Bangkrut dan Pailit: Pengertian, Perbedaan, dan Cara Menghindarinya
Dalam berbagai artikel atau berita-berita tentang bisnis yang ada di media, seringkali dijumpai informasi tentang sebuah perusahaan yang mengalami bangkrut. Sementara dalam waktu yang lain ada yang menyebutkan perusahaan mengalami pailit. Lalu sebetulnya, apakah yang dimaksud dengan bangkrut dan pailit? Simak artikel ini selengkapnya untuk mengetahui pengertian, perbedaan, dan cara menghindarinya.
Daftar Isi
Pengertian Bangkrut
Bila dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, bangkrut bisa didefinisikan sebagai kondisi perusahaan, toko, atau bisnis yang menderita kerugian besar sehingga harus jatuh atau gulung tikar. Sehingga bila disimpulkan, sebuah perusahaan, toko, atau bisnis dinyatakan bangkrut bila menderita kerugian.Â
Atau dengan kata lain, kerugian adalah yang menyebabkan perusahaan tersebut menjadi bangkrut. Sementara definisi kerugian sendiri bisa diartikan sebagai kondisi arus keuangan yang tidak sehat.Â
Beberapa indikator yang menjadi dasar memutuskan kondisi bangkrut suatu perusahaan ada dua: indikator operasional dan manajerial. Sementara menurut Mahkamah Konstitusi, penyebab kebangkrutan bisa ditandai dengan terjadinya miss management dan faktor eksternal di luar kewenangan pemilik usaha.
Download eBook Panduan dan Template Pembukuan Sederhana dengan Excel untuk Bisnis Kecil
Pengertian Pailit
Bila dilihat dari asal katanya, Pailit berasal dari bahasa Perancis, Failite. Pailit atau Failite ini diartikan sebagai bentuk kemacetan dalam kegiatan pembayaran utang yang dialami oleh pengusaha atau perusahaan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa keadaan pailit ini disebabkan karena pengusaha atau perusahaan gagal membayar utang yang dimilikinya.
Sama seperti bangkrut, keadaan Pailit ini juga diputuskan oleh pengadilan niaga setempat. Sehingga bila dijelaskan lebih mudah, penyebab suatu perusahaan mengalami kondisi pailit adalah karena utang yang dimilikinya tidak bisa terbayar.
Menurut undang-undang, perusahaan akan mendapatkan status pailit apabila memiliki 2 atau lebih utang atau tidak membayar lunas yang telah jatuh tempo.
Bila dilihat dari definisi tersebut, perusahaan yang kondisi keuangannya sehat masih tetap dapat mengalami status pailit. Status pailit ini juga bisa diminta oleh perusahaan itu sendiri.
Baca juga: Produksi Massal: Pengertian, Tahapan, Manfaat, Keuntungan dan Kekurangannya
Perbedaan Bangkrut dan Pailit
Bila dilihat dari pengertian keduanya di atas, sebetulnya dapat disimpulkan bahwa yang menjadi perbedaan pada bangkrut dan pailit dapat dilihat dari sumber penyebabnya.
Perusahaan yang mengalami kondisi bangkrut disebabkan karena kondisi keuangannya yang tidak sehat. Yang dimaksud dengan kondisi keuangan tidak sehat ini adalah laba yang diperoleh tidak bisa menutup kerugian yang diderita.
Sementara perusahaan dinyatakan pailit disebabkan karena perusahaan tersebut tidak bisa membayar utang-utangnya. Sehingga perusahaan yang memiliki keuangan sehat tetap bisa dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga.
Satu-satunya yang menjadi persamaan di antara keduanya adalah hanya pengadilan yang berhak memutuskan suatu perusahaan mengalami pailit atau bangkrut.
Sebagai contoh, beberapa perusahaan yang dinyatakan pailit oleh pengadilan antara lain Nyonya Meneer, Peti Kemas Multicon, dan lain-lain. Sementara perusahaan yang dinyatakan bangkrut antara lain Adam Air, Panasonic Indonesia, Toshiba Indonesia, dan lain-lain.
Dalam kondisi bangkrut, sebuah perusahaan tetap dapat menjalankan operasional perusahaannya di bawah pengawasan pengadilan. Perusahaan juga mendapatkan jaminan perlindungan dari pengadilan hingga kondisi keuangannya menjadi lebih baik.
Sementara ketika perusahaan mengalami pailit, perusahaan harus membayar hutangnya dengan berbagai cara, termasuk dengan membagikan hartanya kepada para kreditur sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Baca juga: Promosi Produk: Pengertian dan 10 Tips Promosi yang Terbukti Efektif
Cara Mencegah Bangkrut dan Pailit
Bila dilihat secara detail memang ada perbedaan antara pailit dan bangkrut, terutama bila dilihat dari penyebab utamanya.
Namun, ternyata secara umum, kedua hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal yang sama yang bisa dicegah sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah perusahaan mengalami bangkrut dan pailit.
1. Melakukan Evaluasi Bisnis
Perusahaan yang mengalami pailit atau bangkrut umumnya sudah bisa dideteksi pada jauh-jauh hari. Caranya adalah dengan melihat apakah ada kemajuan terhadap bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tersebut.
Bila secara umum perusahaan sudah merasa tidak ada kemajuan, bahkan malah mengalami kemunduran, langsung lakukan evaluasi terkait bisnis yang dijalankan dapat mencegah terjadinya pailit atau bangkrut.
Dalam melakukan evaluasi terkait dengan bisnis sebaiknya lakukan pengecekan secara menyeluruh tentang penyebab ketidakmajuan bisnisnya.
Mencari penyebabnya bisa menjadi salah satu jalan untuk mencegah bisnis yang stagnan. Umumnya beberapa penyebab ini bisa karena produk yang ditawarkan kurang sesuai, layanan yang kurang memuaskan, hingga harga dan kualitasnya yang kurang baik.
Baca juga: Keunggulan Kompetitif: Pengertian, Fungsi, Strategi, Analisa dan Alat Ukurnya
2. Mempertimbangkan Ide dari Karyawan
Melakukan evaluasi dan mencari penyebabnya memang menjadi cara yang tepat untuk memperbaiki masalah sebelum semakin parah. Sehingga permasalahan keuangan perusahaan bisa menjadi lebih baik.
Dalam upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut, tidak ada salahnya bila seorang pemilik usaha mempertimbangkan ide-ide yang datang, bahkan dari karyawan sekalipun.
Hal ini sangat baik karena bisa jadi karyawan dapat memberikan solusi untuk mengembangkan performa perusahaan. Solusi dari karyawan ini bisa berupa strategi penjualan yang baru atau bahkan inovasi pada produk yang dapat menyelamatkan kondisi keuangan perusahaan.
Agar dapat memunculkan ide-ide dari karyawan dapat dimulai dengan sering mengadakan diskusi atau brainstorming untuk mencari cara meningkatkan performa bisnis perusahaan.
Baca juga: 30 Cara Melakukan Marketing Online Untuk Bisnis Kecil Secara Gratis
3. Meminta Pendapat Profesional
Selain mempertimbangkan ide-ide dari karyawan, tentu saja yang tidak kalah pentingnya adalah dengan meminta pendapat para profesional. Para profesional dari kalangan pengusaha yang sudah sukses akan memiliki beberapa solusi atas permasalahan yang sedang dialami.Â
Para pengusaha ini pastinya sudah mengalami asam garam dalam dunia bisnis dan bisa bertahan, sehingga dapat memberikan solusi yang tepat. Meminta pendapat dari para profesional juga bisa memberikan sebuah perspektif baru dari sisi luar perusahaan.Â
Perspektif baru ini sangat penting terutama dalam melihat masalah bisnis untuk dicari keputusan yang tepat. Jika beruntung, para profesional ini juga akan menawarkan bantuan finansial untuk menyelamatkan keuangan perusahaan. Inilah yang menjadi salah satu pentingnya memiliki banyak relasi yang potensial.
4. Meningkatkan Pelayanan Terhadap Pelanggan
Salah satu penyebab permasalahan keuangan perusahaan bisa jadi akibat pelayanan terhadap pelanggan yang kurang baik. Sebagai seorang pemilik usaha, penting sekali untuk mengetahui target pasar dan ekspektasi terhadap bisnis yang sedang ditekuni.Â
Pelanggan adalah faktor yang sangat penting dalam kelancaran bisnis, apapun bisnis yang sedang dijalani. Dari meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, akan didapatkan berbagai feedback terkait bisnis. Feedback dari pelanggan tersebut bisa memunculkani ide-ide baru dalam melanjutkan bisnis agar tidak mengalami permasalahan.Â
Feedback dari pelanggan sangat diperlukan untuk mengetahui sebetulnya keinginan dari pelanggan seperti apa. Dari hal tersebut, bisnis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga akan menuai banyak profit.
Baca juga: Proses Produksi: Pengertian, Jenis, Tahapan dan Karakteristiknya
5. Meningkatkan Efisiensi
Langkah selanjutnya dalam upaya pencegahan perusahaan dari status bangkrut dan pailit adalah dengan melakukan efisiensi dari berbagai sektor. Efisiensi ini bisa dimaksudkan sebagai bentuk penghematan atau pengeluaran rutin yang dilakukan oleh perusahaan.Â
Efisiensi ini bisa dalam bentuk pengurangan biaya operasional yang kurang memberikan dampak pada keberlangsungan bisnis. Bila dilihat dari definisinya, akan terlihat dengan jelas perbedaan antara bangkrut dan pailit yang dialami oleh perusahaan.Â
Namun secara umum, keadaan tersebut bisa dideteksi sebelumnya dengan cara melihat kondisi bisnis perusahaan. Mendeteksi kondisi bisnis sejak awal dapat mencegah perusahaan dijatuhi kondisi pailit atau bangkrut oleh pengadilan niaga.
Baca juga: Manajemen Risiko: Pengertian, Jenis, Strategi Penyelesaian, dan Fungsinya
Kesimpulan
Pastinya, setiap pebisnis tidak ingin usaha yang telah dibangun dengan susah payah mengalamai bangkrut dan pailit. Kedua hal ini adalah hal yang menakutkan dan bisa menjadi pilihan yang sangat dihindiari.
Jika perusahaan bangkrut atau pailit, ini tidak hanya berdampak pada bisnis saja namun juga perekonomian karyawan dalam entitas bisnis tersebut. Hal yang mungkin terjadi saat perusahaan mengalami kebangkrutan atau pailit adalah mereka mengalami pemutusan hubungan kerja yang berdampak bagi keluarga karyawan.
Untuk menghindari kebangkrutan atau kepailitan, salah satu hal yang perlu Anda lakukan adalah memastikan arus kas perusahaan Anda terkendali dan tidak memiliki hutang berlebih pada usaha.
Lakukan pembukuan secara terperinci pada setiap pengeluaran, pemasukan, aset dan juga pelaporan atau penghitungan perpajakan. Sebisa mungkin hindari pembukuan manual. Tidak hanya memakan waktu, melakukan pembukuan manual juga rentan pada kesalahan pencatatan yang berpotensi merugikan usaha Anda.
Solusi terbaik adalah menggunakan software akuntansi yang mudah digunakan kapanpun dan dimanapun, ramah pengguna, dan memiliki fitur yang sesuai dengan kebutuhan usaha Anda seperti Accurate Online.
Accurate Online adalah accounting software buatan Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan bisnis di Indonesia dan sudah dikembangkan sejak 20 tahun lalu.
Digunakan oleh lebih dari 300 ribu pengguna, Accurate Online memiliki fitur terbaik seperti pencatatan pengeluran dan pemasukan, penghitungan aset, payroll, pengelolaan stok, pelaporan dan penghitungan pajak, otomasi 200 jenis laporan keuangan, rekonsiliasi transakasi secara otomatis, dan masih banyak lagi.
Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: