalam proyek jangka panjang belum mampu memberikan keuntungan dalam waktu yang singkat. Meskipun demikian, pemerintah harus membayar upah kepada pekerja yang melakukan proyek tersebut.
Dari uang yang diterima oleh para pekerja ini, daya beli rumah tangga memang akan tumbuh, tetapi tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Hal inilah yang menyebabkan adanya inflasi karena defisit.
Mengurangi Pendapatan Riil
Efek berikutnya yang terjadi adalah berkurang pendapatan riil masyarakat. Hal ini mengakibatkan tingkat konsumsi dan jumlah tabungan masyarakat berkurang.
PAdahal, tabungan memiliki fungsi yang bauk untuk mendorong kegiatan investasi masyarakat. Dengan demikian, ketika nilai tabungan masyarakat rendah, maka tingkat investasi publik juga akan menurun.
Peningkatan Pengangguran
Dampak dari menurunnya kemampuan iinvestasi masyarakat adalah tingkat pengangguran yang meningkat. Investasi yang rendah akan menghambat proyek-proyek pembangunan. Akibatnya, orang-orang yang seharusnya bekerja pada proyek ini akan kehilangan pekerjaan dan tingkat pengangguran akan semakin tinggi.
Tidak hanya pengangguran, investasi ekonomi yang rendah juga membuat dunia bisnis menjadi lemah. Penyebabnya, karena tidak sedikit perusahaan yang bergantung pada kegiatan investasi untuk bisa beroperasi. Dengan demikian, dampak dari defisit akan dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan.
Baca Juga: Indeks Harga: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Tujuannya Dalam Ekonomi
Upaya untuk Mengatasi Defisit
Setelah belajar sebab dan akibat defisit, Anda juga harus memahami cara meminimalisir terjadinya defisit. Pada dasarnya, ada dua perspektif tentang bagaimana cara untuk memerangi defisit, yaitu:
Perspektif Penerimaan
Dalam perspektif penerimaan, defisit dapat diatasi dengan meminjam uang dari bank yang membuat jumlah mata uang yang beredar pada masyarakat menjadi meningkat. Pemerintah juga dapat menerbitkan obligasi untuk mendapatkan uang dari publik dan meningkatkan pendapatan negara.
Selain itu, defisit dapat diatasi dengan meminjam uang dari luar negeri. Tentu pinjaman luar negeri yang digunakan hanya untuk realisasi proyek-proyek pembangunan yang produktif sehingga manfaat dari proyek dapat digunakan untuk melunasi utang. Terakhir, negara dapat meningkatkan pendapatannya dengan cara meningkatkan beban pajak masyarakat.
Perspektif Pengeluaran
Dari perspektif pengeluaran, defisit bisa dilakukan dengan cara menekan jumlah subsidi seperti subsidi untuk listrik, bahan bakar, dll. Pengurangan belanja rutin negara , seperti kunjungan kantor, seminar, operasional negara dll. akan lebih efektif untuk mengatasi defisit tersebut.
Defisit juga dapat diatasi dengan fokus mengembangkan proyek-proyek yang dapat segera menghasilkan keuntungan dan menunda proyek jangka panjang yang memang membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Terakhir, defisit dapat diminimalisir dengan memotong anggaran atau program pemerintah tertentu.
Dengan kata lain, program-program yang tidak memberikan pertumbuhan pada sektor riil, valuta asing, dan pajak dapat sesegera mungkin dipangkas biayanya.
Baca Juga: Pengertian Lembaga Keuangan, Manfaat, Fungsi, dan Jenisnya di Indonesia
Masyarakat Juga Turut Bertanggung Jawab Saat Negara Mengalami Defisit
Pada dasarnya, defisit terjadi ketika pengeluaran suatu individu, perusahaan, atau negera melebihi jumlah pendapatannya. Dalam konteks negara, ketika masyarakan tidak taat membayar pajak, maka pendapatan negara tidak maksimal dan tidak memenuhi target.
Padahal, dengan cara disiplin pembayaran pajak, masyarakat jugalah yang akan mendapatkan efek positifnya dari program yang lakukan oleh pemerintah.
Oleh karena itu, untuk mencegah defisit negara, pastikan untuk mematuhi aturan wajib pajak Anda. Untuk Anda para pebisnis yang bingung atau kesulitan dalam menghitung biaya pajak sekaligus proses pembukuan, Anda bisa coba menggunakan software akuntansi Accurate Online.
Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis Anda saja. Â Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: