Tinggalkan Mitos Tentang Keuangan ini Sekarang Juga!
Sudah sejauh apakah pengetahuan Anda tentang fundamental keuangan? Sebagian dari Anda pasti sudah ada yang mengenal hingga instrumen investasi, bahkan beberapa diantara Anda pasti sudah terlibat di dalamnya.
Tahukah Anda, di samping seluruh fakta-fakta keuangan yang sudah Anda pelajari, sebenarnya ada juga berbagai mitos yang berkembang di masyarakat mengenai keuangan.
Namun, ada banyak yang tidak sadar bahwa kepercayaan itu adalah suatu mitos yang salah. Hal ini dikarenakan minimnya wawasan serta pengetahuan masyarakat tentang hal yang dinilai mitos tersebut. Oleh karena itu, hampir seluruh masyarakat, bahkan di dunia, mempercayai mitos ini begitu saja.
Untuk itulah kami akan mengulas secara lengkap tentang berbagai mitos finansial atau keuangan yang harus Anda ketahui, sehingga Anda harus meninggalkan mitos ini sekarang juga.
Daftar Isi
Berbagai Mitos Keuangan yang Ternyata Salah
1. Memperkecil Utang Kartu Kredit akan Memperbaiki Skor Kredit
Pernyataan ini adalah mitos. Karena faktanya, hal yang lebih baik adalah Anda tidak berhutang pada apa dan siapapun.
Kartu kredit memang terkadang penting untuk urusan yang akan datang, seperti membayar cicilan ataupun mengajukan pinjaman.
Bahkan mungkin diantara kita ada yang dianjurkan untuk mempunyai kartu kredit dan menggunakannya untuk membayar segala bentuk kebutuhan dengan cara cicilan atau tagihan bulanan.
Namun, menggunakan kartu kredit yang terlalu sering justru akan memperbaiki skor kredit Anda. Dengan syarat, Anda mampu melunasi seluruh tagihan kartu kredit secara rutin, atau tidak ada tunggakan.
Sehingga, dengan semakin tingginya nilai skor kredit Anda, maka akan semakin memudahkan Anda dalam mendapatkan segala persetujuan pengajuan pinjaman untuk hal lain di masa depan.
Baca Juga:Â Klasifikasi Biaya: Pengertian, Contoh, dan Fungsinya Dalam Bisnis
2. Investasi Saham Sangatlah Beresiko
Selain investasi saham, investasi pasar modal lain seperti reksa dana atau surat utang (obligasi) pun memiliki tingkat risiko.
Memang benar bahwa pasar saham mempunyai titik puncak kenaikan dan penurunan yang tidak pasti, namun secara historis, pasar saham faktanya akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, jika Anda ingin berinvestasi saham, ikutilah segala prinsip dasar investasi saham agar bisa mendapatkan pengembalian dan profit yang lebih solid.
Tingkat risiko pada masing-masing instrumen saham sebenarnya bisa Anda pilih sesuai kebutuhan dan kemauan Anda. Jadi, tidak semuanya investasi saham memiliki risiko yang tinggi, begitu juga dengan tingkat risiko dari investasi reksa dana dan obligasi.
Jadi, keputusan yang tepat ada di tangan Anda. Pilihlah investasi dengan tingkat risiko yang sesuai dengan Anda.
Baca juga: Balanced Scorecard: Pengertian, Perspektif, Tahapan dan Fungsinya
3. Investasi Terbaik adalah Investasi Properti
Sebelumnya telah kita bahas bersama bahwa setiap investasi mempunyai jenis investasi serta tingkat pendanaannya pun mempunyai risiko masing-masing. Hal yang samapun berlaku pada investasi properti.
Bahkan, dari seluruh banyaknya instrumen investasi, investasi properti justu yang mempunyai risiko investasi paling tinggi. Kenapa? Karena Anda membutuhkan modal yang banyak, minimal Anda harus memiliki tanah dan rumah yang harus Anda bangun sendiri.
Selain itu, Anda juga memiliki tanggung jawab atas properti yang Anda investasikan tersebut. Mulai dari perawatan properti dan wilayah, sampai perbaikan properti jika ada yang rusak.
Terlebih lagi, Anda juga harus siap menghadapi seluruh kondisi yang tak terduga yang mengharuskan Anda dalam menjual properti Anda, padahal harga pasar properti sedang turun.
Baca Juga:Â Modal Kerja: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Fungsinya dalam Bisnis
4. Menyewa Adalah Membuang Uang
Mitos selanjutnya ini sering terpintas dalam hampir seluruh pikirian banyak orang di seluruh dunia. Membeli dan menyewa adalah keputusan atas suatu kebutuhan untuk menjalani kehidupan Anda.
Sama seperti Anda harus membeli makanan yang pada akhirnya harus Anda buang ke toilet. Jadi apakah itu sama halnya dengan membuang uang Anda? Inilah yang dinamakan dengan kebutuhan dasar manusia untuk bisa bertahan hidup.
Keputusan dalam menyewa rumah harus disesuaikan dengan kondisi sosial dan ekonomi Anda. Yang terpenting adalah Anda bisa memiliki tempat tinggal untuk bisa berlindung dan berisitirahat dengan baik.
5. Anggaran Keuangan Tidak Dibutuhkan Selama Perginya Uang Bisa Dilacak
Selain untuk mengetahui berapa besar biaya yang harus dikeluarkan setiap bulan, membuat anggaran juga memiliki keterkaitan yang penting untuk rencana Anda dimasa depan.
Jika Anda memiliki banyak tujuan keuangan, seperti mempunyai perjalanan yang jauh keluar negeri, pensiun dini, hingga membeli rumah, maka Anda harus mengatur anggaran Anda agar Anda bisa memastikan bahwa Anda bisa mewujudkan keinginan Anda tersebut.
Hal ini juga akan mempermudah Anda dalam mencapai tujuan finansial Anda. Sehingga, Anda akan mengetahui bagian apa saja yang kurang dan bagian apa yang harus Anda dukung agar finansial Anda bisa lebih kuat.
Baca Juga:Â Indeks Harga: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Tujuannya Dalam Ekonomi
6. Satu Rupiah yang Ditabung akan Selamanya Bernilai Satu Rupiah
Sebagian dari Anda mungkin ada yang membenarkan pernyataan ini. Namun faktanya, satu rupiah yang Anda tabung nilainya akan berbeda pada jangka waktu 10 tahun yang akan datang.
Jika Anda mengetahui dan paham akan inflasi keuangan, mungkin Anda akan lebih menyadari dan lebih bisa menyiapkan segalanya agar Anda tidak merasa rugi.
Masih berkaitan dengan inflasi, adanya tingkatan biaya hidup juga bisa mengurangi jumlah satu rupiah yang Anda simpan.
Sebagai contoh, jika harga beras saat ini adalah Rp8000 per liter, maka pada jangka waktu 10 tahun yang akan datang pasti akan meningkat menjadi 2x atau 3x lipat dari harga yang sekarang.
Oleh karena itulah, sangat penting bagi Anda untu mengatur keuangan berdasarkan dengan pencatatan keuangan dan anggaran yang sudah Anda buat.
7. Masih Terlalu Muda dan Tidak Punya Uang yang Cukup Untuk Menabung Demi Kebutuhan Pensiun
Pemikiran seperti ini biasanya hanya akan muncul pada mereka yang tidak percaya diri dan tidak memiliki kemauan untuk hidup bahagia pada masa pensiunnya.
Pada dasarnya, setiap orang pasti bisa menabung. Hal yang terpenting adalah kemauan yang kuat dari dalam dirinya untuk bisa menyisakan sebagian pendapatannya pada dana pensiun. Berapapun panghasilan Anda, jika Anda tidak memiliki komitmen untuk menabung, maka tabungan pensiunpun tidak akan Anda miliki.
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, uang satu rupiah yang kita tabung tidak akan memiliki nilai yang sama karena adanya inflasi. Oleh karena itu, periksalah lagi anggaran dana Anda dan rencanakan tabungan pensuin Anda mulai dari sekarang.
8. Membayar Utang Pendidikan Sebelum Merencanakan Keuangan di Masa Depan
Pinjaman utang pendidikan termasuk kategori utang yang baik, karena utang ini tidak akan merusak kredit skor Anda.
Jadi, membayar utang ini pada dasarnya tidak ada kaitannya dengan merencanakan masa depan. Memang kita tidak boleh menunda pembayaran utang, jika sudah sampai pada waktunya maka harus segera dibayar.
Jadi, walaupun utang Anda belum sepenuhnya lunas, namun Anda harus tetap membuat rencana keuangan untuk masa yang akan datang. Pisahkanlah pendapatan Anda lalu alokasikan pada pembayaran utang pendidikan, serta kebutuhan atau tagihan lainnya pada saat yang sama.
Baca Juga:Â Pengertian Lembaga Keuangan, Manfaat, Fungsi, dan Jenisnya di Indonesia
9. Harga Jual Adalah Harga yang Paling Rendah
Setiap pebisnis tentunya memiliki strateginya masing-masing dalam meningkatkan penjualan produk mereka. Pada umumnya, mereka akan meningkatkan beberapa persen harga sebagai suatu harga jual produknya pada momen tertentu.
Sebagai contoh, jika harga jual normal pada suatu kemeja ekslusif adalah Rp100.000, maka pada liburan akhir tahun harganya akan ditingkatkan hingga Rp150.000.
Dengan begitu, para pelanggan akan berpikir bahwa harga jual toko tersebut akan lebih rendah Rp50.000 pada hari biasanya. Padahal kenyataanya, dari awal toko tersebut memang membandrol harga kemejanya seharga Rp100.000.
Ini adalah salah satu strategi pemasaran yang masih dianggap jitu. Oleh sebab itu, Anda harus berhati-hari agar tidak terkena serangan emotional spending, yaitu ketika Anda membeli produk hanya karena sedang ada potongan harga, padahal Anda belum tentu membutuhkannya.
10. Uang Cash Merupakan Segalanya
Memiliki dan menyimpan uang cash memang akan lebih mudah dikelola. Tidak ada biaya potongan administrasi, sehingga uang Anda tidak akan tergerus.
Namun, mempunyai dan menyimpan uang cash juga memiliki kelemahan, yaitu rentan terjadi kehilangan. Anda tidak akan bisa melacak dan menahannya agar tidak dicuri orang lain.
Berbeda halnya dengan kartu debit, Anda akan lebih mudah memblokir penggunaan kartu jika kartu tersebut hilang dengan cara menghubungi bank terkait.
Baca Juga: Kenapa Defisit Ekonomi itu Wajar? Bagaimana Menghadapinya?
Kesimpulan
Berbagai kumpulan mitos keuangan diatas adalah mitos yang sampai saat ini masih digunakan oleh beberapa orang. Baik dalam mengatur keuangan pribadi maupun untuk berbisnis. Jadi, pastikan Anda mencari informasinya terlebih dahulu secara pasti.
Hindari terlalu mudah menyimpulkan atau mengartikan suatu pernyataan yang belum terbukti, terlebih lagi dalam mengatur keuangan perusahaan Anda. Namun, jika Anda masih terasa sulit menjalankan dan mengatur sistem perencanaan keuangan serta masalah akuntansi lainnya pada bisnis Anda, maka Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.
Aplikasi ini akan memudahkan Anda dalam mengurus segala hal yang menyangkut akuntansi bisnis Anda secara lebih mudah dan cepat. Sehingga, Anda bisa fokus dalam mengembangkan bisnis Anda tanpa memikirkan segala mitos keuangan diatas.
Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: