Pengertian Kredit Mikro Lengkap dan Tips untuk Mendapatkannya
Dalam dunia usaha atau bisnis sering kita dengar istilah Kredit Mikro, namun apakah kita sudah tahu apa yang dimaksud dengan Kredit Mikro dan bagaimana cara mendapatkannya?
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 14/22/PBI/2012 yang kemudian direvisi pada Peraturan Bank Indonesia No. 17/12/PBI/2015,
Kredit Usaha Mikro atau yang sering disebut dengan Kredit Mikro adalah kredit atau pinjaman modal yang diberikan kepada pelaku usaha yang termasuk ke dalam kategori Usaha Mikro, Usaha Kecil, atau Usaha Menengah.
Sebelum kita bahas lebih jauh mengenai Kredit Mikro dan tips untuk mendapatkannya, mari kita bahas secara detail tentang Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah.
Panduan ini dibuat agar tidak salah paham dan salah tafsir tentang Kredit Mikro sehingga kita bisa menerapkan tips-tipsnya dengan benar dan tidak menemui kesulitan yang berarti saat di lapangan nanti.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan, yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Daftar Isi
Perbedaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Untuk mempermudah pemahaman kita dalam membedakannya, berikut kriterianya:
1. Usaha Mikro
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)
2. Usaha Kecil
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampaidengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyarlima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Bank Indonesia mewajibkan Bank Umum untuk memberikan kredit atau pembiayaan pada ketiga jenis usaha tersebut diatas dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh masing-masing bank.
Jika Anda sedang menjalani suatu usaha dan usaha tersebut memiliki kriteria salah satu jenis usaha di atas, dan Anda merasa membutuhkan suntikan modal untuk mengembangkan bisnis Anda.
Maka Anda dapat mengajukan pembiayaan atau Kredit Mikro pada salah satu Bank yang menjadi pilihan Anda.
Biaya sewa modal atau yang sering disebut dengan bagi hasil atau bunga yang ditawarkan pada pembiayaan ini sangat murah bila dibandingkan dengan jenis pembiayaan lain yang ada di bank ataupun lembaga keuangan lainnya.
Namun tidak semua usaha akan memperoleh pembiayaan ini dari bank, hanya usaha yang menurut bank memiliki standar kredibilitas mumpuni yang akan mendapatkan.
Sebelum mengajukan kredit mikro sebaiknya pelajari dulu langkah-langkah dan syarat yang dibutuhkan serta tipsnya agar pengajuan Anda tidak sia-sia.
Baca juga: Apa Itu Kredit Usaha Rakyat (KUR)? Ini Pengertian dan Jenisnya.
Tips Mendapatkan Kredit Mikro
Sebelum mengajukan Kredit Mikro pada perbankan sebaiknya pahami dulu syarat-syaratnya karena ini berkaitan dengan layak atau tidaknya suatu usaha menerima pinjaman dari bank.
Secara umum syarat pengajuan Kredit Mikro adalah:
- Usaha yang dijalankan adalah usaha yang layak, menjanjikan dalam jangka panjang, walaupun usahanya kecil tapi resiko kerugiannya rendah.
- Telah menjalankan usahanya secara aktif minimal selama 6 bulan, ini dibuktikan dengan surat keterangan usaha dari kelurahan atau kepala desa setempat.
- Tidak sedang dalam proses penerimaan kredit dari perbankan lain kecuali kredit konsumtif seperti KKB, Kartu Kredit, dan KPR.
- Persyaratan administrasi berupa KTP, Kartu Keluarga, dan surat keterangan usaha dari kelurahan atau kepala desa.
- Pada umumnya Bank akan meminta jaminan berupa BPKB kendaraan atau sertifikat tanah namun ada juga bank yang tidak meminta jaminan.
Baca juga: Mengenal 8 Fungsi NPWP dan Risiko Tidak Memilikinya
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengajukan Kredit
1. Kredibilitas atau Nama Baik
Setelah melengkapi persyaratan, pihak bank akan melakukan BI Cheking atau pengecekan identitas Anda dan Istri bila Anda sudah menikah.
Ini yang paling utama bagi bank karena bank akan melihat seberapa besar risiko Anda akan gagal bayar.
Bila Anda memiliki riwayat tidak baik atau kredit macet dalam suatu pinjaman tertentu dibank atau di lembaga keuangan lainnya yang terkoneksi dengan Bank Indonesia maka pengajuan Anda akan lebih sulit diterima.
Jadi bila Anda mengalami hal seperti ini maka carilah orang lain untuk mengatasnamakan pengajuan Anda, namun bila tidak maka ajukan atas nama Anda sendiri.
2. Kredibilitas Usaha
Usaha yang Anda jalankan akan mempengaruhi kemungkinan pimjaman Anda akan diterima, pihak bank akan menaksir penghasilan usaha Anda setiap bulan.
Usaha yang paling diutamakan adalah usaha yang memiliki fisik dan banyak peminatnya seperti minimarket, toko bangunan, dan toko yang menjual kebutuhan sehari-hari karena usaha ini memiliki risiko kecil.
Jenis Usaha ini juga yang akan menentukan besarnya pinjaman yang akan didapatkan.
Baca juga : Ingin Kembangkan Bisnis? Ini 8 Cara Terbaik Mencari Investor Bagi Bisnis
3. Pastikan Usaha Anda Memiliki Pembukuan
Hal terpenting yang akan membantu Anda mendapatkan kredit mikro bagi pengembangan usaha Anda adalah dengan memiliki laporan keuangan usaha.
Dengan begitu, pihak Bank bisa dengan mudah mempertimbangkan ajuan pinjaman Anda berdasarkan data keuangan bisnis.
Catatlah setiap transaksi, simpan bukti, dan buat laporan keuangan setiap bulan secara faktual sesuai data real perusahaan. Dengan begitu Anda bisa membuat usaha Anda lebih profitable dimata pemberi pinjaman.
Jika Anda kesulitan melakukan pembukuan manual dan tidak begitu mengerti akuntansi, Anda bisa mencoba menggunakan tools yang mudah digunakan, fitur sesuai kebutuhan bisnis, dan dengan harga terjangkau seperti Software Akuntansi dan Bisnis Accurate Online.
4. Jaminan
Selain jenis usaha, jaminan menjadi hal penting yang perlu diperhatikan, bila jenis usaha Anda lumayan besar seperti percetakan baner.
Toko bangunan dan usaha yang memiliki kemampuan serupa dapat dimaksimalkan sampai 200 juta, bila jaminannya berupa sertifikat tanah.
Bila jaminan berupa BPKB mobil atau 2 BPKB motor kemungkinan hanya 50 juta , sedangkan untuk jaminan 1 BPKB motor normalnya 20-25 juta saja dengan catatan setiap bank memiliki penilaian yang berbeda.
Baca juga : Tips Mengajukan Pinjaman Dana ke Bank untuk Kembangkan Bisnis
5. Pilih Bank yang Tepat
Biasanya bank memilih nasabah lama dibandingkan nasabah baru, jadi pilihlah bank yang sebelumnya Anda telah menabung disana karena nasabah lama akan lebih diprioritaskan apalagi bila transaksinya selama ini besar.
6. Perhatikan Siapa Suveyor Anda
Meminta kontak surveyor untuk memantau pengajuan Anda, terkadang surveyor lebih memprioritaskan nasabah lama dan yang jaraknya dekat.
Jika sampai 1 minggu Anda belum di survey Anda biasa menghubunginya agar pengajuan Anda cepat diproses.
7. Perlakukan Surveyor dengan Sopan
Tips terakhir adalah perlakukan surveyor dengan baik dan sopan, kunci terakhir adalah memperlakukan surveyor dengan baik dan sopan.
Bisa dengan memberi minum dan bicaralah dengan sopan dan merendah, jangan menyinggung surveyor karena bagaimanapun surveyor yang bertanggungjawab atas laporan akhir dari kelayakan Anda mendapat pembiayaan atau tidak.
Baca juga: Apa itu Manajemen Piutang? Ini Pengertian dan Manfaatnya untuk Perusahaan!
Penutup
Semua tips diatas berdasarkan pengalaman setelah beberapa kali menerima kredit mikro dari Bank.
Perhatikan juga hal apa yang harus Anda kembangkan pada bisnis Anda untuk meraih keuntungan yang signifikan setelah pinjaman Anda berhasil di approved.
Jangan sampai setelah Anda mendapatkan pinjaman, Anda malah tidak mengetahui langkah apa yang harus Anda ambil untuk memberdayakan dana yang Anda terima dan akan menyebabkan kredit macet serta kerugian bagi bisnis Anda.
Lakukan pencatatan keuangan dengan rapih setelah mendapat pinjaman dana, Anda dapat menggunakan software akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, mudah digunakan, dan juga menjamin keamanan data Anda, contohnya adalah Accurate Online.
Jika Anda tertarik mencoba Accurate Online, Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari melalui klik gambar di bawah!