Apa itu Mental Accounting? Ini Pengertian, Peran Penting, dan 4 Contoh Sederhananya
Jika Anda adalah orang yagn menyimpan semua uang dalam satu rekening atau membaginya pada beberapa rekening berdasarkan fungsinya, maka hal tersebut dikenal dengan mental accounting.
Bias yang terdapat pada behavioral finance atau kebiasaannya dalam mengelola keuangan ini akan membuat Anda mengalokasikan dana alam suatu subjek tertentu saja.
Setiap orang tentu mempunyai pemikiran yang berbeda terkait keuangan. Hal tersebut juga akan menyebabkan adanya perbedaan pada kebiasaan berbelanja dan juga menabung. Dengan memahami konsep dari mental accounting, maka akan sangat membantu Anda dalam merubah cara berpikir dan mengambil keputusan terkait keuangan.
Ingin mengetahui lebih lanjut tentang mental accounting? Baca terus artikel tentang mental accounting di bawah ini hingga selesai.
Daftar Isi
Apa itu Mental Accounting?
Berdasarkan laman Investopedia, mental accounting adalah suatu fenomena di mana seseorang membagi sumber daya finansial mereka ke dalam beberapa “akun mental” atau kategori tertentu dalam pikiran mereka.
Dalam mental accounting, sumber daya finansial (seperti uang) dianggap sebagai suatu unit yang terpisah dan dikelola secara berbeda-beda, meskipun secara objektif sumber daya tersebut sebenarnya tidak terpisah.
Contoh umum dari mental accounting adalah bagaimana seseorang dapat memisahkan uang mereka menjadi “uang jajan”, “uang belanja”, “uang sewa”, dan sebagainya.
Masing-masing akun mental tersebut memiliki tujuan dan batasan yang berbeda, dan pengeluaran yang melebihi batas yang ditentukan dalam setiap akun tersebut mungkin dianggap tidak wajar atau kurang bijak.
Mental accounting dapat mempengaruhi cara seseorang mengelola keuangan mereka, karena mereka cenderung mengambil keputusan berdasarkan akun mental tertentu, bukan berdasarkan keseluruhan gambaran keuangan mereka secara keseluruhan.
Misalnya, seseorang mungkin lebih cenderung mengeluarkan uang dari akun mental “uang jajan” daripada akun mental “uang pensiun”, meskipun secara keseluruhan pengeluaran tersebut mungkin tidak bijak dalam jangka panjang.
Baca juga: Pengertian Net Worth dan 5 Indikasi Net Worth yang Bagus
Pentingnya Memahami Mental Accounting
Memahami mental accounting penting karena fenomena ini dapat mempengaruhi cara seseorang mengelola keuangan mereka dan membuat keputusan finansial. Dengan memahami konsep ini, seseorang dapat:
1. Menghindari Pemborosan
Dengan memahami mental accounting, seseorang dapat memastikan bahwa mereka tidak mengeluarkan terlalu banyak uang dari akun mental tertentu yang mungkin tidak bijak dalam jangka panjang, seperti uang jajan atau uang belanja.
2. Mengalokasikan Uang dengan Lebih Efektif
Seseorang dapat mengelola uang mereka dengan lebih efektif dengan memperhatikan alokasi mereka ke dalam berbagai akun seperti menetapkan batasan pengeluaran untuk setiap kategori dan mengoptimalkan pengeluaran mereka dengan cara yang lebih efektif.
3. Meminimalisir Risiko
Dengan memahami mental accounting, seseorang dapat menghindari kesalahan dalam memisahkan uang mereka ke dalam akun tertentu yang dapat mengurangi risiko keuangan.
4. Menyusun Rencana Keuangan yang Lebih Baik
Dengan memahami mental accounting, seseorang dapat mempertimbangkan semua akun mereka secara keseluruhan saat menyusun rencana keuangan jangka panjang, seperti rencana pensiun atau investasi.
Secara keseluruhan, memahami mental accounting dapat membantu seseorang mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif, menghindari pemborosan, dan meminimalkan risiko keuangan mereka.
Baca juga: Current Ratio (Rasio Lancar): Pengertian, Rumus, Contoh dan Batasannya
Contoh Mental Accounting
Berikut adalah beberapa contoh mental accounting dalam kehidupan sehari-hari:
1. Uang Hadiah
Ketika seseorang menerima uang hadiah, mereka mungkin lebih cenderung menganggapnya sebagai uang yang “tidak terikat” dan mengalokasikannya ke dalam kategori pengeluaran yang berbeda dari uang yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Misalnya, mereka mungkin menganggap uang hadiah sebagai “uang jajan” yang dapat digunakan untuk bersenang-senang, sementara uang dari pekerjaan mereka digunakan untuk membayar tagihan atau investasi jangka panjang.
2. Kupon Diskon
Ketika seseorang menerima kupon diskon untuk suatu produk atau layanan, mereka mungkin merasa seperti mereka mendapatkan “uang gratis”. Kupon diskon ini mungkin kemudian dianggap sebagai uang yang terpisah dari pengeluaran sehari-hari dan dapat digunakan untuk membeli barang-barang tambahan yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Uang yang Diperoleh Melalui Investasi
Seseorang mungkin memandang uang yang mereka peroleh dari investasi sebagai “uang ekstra” yang terpisah dari penghasilan mereka dari pekerjaan sehari-hari. Ini mungkin menyebabkan mereka mengalokasikan uang ini ke dalam kategori pengeluaran yang berbeda, seperti investasi jangka panjang atau liburan mewah, daripada membayar tagihan atau memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Uang yang Ditabung
Seseorang mungkin memandang uang yang mereka tabung sebagai uang yang terpisah dari uang yang mereka miliki dalam rekening giro atau uang tunai. Uang yang ditabung ini mungkin dianggap sebagai “uang masa depan” yang hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu, seperti untuk membeli rumah atau mobil, daripada digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Ini hanya beberapa contoh mental accounting yang umum, namun setiap individu mungkin memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam memisahkan dan mengelola uang mereka ke dalam akun mental tertentu.
Baca juga: Finance Reporting: Pengertian dan 5 Manfaat Pentingnya untuk Perusahaan
Cara Menghindari Efek Negetif dari Mental Accounting
Berikut adalah beberapa cara menghindari efek negatif dari mental accounting:
1. Lihat Uang Sebagai Satu Kesatuan
Alih-alih memisahkan uang ke dalam akun mental tertentu, pandanglah uang sebagai satu kesatuan. Pertimbangkan semua sumber penghasilan dan pengeluaran secara keseluruhan dan tetapkan rencana keuangan berdasarkan hal ini.
2. Fokus Pada Tujuan
Fokuslah pada tujuan keuangan jangka panjang daripada hanya mengalokasikan uang ke dalam kategori pengeluaran yang berbeda-beda. Misalnya, fokus pada tujuan menabung untuk membeli rumah atau persiapan pensiun, dan alokasikan uang ke dalam rekening tabungan yang ditujukan untuk tujuan tersebut.
3. Pikirkan Kembali Tentang Pembelian Impulsif
Sebelum membeli barang-barang secara impulsif, tanyakan pada diri sendiri apakah itu merupakan keputusan finansial yang bijak dan berkontribusi pada tujuan keuangan jangka panjang. Jika tidak, hindari membelinya.
4. Buat Anggaran yang Realistis
Buat anggaran yang realistis untuk pengeluaran Anda, dengan memperhitungkan semua biaya hidup dan menetapkan batasan pengeluaran untuk setiap kategori. Hal ini dapat membantu Anda menghindari membayar terlalu banyak pada satu kategori dan mengabaikan kategori lainnya.
5. Hindari Memindahkan Uang ke dalam Akun Tertentu yang Tidak Perlu
Hindari memindahkan uang ke dalam akun tertentu yang tidak perlu atau hanya untuk tujuan konsumsi semata, seperti uang jajan atau uang belanja. Sebaliknya, alokasikan uang Anda ke dalam rekening yang dapat memberikan manfaat jangka panjang, seperti investasi atau rekening tabungan dengan bunga yang tinggi.
Dengan menghindari efek negatif dari mental accounting, Anda dapat mengelola keuangan Anda dengan lebih efektif dan mengambil keputusan finansial yang bijak.
Baca juga: Pengertian Laporan Laba Rugi, Jenis, Fungsi, dan Contohnya
Penutup
Demikianlah penjelasan dari kami tentang mental accounting. Jadi, mental accounting dapat mempengaruhi cara kita mengelola uang dan membuat keputusan finansial.
Ini dapat menyebabkan keputusan yang tidak bijak dan menyebabkan kita mengabaikan tujuan keuangan jangka panjang.
Namun, dengan memahami efek mental accounting dan mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya, kita dapat mengelola uang dengan lebih efektif dan membuat keputusan finansial yang lebih bijak.
Hal ini dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan jangka panjang dan menciptakan kestabilan keuangan dalam hidup kita.
Namun, agar lebih mudah dalam mengelola keuangan, #lebihbaik Anda menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.
Kenapa? Karena software yang dikembangkan dengan teknologi cloud computing ini mampu mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan Anda secara otomatis. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan yang bisa Anda akses dimana dan kapan saja Anda perlukan.
Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah dan lebih fokus dalam mengelola serta mengembangkan bisnis.
Masih ragu dengan Accurate Online? Rasakan sendiri manfaatnya dengan mencoba Accurate Online selama 30 hari gratis melalui tautan gambar di bawah ini.