Akuisisi Bisnis Adalah: Pengertian, Tujuan, Klasifikasi, dan Contohnya
Akuisisi bisnis adalah istilah yang sering kali terdengar dalam dunia perusahaan dan ekonomi. Bagi perusahaan besar atau investor, akuisisi dapat menjadi strategi pertumbuhan yang kuat.
Sementara bagi perusahaan yang akan diakuisisi bisnisnya, itu bisa menjadi momen penting dalam perjalanan bisnis mereka.
Kita akan memulai dengan menjelaskan pengertian akuisisi bisnis, dan mengapa hal ini menjadi bagian penting dalam strategi pertumbuhan dan pengembangan perusahaan.
Kami akan membahas tujuan di balik akuisisi, berbagai klasifikasi yang mungkin terjadi, serta memberikan contoh nyata dari dunia bisnis.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang akuisisi, Anda akan dapat menggali lebih dalam bagaimana konsep ini memengaruhi perusahaan, investor, dan pasar secara keseluruhan.
Daftar Isi
Pengertian Akuisisi dalam Bisnis
Dikutip dari IDX Channel, Akuisisi ini merupakan langkah strategis untuk ekspansi bisnis dengan menguasai perusahaan atau entitas bisnis lain melalui pembelian saham.
Berbeda dengan merger yang prosesnya menggabungkan dua perusahaan menjadi satu, pada praktik akuisisi bisnis, dua perusahaan tetap berdiri sendiri.
Hanya saja, kepemilikan yang berubah dari pemilik lama kepada pemilik baru.
Dengan demikian, pengertian akuisisi bisnis adalah mengambil alih kepemilikan suatu perusahaan dari perusahaan lain.
Pengambilalihan itu dapat berupa kepemilikan saham maupun aset.
Definisi akuisisi ini memiliki benang merah sesuai definisi akuisisi oleh sejumlah pakar.
Sebagai contoh Michael A. Hitt menyebut akuisisi bisnis adalah mendapatkan perusahaan lain lewat cara pembelian saham sebuah perusahaan.
Begitupun Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) mengartikan akuisisi sebagai cara mengambil alih kepemilikan sebuah perusahaan yang dilakukan oleh pengakuisisi (acquirer).
Hal itu yang membuat berubahnya kendali sebuah perusahaan kepada pemilik yang baru.
Setelah memahami apa definisi akuisisi di atas, apa sebetulnya manfaat atau tujuan akuisisi tersebut? mari kita lanjut pembahasanya di bawah.
Baca juga : Merger Perusahaan: Jenis, Tujuan, Manfaat, Risiko
Langkah-langkah dan Proses Akuisisi Perusahaan
Proses akuisisi perusahaan di Indonesia melibatkan beberapa tahapan penting yang harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Berikut adalah tahapan umum dalam proses akuisisi:
1. Identifikasi Target Akuisisi
Perusahaan yang ingin melakukan akuisisi (acquirer) pertama-tama mengidentifikasi perusahaan target yang sesuai dengan tujuan strategis mereka.
Proses ini melibatkan penelitian dan analisis mendalam untuk menemukan perusahaan yang potensial.
2. Negosiasi Awal dan Surat Niat (Letter of Intent)
Setelah target diidentifikasi, acquirer mengadakan diskusi awal dan negosiasi dengan pemilik atau manajemen target.
Jika kedua belah pihak mencapai kesepakatan awal, mereka biasanya menandatangani Surat Niat (Letter of Intent atau LOI), yang menguraikan niat untuk melanjutkan proses akuisisi dan menentukan syarat-syarat dasar dari transaksi tersebut.
3. Due Diligence
Tahap due diligence adalah proses pemeriksaan menyeluruh terhadap perusahaan target untuk menilai aset, kewajiban, keuangan, operasional, hukum, dan aspek lain yang relevan.
Proses ini membantu acquirer untuk memahami kondisi sebenarnya dari perusahaan target dan mengidentifikasi potensi risiko atau masalah yang mungkin ada.
4. Penilaian dan Penetapan Harga
Berdasarkan hasil due diligence, acquirer dan target melakukan penilaian untuk menentukan nilai perusahaan target.
Penetapan harga akhir bisa dilakukan melalui berbagai metode penilaian, seperti analisis aliran kas diskonto, perbandingan industri, atau aset bersih.
5. Negosiasi dan Penyusunan Perjanjian Akuisisi
Setelah penilaian selesai, kedua belah pihak melanjutkan negosiasi untuk menyepakati syarat dan ketentuan akhir dari transaksi akuisisi.
Hal ini termasuk struktur transaksi, harga pembelian, pembayaran, dan kewajiban pasca-akuisisi. Perjanjian Akuisisi kemudian disusun dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
6. Persetujuan Regulator
Akuisisi perusahaan di Indonesia mungkin memerlukan persetujuan dari berbagai otoritas regulasi, tergantung pada industri dan ukuran transaksi.
Misalnya, jika perusahaan target adalah perusahaan terbuka, persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mungkin diperlukan.
Jika transaksi melibatkan penggabungan usaha besar, persetujuan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga bisa diperlukan.
7. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Jika perusahaan target adalah perusahaan terbuka, proses akuisisi mungkin memerlukan persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pemegang saham harus diberitahu dan memiliki kesempatan untuk memberikan suara mereka mengenai akuisisi yang diusulkan.
8. Pelaksanaan Transaksi
Setelah mendapatkan semua persetujuan yang diperlukan, transaksi akuisisi dapat dilaksanakan.
Ini termasuk transfer aset, saham, atau properti lainnya sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian akuisisi.
9. Integrasi Pasca-Akuisisi
Setelah transaksi selesai, acquirer perlu melakukan integrasi perusahaan target ke dalam operasional mereka.
Hal ini melibatkan penyesuaian sistem, proses, budaya perusahaan, dan pengelolaan sumber daya manusia untuk memastikan sinergi dan efektivitas operasi setelah akuisisi.
10. Pelaporan dan Kepatuhan
Setelah akuisisi, perusahaan harus memastikan kepatuhan terhadap semua regulasi yang berlaku dan melaporkan transaksi tersebut kepada otoritas yang relevan sesuai dengan ketentuan hukum di Indonesia.
Proses akuisisi ini harus dilakukan dengan cermat dan strategis untuk memastikan bahwa tujuan bisnis tercapai dan potensi risiko dapat diminimalkan.
Tujuan Akuisisi Bisnis
Pebisnis atau perusahaan selalu melakukan langkah strategis untuk menumbuh-kembangkan perusahaan maupun bisnis yang dimilikinya.
Akuisisi merupakan salah satu cara yang sering dilakukan. Tujuan dilakukannya akuisisi dalam bisnis adalah:
1. Meningkatkan Pangsa Pasar
Jika perusahaan A memiliki pangsa pasar yang cukup besar, kemudian perusahaan B melakukan akuisisi terhadap perusahaan A, maka sama halnya perusahaan B dapat memperluas pangsa pasar secara lebih cepat.
Dibanding misalnya membuat perusahaan baru, langkah akuisisi ini bisa mempercepat tujuan yang diinginkan tersebut.
2. Meningkatkan Keuntungan Perusahaan
Perusahaan yang melakukan akuisisi bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan di masa mendatang.
Langkah strategis melakukan akuisisi terhadap perusahaan potensial, memungkinkan untuk mewudjukan keinginan tersebut.
3. Menguatkan Dominasi Pasar
Jika perusahaan A dan B memiliki pasar yang sama, kemudian perusahaan A mencaplok perusahaan B melalui jalur akuisisi, maka secara langsung hal ini semakin meneguhkan dominasi pasar perusahaan A.
Jika sebelumnya misal penguasaan pasar perusahaan A hanya 30 persen, dengan adanya akuisisi ini, market share mereka akan meningkat.
4. Menguatkan Bisnis Inti
Umumnya akuisisi bisnis bertujuan untuk menguatkan core business (bisnis utama) perusahaan.
Hal itulah yang menjadi alasan dalam melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain, terutama yang memiliki pangsa pasar yang sama.
Baca juga : Mengenal Lebih Jauh Pasal Pph 23 dan Hubungannya Bagi Bisnis Anda
Jenis dan Klasifikasi Akuisisi dalam Bisnis
Ada beragam jenis klasifikasi akuisisi bisnis. Berikut ini ragamnya.
A. Berdasar Objek Akuisisi
Ditinjau dari objek akuisisi, berikut ini klasifikasi akuisisi bisnis.
1. Akuisisi Saham
Akuisisi saham merupakan akuisisi melalui pembelian saham perusahaan. Dalam hal ini, pembeli hanya memiliki penguasaan secara saham saja.
2. Akuisisi Aset
Jenis akuisisi lainnya adalah akuisisi aset. Pada akuisisi ini dilakukan pembelian aset perusahaan.
B. Berdasar Jenis Usaha
Dilihat dari perusahaan yang menjadi target akuisisi, klasifikasi sebagai berikut:
1. Akuisisi horizontal.
Akuisisi horizontal adalah melakukan pengambilalihan perusahaan yang memiliki lini bisnis yang sama. Dengan begitu, tujuan akuisisi ini untuk meningkatkan penguasaan pangsa pasar.
2. Akuisisi Vertikal
Akuisisi vertikal merupakan akuisisi untuk mengambil alih perusahaan yang memiliki keterkaitan usaha.
Sebagai contoh, perusahaan A yang bergerak di bidang produksi tekstil mengakuisisi perusahaan B yang bergerak di bidang logistik.
Harapannya dengan akuisisi tersebut proses distribusi barang akan lebih lancar.
3. Akuisisi Lain
Akuisisi lainnya adalah yang pengambilalihan yang sama sekali tidak terkait dengan perusahan. Sebagai contoh, perusahaan sepatu mengakuisisi perusahaan kelapa sawit.
Kedua perusahaan tersebut memiliki lingkup bisnis yang berbeda. Tujuan akuisisi ini adalah untuk memperkuat portofolio perusahaan.
Baca juga : Tips Mengajukan Pinjaman Dana ke Bank untuk Kembangkan Bisnis
Contoh Akuisisi Bisnis
Ada banyak contoh akuisisi bisnis yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri. Di bidang teknologi misalnya, Facebook mengakuisisi Whatsapp pada 2014 lalu dengan nilai USD $19 milyar.
Contoh lainnya adalah Western Digital yang mengakuisisi Sandisk dengan nilai USD $19 milyar. Di dalam negeri, contohnya ada BCA yang sudah resmi mengakuisisi Rabobank pada Desember 2019 lalu.
Salah satu contoh akuisisi bisnis yang terkenal di Indonesia adalah akuisisi oleh PT Unilever Indonesia Tbk. atas PT Ades Alfindo Putrasetia, yang merupakan salah satu produsen air minum dalam kemasan (AMDK) terkemuka di Indonesia. Akuisisi ini terjadi pada tahun 2006.
Pada saat itu, PT Unilever Indonesia Tbk., anak perusahaan dari Unilever, perusahaan konsumen terkemuka dunia, memutuskan untuk memperluas portofolio bisnis mereka dengan mengakuisisi PT Ades Alfindo Putrasetia.
PT Ades Alfindo dikenal atas merek air minum dalam kemasan “Ades,” yang telah menjadi salah satu merek terkemuka di pasar AMDK di Indonesia.
Akuisisi ini memungkinkan Unilever untuk memasuki pasar AMDK yang berkembang pesat di Indonesia dan mendapatkan akses ke merek yang sudah dikenal dengan baik.
Dengan mengintegrasikan bisnis Ades ke dalam operasi Unilever Indonesia, perusahaan dapat memperluas portofolio produknya, termasuk minuman non-karbonasi, dan memanfaatkan infrastruktur distribusi yang sudah ada.
Menarik memang menyaksikan beragam langkah strategis yang dilakukan perusahaan untuk menguatkan maupun memperluas bisnis yang digelutinya.
Baca juga: PT (Perseroan Terbatas): Pengertian PT, Jenis, Ciri-ciri, dan Unsurnya
Penutup
Perlu diingat bahwa akuisisi bukanlah langkah yang diambil secara sembrono. Sebuah akuisisi yang sukses memerlukan analisis dan perencanaan yang matang, serta pemahaman yang dalam tentang risiko dan manfaat yang terkait.
Semua pihak yang terlibat dalam akuisisi, baik pembeli maupun penjual, harus mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari tindakan tersebut.
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, akuisisi bisnis akan terus menjadi topik yang menarik dan relevan. Ini adalah langkah strategis yang sering digunakan untuk mencapai pertumbuhan yang cepat dan perluasan bisnis.
Dengan memahami konsep ini secara mendalam, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola portofolio mereka, sementara investor dapat menilai peluang investasi dengan lebih baik.
Jika Anda berencana melakukan akuisisi perusahaan atau perusahaan Anda ingin di akuisisi oleh perusahaan besar.
Anda perlu memerhatikan laporan keuangan bisnis Anda. Karena laporan keuangan adalah indikator baik atau tidaknya kesehatan keuangan pada bisnis terkait.
Untuk memudahkan dan meminimalisir kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan, Anda bisa mencoba menggunakan tools yang mudah dioperasikan dan memiliki fitur lengkap seperti Software Akuntansi dan Bisnis Accurate Online.
Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari ratusan ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis.
Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah!