Berbagai Contoh Pencucian Uang Di Indonesia

oleh | Sep 6, 2022

source envato.

Berbagai Contoh Pencucian Uang Di Indonesia

Beberapa tahun yang lalu, negara kita pernah dihebohkan dengan seseorang yang bernama Dimas Kanjeng yang melakukan kegiatan pencucian uang dengan jumlah yang sangat banyak. Kegiatan yang Dimas Kanjeng lakukan adalah salah satu contoh pencucian uang yang berpotensi merugikan negara.

Selain Dimas Kanjeng yang melakukan kegiatan pencucian uang, masih ada banyak lagi pihak yang melakukannya. Hal tersebut terjadi karena pelaksanaan hukum yang masih lemah dalam berbagai sektor.

Nah, berbagai contoh kasus pencucian uang di Indonesia lainnya bisa Anda temukan dengan membaca artikel di bawah ini hingga selesai.

Contoh Pencucian Uang yang Pernah terjadi di Indonesia

1. “Mencuci” Uang Lewat Banyak Nama di Bank

Tidak diketahui apa yang salah dengan sistem penamaan bank, tapi terkait nama ini menjadi salah satu hal yang paling rawan dalam tindak kegiatan pencucian uang.

Contoh pencucian uang dalam hal nama ini umumnya dilakukan dengan cara membuat rekening bank dengan dua atau lebih nama, yang mana semakin banyak rekening bank yang telah dibuat, maka akan semakin lancar juga kegiatan pencucian uang bisa dilakukan.

Terkait pembuatan rekening palsu ini, beberapa dari kita biasanya akan berpikir bahwa salah satu rekening yang dibuat oleh pelaku pencucian uang adalah rekening normal yang biasa pelaku tersebut gunakan sehari-hari.

Padahal, kasus pencucian uang melalui meminjam banyak nama ini tidak bisa dilakukan semudah itu. Bahkan bisa jadi, seluruh rekening tersebut digunakan untuk saling mencuci uang.

Cara yang paling umum dilakukan oleh pelaku adalah memindahkan berbagai deposito fiktifnya dari rekening yang satu ke rekening yang lainnya. Lalu, mereka akan membuat seperti tempat penyimpanan palsu untuk menyembunyikan transaksi antar rekening.

Cara lainnya yang biasa dilakukan adalah menggunakan transaksi valuta asing atau berbagai dokumen seperti letter of credit. Biasanya, cara ini sering digunakan oleh pelaku yang mempunyai rekening bank fiktif dari luar negeri.

Berbagai kegiatan transaksi dengan memanfaatkan dua nama atau lebih bank ini pada akhirnya akan membuat uang tersebut lari entah kemana, sehingga uang yang sudah dilarikan pelaku tersebut ini bisa dilakukan semaunya. Sehingga, penggunaan dengan dua atau lebih pada rekening yang berbeda tapi tetap satu akan membuat seorang pelaku jadi sukses dalam melakukan kegiatan money laundry.

Baca juga: Nilai Waktu dari Uang: Pengertian dan cara Menghitungnya

2. Modus Transaksi Online Fiktif

Di antara seluruh transaksi yang ada, kegiatan transaksi online adalah kegiatan transaksi yang paling rentan dengan kegiatan pencucian uang. Lemahnya kegiatan pengamanan transaksi online seperti e-commerce membuat kegiatan pencucian uang melalui kegiatan transaksi fiktif menjadi sangat mudah untuk bisa dilakukan.

Setiap pelaku pencucian yang yang pintar akan menggunakan kesempatan dalam membaca kebutuhan pasar online, seperti misalnya pada situs belanja online yang memiliki produk laris pakaian, pelaku pencucian uang akan membuat iklan tiruan dari penjual asli pakaian tersebut.

Masih berhubungan dengan rekening bank, bisa saja pelaku pencucian uang mengaku bahwa dirinya masih satu saudara dengan penjual aslinya. Agar bisa lebih meyakinkan, saat akun media sosialnya ditanya, nantinya Anda akan menemukan penjual asli tersebut terhubung dengan dengan status kakak, adik, atau lain sebagainya.

3. Memanfaatkan Struktur Direksi dan Aspek Perpajakan Perusahaan

Jika dikaitkan dengan kegiatan kriminalitas, kejahatan tentang pencucian uang ini hampir selalu merupakan kejahatan dengan tingkatan yang rumit. Akan semakin rumit lagi jika perusahaan tersebut terbagi lagi di dalam dan juga di luar negeri.

Kita yang sudah lebih dulu akrab dengan dunia kerja ini tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah jajaran direksi dan juga perpajakan, karena keduanya seringkali menjadi persoalan utama perusahaan yang sedang atau selalu melakukan ekspansi.

Dalam kegiatan pencucian uang, pihak jajaran direksi dan aspek perpajakan adalah dua aspek yang paling rentan terkena kegiatan pencucian uang.

Baca juga: Money Laundry: Pengertian, Modus, dan Ciri-cirinya

Penutup

Ketiga contoh pencucian yang di atas adalah contoh pencucian yang yang paling parah terjadi. Walaupun kegiatan pencucian ini sering dikaitkan dengan individu, tapi perusahaan yang sudah terlegalisir pun nyatanya bisa melakukan kegiatan pencucian uang secara lebih lihai dan cerdik jika dibandingkan dengan perseorangan.

Untuk itu, sangat penting sekali bagi kita untuk bisa meningkatkan kehati-hatian dalam kegiatan tindakan pencucian uang seperti ini. Kegiatan ini pun bisa saja dilakukan oleh tim finance di perusahaan Anda. Oleh karenanya, Anda juga harus memiliki akses terhadap kegiatan keuangan di perusahaan Anda.

Nah, solusi yang bisa memudahkan Anda untuk mengelola keuangan perusahaan secara lebih transparan adalah dengan menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online.

Accurate Online adalah aplikasi yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi Cloud Computing berbasis website. Aplikasi ini pun didesain dengan tampilan dashboard yang sederhana dan mudah digunakan. Buktinya, aplikasi ini sudah dipercaya oleh ratusan ribu pebisnis di Indonesia dan telah mendapatkan penghargaan TOP Brand Award sejak tahun 2016.

Dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis, cepat dan akurat.

Selain itu, aplikasi ini juga akan memudahkan Anda dalam melakukan kegiatan penjualan dan pembelian, mengelola persediaan barang di gudang, menyelesaikan administrasi perpajakan, dan masih banyak lagi.

Lebih menariknya lagi, seluruh keunggulan dan fitur luar biasa dari Accurate Online bisa Anda nikmati dengan biaya investasi yang sangat terjangkau, yakni sebesar 200 ribuan saja perbulannya. Bahkan, Anda bisa mencobanya lebih dulu selama 30 hari gratis melalui banner di bawah ini.

ekonomikeuanganbanner
Promo AOL ResolusiJadiAksi
Ibnu
Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia

Artikel Terkait