Pasar Uang Syariah dan Bedanya dengan Pasar Uang Konvensional
Pasar uang syariah hadir sebagai alternatif investasi yang aman dan nyaman bagi umat muslim di Indonesia. Instrumen investasi dan perusahaan yang bergerak di dalamnya dijalankan sesuai prinsip syariah dan terjamin kehalalannya.
Seperti diketahui, pasar uang sendiri merupakan sarana atau tempat terjadinya transaksi permintaan dan penawaran terhadap sejumlah dana atau surat-surat berharga berjangka pendek. Karena itu, pasar uang banyak digunakan untuk menolong pihak yang sedang membutuhkan dana cepat.
Lantas, apa yang membedakan pasar uang syariah dengan pasar uang konvensional? Artikel berikut ini akan menjawabnya sekaligus menerangkan lebih lanjut mengenai pengertian serta fungsi dan manfaat dari pasar uang berbasis syariah.
Daftar Isi
Apa Itu Pasar Uang Syariah?
Pasar uang syariah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pasar uang konvensional. Hanya saja, sistem pertukaran modalnya berbasis prinsip islami. Sehingga, menurut karya tulis yang diunggah di laman Repository UIN Banten, pasar uang syariah adalah mekanisme yang memungkinkan lembaga keuangan syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan mekanisme yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, baik untuk mengatasi persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas.
Singkatnya, pasar uang berbasis syariat Islam ini merupakan sarana investasi yang mekanisme transaksi jual beli instrumen investasinya menggunakan prinsip-prinsipsyariat Islam. Investor tidak akan menemukan riba ataupun spekulasi yang bertentangan dengan syariat Islam. Sehingga, proses bagi hasilnya didasarkan pada pembagian yang rata dan adil, serta sesuai kesepakatan.
Beberapa pilihan instrumen yang tersedia pada pasar uang berbasis syariat Islam ini adalah Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Repurchase Agreement SBIS, Instrumen Pasar Uang Antarbank Syariah, Repurchase Agreement SBSN, dan surat berharga lainnya.
Baca Juga: Apa Itu Saham Syariah? Ini Kriteria dan Produk yang Ada di Dalamnya!
Fungsi dan Manfaat Pasar Uang Syariah
Baik pasar uang syariah maupun konvensional, keduanya memiliki fungsi dan manfaat yang sama, yaitu sebagai alternatif yang memberikan sumber dana atau menanamkan modalnya di lembaga keuangan bank maupun yang bukan lembaga keuangan bank. Di mana ketiadaan pasar uang akan membuat peminjam uang (kreditur) kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa manfaat dari pasar uang syariah sama dengan pasar uang konvensional, yaitu:
- Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga jangka pendek.
- Sebagai penghimpun dana berupa surat-surat berharga jangka pendek.
- Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan untuk melakukan investasi.
- Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek kepada perusahaan di Indonesia.
Baca Juga: Sistem Bagi Hasil Pada Keuangan Syariah, Ini Pengertiannya!
Perbedaan Pasar Uang Syariah dengan Pasar Uang Konvensional
Perbedaan di antara pasar uang syariah dan pasar uang konvensional dapat dilihat dari tiga indikator, yakni proses perjanjian, mekanisme transaksi, dan keuntungan.
1. Proses Perjanjian
Proses perjanjian pasar uang konvensional menggunakan kontrak seperti biasa dan terdapat beberapa spekulasi keuntungan yang dijabarkan kepada investor. Sedangkan proses perjanjian pada pasar uang berbasis syariat Islam menggunakan akad di antara investor dan penerima investasi yang didasarkan pada prinsip syariat Islam. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menyebut tiga hal yang harus dihindari di dalam proses akad, yakni tadlis, taghrir, dan gharar.
Tadlis adalah tindakan menyembunyikan suatu kecacatan objek akad yang dilakukan penjual agar bisa mengelabui pembeli. Taghrir adalah usaha dari oknum untuk memengaruhi orang lain, baik secara lisan maupun tindakan yang berisi kebohongan, agar mau melakukan perjanjian. Sementara gharar adalah sebuah ketidakpastian di dalam akad, baik terkait kualitas maupun kuantitas objek akad.
Agar tetap menjalankan prinsip Islam, perusahaan yang bergerak dalam pasar uang jenis ini tidak berbisnis pada produk perjudian, alkohol, barang berbahan baku babi, pornografi, ataupun asuransi konvensional dan jasa konvensional.
2. Mekanisme Transaksi
Mekanisme transaksi pasar uang konvensional tidak akan pernah mempermasalahkan halal atau haram uang yang didapatkan. Selama proses investasi di dalam pasar uang sesuai dengan aturan dan mendapat keuntungan yang diinginkan, maka investor tidak perlu khawatir.
Sementara, pada pasar uang jenis ini, peraturannya lebih ketat, berjalan menggunakan prinsip-prinsip Islami, dan setiap transaksinya juga harus dibarengi dengan akad. Kehalalan suatu transaksi diperhatikan dengan detail. Sehingga, apabila ada yang haram dalam sebuah transaksi, maka transaksi tersebut bisa jadi tidak sah dan dibatalkan.
3. Keuntungan
Terakhir, keuntungan dalam pasar uang konvensional dibagikan kepada investor secara langsung dan tidak ada status halal atau haram yang perlu diverifikasi terlebih dahulu. Sedangkan pada pasar uang jenis ini, keuntungannya berupa nisbah atau bagi hasil, serta tidak ada keuntungan bunga dan keuntungan spekulatif yang didapatkan oleh investor.
Baca Juga: Mengenal Bank Syariah dan Perbedaannya dengan Bank Konvensional
Penutup
Pasar uang syariah dapat menjadi opsi investasi jangka pendek yang minim resiko dan halal bagi umat muslim. Sehingga, umat muslim bisa menghindari riba dari suku bunga ataupun spekulasi yang diragukan kehalalannya, namun tetap bisa mendapat keuntungan.
Apabila Anda berencana untuk berinvestasi di dalam pasar uang berbasis syariat Islam, jangan lupa untuk mencatatnya dalam pembukuan agar kondisi finansial tidak berantakan. Alih-alih menggunakan metode manual yang menyita banyak waktu dan tenaga, Anda bisa menggunakan aplikasi bisnis dari Accurate Online.
Aplikasi bisnis ini menyediakan lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan bisnis yang bisa terintegrasi dengan rekening bank. Dengan begitu, proses pembukuan Anda akan menjadi lebih cepat, akurat dan otomatis. Di dalamnya, juga tersedia beragam fitur untuk kepengurusan pajak, buku besar, hingga pembelian dan penjualan yang berguna untuk pelaku bisnis.
Menariknya, Anda bisa mencoba Accurate Online secara gratis terlebih dahulu. Bagaimana caranya? Cukup klik tautan gambar di bawah ini dan langsung nikmati Accurate Online secara gratis selama 30 hari.