Apa itu Dead Stock? Bagaimana Cara Mengatasinya?
Menjalankan suatu bisnis memang bukanlah suatu perkara yang mudah. Anda terkadang akan menemukan beragam masalah saat mengelola bisnis, dan salah satunya adalah dead stock.
Dead stock adalah suatu istilah yang kerap kali digunakan pada suatu barang persediaan di gudang dan sudah tidak bisa lagi digunakan karena kondisi cacat, rusak, kadaluarsa, ataupun utang. Tentunya hal ini akan memberikan kerugian yang besar untuk bisnis.
Untuk itu, sebagai pebisnis, sangat penting sekali bagi Anda untuk mengendalikan persediaan barang dan menghindari menempatkan barang secera berlebihan ke dalam gudang.
JIka Anda memiliki bisnis dan takut mengalami dead stock karena terlalu lama disimpan, Anda harus mengetahui tipsnya di bawah ini.
Daftar Isi
Apa Itu Dead Stock?
Dead stock adalah persediaan barang digudang yang terlalu lama disimpan sehingga membuat barang di gudang tersebut sudah tidak laku lagi dijual.
Isitilah ini mencakup barang yang kadaluarsa, sisa produk musiman, produk rusak, serta produk yang salah kirim.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pergerakan barang di gudang ada yang slow moving dan fast moving.
Produk fast moving adalah produk barang yang cepat keluar dari gudang dan juga laku dijual.
Sebaliknya, produk slow moving adalah barang yang kurang laku atau mengalami pergerakan produk yang lambat untuk keluar dari gudang.
Contoh sederhana dari produk fast moving adalah berbagai kebutuhan barang yang mempunyai tingkat permintaan tinggi, seperti sabun, makanan instan, beras dan masih banyak lagi.
Sedangkan contoh dari barang slow moving adalah berbagai barang yang memiliki tingkat pergerakan kebutuhan yang tidak terlalu banyak, seperti kendaraan bermotor.
Sebagai pebisnis, penting sekali bagi Anda untuk melakukan analisis barang slow moving dan fast moving agar risiko dead stock bisa Anda minimalisir dengan baik.
Baca juga: Persediaan Adalah: Berikut Adalah Pengertian, Jenis, dan Metodenya
Jenis-jenis Dead Stock
Dead stock adalah istilah yang digunakan dalam manajemen inventaris untuk merujuk pada barang atau produk yang tidak lagi memiliki nilai atau permintaan di pasar.
Berikut adalah beberapa jenis dead stock yang sering terjadi di pasar:
1. Produk Usang: Barang yang sudah lama disimpan di gudang atau rak toko tanpa ada permintaan dari pelanggan.
2. Produk Musiman: Barang yang hanya memiliki permintaan selama musim tertentu, seperti baju musim dingin yang tidak terjual di musim panas.
3. Produk Kedaluwarsa: Produk yang memiliki tanggal kadaluwarsa dan tidak dapat dijual setelah melewati tanggal tersebut.
4. Produk yang Tidak Populer: Barang-barang yang tidak laku di pasaran karena kurangnya permintaan atau tren yang berubah.
5. Produk Palsu atau Rusak: Barang-barang palsu atau rusak yang tidak dapat dijual kepada pelanggan karena masalah kualitas atau keaslian.
Mengetahui jenis-jenis dead stock penting untuk mengelola inventaris dengan lebih efisien dan mencegah kerugian akibat stok yang tidak bergerak.
Dampak Dead Stock bagi Bisnis
Dead stock tentunya bisa memberikan pengaruh yang besar pada bisnis Anda. Nah, beberapa dampak negatif dari adanya dead stock adalah sebagai berikut:
1. Kerugian Uang
Dampak yang paling besar dari dead stock adalah Anda akan mengalami kerugian uang.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa barang adalah investasi yang hanya akan bisa mendatangkan keuntungan saat mereka ternyata berhasil menjual seluruh produk tersebut.
Jika Anda mengalami dead stock, maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut pun nantinya akan hilang.
2. Meningkatnya Biaya Holding
Sering kali biaya holding dikenal dengan inventory carrying cost yang pada dasarnya adalah biaya yang diperlukan untuk menyimpan barang.
Biaya ini umumnya termasuk biaya tenaga kerja, ruang penyimpanan, serta biaya asuransi.
Semakin banyak barang yang mengalami kondisi dead stock, maka tentunya biaya holding perusahaan akan mengalami peningkatan yang besar.
3. Kehilangan Kesempatan
Semakin banyak Anda kehilangan waktu untuk mengurus produk dead stock, maka Anda pun akan kehabisan waktu dan tenaga kerja yang seharusnya bisa mengurus berbagai barang yang menguntungkan.
4. Ruang Inventory yang Lebih Sedikit
Dead Stock akan bisa mengambil ruang tempat di gudang yang seharusnya bisa Anda gunakan untuk produk yang lebih cepat terjual saja.
Baca juga: Apa itu Akuntansi Persediaan? Berikut Pengertian dan Cara Kerjanya
Cara Mengatasi Dead Stock
Dead stock adalah suatu masalah yang cukup umum di dalam suatu perusahaan dan hampir seluruh bisnis pasti pernah mengalaminya.
Namun, saat ini Anda bisa mengatasi ataupun menekan potensi kerugian tersebut dengan melakukan strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang, berikut ini adalah ulasannya.
1. Strategi Jangka Pendek
-
Memberikan Diskon ke Pelanggan
Untuk bisa menyingkirkan produk dead stock, strategi pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan memberikan potongan harga atau diskon besar dengan harapan bisa meningkatkan perminat pada produk Anda.
Disisi lain, walaupun barang atau produk tersebut tidak bisa memberikan keuntungan, namun Anda bisa memulihkan berbagai biaya produksi serta meningkatkan ruang penyimpanan di dalam gudang.
-
Membuat Strategi Bundling dengan Produk Lainnya
Anda bisa membuat strategi dengan cara membuat bundling pada produk dead stock bersamaan dengan produk lain yang sejenis.
Harapannya adalah agar bisa memperoleh permintaan yang lebih tinggi lagi di pasar.
Dengan fokus pada permintaan yang lebih tinggi, hal tersebut bisa menyingkirkan persediaan produk dead stock Anda di dalam gudang.
-
Jual di Marketplace
Pilihan lainnya yang patut untuk Anda pertimbangkan adalah dengan menjual produk dead stock secara online melalui marketplace ternama.
Cobalah untuk membuat beberapa kampanye produk yang menarik agar pelanggan Anda tertarik dan bersedia membeli produk barang tersebut.
-
Kembalikan Produk ke Supplier
Sebagai pebisnis, Anda bisa melakukan negosiasi dengan supplier agar bisa mengembalikan produk yang mengalami kondisi dead stock.
Hal tersebut kembali lagi pada ketentuan dan syarat dari kebijakan pengembalian ketika perjanjian jual beli dibuat.
-
Donasi atau Amal
Alih-alih membuang produk dead stock Anda begitu saja, Anda bisa menyumbangkan produk tersebut untuk kegiatan amal atau untuk kegiatan donasi.
Produk Anda nantinya akan diperlakukan secara lebih baik daripada hanya dibuang dan berakhir di tempat sampah.
2. Strategi Jangka Panjang
-
Melaksanakan Stock Opname Secara Rutin
Sebagai pebisnis, Anda harus memberikan kewajiban pada setiap tim gudang untuk melakukan kegiatan stock opname secara rutin per bulan.
Hal tersebut wajib dilakukan agar Anda bisa mendapatkan persediaan barang yang sebenarnya dan bisa dijadikan sebagai dasar bagi PPIC dan purchasing dalam melakukan perencaan produksi dan pembelian material produk.
-
Menghabiskan Stok Lama Terlebih Dahulu
Anda bisa meminta agar proses pergantian spesifikasi produk untuk dilakukan dengan cara terlebih dahulu menghabiskan persediaan lama pada tim marketing dan tim engineering.
Jika memang tidak bisa, Anda bisa meminta pada tim engineering agar material produk lama yang memang masih tersisa di gudang untuk dialihkan pada tipe produk yang lain.
-
Memperbarui Layout Gudang
Cara selanjutnya untuk mengatasi dead stock adalah dengan memperbarui layout di gudang.
Kegiatan reposisi material di gudang ini bisa dilakukan dengan cara mengelompokkan produk dengan material yang ada.
-
Memberikan Forecast Pembelian
Dalam menjalankan bisnis, Anda harus sangat pintar untuk melakukan negosiasi penjualan. Saat ini, peraturan terkait minimun order sudah mulai jarang diterapkan oleh para supplier.
Namun bila salah satu dari mereka masih ada yang menerapkannya, Anda bisa melakukan negosiasi dengan mereka.
Bagaimana caranya? yaitu dengan memberikan forecast untuk beberapa bulan yang akan datang sesuai dengan data kebutuhan yang Anda akan dapat dari kegiatan marketing.
Salah satu alasan yang harus Anda ketahui terkait penerapan minimun order dari supplier pada Anda adalah biaya yang harus mereka keluarkan akan tertutup bila mereka memproduksi barang Anda sesuai dengan jumlah minimum pembelian barang tersebut.
Dengan melakukan pembelian forecast untuk beberapa bulan yang akan datang, nantinya mereka bisa melakukan proses produksi dalam satu jalan saja.
Sisa produksi yang belum Anda minta nantinya bisa mereka simpan di gudang terlebih dulu.
Baca juga: Biaya Persediaan: Pengertian, Metode, dan Contohnya
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan dari kami tentang dead stock dan cara mengatasinya. Jadi, dead stock adalah persediaan barang yang mengalami kondisi slow moving dan Anda bisa menghindari kondisi tersebut dengan beberapa cara yang telah kami jabarkan di atas.
Namun, bila Anda cukup kesulitan untuk mengelola persediaan barang sampai terjadi kondisi dead stock dan sudah tidak bisa lagi dijual, Anda tidak perlu khawatir.
Kenapa? Karena soslusinya adalah dengan menggunakan aplikasi bisnis dari Accurate Online.
Aplikasi buatan anak bangsa ini dikembangkan dengan menggunakan teknologi cloud computing berbasis website dan sudah dilengkapi dengan tingkat keamanan yang tinggi.
Aplikasi ini pun didesain dengan tampilan dashboard yang sederhana dan bahkan bisa dengan mudah dimengerti oleh orang awam sekalipun.
Di dalamnya, terdapat fitur atau modul persediaan yang akan memudahkan Anda dalam mengelola persediaan barang sesuai permintaan Anda.
Fitur ini juga akan memudahkan Anda dalam melakukan stock opname, melakukan penyesuaian persediaan, pengaturan persediaan, penyesuaian harga dari pemasok, transfer barang, job costing, memberikan nomor seri atau nomor batch, mengelola lebih dari satu gudang, dan multi satuan, seperti gram, kilogram, ons, kwintal, dan lain sebagainya.
Lebih dari itu, fitur ini pun sudah terintegrasi dengan fitur lainnya seperti fitur pembukuan, jadi saat ada produk yang keluar atau terjual, maka produk tersebut akan langsung tercatat di dalam pembukuan dan Anda akan mendapatkan laporan keuangan secara otomatis.
Menarik bukan? Nah, Anda bisa mencobanya terlebih dulu selama 30 hari gratis dengan cara klik tautan gambar di bawah ini.