Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi utang atau kewajiban yang dimiliki perusahaan.
Dari contoh kasus tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan yang tidak mampu membayar utang memiliki likuiditas yang rendah.
Rendahnya likuiditas adalah salah satu tanda bahwa suatu perusahaan berada di ambang kebangkrutan.
Untuk memahami konsep likuiditas secara lengkap, perlu pembahasan yang lebih mendalam dan menyeluruh agar tidak salah menafsirkan asset dan likuiditas. Simak selengkapnya di artikel ini!
Daftar Isi
Apa itu Likuiditas?
Liquidity atau likuiditas adalah daya atau kemampuan suatu perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dan utang yang dimiliki.
Beberapa contoh hutang jangka pendek yang dimiliki perusahaan seperti pajak, utang usaha, deviden dan beberapa jenis lainnya.
Definisi lain menyebutkan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau individu melunasi kewajiban atau utang dengan harta lancar.
Jika perusahaan tidak memiliki daya dalam melunasi kewajibannya maka mustahil perusahaan bisa menjalankan kegiatan operasional seperti yang dilakukan sebelumnya.
Setiap perusahaan memiliki level liquidity yang berbeda yang bisa digambarkan dengan angka.
Rasio adalah angka yang digunakan untuk menggambarkan level liquidity yang dimiliki perusahaan.
Tingginya liquidity adalah pertanda bahwa sebuah perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam melakukan kegiatan operasional.
Likuiditas memiliki peran penting dalam menunjukkan kinerja perusahaan untuk menarik investor untuk mendukung bisnisnya.
Baca juga: Pengertian Manajemen Likuiditas dan 8 Strategi Ampuh Menerapkannya
Komponen Likuiditas
Jika sebelumnya dibahas mengenai manfaat yang bisa diperoleh perusahaan dari liquidity, selanjutnya pemahaman terhadap komponen likuiditas juga diperlukan.
Secara garis besar, komponen utama dari liquidity terbagi menjadi 3 bagian. Semua komponen tersebut memiliki peran besar bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.
1. Kerapatan
Komponen utama dari liquidity adalah kerapatan. Kerapatan atau gap merupakan komponen yang mampu menjelaskan mengenai jarak harga pada suatu produk.
Jarak harga tersebut meliputi jarak harga normal dan jarak harga yang telah disetujui perusahaan. Melalui komponen ini, perusahaan dapat menjabarkan mengenai perjanjian atau transaksi produk yang digunakan.
2. Kedalaman
Komponen kedua yang akan dibahas adalah kedalaman. Kedalaman adalah komponen liquidity yang menjelaskan mengenai volume atau jumlah penjualan serta pembelian suatu produk yang dilakukan oleh perusahaan. Komponen ini juga dapat memberikan penjelasan mengenai kisaran harga dari produk yang dijual atau dibeli oleh perusahaan.
3. Resiliensi
Komponen terakhir dari liquidity adalah resiliensi. Menjelaskan mengenai perubahan harga, komponen ini mampu memberikan gambaran mengenai seberapa cepat harga suatu produk berubah.
Perubahan harga yang dimaksudkan adalah dari harga normal ke harga yang lebih efisien untuk sebuah produk. Resiliensi mampu menjelaskan adanya ketidakstabilan harga suatu produk.
Baca juga: Likuiditas Bank : Pengertian, Jenis, dan Cara Mengelolanya
Jenis-jenis Likuiditas
Dalam konteks bisnis dan keuangan, likuiditas dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan perspektif penggunaannya:
1. Likuiditas Perusahaan
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya menggunakan aset lancar.
Hal ini adalah jenis likuiditas yang paling umum dibahas dalam laporan keuangan.
2. Likuiditas Pasar
Menggambarkan seberapa cepat dan mudah suatu aset dapat dijual di pasar tanpa memengaruhi harga secara signifikan.
Contohnya, saham perusahaan besar biasanya lebih likuid daripada properti.
3. Likuiditas Personal
Berkaitan dengan individu dalam mengelola aset dan utang. Semakin besar kemampuan individu mencairkan aset atau memenuhi kewajiban dalam waktu dekat, semakin tinggi tingkat likuiditas personalnya.
Baca juga: Risiko Likuiditas: Pahami Pentingnya, Penyebab dan Tindakan Pencegahannya
Fungsi Likuiditas bagi Bisnis
Likuiditas memegang peranan vital dalam kelangsungan dan pertumbuhan bisnis. Beberapa fungsi utamanya meliputi:
Menjamin Kelancaran Operasional
Likuiditas tinggi memastikan perusahaan dapat membayar kewajiban rutin seperti gaji, sewa, dan bahan baku.
Menjaga Kepercayaan Kreditur dan Investor
Perusahaan dengan likuiditas baik dianggap lebih stabil dan dipercaya oleh pihak eksternal.
Menghindari Risiko Kebangkrutan
Dengan likuiditas yang cukup, perusahaan bisa menghindari gagal bayar dan risiko hukum terkait utang.
Fleksibilitas Finansial
Likuiditas memberi ruang manuver ketika perusahaan menghadapi peluang investasi mendadak atau krisis keuangan.
Manfaat Likuiditas untuk Perusahaan
Tingkat liquidity bukan hanya jalan bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya saja.
Likuiditas juga memberi manfaat yang besar bagi sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Beberapa manfaat dari liquidity untuk perusahaan dapat disimak berikut ini.
- Likuiditas menjadi media yang tepat bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnis.
- Menjadi alat yang dapat mengantisipasi adanya kebutuhan dana mendesak yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
- Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan atau finansial, liquidity dapat memudahkan nasabah yang hendak melakukan peminjaman dan penarikan dana.
- Menjadi tolak ukur tingkat fleksibilitas perusahaan untuk mendapatkan investor atau usaha lain yang menguntungkan bagi perusahaan.
- Sebagai alat ukur level liquidity yang dimiliki perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.
- Membantu manajemen perusahaan untuk mengawasi efisiensi modal perusahaan.
- Sebagai alat bantu analisis keuangan dan menginterpretasi posisi keuangan jangka pendek yang dimiliki perusahaan.
Baca juga : Pengertian Rasio Likuiditas, Jenis-jenis Rasio, dan Cara Menghitungnya
Cara Menghitung Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Berikut beberapa rumus umum:
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini adalah angka yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan memanfaatkan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
Rasio Lancar = Aset Lancar / Kewajiban Lancar
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan mampu melunasi utang jangka pendek menggunakan aktiva lancar tanpa mempertimbangkan persediaan perusahaan.
Rasio Cepat = (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar
Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas adalah pemanfaatan uang kas perusahaan untuk melunasi kewajiban perusahaan, hal ini seperti rekening giro.
Rasio Kas = Kas dan Setara Kas / Kewajiban Lancar
Rasio Modal Kerja
Rasio modal kerja memberikan gambaran tingkat liquidity yang dimiliki perusahaan yang dilihat dari jumlah aktiva dan posisi modal kerja.
Rasio Modal Kerja = (Aset Lancar – Kewajiban Lancar) / Total Aset
Perhitungan rasio ini membantu perusahaan untuk mengukur posisi keuangannya secara objektif dan mengambil keputusan strategis berbasis data.
Baca juga : 5 Rasio Keuangan Lengkap Beserta Rumus Penghitungannya
Contoh Likuiditas
Studi Kasus PT Sukses Makmur memiliki:
- Aset Lancar: Rp 500.000.000
- Kewajiban Lancar: Rp 250.000.000
- Persediaan: Rp 100.000.000
- Kas dan Setara Kas: Rp 150.000.000
Maka:
- Current Ratio: 500.000.000 / 250.000.000 = 2,0
- Quick Ratio: (500.000.000 – 100.000.000) / 250.000.000 = 1,6
- Cash Ratio: 150.000.000 / 250.000.000 = 0,6
Interpretasi:
Perusahaan memiliki kemampuan cukup baik dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, meski perlu menjaga kas lebih tinggi untuk likuiditas optimal.
Baca juga: Analisis Rasio Keuangan: Metode, Manfaat, dan Contohnya
FAQ Seputar Likuiditas
Bagaimana cara meningkatkan likuiditas perusahaan?
Dengan meningkatkan kas, mempercepat penagihan piutang, mengurangi persediaan yang tidak produktif, dan menekan kewajiban jangka pendek.
Apa perbedaan likuiditas dan solvabilitas?
Likuiditas fokus pada kemampuan membayar utang jangka pendek, sedangkan solvabilitas mengukur kemampuan jangka panjang dalam melunasi seluruh kewajiban.
Berapa idealnya rasio likuiditas sebuah bisnis?
Umumnya, rasio lancar minimal 1,5–2,0 dianggap sehat. Namun, standar dapat berbeda tergantung sektor industri.
Baca juga: Laporan Keuangan: Pengertian, Jenis, dan, Tujuannya Untuk Bisnis Anda
Penutup
Nah itulah informasi seputar likuiditas di sebuah perusahaan yang menjadi pembahasan kali ini.
Likuiditas adalah daya atau kemampuan suatu perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dan utang yang dimiliki.
Semakin tinggi likuiditas perusahaan, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya.
Buatlah pengingat hutang agar Anda tidak telat dalam membayar hutang dan pajak perusahaan.
Seperti yang Anda ketahui bahwa jika Anda telat membayar, likuiditas Anda akan rendah dan akan berpengaruh pada perusahaan.
Untuk mempermudah Anda dalam menghitung pajak, Anda bisa menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur pajak dan memiliki kalender pengingat hutang piutang Anda. Sangat mudah bukan?
Dengan Accurate Online Anda dapat menggunakan fitur otomatisasi pembuatan lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan penghitungan rasio keuangan terlengkap di Indonesia.
Accurate online juga sudah digunakan lebih dari ratusan ribu pengguna dan sudah meraih Top brand award sejak tahun 2016.
Tertarik ingin mencoba? Anda bisa langsung mencoba trial gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini :







