Poin penting
- Biaya tenaga kerja adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempertahankan tenaga kerjanya.
- Komponen biaya tenaga kerja meliputi gaji dan upah pokok, upah lembur, tunjangan, bonus dan komisi, asuransi serta BPJS, pajak penghasilan, biaya pelatihan, dan biaya perekrutan.
- Akuntansi biaya tenaga kerja mengatur cara perhitungan dan pencatatan gaji serta upah, mulai dari pengumpulan data jam kerja hingga pembuatan jurnal akuntansi.
Biaya tenaga kerja adalah salah satu biaya konversi yang terdapat pada sisi biaya overhead pabrik yang merupakan salah satu biaya yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi bahan yang siap jual.
Selain itu, biaya tenaga kerja juga adalah salah satu komponen biaya yang paling besar dalam operasional perusahaan. Untuk itu, harus dikelola secara baik dan benar.
Nah, pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara lebih lengkap tentang biaya tenaga kerja dan cara menghitungnya di dunia akuntansi.
Pengertian biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempertahankan tenaga kerjanya.
Hal ini mencakup gaji pokok, upah, lembur, bonus, tunjangan, pelatihan, asuransi, dan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan.
Dalam konteks akuntansi biaya, penting memahami batasan serta klasifikasi biaya tenaga kerja agar dapat mengelola dan mencatatnya secara akurat.
Umumnya, biaya tenaga kerja dibagi menjadi dua kategori utama:
- Biaya tenaga kerja langsung, yaitu biaya yang terkait langsung dengan karyawan yang mengerjakan produk atau layanan utama.
- Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu biaya untuk karyawan pendukung seperti bagian administrasi, keamanan, atau pemeliharaan.
Pemahaman klasifikasi ini memudahkan perusahaan dalam melakukan analisis biaya dan pengambilan keputusan yang lebih baik terkait efisiensi tenaga kerja.
Baca juga:Â Biaya Bahan Baku: Pengertian dan Perbedaannya Dengan Biaya Tenaga Kerja
Komponen biaya tenaga kerja
Dalam perhitungan biaya tenaga kerja, tidak hanya gaji pokok yang perlu dipertimbangkan.
Terdapat beberapa komponen lainnya yang berperan penting dalam total pengeluaran perusahaan untuk mendukung dan mempertahankan karyawannya.
Berikut penjelasan lengkap mengenai setiap komponen utama biaya tenaga kerja:
1. Gaji dan upah
Gaji dan upah adalah dasar utama kompensasi yang diterima karyawan, kedua hal ini biasanya dibayarkan secara rutin (bulanan atau mingguan) sesuai posisi dan tingkat jabatan.
Gaji umumnya mengacu pada kompensasi pekerja tetap, sedangkan upah lebih sering digunakan untuk pekerja harian atau kontrak.
2. Upah lembur
Perusahaan harus membayar upah tambahan kepada karyawan yang bekerja di luar jam kerja standar yang telah diatur sesuai peraturan ketenagakerjaan.
Upah lembur ini dihitung berdasarkan waktu tambahan yang telah dikerjakan, biasanya dengan tarif lebih tinggi daripada tarif normal.
3. Tunjangan
Tunjangan adalah manfaat tambahan di luar gaji pokok yang diberikan untuk mendorong kesejahteraan karyawan.
Contohnya tunjangan makan, transportasi, perumahan, kesehatan, hingga tunjangan hari raya.
Tunjangan ini dapat berbeda-beda tergantung kebijakan perusahaan dan posisi karyawan.
4. Bonus dan komisi
Bonus adalah imbalan tambahan yang diberikan karena kinerja karyawan melampaui target atau sebagai bentuk apresiasi pada momen tertentu, seperti akhir tahun.
Komisi biasanya diberikan kepada karyawan bagian penjualan, dihitung berdasarkan besaran pencapaian atau nilai transaksi yang diperoleh.
5. Asuransi dan BPJS
Perusahaan juga menanggung biaya asuransi kesehatan, asuransi jiwa, atau kepesertaan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sebagai perlindungan bagi karyawan jika terjadi risiko kesehatan atau kecelakaan kerja.
Pembayaran ini bisa sepenuhnya ditanggung perusahaan atau sebagian dipotong dari gaji karyawan.
6. Pajak penghasilan (PPh 21)
Pajak penghasilan karyawan (PPh 21) merupakan kewajiban yang biasanya dipotong langsung dari gaji bulanan oleh perusahaan.
Namun, perusahaan sebagai pemberi kerja juga harus memastikan pemenuhan dan pelaporan pajak tersebut sesuai aturan perpajakan.
7. Biaya pelatihan
Pengembangan keterampilan dan peningkatan kompetensi karyawan memerlukan investasi, baik melalui pelatihan internal, seminar, workshop, maupun kursus tertentu.
Biaya pelatihan menjadi komponen penting agar karyawan terus berkembang dan produktivitas meningkat.
8. Biaya perekrutan
Rekrutmen karyawan baru tidak hanya melibatkan iklan lowongan tetapi juga seleksi administrasi, wawancara, asesmen, bahkan biaya medical check up awal.
Semua tahapan ini akan menjadi bagian dari total biaya tenaga kerja yang dikeluarkan perusahaan.
Baca juga:Â Struktur Biaya: Pengertian Lengkap, Contoh dan Fungsinya
Akuntansi biaya tenaga kerjaÂ
Biaya tenaga kerja terbagi menjadi tiga golongan utama, yaitu gaji dan upah reguler, premi lembur dan biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja.
Cara perhitungan gaji dan upah karyawan
Untuk menghitung upah, perusahaan mengalikan tarif upah dengan jumlah jam kerja setiap karyawan dalam periode tertentu.
Data waktu kerja biasanya dihimpun dari dua dokumen utama, yaitu kartu hadir dan kartu jam kerja.
- Kartu hadir mencatat jam kedatangan dan jam pulang dari setiap karyawan, sehingga perusahaan tahu total jam kerja reguler dan kelebihan jam kerja (lembur) setiap hari.
- Kartu jam kerja digunakan terutama di perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung pada masing-masing produk atau pesanan.
Setelah dikumpulkan, data ini digunakan untuk menghitung total gaji dan upah setiap karyawan, baik harian, mingguan, atau bulanan.
Baca juga:Â Cara Membuat dan Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Cara pencatatan jurnal gaji dan upah karyawan
Terdapat empat tahap pencatatan biaya gaji dan upah, yaitu:
-
Tahap pertama
Setelah daftar gaji dan upah disusun berdasarkan kartu hadir dan kartu jam kerja, perusahaan membuat rekapitulasi untuk membagi total biaya ke dalam kategori produksi, administrasi, umum, dan pemasaran.
Upah karyawan pabrik juga diklasifikasikan menjadi tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
Jurnal yang biasa dibuat pada tahap ini:
Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Rp xxx [Debit]
Biaya Overhead Pabrik Rp xxx [Debit]
Biaya Administrasi dan Umum Rp xxx [Debit]
Biaya Pemasaran Rp xxx [Debit]
Gaji dan Upah Rp xxx          [Kredit]
-
Tahap kedua
Berdasarkan daftar gaji dan upah ini, lalu bagian keuangan bisa membuat bukti kas keluar dan cek untuk pengambilan uang dan bank.
Nah, berdasarkan bukti kas keluar tersebut, maka bagian akuntansi perusahaan bisa membuat jurnal seperti di bawah ini.
 Gaji dan Upah Rp xxx [Debit]
Utang PPh Karyawan Rp xxx      [Kredit]
Utang Gaji dan Upah Rp xxx     [Kredit]
-
Tahap ketiga
Setelah cek berhasil dicairkan ke bank, maka uang gaji dan upah selanjutnya ditempatkan pada amplop gaji dan upah pada tiap karyawan.
Upah gaji tersebut lalu diberikan oleh juru bayar pada tiap karyawan yang memang berhak.
Setiap karyawan selanjutnya memberikan tanda tangan pada daftar gaji dan upah sebagai bukti bahwa dirinya sudah menerima gaji senilai yang tercantum.
Setelah itu, bagian akuntansi membuat jurnal seperti dibawah ini:
Utang Gaji dan Upah Rp xxx [Debit]
Kas Rp xxx          [Kredit]
-
Tahap Terakhir
Penyetoran pajak penghasilan karyawan ke kas negara selanjutnya harus dijurnal oleh bagian akuntansi seperti dibawah ini.
Utang PPh Karyawan Rp xxx [Debit]
Kas Rp xxx       [Kredit]
Baca juga:Â Pengertian Biaya Langsung dan Bedanya dengan Biaya Tidak Langsung
Kesimpulan
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu komponen terbesar dalam operasional perusahaan, terutama di bidang manufaktur.
Mulai dari gaji pokok, upah lembur, tunjangan, hingga biaya pelatihan dan perekrutan, semuanya berpengaruh pada efisiensi dan perencanaan anggaran perusahaan.
Penting bagi perusahaan untuk memahami klasifikasi, komponen utama, serta cara pencatatan biaya tenaga kerja agar laporan keuangan lebih akurat dan transparan.
Proses ini juga membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang lebih bijak dan meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.
Agar pengelolaan dan pencatatan biaya tenaga kerja Anda semakin mudah dan terintegrasi, gunakan Accurate Online sebagai solusi software akuntansi yang lengkap, praktis, dan bisa diakses kapan saja.
Software akuntansi ini sudah dipercaya oleh lebih dari ratusan ribu pebisnis di Indonesia karena banyaknya fitur yang mampu membantu kegiatan bisnis mereka.
Beberapa fitur seperti fitur rekonsiliasi bank, fitur persediaan, fitur, penjualan dan fitur lainnya.
Coba Accurate Online GRATIS selama 30 hari dan rasakan langsung manfaatnya untuk bisnis Anda! Klik banner di bawah!