FMEA Adalah: Pengertian dan Cara Menerapkannya di Dalam Manejemen Perusahaan

oleh | Des 4, 2023

source envato.

FMEA Adalah: Pengertian dan Cara Menerapkannya di dalam Manajemen Perusahaan

Umumnya, FMEA adalah salah satu sistem manajemen yang banyak digunakan di berbagai perusahaan otomotif di dunia.

Mereka yang posisi kerjanya berhubungan langsung dengan produk ataupun proses harus benar-benar memahami akan istilah ini.

Untuk itu, pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara lebih mendalam tentang FMEA adalah, dan berbagai manfaatnya.

Pengertian FMEA Adalah

 Pengertian FMEA Adalah

ilustrasi Analisa FMEA. source envato

Jadi, FMEA adalah Failure Mode Effect Analysis, yang artinya adalah suatu analisis yang dilakukan untuk bisa menemukan efek atau dampak yang kemungkinan akan membuat kesalahan pada suatu produk ataupun pada proses produksi.

Mengutip dari Wikipedia, FMEA adalah proses meninjau sebanyak mungkin komponen, rakitan, dan subsistem untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial dalam suatu sistem serta penyebab dan dampaknya.

Dengan adanya metode FMEA ini, maka Anda bisa melakukan analisa permasalahan yang nantinya akan muncul pada suatu produk yang nantinya akan dibuat atau suatu proses yang akan dilakukan.

Lalu, karena masalah yang berpotensi muncul tersebut sudah ditemukan terlebih dahulu, maka nantinya Anda bisa menentukan bagaimana tindak pencegahannya.

Dalam dunia industri, FMEA adalah suatu metode analisa potensi kegagalan yang dilakukan sebelum mendesain suatu produk yang direalisasikan ataupun sebelum dilakukannya produksi massal.

Menurut Para Ahli, Pengertian FMEA Adalah

Terdapat banyak sekali pengertian terkait FMEA dari para ahli. Untuk itu, ada baiknya bila kita mengenal FMEA dari sudut pandang para ahli tersebut.

Agar tidak menimbulkan kebingungan yang lebih, maka kita akan memilih dua pengertian berdasarkan pakar Lloyd Omdahl dan organisasi dunia ASQ (American Society for Quality).

Berdasarkan keduanya, FMEA adalah suatu teknik engineering yang dilakukan agar bisa mengidentifikasi, menetapkan, mengurangi/menghilangkan suatu kegagalan dan potensi kegagalan dari proses sebelum kegagalan tersebut bisa sampai ke tangan para pelanggan.

Jadi, fungsi FMEA adalah sebagai sistem pencegah terjadinya kesalahan yang diprediksi bisa terjadi pada produk/proses produksi yang akan dibuat ataupun dilakukan pada waktu yang akan datang.

Baca juga: Lean Management: Pengertian, Manfaat Dan 5 Prinsip Utamanya

FMEA Sebagai Core Tool Industri Otomotif

 FMEA Sebagai Core Tool Industri Otomotif

ilustrasi Analisa FMEA. source envato

Core tools pada dasarnya adalah suatu alat yang harus digunakan untuk bisa menjaga tingkat keefektifan dari standar sistem mutu dalam dunia industri otomotif.

Mulai dari proses pengembangan produk, menggunakan material, sampai dengan kontrol statistik pada proses untuk membentuk suatu perbaikan secara kontinyu.

DMEA adalah salah satu core tools yang terdapat di dalam standar internasional di dalam dunia industri otomotif, seperti halnya IATF 16949.

Selain FMEA, masih ada beberapa core tools lainnya yang terdapat didalam standar IATF. Beberapa tools tersebut adalah:

  • APQP (Advanced Product Quality Planning),
  • PPAP (Production Part Approval Process),
  • MSA (Measurement System Analysis),
  • Control Plan,
  • FMEA (Failure Mode Effect Analysis.

Kategori FMEA Adalah

Dalam proses penerapannya, FMEA bisa dibagi lagi menjadi dua, yakni DFMEA dan PFMEA.

Dalam fase desain produk, maka kita bisa menggunakan istilah DFMEA, yang mana D memiliki makna desain.

Sedangkan pada fase produksi kita bisa menggunakan PFMEA, yang mana huruf P tersebut memiliki arti process.

Tools FMEA ini harus digunakan di dalam metode APQP (Advanced Product Quality Planning) dan akan selalu digunakan sebagai salah satu tool ataupun alat yang wajib di dalamnya.

APQP sendiri adalah suatu metode yang harus digunakan oleh suatu jaringan distributor otomotif karena menjadi suatu persyaratan di berbagai industri otomotif dunia.

Baca juga: Just In Time Adalah Sistem Manajemen Produksi yang Efektif

Standardisasi FMEA

Standardisasi FMEA

ilustrasi Analisa FMEA. source envato

Terkait dengan standarisasi FMEA adalah pembuat dan penerbitnya adalah organisasi kelas dunia, yakni AIAG dan juga VDA.

Sebelum tahun 2018 lalu, AIAG dan juga VDA berhasil menerbitkan suatu handbook ataupun panduan FMEA dengan setiap versinya sendiri. Versi yang terakhir dirilis tersebut adalah FMEA Handbook, 4th Edition.

Tapi, setelah 2018, maka keduanya sepakat untuk membuat satu handbook, yang mana handbook ini adalah kombinasi dari keduanya New AIAG & VDA FMEA Handbook, 1st Edition.

AIAG atau AIAG (Automotive Industry Action Group) sendiri adalah salah satu asosiasi industri otomotif dunia yang sangat terkenal, hampir seluruh pabrikan otomotif saat ini sudah tergabung bersama organisasi tersebut.

Sedangkan VDA (Verband der Automobilindustrie) adalah suatu asosiasi industri otomotif yang berbasis di Jerman.

Tujuan FMEA Adalah

Terdapat beberapa alasan kenapa FMEA banyak digunakan, beberapa tujuan FMEA adalah sebagai berikut:

  • Sebagai tindakan antisipasi atas berbagai kemungkinan timbulnya kegagalan, sehingga kegagalan tersebut pun akan bisa dicegah ataupun meminimalisir resikonya.
  • Salah satu alat yang harus bisa membuktikan bahwa suatu perusahaan sudah membuat sistem analisa pada prediksi kegagalan secara sistematis dan juga legal.
  • Merupakan suatu persyaratan yang wajib untuk dunia industri otomotif tingkat dunia, sehingga produk yang dihasilkan pun nantinya bisa diterima oleh konsumen yang berasal dari berbagai negara di dunia.

Baca juga: Tertarik Menjadi Bisnis Konsultan? Berikut Adalah Tips dan Contohnya

Kapan FMEA Harus Diterapkan?

 Kapan FMEA Harus Diterapkan

ilustrasi Analisa FMEA. source envato

Seperti yang sebelumnya sudah kita bahas, bahwa FMEA terbagi menjadi dua, yaitu PFMEA dan DFMEA,

Setiap jenisnya memiliki waktu penggunaan yang sangat spesifik. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

1. PFMEA

Tujuan PFMEA adalah pada fase proses, untuk itu pembuatannya harus dilakukan ketika terdapat

  • desain produk baru,
  • adanya teknologi baru dan proses baru,
  • adanya perubahan pada desain ataupun proses yang ada,
  • perangkat pendukung yang baru,
  • ataupun sumber daya yang baru.

Selain itu, PFMEA juga adalah salah satu alat pencegahan, untuk itu FMEA harus sudah dibuat sebelum membuat alat ataupun sebelum dilakukannya produksi massal.

Tindakan perbaikan yang disarankan dari hasil FMEA ini harus sudah selesai sebelum dilakukannya produksi massal.

2. DFMEA

Sedangkan pada FMEA, pembuatannya adalah pada tahap melakukan desain produk dan sebelum menerbitkan prototype dari desain itu sendiri.

Biasanya, FMEA ini dibuat oleh bagian riset di dalam perusahaan yang bertugas dalam membuat produk secara detail.

Bila memang diperlukan, maka pembuatannya bisa dibentuk dari berbagai bagian ataupun cross functional team yang didalamnya terdiri dari beberapa bagian seperti technical, quality ataupun engineering.

Tindakan Perbaikan

Hasil dari FMEA adalah kebanyakan berbentuk rekomendasi tindakan perbaikan yang memang harus dilakukan.

Hal tersebut dilakukan agar bisa mengurangi resiko kegagalan, menurunkan angka kegagalan, dan juga meningkatkan kemampuan deteksi.

Baca juga: Apa itu Analisis Industri? InI Pengertian dan Cara Melakukan Analisisnya!

Penyusunan FMEA

Penyusunan FMEA

ilustrasi Analisa FMEA. source envato

FMEA dibuat dengan berbagai kaidah yang berdasarkan dengan panduan di dalam FMEA Handbook yang memang dirilis oleh AIAG dan juga VDA,

Penerapannya di dalam dunia industri umumnya menggunakan check sheet FMEA yang formatnya memang sesuai dengan standar yang ada di dalam handbook itu sendiri.

Struktur Dasar FMEA

Beberapa hal dasar yang harus ada di dalam FMEA adalah fungsi atau persyaratan, mode kesalahan, efek dan konsekuensi, penyebab potensial, tindakan dan juga pengendalian untuk bisa menemukan penyebab masalah, serta tindakan pencegahan pada mode kesalahan yang berulang.

Baca juga: 8 Cara Canggih Tingkatkan Produktivitas Usaha Bengkel

Risk Assessment

 Risk Assessment

ilustrasi Analisa FMEA. source envato

Mereka yang berada di bagian evaluasi dan analisis adalah mereka yang harus melakukan penilaian risiko atau risk assessment, penilaian ini dievaluasi dengan menggunakan 3 tahapan penting.

Pertama,  Severity berbentuk penilaian tingkat dampak permasalahan di pelanggan. Kedua, occurrence dengan menganalisa seberapa sering penyebab kesalahan terjadi. Terakhir, detection dengan melakukan  penelitian mengenai kemampuan control produk atau proses untuk mendeteksi penyebab masalah atau failure mode.

Langkah-langkah Pembuatan FMEA

Sedangkan urutan yang sangat dibutuhkan dalam menyusun FMEA adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan identifikasi potensi kegagalan yang bisa saja terjadi pada setiap proses.
  2. Melakukan identifikasi keseringan pada suatu permasalahan yang terjadi.
  3. Melakukan identifikasi sistem kontrol
  4. Menghitung RPN atau Risk Priority Number dengan rumus
  5. Menetapkan beberapa langkah perbaikan

Cara Perhitungan RPN di FMEA

 Cara Perhitungan RPN di FMEA

ilustrasi Analisa FMEA. source envato

Berbagai perkiraan risiko yang terjadi bisa dihitung dengan memanfaatkan rumus RPN, yaitu:

RPN = Severity x Occurrence x Detection

contoh FMEA perusahaan manufaktur elektronik

dalam proses solder perusahaan manufaktur elektronik diketahui sering menghasilkan suatu solderan yang tidak bagus,

Dampaknya adalah komponen short yang bisa menyebabkan suatu produk menjadi tidak berfungsi.

Karena short pada barang elektronik tersebut bisa berbahaya seperti adanya ledakan atau setrum pada pengguna, maka kita bisa mengkategorikannya dengan Severity tingkat 10.

Sedangkan analisa berikutnya adalah laporan produksi yang melaporkan terjadi defect pada setiap 1 diantara 8 produk, untuk itu nilai Occurrence nya adalah 8 (Tinggi).

Nilai terakhir yang dibutuhkan adalah nilai deteksi, karena defect daripada short ini masih mudah untuk diperiksa dengan menggunakan metode visual, maka nilainya adalah 1.

Untuk itu, nilai severity nya akan dikali dengan occurrence dan dikali detection, maka hasilnya adalah 10 x 8 x 1 = 80.

Sehingga, saran perbaikan yang bisa dilakukan adalah dengan cara melakukan standarisasi pada setting mesin solder itu sendiri.

Baca juga: Pengertian Manajemen Operasional, Tujuan, Ciri Dan Fungsinya pada Bisnis

Penutup

Demikianlah penjelasan dari kami tentang FMEA. Jadi, FMEA adalah suatu metode yang digunakan untuk bisa mencegah berbagai kesalahan yang mungkin saja bisa terjadi di waktu yang akan datang.

Dengan melakukan metode ini, maka diharapkan berbagai kesalahan bisa diminimalisir sehingga perusahaan pun bisa memaksimalkan keuntungannya.

Untuk Anda yang ingin menerapkan konsep ataupun metode ini, maka Anda juga tidak boleh melupakan sistem pengelolaan uang dan pencatatan laporan keuangan yang baik dan tepat.

Agar lebih mudah lagi dalam melakukannya, maka gunakanlah software akuntansi dan bisnis Accurate Online.

Software akuntansi ini mampu menyediakan lebih dari 200 jenis laporan keuangan yang bisa Anda akses dengan mudah.

Selain itu, tampilan dashboardnya juga sangat sederhana sehingga akan sangat mudah dimengerti oleh orang awam sekalipun.

Tertarik? Ayo gunakan Accurate Online sekarang juga secara gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik salah satu bintang untuk menilai.

412 pembaca telah memberikan penilaian

Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini 🙁 Jadilah yang pertama!

marketingmanajemenbanner
Anggi

Artikel Terkait