Komisi adalah bentuk imbalan atau upah yang diberikan kepada sales atas penjualan yang berhasil mereka lakukan.
Istilah komisi tentu sudah tidak asing di dunia penjualan. Namun, bagi yang baru terjun ke bidang ini, mungkin masih bingung soal arti, jenis, dan cara pencatatannya.
Komisi umumnya dihitung dalam persentase dari nilai penjualan dan berbeda dengan bonus atau insentif.
Komisi tak hanya memotivasi kinerja, tapi juga jadi bagian penting dalam strategi bisnis dan pencatatan keuangan.
Lalu, bagaimana cara kerjanya? Apa saja jenis-jenisnya? Dan bagaimana cara mencatat komisi dengan benar di laporan keuangan?Temukan jawabannya lengkap dalam artikel ini.
Daftar Isi
Apa itu Komisi?
Pengertian komisi adalah pendapatan yang diterima oleh karyawan tersebut dalam bentuk fisik ataupun non fisik saat performa kerja karyawan mampu mencapai keuntungan yang sudah ditargetkan oleh perusahaan.
Biasanya, kompensasi yang diterima oleh karyawan adalah dalam bentuk uang tunai dan komisi tersebut wajib dicatat di dalam laporan keuangan perusahaan.
Semakin banyak sales yang berhasil mencapai target penjualan, maka komisi yang mereka akan terima juga akan semakin besar.
Sebagai contoh, jika seorang sales mendapatkan komisi 5% dari setiap penjualan, maka saat ia berhasil menjual produk senilai Rp10.000.000, ia akan menerima komisi sebesar Rp500.000.
Skema ini mendorong motivasi karena penghasilan mereka secara langsung bergantung pada performa penjualan.
Baca juga: 9 Struktur Komisi Penjualan dan Tips Memilihnya untuk Bisnis Anda
Jenis-jenis Komisi
Setiap perusahaan memiliki peraturan dan kebijakannya masing-masing dalam memberikan komisi pada karyawan yang bekerja sebagai sales.
Nah, beberapa jenis dari komisi penjualan adalah sebagai berikut:
1. Straight Commission
Di dalam jenis komisi straight commission ini, biasanya komisi akan diberikan sebanyak 100%, itu artinya sales akan hanya mendapatkan penghasilan dari apa yang sudah berhasil mereka jual saja.
Jenis komisi ini bisa ditetapkan oleh perusahaan yang tidak menerapkan gaji pokok pada karyawan sales-nya.
Jadi, penghasilan yang harus diterima oleh karyawan jadi tidak menentu dan bisa menimbulkan persaingan dagang yang sengit.
2. Gaji Pokok dan Komisi
Umumnya, komisi jenis ini diterapkan oleh perusahaan yang menetapkan gaji pokok dengan komisi setiap penjualan yang berhasil dilakukan oleh sales per bulannya.
Jika performa sales menurun atau kurang baik, sales akan tetap mendapatkan gaji pokok meskipun mereka tidak akan mendapatkan komisi penjualan.
Pun begitu juga sebaliknya, saat sales berhasil mencapai target penjualan, maka mereka akan mendapatkan gaji pokok dan komisi penjualan.
3. Tiered Commision
Tiered commission adalah komisi yang mempunyai tingkatan persentase yang berbeda-beda.
Semakin banyak target pencapaian penjualan yang sudah diusahakan oleh sales, maka komisi penjualan yang bisa didapatkan pun akan semakin besar.
Tujuan dari adanya jenis tier komisi ini adalah agar bisa mendorong karyawan agar bisa mencapai target penjualan, sehingga karyawan bisa mencari strategi yang jitu ataupun menerapkan kreatifitas yang unik dalam kegiatan penjualannya.
4. Revenue Commission
Revenue commission adalah jenis komisi yang memberikan beberapa persen penjualan dari apa yang sudah dilakukan oleh karyawan sales.
Misalnya, seorang sales menjual suatu produk yang memiliki revenue senilai 150 juta rupiah, nah perusahaan memberikan persentase komisi sebesar 10% dari hasil penjualan.
Maka, sales tersebut berhak mendapatkan komisi sebesar 15 juta rupiah, yang mana hasil tersebut merupakan 10% dari nilai penjualan.
Baca juga: Insentif: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya
5. Gross Margin Commission
Gross margin commission memiliki karakteristik yang hampir sama dengan revenue commission.
Hanya saja, di dalamnya terdapat total profit dari penjualan yang sudah diusahakan oleh sales.
Contohnya, seorang sales berhasil menjual produk yang berharga 2 juta rupiah, harga pokok dari barang tersebut adalah 1,5 juta rupiah.
Untuk itu, komisi yang akan didapat oleh sales tersebut adalah 500 ribu rupiah.
6. Commission Draw
Jenis komisi yang satu ini umumnya akan menjamin pembayaran komisi sales di setiap bulannya, yang mana komisi ini bisa didapatkan dalam sebulan akan lebih sedikit daripada jumlah yang sudah ditetapkan.
Contohnya, jaminan komisi yang didapat oleh seorang sales adalah 4 juta rupiah, lalu pada bulan Maret komisi yang bisa didapat sales tersebut adalah 2,5 juta rupiah.
Dalam hal ini, maka sales tersebut akan mendapatkan tambahan sebesar 1,5 juta rupiah, yakni selisih dari 4 juta rupiah yang dikurangi dengan 2,5 juta rupiah.
7. Base Rate Only
Jenis komisi base rate only sudah jarang digunakan oleh berbagai perusahaan.
Di dalamnya, sales akan mendapatkan bayaran per jam bila ada penjualan yang berhasil mereka upayakan.
Penerapan jenis komisi ini tidak bisa membuat karyawan termotivasi untuk melakukan penjualan.
Baca juga: Kompensasi Perusahaan: Pengertian, Bentuk, Jenis, Tujuan
Cara Mencatat Komisi
Setelah mengetahui pengertian sebenarnya dari komisi dan jenis-jenis dari komisi, maka Anda harus mengetahui cara menghitung komisi. Agar lebih mudah, silahkan simak contoh soalnya di bawah ini:
Pada tanggal 10 Mei 2021, katakanlah Mawar yang bekerja di PT ABC berhasil menjual produk perusahaan seharga 10 juta rupiah.
PT ABC menerapkan komisi sebesar 10% dari hasil penjualan yang sudah diupayakan oleh Mawar. Lantas, bagaimana cara mencatatnya?
Diketahui:
Komisi = Rp.10.000.000 x 10% = Rp1.000.000
Pencatatan Pembukuan dari PT ABC:
- Penjualan Barang (D) Pendapatan Rp10.000.000(K) Penjualan Barang Rp10.000.000
- Komisi untuk Mawar (D) Biaya Komisi Rp1.000.000(K) Kas Rp1.000.000
Pencatatan Pihak Mawar (sales):
(D) Kas Rp1.000.000
(K) Pendapatan Komisi Rp1.000.000
Setiap sales tentunya harus memiliki motivasi yang tinggi agar mereka berhasil mendapatkan dan mencapai target penjualannya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pebisnis untuk memotivasi karyawan agar bisa berusaha sebaik mungkin dalam melakukan penjualan produk adalah dengan memberikan komisi penjualan.
Dengan begitu, maka perusahaan bisa meningkatkan penjualan dan mendapatkan omset atau keuntungan yang besar.
Perbedaan Komisi, Insentif, dan Bonus
Komisi, insentif, dan bonus sering dianggap serupa, padahal ketiganya memiliki perbedaan fungsi.
Komisi diberikan berdasarkan hasil langsung, biasanya persentase dari penjualan, sehingga cocok untuk tenaga penjual.
Insentif bersifat memotivasi dan diberikan saat karyawan mencapai target tertentu, bisa berupa uang atau hadiah.
Sementara itu, bonus adalah bentuk apresiasi atas kontribusi karyawan, biasanya diberikan secara berkala seperti di akhir tahun atau saat perusahaan meraih keuntungan besar.
Ketiganya bertujuan untuk menghargai kinerja, tapi cara dan waktu pemberiannya berbeda.
Baca juga: Bonus Adalah: Ini Pengertian dan Perbedaannya Dengan Insentif
Penutup
Demikianlah penjelasan singkat dari kami tentang apa itu komisi, jenis komisi dan cara pencatatannya di dalam pembukuan.
Sebagai seorang pebisnis, tentunya Anda harus melakukan seluruh hal tersebut, mulai dari mencatat penjualan, sampai memproses pembayaran komisi penjualan produk pada karyawan sales atau pihak luar lainnya yang turut serta membantu penjualan perusahaan.
Nah, untuk membantu Anda dalam mencatat penjualan hingga membuat laporan keuangan, Anda bisa menggunakan Accurate Online.
Accurate Online adalah aplikasi bisnis dan akuntansi online yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi cloud computing berbasis website. Aplikasi ini juga sudah dilengkapi dengan sistem keamanan tingkat tinggi.
Sehingga, Anda bisa menggunakan aplikasi ini tanpa perlu menginstal ataupun memperbaikinya.
Anda juga bisa menggunakannya secara nyaman di mana saja dan kapan saja Anda perlukan tanpa perlu mengkhawatirkan keamanan data penting perusahaan Anda.
Accurate juga sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam menyediakan aplikasi bisnis dan akuntansi.
Bahkan, kini Accurate Online sudah dipercaya oleh lebih dari ratusan ribu pebisnis di Indonesia dan sudah berhasil meraih penghargaan TOP Brand.
Dengan menggunakan Accurate Online, setiap transaksi akan tercatat secara otomatis dan Anda bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara mudah, cepat dan juga akurat. Sehingga, Anda bisa membuat keputusan bisnis yang lebih tepat.
Selain itu, di dalamnya juga sudah dilengkapi dengan fitur dan modul yang luar biasa lengkap untuk membantu Anda dalam meningkatkan efisiensi bisnis, seperti fitur penjualan, pembelian, persediaan, perpajakan, multi cabang, cost and profit center dan masih banyak lagi.
Lebih menariknya lagi, Anda bisa menikmati seluruh kelebihan dan fitur bisnis yang luar biasa di dalamnya dengan hanya mengeluarkan biaya investasi sebesar 200 ribuan saja perbulannya.
Masih ragu dengan Accurate Online? Tenang, Anda bisa mencoba seluruh fitur di dalamnya secara gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini sekarang juga.







