Koreksi Fiskal: Pengertian, Penyebab, Jenis dan Tujuannya

oleh | Jul 13, 2020

source envato.

Koreksi Fiskal: Pengertian, Penyebab, Jenis dan Tujuannya

Koreksi fiskal dalam laporan keuangan. Sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya tentu harus memiliki laporan keuangan. Dalam hal ini, laporan keuangan menjadi bagian penting perusahaan untuk memberikan informasi terkait dengan keuangan perusahaan secara menyeluruh. Laporan keuangan ini akan berhubungan dari apa yang terjadi di dalam perusahaan maupun pengaruh luar.

Pada laporan keuangan juga dilakukan koreksi fiskal. Yaitu suatu kegiatan yang digunakan untuk menghitung pph yang kemudian pelaporan tersebut disesuaikan dengan peraturan dari direktorat pajak.

Pengertian dari Koreksi Fiskal

Perusahaan yang beroperasi di Indonesia tak lepas dari kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan yang disesuaikan dengan peraturan pajak. Inilah yang kemudian dalam sebuah laporan keuangan terjadi selisih atau koreksi yang disebut dengan koreksi secara fiskal. Koreksi ini dilakukan guna mengetahui kesalahan dalam penghitungan pph yang harus disesuaikan dengan standar laporan direktorat pajak.

Perjalanan panjang sebuah perusahaan tidak bisa lepas dari keberadaan laporan keuangan yang berperan penting. Apalagi jika laporan tersebut erat kaitannya dengan kewajiban wajib pajak di Indonesia. Berbagai macam pajak yang berhubungan dengan perusahaan harus ditentukan jumlahnya dengan melihat isi dari laporan keuangan perusahaan.

Kenapa laporan keuangan itu sangat penting? Selain memang menjadi suatu kewajiban sebuah perusahaan, hal tersebut menjadi penyebab yang krusial dalam perjalanan dan reputasi perusahaan yang bisa menilai bagaimana kinerja perusahaan tersebut.

Kemudian dari laporan keuangan juga ditentukan berapa pajak yang dibayar sebuah perusahaan. Perusahaan bisa langsung menyerahkan ke pelayanan pajak secara online atau offline.

Dalam melakukan perhitungan keuangan terjadi laporan komersial yang terdiri dari pemasukan dan pengeluaran perusahaan serta keuntungan. Kemudian akan dilakukan perhitungan rekonsiliasi fiskal. 

Dengan adanya pembayaran pajak yang jelas sebuah perusahaan maka perusahaan wajib membayar pajak. Hal ini rutin dilakukan untuk meningkatkan reputasi sebuah perusahaan di dalam dunia bisnis.

Keberadaan pembayaran pajak ini terjadi didasarkan pada rekonsiliasi fiskal yang ada. Perusahaan melakukan koreksi, serta direktorat pajak menindaklanjuti koreksi tersebut berdasarkan draft yang diajukan perusahaan.

Hal ini terjadi jika muncul penyebab yang ada pada rekonsiliasi fiskal. Yaitu perusahaan melakukan koreksi pada fiskal guna menyempurnakan draf laporan.

Baca juga: Sistem Ekonomi Tradisional: Pengertian, Ciri, Contoh, Kelebihan dan Kekurangannya

Penyebab Terjadinya Koreksi pada Fiskal

Seperti yang telah kita bahas diatas, perusahaan harus selalu melmbuat laporan keuangan bagi perusahaan secara berkala, yang mana sebuah laporan memiliki nilai penting untuk menentukan laba rugi dan penilaian kesehatan keuangan bisnis yang sedang dijalankan.

Dalam melakukan laporan keuangan tersebut tentu timbul koreksi atau rekonsiliasi yang perlu dilakukan. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Tentunya ini bisa berhubungan dengan fiskal dan draf yang harus sesuai dengan peraturan perpajakan.

1. Adanya Perbedaan Tentang Waktu

Dalam melakukan pencatatan keuangan sering terjadi adanya beda pada waktu dalam pemasukan penghasilan. Dalam catatan berbasis kas di periode catatan keuangan yang sudah lampau. Seperti catatan keuangan yang sudah lebih dari satu tahun. Penyebab yang terjadi dengan timbulnya beda waktu ini juga dikarenakan lambatnya penagihan piutang, terjadinya laba yang menyusut.

2. Munculnya Beda Tetap

Pada kemunculan beda tetap yaitu kondisi yang terjadi saat ditemukannya transaksi perusahaan dan transaksi tersebut merupakan standar wajib pajak bagi perusahaan. Misalnya saja terdapat sumbangan untuk perusahaan artinya hal tersebut merupakan penghasilan yang diperoleh.

Maka saat komponen tersebut masuk ke dalam draft laporan keuangan akan menimbulkan perbedaan pada pajak. Saat itulah dibutuhkan koreksi atau rekonsiliasi fiskal.

Adanya penyebab yang terjadi pada rekonsiliasi fiskal tentu menjadikan sebuah laporan keuangan perlu adanya koreksi menyeluruh. Oleh karena itu, dalam penyelesaian laporan keuangan perlu memahami jenis dari koreksi pada fiskal.

Baca juga: Penyebab Inflasi dan Cara Mengatasi Inflasi untuk Bisnis yang Lebih Baik

koreksi fiskal 2

Jenis-Jenis Koreksi Fiskal

Koreksi pada fiskal terdapat dua jenis yang perlu diketahui. Hal ini didasarkan pada laporan keuangan yang nanti akan dilakukan oleh perusahaan. Dalam penyesuaian laporan inilah akan terjadi koreksi yang bisa dilihat dari jenis yang ada.

1. Adanya Koreksi Positif Fiskal yang Dilakukan

Yaitu sebuah koreksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan perbaikan pada catatan penghasilan. Serta terdapat biaya yang memberikan efek pada kenaikan jumlah biaya untuk wajib pajak. Untuk fiskal positif merupakan adanya pembagian laba atau penghasilan. Penghasilan yang didapat pasti akan kena wajib pajak. Inilah beberapa contoh dari fiskal positif.

  • terdapat sanksi administrasi, sanksi tersebut berupa denda.
  • adanya biaya sebagai kepentingan pribadi untuk wajib pajak.
  • pemberian pekerjaan yang menghasilkan imbalan dalam bentuk yang natural.
  • adanya sumbangan serta dana berupa hibah.
  • terdapat premi untuk asuransi kesehatan dwiguna.
  • asuransi untuk beasiswa

2. Perlakuan Koreksi Negatif Pada Fiskal

Dalam memperlakukan koreksi negatif pada fiskal yaitu dengan melakukan perbaikan. Sementara itu hasil yang didapatkan mengurangi jumlah untuk biaya pajak, sehingga akhirnya beban dari biaya pajak terasa lebih ringan oleh wajib pajak.

Contoh dari fiskal negatif yaitu adanya selisih penyusutan yang disebut nominal amortisasi fiskal. Seperti penyusutan aset perusahaan yang dimiliki berupa aset bagunan atau non bangunan. Dengan begitu akan dipilih sesuai macam dan bentuknya pada draft pajak yang akan dilaporkan.

Dengan memahami adanya jenis dari koreksi terhadap fiskal ini. Akhirnya akan sampai pada tujuan yang harus dipahami oleh perusahaan. Tujuan inilah yang juga menentukan laporan keuangan agar layak diberikan kepada dirjen pajak.

Download eBook Panduan dan Template Pembukuan Sederhana dengan Excel untuk Bisnis Kecil

Tujuan dari Koreksi Fiskal

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa koreksi pada fiskal ini dilakukan sebagai suatu kegiatan mengoreksi dan membaca kembali perbaikan draft pajak. Beban pajak sebelum disetorkan akan mengalami rekonsiliasi fiskal terlebih dahulu. Agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam melakukan perhitungan pajak. Berikut ini beberapa tujuan yang bisa didapatkan dalam melakukan rekonsiliasi fiskal.

1. Meneliti Kembali Draft Yang Sudah Dibuat

Koreksi fiskal sangat penting dilakukan setelah laporan keuangan dibuat oleh perusahaan. Teliti kembali draft tersebut sebelum diberikan ke dirjen pajak. Meneliti draft tentu didasarkan data-data yang sudah ada dengan memperhatikan transaksi, lakukan penyesuaian antara penghasilan oleh wajib pajak.

2. Sebagai Alat Untuk Memenuhi Draf Laporan

Dirjen pajak mengeluarkan aturan dan regulasi kepada wajib pajak. Agar draft bisa terpenuhi dengan baik maka perusahaan wajib melakukan rekonsiliasi fiskal untuk melihat ada tidaknya kerancuan pada laporan yang sudah dibuat. Karena jika terjadi kesalahan akibatnya akan terjadi kesalahan hitung untuk nominal pajak.

3. Meminimalisir Adanya Kesalahan Hitung Pajak Dengan Bisnis

Pentingnya koreksi pada fiskal menghindari adanya kesalahan perhitungan pajak, karena dalam bisnis jika ada nominal angka yang salah bisa jadi akan merugikan perusahaan. Oleh karena itu, ketelitian dalam melakukan rekonsiliasi fiskal ini dibutuhkan penyesuain data, transaksi hingga penghasilan yang benar.

Dengan memahami tujuan yang menjadi bagian penting dalam melakukan koreksi untuk fiskal tersebut, maka perusahaan akan memberikan kemudahan kepada dirjen pajak untuk melakukan perhitungan pajak yang sesuai.

Baca juga: Pengertian Kebutuhan Sekunder, Faktor Mempengaruhi dan Contohnya

Kesimpulan

Dalam memahami bagaimana draft laporan keuangan disusun oleh sebuah perusahaan maka harus pula memahami komponen apa saja yang penting dibutuhkan dalam penyusunan tersebut. Sehingga pajak yang diberikan dirjen pajak kemudian dibebankan ke perusahaan, nominal angkanya benar dan sesuai. Dengan begitu terjadi tingkat kelancaran perusahaan dalam membayar pajak dan reputasi perusahaan semakin baik.

Kesulitan dalam pembuatan laporan keuangan dan penghitungan pajak usaha? Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang mengakomodir seluruh kebutuhan bisnis secara optimal, contohnya adalah Accurate Online.

Dengan menggunakan Accurate Online, Anda tidak  hanya mendapatkan solusi proses kemudahan bisnis yang mudah dan cepat. Anda juga bisa melakukan otomasi lebih dari 200 jenis laporan keuangan sampai penghitungan hingga pelaporan pajak badan langsung dari akun Accurate Online Anda. Untuk lebih lengkapnya menggunakan fitur ini, Anda bisa membacanya melalui artikel ini.

Anda juga bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

accurate fokus pengembangan

ekonomikeuanganbanner
Promo AOL ResolusiJadiAksi
Ibnu
Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia

Artikel Terkait