Pengertian ROA (Return On Assets): Fungsi, Keunggulan dan Cara Menghitungnya
Dilansir dari laman resmi Investopedia, Pengertian ROA atau Return On Assets adalah salah satu jenis rasio profitabilitas yang mampu menilai kemampuan perusahaan dalam hal memperoleh laba dari aktiva yang digunakan.
ROA akan menilai kemampuan perusahaan berdasarkan penghasilan keuntungan masa lampau agar bisa dimanfaatkan pada masa atau periode selanjutnya.
Dalam hal ini, assets atau aktiva adalah seluruh harta perusahaan yang didapatkan dari modal sendiri ataupun modal dari pihak luar yang sudah dikonversi oleh perusahan menjadi berbagai aktiva perusahaan agar perusahaan bisa tetap hidup.
ROA digunakan untuk bisa mengevaluasi apakah pihak manajemen sudah mendapatkan imbalan yang sesuai berdasarkan aset yang sudah dimilikinya.
Rasio tersebut adalah suatu nilai yang sangat berguna bila seseorang ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah menggunakan dananya.
Untuk itu, ROA sering digunakan oleh pihak manajemen teratas untuk bisa mengevaluasi berbagai unit bisnis dalam suatu perusahaan multinasional.
Daftar Isi
Pengertian Return on Asset (ROA) Menurut Ahli
-
Eduardus Tandelilin
Eduardus Tandelilin mengatakan bahwa pengertian ROA adalah suatu alat yang digunakan untuk menilai sejauh mana kemampuan berbagai aset yang dimiliki perusahaan untuk bisa menghasilkan laba.
-
Kasmir
Kasmir berpendapat bahwa pengertian ROA adalah suatu rasio yang menilai hasil atas suatu jumlah aktiva yang digunakan dalam suatu perusahaan.
-
Fahmi
Fahmi mengatakan bahwa pengertian ROA adalah alat yang digunakan untuk melihat sejauh apa investasi yang sudah diberikan mampu memberikan keuntungan yang sesuai dengan apa yang diharapkan dan nilai investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan ataupun ditempatkan.
-
Horne dan Wachowicz
Kedunya menjelaskan bahwa pengertian ROA adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur efektivitas secara keseluruhan dalam hal penghasilan laba melalui aktiva yang sudah tersedia.
-
Bambang Riyanto
Bambang Riyanto berpendapat bahwa pengertian ROA adalah kemampuan modal yang diinvestasikan dalam nilai aktiva secara keseluruhan untuk bisa menghasilkan keuntungan neto sesudah pajak
-
Sawir
Sawir mengatakan bahwa pengertian ROA adalah suatu rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan manajemen perusahaan dalam mendapatkan laba secara menyeluruh.
Semakin besar nilai ROA pada suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang mampu diraih oleh perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dalam hal pemanfaatan asetnya.
Baca juga: Rasio Profitabilitas: Pengertian, Manfaat, Jenis dan Cara Penghitungannya
Rumus Return on Assets (ROA)
Berikut adalah rumus dan cara menghitung ROA:
Rumus ROA = (Net Income / Total Asset) x 100%
- Net income merupakan total pendapatan dikurangi total biaya dan beban perusahaan dalam periode tertentu.
- Total aset mencakup semua aset yang dimiliki oleh perusahaan, termasuk aset lancar dan aset tetap.
Contoh Cara Menghitung ROA Perusahaan
Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki net income sebesar 100.000.000 dan total assets sebesar 1.000.000.000 maka ROA-nya adalah:
ROA = (100.000.000/1.000.000.000) x 100% = 10%
Ini berarti perusahaan tersebut menghasilkan laba sebesar 10% dari total asetnya.
Semakin tinggi persentase ROA, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba.
Pastikan penghitungan dilakukan dengan akurat agar memberikan hasil yang bermanfaat. Hemat waktu penghitungan rasio keuangan bisnis Anda dengan Aplikasi Akuntansi.
Gunakan Aplikasi Akuntansi untuk memudahkan Anda dalam mengetahui nilai rasio keuangan dengan mudah dan akurat.
Dengan Fitur Laporan Keuangan, seluruh rasio keuangan bisnis dapat Anda ketahui dan bandingkan secara langsung dan real-time.
Baca juga: Cara Mudah Menghitung Seluruh Rasio Keuangan dengan Aplikasi Akuntansi
Fungsi Return On Assets (ROA)
Menurut Munawir (dikutip dari Jurnal Ilmu Manajemen karya Rendi Wijaya) menjelaskan ada banyak fungsi dari analisis ROA. berikut adalah penjelasannya:
1. Mengukur Efisiensi Perusahaan
Karena sifatnya menyeluruh, maka jika suatu perusahaan sudah melakukan kegiatan akuntansi yang baik, maka pihak manajemen bisa mengukur efisiensi dengan menggunakan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan dengan analisis ROA.
Analisa ROA juga bisa dimanfaatkan untuk menilai efisiensi berbagai kegiatan yang dilakukan oleh divisi lain dengan mengalokasikan seluruh biaya dan modal ke dalam bagian terkait.
2. Mengetahui Rasio Industri
Dengan melakukan analisa ROA, maka perusahaan bisa membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan kompetitor lain.
Sehingga bisa didapatkan analisa bahwa perusahaannya berada dibawah, diatas, atau sama dengan kompetitornya. Dengan begitu, dapat diketahuiw kelemahan dan kekuatan perusahaannya.
3. Mengukur Profitabilitas
Analisa ROA juga bisa digunakan untuk mengukur profitabilitas dari setiap produk yang dibuat oleh perusahaan dengan memanfaatkan product cost system yang tepat.
Modal dan biaya nantinya bisa dialokasikan kepada berbagai produk yang mampu diproduksi oleh perusahaan, sehingga akan bisa dihitung tingkat profitabilitas dari setiap produk.
4. Perencanaan Bisnis
ROA juga berguna untuk kegiatan perencanaan perusahaan. Sebagai contoh, ROA bisa digunakan untuk dasar pengambilan keputusan perusahaan yang hendak melakukan kegiatan ekspansi.
Baca juga: Gross Profit Margin: Pengertian, Rumus, Fungsi dan Contohnya
Keunggulan Return On Assets (ROA)
Masih dalam penjelasan oleh Munawir, diketahui terdapat 2 keunggulan utama dari ROA.
1. ROA mampu memperbandingkan rasio industri.
Dengan begitu, akan diketahui posisi setiap perusahaan atas suatu industri dan hal tersebut sangat penting dalam perencanaan strategi.
2. ROA mampu mengukur efisiensi penggunaan modal secara menyeluruh.
Kelemahan Return On Asset (ROA)
Munawir dalam bukunya juga menjelaskan bahwa ROA memiliki dua kelemahan utama.
Pertama, ROA sangat dipengaruhi oleh cara depresiasi aktiva tetap.
Kedua, di dalam ROA terkandung ROA yang cukup tinggi, khususnya dalam kondisi inflasi. ROA juga akan cenderung lebih tinggi karena penyesuaian harga jual. Sementara itu, beberapa komponen biaya masih dinilai dengan suatu harga distorsi.
Baca juga: Net Profit Margin: Pengertian, Formula, dan Bedanya Gross Profit Margin
Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Assets (ROA)
Kasmir berpendapat bahwa ROA terdapat hal utama yang mempengaruhi ROA, yaitu margin laba bersih dan perputaran total aktiva karena jika ROA rendah bisa juga disebabkan oleh rendahnya margin laba yang mengakibatkan rendahnya margin laba bersih yang juga diakibatkan oleh minimnya perputaran total aktiva.
Munawir juga berpendapat bahwa besaran ROA juga dipengaruhi oleh dua faktor.
Pertama, adanya tingkat perputaran aktiva yang dimanfaatkan dari untung operasi.
Kedua, profit margin yang besarnya keuntungan dicatat dalam persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini akan mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang selanjutnya dihubungkan dengan tingkat penjualan
Sementara profitabilitas adalah rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba, maka ROA adalah salah satu rasio profitabilitas tersebut. Berikut ini adalah faktor lain yang mampu mempengaruhi ROA:
1. Perputaran Kas (Cash Turnover)
Tingkat efisiensi yang diperoleh pihak perusahaan dalam usaha hal mendayagunakan suatu persedian kas yang ada guna mewujudkan tujuan perusahaan bisa diketahui dengan menghitung tingkat perputaran kas.
Kasmir menjelaskan bahwa rasio perputaran kas atau cash turnover ini berguna untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar suatu tagihan dan membiayai proses penjualan perusahaan.
Sederhananya, rasio ini dimanfaatkan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas guna membayar tagihan utang serta biaya lainnya yang berhubungan dengan penjualan.
2. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Untuk mengukur tingkat keberhasilan kebijakan penjualan kredit pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut bisa melihat tingkat perputaran piutangnya.
Sawir menjelaskan bahwa Receivable Turnover bisa digunakan untuk mengukur berapa lama suatu penagihan piutang dalam kurun waktu satu periode atau berapa kali dana yang mampu ditanam dalam piutang tersebut berputar dalam kurun waktu satu tahun.
Tinggi atau rendahnya perputaran piutang tersebut tergantung pada besar atau kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Perputaran modal yang cepat menandakan modal yang kembali dengan cepat.
3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Persediaan adalah suatu unsur dari aktiva lancar yang masih tergolong unsur aktif dalam kegiatan perusahaan yang didapatkan secara kontinyu, diubah dan lalu dijual ke konsumen.
Diperlukan adanya perputaran persediaan yang baik untuk mempercepat pengembalian kas melalui penjualan.
Kasmir menjelaskan bahwa perputaran persediaan dimanfaatkan untuk menali berapa banyaknya uang yang disetorkan dalam persediaan yang berputar dalam kurun waktu satu tahun.
Pada dasarnya, perputaran persediaan akan memudahkan atau memperlancar operasi perusahaan yang harus dilakukan berturut-turut untuk membuat barang dan menyalurkannya kepada para pelanggan.
Jumlah modal yang diperlukan akan semakin rendah jika tingkat perputaran persediaannya tinggi.
Baca juga: Pengertian Lengkap Return On Equity dan Rumusnya
Pertanyaan Umum Seputar ROA
Apakah semakin tinggi nilai ROA semakin bagus?
Sebuah nilai ROA yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa perusahaan menggunakan asetnya dengan efisien untuk menghasilkan laba.
Namun, dalam beberapa kasus, ROA yang sangat tinggi juga dapat menjadi tanda dari risiko yang lebih tinggi, seperti utang yang tinggi atau aset yang terlalu sedikit.
Apakah ROA sama dengan Profitabilitas?
Keduanya memiliki perbedaan dalam cakupan dan interpretasi.
ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aset yang dimiliki. ROA memperhitungkan pendapatan bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan total aset yang dimiliki.
Sementara, profitabilitas adalah konsep yang lebih luas yang mencakup berbagai rasio dan metrik yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Mencakup ROA, Return on Equity (ROE), gross profit margin, net profit margin, dan lain-lain.
Apa Perbedaan ROA dan ROE?
Perbedaan utama antara ROA dan ROE terletak pada sumber pendanaan yang mereka gunakan sebagai pembagi dalam rumusnya. ROA menggunakan total aset, sementara ROE menggunakan total ekuitas.
Hal ini membuat ROE lebih fokus pada kinerja perusahaan dari sudut pandang pemegang saham, sementara ROA lebih umum digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aset secara keseluruhan.
Baca juga: Mengetahui Secara Lengkap Harga Pokok Pesanan
Penutup
Itulah penjelasan lengkap tentang pengertian ROA beserta fungsi, keunggulan, dan cara menghitungnya. Anda akan lebih mudah lagi dalam melakukan perhitungan ROA jika menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.
Dengan menggunakan aplikasi akuntansi ini, maka Anda akan lebih mudah dalam melakukan berbagai proses akuntansi, mulai dari laporan arus kas hingga laporan keuangan.
Accurate Online juga akan memudahkan Anda dalam melakukan berbagai proses akuntansi yang rumit. Jadi, Anda bisa mencatat seluruh transaksi laporan keuangan Anda dengan cepat.
Selain itu, anda juga bisa mengelola stok barang, aset perusahaan, sampai dengan mengelola utang-piutang perusahaan secara instan.
Accurate Online juga mampu memudahkan Anda dalam memantau keuangan Anda kapanpun dan dimanapun secara cepat dan mudah.
Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: