Contoh Supply Chain Management, Proses, & Manfaatnya bagi Bisnis

oleh | Agu 30, 2024

source envato.

Supply Chain Management: Pengertian, Proses Tahapan, dan Tujuannya dalam Bisnis

Tujuan utama pelaku bisnis mendirikan sebuah perusahaan adalah memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pebisnis harus pandai memanajemen produk dengan cara melakukan supply chain management.

Dalam dunia bisnis, supply chain management atau SCM adalah istilah yang tidak asing terdengar.

Perlu Anda ingat bahwa terdapat perbedaan supply chain dengan supply chain management!

Supply chain menggambarkan “apa” yang terjadi dalam aliran barang dan jasa, sedangkan SCM menggambarkan “bagaimana” aliran tersebut dikelola dan dioptimalkan.

Terlebih apabila usaha yang dijalankan berada di bidang manufaktur. Penerapan supply chain management menjadi kewajiban pada perusahaan tersebut.

Bagi pebisnis yang baru merintis usaha, ada baiknya apabila pebisnis mempelajari dan memahami lebih jauh mengenai supply chain management,

Dengan begitu pebisnis bisa mengambil langkah yang tepat supaya usaha yang dijalankan semakin maju.

Ingin mengetahui lebih jauh mengenai supply chain management? Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

Apa itu Supply Chain Management?

 Definisi Supply Chain Management

ilustrasi Manajemen Rantai Pasok. source envato

Supply Chain Management atau manajemen rantai pasok merupakan bagian yang sangat penting pada sebuah perusahaan.

SCM yang baik mengindikasikan daya saing perusahaan yang tinggi dan berkualitas.

Mengutip dari Investopedia, Supply Chain Management adalah proses pengelolaan aliran barang dan jasa ke dan dari suatu bisnis,

Termasuk setiap langkah yang terlibat dalam mengubah bahan mentah dan komponen menjadi produk akhir dan mengantarkannya ke pelanggan akhir.

Supply Chain Management sendiri didefinisikan sebagai kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, penyediaan, atau pun pengiriman produk atau jasa kepada konsumen.

Pengelolaan dan pengendalian supply chain management mencakup material atau bahan mentah, pembayaran, informasi dari pemasok ke produsen dan dari pedagang grosir ke konsumen.

Cakupan manajemen rantai pasok juga mencapai administrasi harian, operasi, dan juga logistik perusahaan.

Manajemen rantai pasokan merupakan hal yang sangat komplek, terlebih apabila diaplikasikan pada perusahaan besar.

Akan tetapi, jika sistem ini diberlakukan dengan baik, maka perusahaan bisa beroperasi dengan lebih efektif dan efisien.

Agar proses rantai pasokan bisa berjalan dengan lancar, maka tiga komponen dalam manajemen rantai pasok juga harus berlangsung baik.

Tiga komponen manajemen rantai pasok yang dimaksud yakni:

  • Upstream Supply Chain Management adalah proses dimana perusahaan mendapat pasokan dari luar perusahaan berupa bahan baku untuk melakukan produksi.
  • Internal Supply Chain Management adalah tahap selanjutnya dimana bahan baku yang telah diterima lalu diproses dan diproduksi menjadi bahan jadi.
  • Downstream Supply Chain Management merupakan proses pendistribusian produk yang telah jadi kepada konsumen melalui distributor.

Baca juga: Pengertian Supply Chain Activities, Manfaat, dan Dampaknya

Tujuan dan Manfaat Supply Chain Management

Tujuan Pemanfaatan Chain Supply Management dalam Bisnis

ilustrasi Manajemen Rantai Pasok. source envato

Agar proses produksi, hingga distribusi bisa berjalan dengan lancar, pemanfaatan manajemen rantai pasok menjadi salah satu syarat yang harus dijalankan oleh pebisnis.

Pemanfaatan manajemen rantai pasok dalam bisnis memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

1. Menjaga Kerja Sama di Rangkaian Jaringan Perusahaan

Kerja sama merupakan kunci utama keberhasilan sebuah perusahaan. Tanpa adanya kerja sama yang baik, maka di tubuh perusahaan akan terjadi chaos atau kekacauan.

Dengan diterapkannya manajemen rantai pasok, diharapkan koordinasi dan kerja sama pada setiap jaringan perusahaan akan lebih baik, sehingga kerja atau produksi semakin efektif dan efisien.

2. Menjaga Kepuasan Customer atau Pelanggan

Sebuah perusahaan tidak akan mampu berjalan tanpa adanya pelanggan. Oleh karena itu, kepuasan pelanggan harus dijaga atau bahkan ditingkatkan.

Manajemen rantai pasok yang benar membantu perusahaan menjaga kepuasan pelanggan karena produk bisa ke tangan pelanggan dengan tepat waktu dan kualitas yang memuaskan.

3. Mencapai Efisiensi Biaya di Seluruh Sistem dan Tahapan

Dengan menerapkan manajemen rantai pasok diharapkan perusahaan bisa menggunakan dana yang tersedia dengan lebih efisien tanpa terjadi pemborosan karena pembelian barang yang tidak perlu.

Melalui penerapan manajemen rantai pasok juga diharapkan proses transportasi dan distribusi menjadi lebih efektif dan juga efisien.

4. Memenangkan Persaingan Pasar

Penerapan supply chain management juga bertujuan agar perusahaan dapat memenangkan atau mempertahankan persaingan pasar.

Hal ini bisa dilakukan jika rantai pasokan menyediakan produk yang murah, berkualitas dan bervariasi.

Baca juga: Laporan Persediaan Barang: Fungsi, Manfaat, Cara Buat

Fungsi Supply Chain Management

Fungsi Supply Chain Management

ilustrasi Manajemen Rantai Pasok. source envato

Dalam sebuah perusahaan, manajemen rantai pasok memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting yang berhubungan dengan pengoperasian sebuah perusahaan.

Fungsi manajemen rantai pasok yang pertama yakni fungsi fisik yang berupa mengubah bahan baku menjadi bahan jadi untuk keperluan konsumen.

Fungsi manajemen rantai pasok ini berkaitan erat dengan berbagai macam biaya fisik seperti biaya pembelian bahan baku, biaya penyimpanan, biaya transportasi dan sebagainya.

Manajemen rantai pasokan juga berfungsi sebagai mediasi pasar dimana menghubungkan perusahaan dengan distributor yang mendistribusikan produk.

Terakhir, Chain Supply Management berfungsi untuk memastikan dan mengatur pembiayaan terkait survey pasar, perencanaan produk, dan biaya lainnya di luar pembiayaan fisik.

Baca juga: Pengertian Sistem Inventory, Manfaat, serta Tips Pengelolaannya

Tahapan Proses Supply Chain Management

Proses Tahapan Chain Supply Management

ilustrasi Manajemen Rantai Pasok. source envato

Seperti yang diketahui manajemen rantai pasok merupakan suatu proses yang melibatkan banyak proses dan berbagai pihak.

Sebuah produk atau layanan jasa bisa sampai ke tangan konsumen setelah melalui berbagai tahapan dalam manajemen rantai pasokan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:

1. Customer

Tahap pertama yang memulai manajemen rantai pasok berasal dari konsumen atau customer.

Pada tahap ini, customer mengajukan pesanan atau order suatu produk yang ditawarkan oleh pihak produsen.

Saat melakukan pemesanan, customer akan memberikan informasi terkait pemesanan produk.

Informasi tersebut diantaranya yakni jumlah produk yang dipesan dan tanggal pengantaran produk yang dipesan.

2. Planning

Setelah pesanan diterima oleh produsen, tim atau departemen perencanaan akan membuat perencanaan mengenai produksi produk yang diminta.

Selain perencanaan produksi, tim perencanaan juga bertanggung jawab terhadap persiapan kebutuhan bahan baku yang diperlukan.

Baca juga: Pengertian Diferensiasi Produk, Strategi dan Dampaknya bagi Usaha Anda

3. Purchasing

Tahap ketiga dalam manajemen rantai pasok adalah pembelian bahan baku.

Ini dilakukan oleh departemen pembelian setelah menerima rencana produksi yang dilakukan departemen perencanaan.

Pada tahap ini, departemen pembelian akan menghubungi pemasok untuk melakukan pembelian bahan baku dan bahan pendukung.

Selain melakukan pembelian, departemen ini juga menentukan tanggal penerimaan bahan dan jumlah bahan baku yang dibeli.

4. Inventory

Jika pesanan bahan baku telah datang, selanjutnya bahan baku tersebut akan dikirim ke pabrik untuk dilakukan pemeriksaan kualitas.

Apabila kualitas bahan baku dan jumlahnya telah memenuhi standar, bahan baku tersebut akan disimpan di gudang. Tahapan ini disebut inventory.

5. Produksi

Ketika bahan baku telah diperiksa dan disimpan, nantinya bahan baku tersebut akan diproses bersama bahan pendukung menjadi bahan jadi yang dipesan oleh customer.

Setelah selesai diproduksi, bahan baku yang telah menjadi bahan jadi akan kembali disimpan di gudang. Nantinya produk tersebut akan dikirim kepada customer.

6. Pengiriman

Tahap ini merupakan bagian terakhir dari manajemen rantai pasok. Pada tahap ini, produk yang disimpan di gudang akan dikirimkan kepada customer sesuai tanggal pengiriman yang diminta.

Kurir akan memastikan bahwa produk telah sampai ke tangan customer dengan sempurna.

Baca juga: SOP Gudang: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menerapkannya

Strategi Supply Chain Management

Strategi Supply Chain Management

ilustrasi Manajemen Rantai Pasok. source envato

Supply Chain Management merupakan salah satu indikator daya saing sebuah perusahaan.

Manajemen rantai pasok yang dibangun dengan baik menandakan bahwa daya saing perusahaan tersebut juga tinggi.

Untuk membangun manajemen rantai pasok yang baik, terdapat dua strategi yang bisa dijalankan.

Strategi yang pertama ialah membangun hubungan dengan pemasok bahan baku.

Tidak hanya pelanggan, pemasok merupakan bagian mata rantai yang penting dalam manajemen rantai pasok.

Hubungan mitra yang baik bisa menjamin kesuksesan mata rantai yang lain.

Salah satu cara membangun hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku adalah dengan tidak memilih terlalu banyak pemasok.

Lalu, fokuskan pada pemasok yang memiliki banyak keunggulan, sehingga perusahaan tidak merugi.

Strategi lainnya adalah dengan fokus meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan atau customer.

Kepuasan adalah hal yang harus diperhatikan ketika berhubungan dengan pelanggan.

Jika pelanggan merasa puas, maka besar kemungkinan pelanggan akan melakukan pemesanan ulang kepada perusahaan.

Menghasilkan banyak profit adalah tujuan sebuah perusahaan berdiri. Namun, untuk menghasilkan keuntungan tentu tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Baca juga: Cara Membuat Laporan Stok Barang & Contohnya

Contoh Supply Chain Management

Berikut adalah beberapa contoh dari penerapan SCM pada berbagai lini bisnis, setiap contoh memanfaatkan SCM untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.

1. Contoh SCM Industri Otomotif – Toyota

  • Perencanaan dan Pengadaan

Toyota menggunakan metode “Just-in-Time” (JIT) untuk mengurangi inventaris dan meningkatkan efisiensi produksi.

Dengan JIT, Toyota mengkoordinasikan pengadaan bahan baku sedemikian rupa sehingga komponen tiba tepat pada waktunya untuk digunakan dalam produksi, sehingga mengurangi biaya penyimpanan.

  • Produksi

Dalam proses produksinya, Toyota menerapkan “Toyota Production System” (TPS) yang mengutamakan efisiensi dan eliminasi pemborosan.

Setiap langkah dalam proses produksi dievaluasi secara terus-menerus untuk memastikan efisiensi maksimal.

  • Pengiriman dan Logistik

Toyota mengandalkan jaringan distribusi yang luas dan efisien untuk memastikan kendaraan sampai ke dealer dengan cepat.

Mereka menggunakan teknologi pelacakan untuk memantau pengiriman dan memastikan bahwa produk sampai pada waktu yang tepat.

  • Manajemen Pengembalian

Toyota juga memiliki sistem manajemen pengembalian yang efisien untuk menangani kendaraan yang memerlukan penarikan kembali atau pengembalian lainnya.

Hal ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif pada reputasi merek dan hubungan pelanggan.

2. Contoh SCM Industri Ritel – Indomaret

  • Perencanaan dan Pengadaan

Indomaret menggunakan data penjualan historis dan analisis permintaan untuk merencanakan inventaris mereka.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang preferensi pelanggan, Indomaret dapat mengelola stok barang di setiap toko secara lebih efektif.

  • Produksi

Meskipun Indomaret bukan produsen, mereka mengatur hubungan erat dengan pemasok untuk memastikan ketersediaan produk.

Hal ini mencakup negosiasi dengan produsen untuk pengadaan barang dengan harga terbaik dan dalam jumlah yang sesuai.

  • Pengiriman dan Logistik

Indomaret memiliki jaringan distribusi yang mencakup berbagai gudang dan pusat distribusi di seluruh Indonesia.

Mereka menggunakan sistem manajemen transportasi yang canggih untuk mengoptimalkan rute pengiriman dan mengurangi biaya logistik.

  • Manajemen Pengembalian

Indomaret juga memiliki kebijakan pengembalian yang jelas untuk barang-barang yang rusak atau tidak terjual, yang memungkinkan mereka untuk mengelola inventaris secara lebih efisien dan meminimalkan kerugian.

3. Contoh SCM E-commerce – Amazon

  • Perencanaan dan Pengadaan

Amazon menggunakan algoritma canggih untuk menganalisis data penjualan dan tren pasar.

Sistem ini memungkinkan mereka untuk memprediksi permintaan dan mengelola inventaris dengan sangat akurat.

  • Produksi

Amazon tidak memproduksi barang sendiri tetapi mengandalkan jaringan besar pemasok.

Mereka memastikan bahwa produk yang dijual melalui platform mereka memenuhi standar kualitas tertentu dan tersedia dalam jumlah yang cukup.

  • Pengiriman dan Logistik

Amazon dikenal dengan sistem logistiknya yang sangat efisien, termasuk penggunaan gudang otomatis dan teknologi robotik.

Amazon juga menggunakan algoritma optimasi rute pengiriman untuk memastikan pengiriman yang cepat dan biaya rendah.

  • Manajemen Pengembalian

Dengan kebijakan pengembalian yang mudah, Amazon dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

Mereka juga memanfaatkan data pengembalian untuk menganalisis dan memperbaiki masalah dalam rantai pasokan mereka.

4. Contoh SCM Industri Makanan dan Minuman – Coca-Cola

  • Perencanaan dan Pengadaan

Coca-Cola melakukan perencanaan permintaan yang cermat dan membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok bahan baku seperti gula, air, dan bahan kemasan.

  • Produksi

Coca-Cola memiliki fasilitas produksi di seluruh dunia yang memastikan produk mereka diproduksi dan didistribusikan secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi dan memastikan kesegaran produk.

  • Pengiriman dan Logistik

Coca-Cola menggunakan sistem distribusi yang terintegrasi untuk mengirimkan produk dari pabrik ke gudang dan akhirnya ke pengecer.

Hal ini mencakup penggunaan kendaraan berpendingin untuk produk yang memerlukan suhu tertentu.

  • Manajemen Pengembalian

Coca-Cola juga memiliki sistem pengelolaan pengembalian untuk mengatasi produk cacat atau kadaluwarsa, yang membantu meminimalkan kerugian dan menjaga kepuasan pelanggan.

Baca juga: Warehouse Management System (WMS): Konsep & Manfaatnya

Penutup

Penerapan Supply Chain Management adalah salah satu cara meningkatkan keuntungan.

Melalui manajemen rantai pasok yang dibangun dengan baik, perusahaan bisa meningkatkan citra dan daya saing di mata kompetitor lain.

Tidak hanya itu, melalui manajemen rantai pasok kepuasan pelanggan juga terjamin dan pada akhirnya membuat bisnis Anda lebih menguntungkan.

Pastikan juga Anda menggunakan sistem yang baik dalam pengelolaan manajemen rantai pasok.

Hal ini untuk memastikan bahwa ketersediaan stok, bahan baku dan dan bahan pendukung lainnya sesuai dengan permintaan pasar.

Anda bisa menggunakan sistem untuk memudahkan manajemen rantai pasok dengan proses akuntansi bisnis secara bersamaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan Accurate Online.

Software Akuntansi dan Bisnis Accurate Online adalah software berbasis cloud yang sudah dipercaya oleh lebih dari ratusan ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis.

Selain harga terjangkau, Accurate Online juga memiliki fitur terlengkap yang sesuai dengan kebutuhan bisnis di Indonesia.

Dengan menggunakan Accurate Online, Anda tidak hanya akan mendapatkan solusi pembukuan terlengkap namun juga fitur perpajakan, pengelolaan aset, pengelolaan inventori seperti multi gudang, stock opname dan masih banyak lagi.

Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

marketingmanajemenbanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Anggi
Seorang wanita lulusan sarjana manajemen bisnis dan akuntansi yang hobi menulis blog tentang manajemen bisnis secara spesifik.

Artikel Terkait