Di dalam ilmu manajemen ada istilah perencanaan produksi. Ini juga merupakan poin penting yang harus dikaji lalu dijalankan dalam kegiatan produksi sebuah perusahaan.
Maka dari itu, petugas yang terkait harus memahami apa yang dimaksud dengan perencanaan produksi.
Nah di bawah ini akan dijelaskan pengertian perencanaan produksi secara lengkap.
Sedangkan di akhir akan dipaparkan yang terkait dengan fungsi, manfaat, unsur dan cara kerjanya.
Daftar Isi
Pengertian Perencanaan Produksi
Pengertian perencanaan produksi adalah rangkaian kegiatan yang terkait dengan merancang suatu produk/barang yang akan dibuat.
Baik yang berhubungan dengan motif, bentuk, rasa maupun jumlah unit barangnya.
Mengutip dari Wikipedia, Perencanaan produksi adalah perencanaan modul produksi dan manufaktur pada suatu perusahaan atau industri.
Hal ini memanfaatkan alokasi sumber daya aktivitas karyawan, material dan kapasitas produksi, untuk melayani pelanggan yang berbeda.
Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan produksi, hal tersebut meliputi:
- Permintaan Pasar
- Kapasitas Produksi
- Ketersediaan Bahan Baku
- Tenaga Kerja
- Teknologi Produksi
- Waktu Produksi
- Biaya Produksi
Perencanaan ini sendiri tergolong perencanaan operasional yang ada di dalam perusahaan.
Maka dari itu, kisi-kisinya harus jelas sehingga bisa dibakukan menjadi keputusan atau kebijakan terkait produk yang dimaksud.
Baca juga: Pengertian Kegiatan Produksi, Fungsi, dan Faktornya
Pengertian Perencanaan Produksi Menurut Ahli
Para ahli banyak memetakan definisi perencanaan produksi dengan makna yang berbeda-beda. Ini dia definisi-definisi yang dimaksud:
1. Agus Ahyari
Menurut Agus Ahyari perencanaan produksi adalah perencanaan produk dengan ruang lingkup apa serta berapa jumlah produk yang akan diproduksi.
Karena ini sebatas rencana maka yang diperbincangkan adalah produk yang akan dibuat di masa yang akan datang.
2. Nasution
Menurutnya perencanaan produksi adalah tindakan perencanaan yang cepat semata untuk menghasilkan kebijakan atau keputusan terkait permintaan produk yang disesuaikan dengan sumber daya perusahaan.
Baca juga : Pengertian Produk: Jenis, Tingkatan, dan Konsep Produksi
Jenis-jenis Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah proses mengatur dan mengelola sumber daya untuk memastikan produksi berjalan lancar, efisien, dan sesuai dengan permintaan.
Berikut adalah jenis-jenis perencanaan produksi berdasarkan cakupan dan tujuannya:
1. Perencanaan Produksi Jangka Panjang
Perencanaan Produksi Jangka Panjang berfokus pada perencanaan strategis yang mencakup beberapa tahun ke depan.
Hal ini berfungsi untuk menentukan arah dan kapasitas produksi perusahaan untuk memenuhi permintaan jangka panjang.
Contoh:
- Merencanakan pembangunan pabrik baru.
- Investasi dalam teknologi produksi canggih.
2. Perencanaan Produksi Jangka Menengah
Perencanaan yang mencakup periode waktu beberapa bulan hingga satu tahun.
Berfungsi untuk mengalokasikan sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, dan bahan baku untuk memastikan target produksi terpenuhi.
Contoh:
- Menyusun jadwal produksi bulanan.
- Menentukan kebutuhan bahan baku untuk periode tertentu.
3. Perencanaan Produksi Jangka Pendek
Perencanaan operasional yang mencakup periode harian hingga mingguan. Hal ini mengatur detail operasional harian agar produksi berjalan sesuai jadwal.
Contoh:
- Menjadwalkan shift karyawan.
- Memastikan mesin beroperasi sesuai kapasitas harian.
4. Perencanaan Kapasitas
Perencanaan Kapasitas berfokus untuk memastikan bahwa kapasitas produksi mencukupi untuk memenuhi permintaan.
Dilakukan dengan menentukan apakah perusahaan perlu meningkatkan kapasitas melalui investasi tambahan atau optimasi sumber daya.
Contoh:
- Penambahan mesin produksi.
- Peningkatan jam kerja atau shift tambahan.
5. Perencanaan Persediaan (Inventory Planning)
Perencanaan Persediaan menentukan jumlah bahan baku dan barang jadi yang harus tersedia untuk mendukung produksi.
Hal ini berfungsi untuk menghindari kelebihan atau kekurangan stok.
Contoh:
- Menjaga stok bahan baku untuk produksi dua minggu ke depan.
- Mengelola stok barang jadi untuk memenuhi permintaan pasar.
6. Perencanaan Produk Baru
Jenis ini berfokus pada proses produksi untuk produk baru, termasuk desain, uji coba, dan pengembangan.
Memiliki tujuan untuk memastikan produk baru dapat diproduksi dengan efisiensi maksimal.
Contoh:
- Uji coba produksi skala kecil untuk produk baru.
- Penyesuaian mesin atau alat untuk produksi baru.
Baca juga: Produksi Massal: Sejarah, Ciri-ciri, Tahapan, Contoh
Tujuan Perencanaan Produksi
Yang namanya rencana pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Begitu juga dengan perencanaan produksi.
Tujuan perencanaan produksi yang baik adalah untuk mempermudah perusahaan dalam menghasilkan produk yang baik secara efektif dan efisien.
Perencanaan produksi yang baik dapat membantu perusahaan untuk:
1. Meramalkan Permintaan Produk
Tujuan perencanaan produksi yang pertama adalah untuk meramalkan permintaan produk.
Maksudnya pihak perusahaan melakukan perencanaan dengan memperhitungkan kemungkinan berapa jumlah permintaan konsumen.
Jika kalkulasi atau hitung-hitungan ini bisa diketahui, tentu pihak perusahaan lebih mudah ketika memproduksi produk. Karena tinggal disesuaikan saja jumlahnya dengan permintaan pelanggan.
2. Menetapkan Jumlah Pemesanan Bahan Baku
Tujuan yang selanjutnya adalah untuk menetapkan jumlah pemesanan bahan baku. Yang mana jika ini tidak direncanakan terlebih dahulu tentu dikhawatirkan bisa terjadi kesalahan.
Misal memesan bahan baku dengan jumlah tertentu. Tetapi ketika dibuat produk jadi, jumlahnya malah kurang dari yang dipesan konsumen.
Bisa juga yang terjadi adalah sebaliknya, yang mana terlalu banyak membeli bahan baku sehingga ketika dibuat produk jadi malah jumlahnya lebih besar dari pesanan.
3. Menetapkan Keseimbangan Kebutuhan dengan Teknik Pemenuhan Pesanan
Tujuan yang ketiga adalah untuk menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan dengan strategi pemenuhan pesanan.
Karena dikhawatirkan tidak terjadi balance yang risikonya perusahaan bisa mengalami kerugian.
Karena itu diperlukan perencanaan yang matang supaya keseimbangan di antara keduanya tetap baik.
Di dalam planning inilah akan ditemukan titik temu yang menguntungkan antara strategi distribusi dengan kebutuhan konsumen akan produk yang didistribusikan.
Baca juga : Apa itu Faktor Produksi? Ini Pengertian dan 4 Faktornya!
Fungsi Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Karena ada fungsi-fungsi khusus yang sejatinya mampu meningkatkan keuntungan perusahaan.
Berikut adalah beberapa fungsi perencanaan produksi:
1. Menjamin Rencana Penjualan dan Produksi Sesuai dengan Rencana Strategis Usaha
Fungsi perencanaan yang pertama adalah menjamin rencana penjualan dan produksi sesuai dengan rencana strategis perusahaan.
Kesesuaian ini bisa terjadi apabila dilakukan planning produksi terlebih dahulu.
Minimal untuk mensejajarkan antara strategi produksi dan penjualan yang sekiranya bisa memenuhi tujuan inti perusahaan.
Yaitu mendapatkan keuntungan dari penjualan dan produk disukai oleh konsumen.
2. Sebagai Alat Ukur Performansi Proses Perencanaan Produksi
Perencanaan dalam proses membuat produk perlu dilakukan karena bisa dijadikan tolak ukur terkait dengan performa proses perencanaan itu sendiri.
Jika perencanaan berjalan dengan baik, maka otomatis performansi prosesnya akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
Maka dari itu, dalam setiap aktivitas perencanaan ini akan muncul laporan yang bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan atau kebijakan. Tentunya yang terkait dengan produksi dan strategi produksi.
3. Menjamin Kemampuan Produksi sesuai Rencana
Fungsi yang selanjutnya adalah menjamin kemampuan produksi sesuai dengan rencana. Ini merupakan fungsi yang lumrah lahir dari sebuah tindakan perencanaan.
Karena jika tidak ada perencanaan, tentu tidak bisa dimonitor apakah strategi produksi sudah sesuai rencana atau tidak.
Nah, jika perencanaan ini dijalankan dengan baik, tentu monitor produksi selanjutnya bisa lebih mudah.
Karena tinggal diperhatikan saja apakah strateginya sesuai rencana atau sebaliknya.
Baca juga : Manajemen Produksi Adalah: 3 Aspek dan Ruang Lingkup
Tahapan Perencanaan Produksi
Untuk melakukan perencanaan produksi tidak bisa sembarangan. Ada mekanisme tertentu yang harus dijalankan baru perencanaan akan berjalan maksimal.
Berikut adalah langkah-langkah perencanaan produksi:
1. Melakukan Routing
Melakukan routing maksudnya adalah menentukan jalur serta rute pekerjaan yang lengkap dengan urutan-urutannya.
Di dalam mekanisme ini harus direncanakan terlebih dulu yang terkait dengan kualitas bahan baku, kualitas dan kuantitas produk, sumber daya manusia dan mesin operasional yang akan digunakan.
Melakukan routing adalah melakukan perencanaan yang terkait dengan apa, bagaimana dan berapa jumlah produk yang akan dihasilkan.
Nah, jika perencanaan ini berhasil dilakukan akan muncul opsi strategi bagaimana sekiranya produksi produk memang sesuai dengan yang direncanakan.
2. Melakukan Penjadwalan
Melakukan penjadwalan maksudnya adalah mengatur tanggal dan waktu untuk memulai produk maupun untuk memperbaiki produk yang rusak.
Artinya di dalam mekanisme ini semua jadwal operasional direncanakan dengan baik dan teratur.
Tujuannya sederhana yaitu untuk menjaga efisiensi pembuatan produk dan distribusi produk.
Sehingga barang lekas sampai ke tangan konsumen agar bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
3. Melakukan Dispatching
Mekanisme yang selanjutnya adalah melakukan dispatching. Ini merupakan tahap implementasi atau action.
Dalam artian segala macam rencana produksi yang dijelaskan di atas, harus dijalankan oleh pihak perusahaan.
Dalam mekanisme ini, peralatan produksi harus sudah tersedia. Selain itu juga ada perintah dari pimpinan perusahaan untuk segera memulai membuat produk.
Baca juga: Tahapan Proses Produksi: Tujuan, Jenis, dan Contoh
Contoh Perencanaan Produksi
Berikut adalah contoh perencanaan produksi sederhana untuk sebuah perusahaan roti:
1. Informasi Dasar
- Produk: Roti Tawar
- Target Produksi: 10.000 roti per minggu
- Periode Produksi: Bulan Januari
- Permintaan Pasar: Berdasarkan data penjualan bulan sebelumnya, permintaan meningkat 15% karena liburan.
2. Penentuan Bahan Baku
- Tepung Terigu: 1.000 kg per minggu
- Ragi: 50 kg per minggu
- Gula dan Garam: 100 kg per minggu
- Air dan Bahan Tambahan: Disesuaikan dengan standar resep.
3. Penjadwalan Produksi
- Produksi Harian: 2.000 roti per hari (5 hari kerja dalam seminggu)
- Jam Kerja: 8 jam per hari, 2 shift (4 jam per shift)
- Jumlah Tenaga Kerja: 10 orang per shift (5 di bagian produksi, 5 di pengemasan).
4. Kapasitas Mesin
- Mesin Pemanggang: Kapasitas 500 roti per batch, 4 batch per hari per mesin.
- Mesin yang Digunakan: 2 mesin pemanggang aktif.
- Pemeliharaan: Dijadwalkan pada hari Sabtu untuk memastikan efisiensi.
5. Manajemen Persediaan
- Stok Awal Bahan Baku: Diperiksa setiap awal minggu untuk memastikan cukup hingga akhir minggu.
- Pengadaan: Pemesanan bahan baku dilakukan setiap Jumat untuk memastikan ketersediaan bahan pada hari Senin.
6. Pengendalian Kualitas
- Uji Coba: Setiap batch diuji kualitasnya untuk memastikan keseragaman rasa dan tekstur.
- Feedback Pelanggan: Dipantau untuk meningkatkan kualitas.
7. Distribusi
- Tujuan Pengiriman: Supermarket lokal, toko roti, dan pelanggan grosir.
- Jadwal Pengiriman: Setiap pagi pukul 08.00 menggunakan dua kendaraan operasional.
Baca juga : Sistem Produksi: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Contohnya
Pentingnya Data Keuangan dalam Rencana Produksi
Hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun rencana produksi bagi bisnis adalah data keuangan yang sesuai dengan kemampuan produksi bisnis Anda.
Tanpa data keuangan tentu Anda akan kesulitan untuk merealisasikan seluruh rencana bisnis.
Untuk memperoleh data keuangan yang faktual dan minim kesalahan, maka Anda harus melakukan pembukuan untuk pencatatan seluruh transaksi yang terjadi pada bisnis.
Dengan menggunakan pembukuan, Anda juga dapat dengan mudah melakukan improvisasi pada pos pengeluaran yang mengalami keborosan dan membuat proses penganggaran perusahaan Anda menjadi lebih optimal.
Untuk kemudahan pencatatan pembukuan, Anda bisa mencoba untuk menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur terlengkap, mudah digunakan, dan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Software Akuntansi dan Bisnis Accurate Online adalah software berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari ratusan ribu pengguna dan memiliki fitur terlengkap yang cocok untuk segala jenis bisnis di Indonesia.
Jadikan perencanaan produk lebih baik dengan pembukuan yang mudah bersama Accurate Online.
Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan gambar dibawah ini: