Pengertian Inflasi Berat dan 8 Cara Efektif Mengatasinya

oleh | Nov 24, 2023

source envato.

Pengertian Inflasi Berat dan 8 Cara Efektif Mengatasinya

Inflasi berat, sebuah isu ekonomi yang tak pernah luput dari sorotan masyarakat, menjadi topik yang semakin mendalam dan relevan dalam pembahasan ekonomi global. Dalam lingkup ekonomi suatu negara, inflasi berat adalah fenomena yang dapat berdampak luas pada kehidupan sehari-hari masyarakat.

Ketidakstabilan harga barang dan jasa, yang sering kali disebabkan oleh inflasi yang tinggi, dapat menghancurkan daya beli rakyat, merusak stabilitas ekonomi, serta menciptakan berbagai tantangan bagi pemerintah dan pelaku bisnis.

Inflasi berat menjadi perhatian serius bagi para pengamat ekonomi, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum, seiring dengan potensi dampak negatifnya yang beragam.

Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari bersama tentang apa itu inflasi berat, faktor-faktor penyebabnya, serta upaya-upaya yang dapat diambil untuk mengatasi dan mengendalikan dampak buruknya.

Dalam konteks kondisi ekonomi saat ini, pemahaman yang lebih mendalam mengenai inflasi berat menjadi sangat penting dalam menyusun strategi ekonomi yang efektif serta melindungi kestabilan finansial masyarakat. Untuk itu, baca terus artikel tentang inflasi berat di bawah ini hingga selesai.

Pengertian Inflasi Berat

Pengertian Inflasi Berat

ilustrasi inflasi berat. source envato

Berdasarkan laman Investopedia, hyperinflation atau inflasi berat adalah kondisi di mana tingkat inflasi, yaitu kenaikan umum dalam harga barang dan jasa, mencapai tingkat yang sangat tinggi dan tidak terkendali dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi yang tinggi dalam jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan dampak negatif yang signifikan pada masyarakat dan ekonomi suatu negara.

Dampak dari inflasi berat biasanya adalah sebagai berikut:

  • Penurunan daya beli: Hyperinflation mengakibatkan penurunan daya beli uang, sehingga masyarakat akan memerlukan lebih banyak uang untuk membeli barang dan jasa yang sama.
  • Ketidakpastian ekonomi: Tingkat inflasi yang tinggi menciptakan ketidakpastian dalam perekonomian karena harga-harga terus berfluktuasi, sulit untuk merencanakan investasi, dan berisiko bagi pelaku bisnis.
  • Penurunan tabungan: Nilai uang yang disimpan dalam bentuk tabungan atau investasi dapat terkikis akibat hyperinflation.
  • Ketidakstabilan sosial: Inflasi berat dapat memicu ketidakpuasan masyarakat, protes, dan kerusuhan sosial jika tidak ditangani dengan baik.
  • Kesulitan dalam perencanaan bisnis: Para pelaku bisnis akan menghadapi kesulitan dalam merencanakan produksi, harga, dan persediaan karena fluktuasi harga yang ekstrem.

Inflasi berat biasanya disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi, seperti kebijakan moneter yang kurang efektif, defisit anggaran yang tinggi, peningkatan permintaan berlebihan, dan faktor-faktor eksternal seperti lonjakan harga minyak bumi atau faktor geopolitik.

Upaya untuk mengendalikan hyperinflation melibatkan langkah-langkah kebijakan ekonomi yang ketat, seperti menaikkan suku bunga, mengendalikan pertumbuhan uang beredar, dan melakukan reformasi struktural untuk mengurangi tekanan inflasi.

Baca juga: Pengertian Domestic Inflation dan Bedanya dengan Imported Inflation

Faktor Penyebab Inflasi Berat

Faktor Penyebab Inflasi Berat

ilustrasi inflasi berat. source envato

Inflasi berat dapat disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi dan non-ekonomi. Beberapa faktor utama yang dapat memicu inflasi berat meliputi:

1. Meningkatnya Peredaran Uang

Jika jumlah uang yang beredar dalam perekonomian meningkat secara signifikan lebih cepat daripada pertumbuhan barang dan jasa yang tersedia, maka ini dapat menciptakan tekanan inflasi.

Faktor-faktor seperti pencetakan uang berlebihan oleh bank sentral atau peningkatan kredit bank kepada masyarakat dan perusahaan dapat menyebabkan pertumbuhan uang beredar yang tinggi.

2. Kenaikan Harga Bahan Bakar

Kenaikan harga minyak bumi dan bahan bakar lainnya dapat berdampak langsung pada biaya produksi dan transportasi, yang kemudian dapat meningkatkan harga barang dan jasa secara umum.

3. Permintaan Berlebihan

Ketika permintaan konsumen dan investasi melebihi kapasitas produksi ekonomi, produsen mungkin merasa bisa menaikkan harga barang mereka. Ini dikenal sebagai inflasi permintaan.

4. Biaya Produksi yang Meningkat

Jika biaya produksi, seperti biaya tenaga kerja atau bahan baku, meningkat dengan cepat, produsen mungkin cenderung menaikkan harga barang dan jasa mereka untuk mengatasi peningkatan biaya ini.

5. Kebijakan Moneter yang Tidak Efektif

Ketidakmampuan bank sentral dalam mengimplementasikan kebijakan moneter yang efektif untuk mengendalikan pertumbuhan uang beredar dan dapat menyebabkan hyperinflation.

6. Faktor Eksternal

Peristiwa-peristiwa di luar kendali suatu negara, seperti krisis energi global, konflik geopolitik, atau gangguan pasokan barang, juga dapat memicu terjadinya hyperinflation.

7. Expectations (Harapan)

Jika masyarakat dan pelaku ekonomi mengharapkan inflasi yang tinggi di masa depan, ini bisa menciptakan siklus di mana mereka mulai menyesuaikan harga dan gaji mereka dengan ekspektasi tersebut, yang pada gilirannya dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi.

8. Faktor-faktor Struktural

Perubahan struktural dalam perekonomian, seperti perubahan dalam peraturan, kebijakan, atau perubahan dalam pasar tenaga kerja, juga dapat mempengaruhi tingkat inflasi.

Inflasi berat biasanya merupakan hasil dari gabungan beberapa faktor di atas dan dapat menjadi permasalahan ekonomi yang serius. Pemerintah dan bank sentral biasanya berusaha untuk mengendalikan hyperinflation dengan kebijakan moneter, fiskal, dan struktural yang tepat untuk mengurangi tekanan inflasi dan memulihkan stabilitas harga.

Baca juga: Pengertian Imported Inflation dan 7 Dampak Besarnya Bagi Perekonomian

Contoh Inflasi Berat

Contoh Inflasi Berat

ilustrasi inflasi berat. source envato

Inflasi berat adalah kondisi di mana tingkat inflasi mencapai tingkat yang sangat tinggi, sering kali dengan angka puluhan hingga ratusan persen per tahun. Contoh hyperinflation dalam sejarah adalah sebagai berikut:

1. Krisis Inflasi Zimbabwe (2007-2008)

Zimbabwe mengalami salah satu contoh hyperinflation paling ekstrem dalam sejarah modern. Pada puncaknya, inflasi harian bisa mencapai lebih dari 89,7 sekstilion persen (lebih dari satu triliun persen) pada bulan November 2008.

Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor termasuk kebijakan ekonomi yang buruk, pencetakan uang berlebihan, dan masalah politik yang melanda negara tersebut.

2. Krisis Inflasi Jerman (1920-1923)

Krisis inflasi Jerman selama periode pasca-Perang Dunia I adalah salah satu hyperinflation paling terkenal dalam sejarah. Pada tahun 1923, inflasi harian bisa mencapai ratusan ribu persen, bahkan jutaan persen. Pencetakan uang yang berlebihan setelah perang dan persyaratan pembayaran reparasi perang yang tinggi berkontribusi pada fenomena ini.

3. Krisis Inflasi Zimbabwe (2017-2019)

Meskipun sudah pernah mengalami krisis inflasi sebelumnya, Zimbabwe mengalami periode hyperinflation lagi pada tahun 2017-2019. Pada tahun 2019, tingkat inflasi tahunan di Zimbabwe mencapai lebih dari 175%.

4. Krisis Inflasi Venezuela (2010)

Venezuela telah mengalami hyperinflation selama beberapa tahun terakhir, dengan tingkat inflasi yang mencapai ribuan persen per tahun. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan ekonomi yang buruk, turunnya harga minyak, dan ketidakstabilan politik.

Ketiga contoh di atas adalah contoh nyata dari bagaimana hyperinflation dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi yang serius, menghancurkan daya beli masyarakat, dan menciptakan ketidakstabilan sosial dan politik.

Inflasi berat adalah masalah yang sangat serius dan memerlukan tindakan yang tepat untuk mengatasi dampaknya dan mengembalikan stabilitas ekonomi.

Baca juga: Penyebab Kemerosotan Nilai Uang dan Hubungannya Bagi Bisnis Anda

Cara Mengatasi dan Mengendalikan Dampak Buruk Inflasi Berat

Cara Mengatasi dan Mengendalikan Dampak Buruk Inflasi Berat

ilustrasi inflasi berat. source envato

Mengatasi dan mengendalikan dampak buruk inflasi berat memerlukan tindakan tegas dan berbagai kebijakan ekonomi yang diselaraskan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi hyperinflation:

1. Kebijakan Moneter yang Ketat

  • Menaikkan suku bunga: Bank sentral dapat meningkatkan suku bunga untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
  • Mengekang pencetakan uang: Bank sentral harus mengurangi atau menghentikan pencetakan uang berlebihan yang dapat memperkuat tekanan inflasi.

2. Kebijakan Fiskal yang Bijak

  • Menyusun anggaran yang konservatif: Pemerintah harus merancang anggaran dengan hati-hati untuk mengurangi defisit anggaran dan pengeluaran berlebihan yang dapat mendukung inflasi.
  • Meningkatkan efisiensi pengeluaran: Pemerintah dapat memastikan bahwa pengeluaran publik digunakan secara efisien untuk meminimalkan peningkatan biaya yang dapat mendorong inflasi.

3. Reformasi Struktural

  • Meningkatkan produktivitas: Meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam berbagai sektor ekonomi dapat membantu mengurangi biaya produksi dan tekanan inflasi.
  • Memperbaiki kebijakan perdagangan: Mengurangi hambatan perdagangan internasional dan memperbaiki regulasi perdagangan dapat membantu mengurangi hyperinflation.

4. Pengendalian Harga Komoditas

  • Memantau dan mengendalikan harga bahan bakar dan makanan: Kebijakan khusus dapat diadopsi untuk mengendalikan harga bahan bakar dan bahan pangan, yang seringkali merupakan penyebab inflasi yang signifikan.

5. Komunikasi yang Transparan

Bank sentral dan pemerintah harus memberikan komunikasi yang jelas dan transparan kepada publik tentang langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi inflasi. Ini dapat membantu meredakan ketidakpastian dan ekspektasi inflasi yang tinggi.

6. Meningkatkan Pengawasan dan Penegakan Hukum

Memastikan penegakan hukum yang kuat untuk mencegah penipuan dan perilaku tidak sah yang dapat memicu inflasi.

7. Kerjasama Internasional

Dalam beberapa kasus, kerjasama internasional dapat membantu mengatasi hyperinflation, terutama jika penyebabnya bersifat global seperti harga komoditas. Negara-negara dapat bekerja sama dalam menjaga stabilitas harga komoditas dan mata uang.

8. Pendidikan dan Literasi Ekonomi

Meningkatkan literasi ekonomi di kalangan masyarakat dapat membantu mereka lebih memahami inflasi dan mengambil tindakan yang sesuai dalam melindungi keuangan pribadi mereka.

Pengatasi inflasi berat adalah tugas yang rumit dan memerlukan koordinasi antara bank sentral dan pemerintah. Selain itu, perlu diingat bahwa tindakan yang diambil untuk mengatasi inflasi berat mungkin akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, sehingga harus dilakukan dengan cermat untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mengendalikan inflasi dan mendorong pertumbuhan.

Baca juga: Tindakan Ekonomi: Pengertian, Jenis, Tujuan Dan Contohnya

Kesimpulan

Dalam menghadapi inflasi berat, langkah-langkah yang diambil harus cermat dan komprehensif. Kesimpulannya, untuk mengatasi dan mengendalikan dampak buruk hyperinflation, diperlukan berbagai kebijakan ekonomi yang termasuk:

  • Kebijakan Moneter yang Ketat: Menaikkan suku bunga dan mengendalikan pertumbuhan uang beredar.
  • Kebijakan Fiskal yang Bijak: Menyusun anggaran yang konservatif dan mengurangi pengeluaran berlebihan.
  • Reformasi Struktural: Meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam sektor ekonomi, serta memperbaiki kebijakan perdagangan.
  • Pengendalian Harga Komoditas: Memantau dan mengendalikan harga bahan bakar dan makanan.
  • Komunikasi Transparan: Memberikan komunikasi yang jelas kepada publik tentang langkah-langkah yang diambil.
  • Pengawasan dan Penegakan Hukum: Memastikan penegakan hukum yang kuat untuk mencegah perilaku yang dapat memicu inflasi.
  • Kerjasama Internasional: Dalam beberapa kasus, kerjasama internasional dapat membantu mengatasi hyperinflation.
  • Pendidikan dan Literasi Ekonomi: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang inflasi dan tindakan yang dapat diambil.

Pengatasi inflasi berat adalah tugas yang kompleks dan memerlukan kerjasama antara bank sentral dan pemerintah. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi, dan langkah-langkah yang diambil harus diselaraskan untuk mencapai keseimbangan antara mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Namun, untuk menjaga kondisi kesehatan keuangan perusahaan, Anda harus bisa mengelola keuangan dengan sangat baik dan salah satu cara mudahnya adalah dengan menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.

Aplikasi yang sudah dipercaya oleh ratusan ribu pengguna ini akan membantu Anda dalam mengelola keuangan dengan cara mencatat transaksi keuangan secara otomatis, mengelola utang-piutang, membuat anggaran keuangan perusahaan, hingga membuat laporan keuangan.

Accurate Online juga akan membantu dalam mengelola persediaan barang, mengelola aset dan inventaris perusahaan, sampai menyelesaikan urusan perpajakan. Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis dan mencapai kesuksesan bisnis.

Masih ragu dengan Accurate Online? Silakan coba dulu secara gratis selama 30 hari melalui tautan gambar di bawah ini.

ekonomikeuanganbanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Ibnu
Lulusan S1 Ekonomi dan Keuangan yang menyukai dunia penulisan serta senang membagikan berbagai ilmunya tentang ekonomi, keuangan, investasi, dan perpajakan di Indonesia

Artikel Terkait