Pengertian Price to Sales Ratio dan Cara Mudah Menghitungnya
Berdasarkan laman Investopedia, P/S atau price to sales ratio adalah rasio valuasi yang di dalamnya membandingkan harga saham perusahaan dengan pendapatan yang diperolehnya.
Rasio ini adalah indikator nilai yang ditempatkan oleh pasar keuangan dalam setiap rupiah dari penjualan ataupun dari pendapatan perusahaan.
Price to sales ratio ini bisa dihitung dengan cara membagi total penjualan perusahaan selama beberapa periode tertentu yang umumnya 12 bulan atau dengan basis per share, yakni dengan membagi harga saham dengan sales per share.
Nah, untuk mengetahui lebih dalam tentang price to sales ratio, kami sudah merangkumnya di bawah ini.
Daftar Isi
Pengertian Rasio Price to Sales
Sama seperti rasio yang lainnya, price to sales ratio paling relevan bila membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam industri yang sama. Nilai rasio yang rendah kemungkinan besar menggambarkan bahwa harga saham perusahaan tersebut sedang undervalued, sedangkan rasio yang terlampau tinggi melebihi rata-rata kemungkinan besar sedang overvaluation.
Umumnya, periode 12 bulan akan digunakan untuk penjualan dalam rasio price to sales ratio atau yang paling baru digunakan adalah tahun fiskal. Harga price to sales ratio adalah salah satu cara yang paling mudah untuk memahami valuasi dari sebuah perusahaan.
Angka ini akan mampu membantu investor untuk mengetahui berapa harga sebenarnya yang mereka bayarkan untuk sebuah perusahaan.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hal utama yang ingin dicapai dalam kegiatan operasional perusahaan adalah memperoleh pendapatan dari adanya penjualan barang dan jasa.
Nah, price to sales ratio akan memberikan valuasi dengan berdasarkan kegiatan operasional perusahaan tanpa harus melakukan penyesuaian akuntansi lainnya.
Price to sales ratio juga akan membantu perusahaan baru atau perusahaan startup dengan pendapatan bersih nol untuk membuat valuasi pada berbagai aset yang mereka miliki.
Price to sales ratio yang rendah akan dianggap optimal karena menggambarkan perusahaan sedang overvalued. Tapi, rasio tersebut juga harus dipertimbangkan dari sudut pandang industri dan juga sejarahnya.
Terlebih lagi bila price to sales ratio ini digunakan dalam membaca peluang investasi. Oleh karena itu, hal ini harus bisa dilihat dari berbagai aspek perusahaan, yang akan membantu mereka dalam mengidentifikasi berbagai masalah tersembunyi yang tidak bisa ditemukan hanya dengan cara melihat hasil secara individual saja.
Beberapa hal yang harus dipahami terkait price to sales ratio adalah sebagai berikut:
- Price to sales ratio adalah alat valuasi dan analisis utama dalam menunjukkan seberapa banyak harga yang mau dibayarkan oleh para investor untuk setiap rupiah saham.
- Umumnya, price to sales ratio dihitung dengan cara membagi harga saham dengan menghitung sales per share.
- Rasio yang rendah akan menggambarkan bahwa saham perusahaan tersebut sedang undervalued, sedangkan rasio yang lebih tinggi daripada rata-rata menggambarkan bahwa saham perusahaan tersebut sedang overvalued.
- Salah satu kelemahan yang terdapat pada rasio ini adalah tidak bisa menghitung atau mempertimbangan apakah perusahaan akan bisa memperoleh pendapatan ataukah tidak.
- Price to sales ratio bisa digunakan oleh perusahaan startup atau perusahaan yang baru dibentuk dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, tapi belum bisa menghasilkan laba maupun pendapatan.
- Price to sales ratio bisa menjadi alat yang efektif dalam mengukur perusahaan yang mempunyai pendapatan negatif dalam kurun periode waktu tertentu, tapi mempunyai potensi untuk terus berkembang.
Baca juga: Apa itu Saham Outstanding Shares? Ini Pengertian dan 8 Jenis Saham Lainnya
Cara Menghitung Rasio Price to Sales
Untuk menghitung price to sales ratio, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini:
Rasio Price to Share = Harga Saham / Total Penjualan
Nilai total penjualan dan total angka penjualan bisa ditemukan dalam laporan laba rugi perusahaan, tepatnya dalam catatan di dalam dokumen tersebut.
Di dalam laporan laba rugi perusahaan, angka penjualan yang dicantumkan akan terbagi menjadi tiga bagian, yakni 12 bulan terakhir, 12 bulan ke depan, dan juga 12 bulan ke belakang.
Sama halnya seperti metrik keuangan lainnya, nilai price to sales ratio bisa berubah setiap hari, untuk itu sangat penting sekali untuk selalu menentukan waktu valuasi sebelum menghitungnya.
Price to sales ratio bukanlah valuasi aktual dari suatu perusahaan, namun valuasi yang akan diharapkan lalu digunakan untuk bisa memahami valuasi yang sebenarnya, dan dibandingkan dengan valuasi dari perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama.
Baca juga: Apa itu Saham Treasuri? Ini Pengertian dan Contoh Sederhananya
Batasan Rasio Price to Sales
Perlu Anda ketahui bahwa price to sales ratio pn mempunyai batasan ataupun kelemahan tertentu.
Contohnya, nilai price to sales ratio berbeda dalam setiap industri dan kebanyakan sangat sulit untuk membandingkan perusahaan yang bergerak dalam industri yang berbeda.
Perusahaan yang bergerak dalam industri yang berbeda tentunya akan mempunyai pendapatan yang juga berbeda, untuk itu tidak bisa dibandingkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Misalnya saja pada perusahaan teknologi dan perusahaan layanan yang mempunyai pendapatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan yang bergerak dalam sektor industri. Untuk itu, kedua jenis industri perusahaan ini tidak bisa dibandingkan.
Pendapatan suatu perusahaan juga menjadi metrik yang sangat penting untuk melihat kondisi keuangan perusahaan. Memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tentunya menjadi tujuan terbesar untuk setiap perusahaan.
Jika perusahaan terus mengalami perkembangan tapi tidak mampu menghasilkan keuntungan dalam kurun waktu yang lama, maka investor yang sudah menanamkan sahamnya sudah tidak akan bisa memperoleh keuntungan yang signifikan. Nah, price to sales ratio tidak mampu menghitung faktor tersebut.
Selain itu, rasio ini juga tidak bisa memberikan informasi terkait biaya ataupun profitabilitas perusahaan. Untuk itu, setiap investor tidak boleh bergantung dengan price to sales ratio dan harus bisa menggunakan rasio keuangan lainnya.
Baca juga: Pengertian Ekonomi Manajerial, Cakupan, Fungsi dan Tujuannya
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa price to sales ratio akan mengukur penilaian relatif pada suatu perusahaan atas pendapatannya.
Dua indikator yang bisa digunakan untuk bisa mengukur price to sales ratio adalah kapitalisasi pasar dan juga pendapatan penjualan.
Angka yang diperoleh dari perusahaan ini akan sangat berguna untuk mengevaluasi perusahaan, baik itu pada perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi atau untuk perusahaan tanpa adanya profitabilitas, seperti pada perusahaan rintisan.
Oleh karena itu, price to sales ratio harus digunakan sesuai dengan rasio profitabilitas agar bisa melihat gambaran terkait kondisi keuangan perusahaan secara akurat.
Nah untuk Anda para pemilik perusahaan, Anda bisa menjaga kondisi keuangan perusahaan dengan menggunakan bantuan teknologi terkini, yakni dengan menggunakan Accurate Online.
Kenapa? Karena software akuntansi dan bisnis ini telah terbukti #lebihbaik dalam membantu lebih dari 500 ribu pebisnis di Indonesia. Aplikasi ini akan menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis dan akurat, membantu Anda mengelola persediaan, melakukan penjualan, dan masih banyak lagi.
Ayo buktikan sendiri keunggulan dan manfaat dari Accurate Online dengan mencobanya secara gratis selama 30 hari melalui tautan gambar dibawah ini.