Di dalam siklus akuntansi, beban bunga atau yang dalam bahasa inggris disebut interest expense akan selalu masuk ke dalam unsur laporan keuangan.
Hal tersebut karena biaya bunga wajib dibayar oleh perusahaan sebagai konsekuensi meminjam modal pada pihak lain.
Beban bunga atau biaya pinjaman ini bisa dikatakan sebagai beban bunga yang dikapitalisasi berdasarkan akuntansi berbasis akrual.
Dengan menghitung biaya pinjaman secara tepat, maka para akuntan akan terbantu dalam menyajikan catatan laporan keuangan untuk kepentingan perusahaan ataupun investor.
Untuk itu, beban bunga yang terdapat di dalam laporan keuangan ini bisa sangat memengaruhi saldo di dalam laporan neraca dan juga laporan laba rugi perusahaan.
Untuk itu, dalam kesempatan kali ini kami akan membahas secara mendalam tentang perlakuan beban bunga dan contoh dalam mencatatnya agar Anda bisa menerapkan salah satu biaya pengeluaran ini dengan baik sebagai bahan evaluasi perusahaan.
Daftar Isi
Pengertian Beban Bunga
Pengertian dasar beban bunga adalah beban yang dicatat ke dalam laporan laba rugi, sehingga akan mengacu pada suatu entitas, seperti bank, kreditur, atau pihak pemberi pinjaman lainnya dengan jangka waktu tertentu.
Dalam siklus biaya akuntansi, biasanya pinjaman tersebut termasuk hutang, pinjaman, obligasi, konversi, dan kredit yang dibebankan pada perusahaan.
Tapi dalam biaya pinjaman dikapitalisasi akan sangat berhubungan dengan beban pinjaman atas aset tetap ataupun saldo pinjaman untuk penyusutan aset dalam jangka waktu yang panjang.
Sehingga, biaya pinjaman yang ada di dalam laporan keuangan akan langsung dicatat ke dalam laporan laba rugi dan laporan neraca yang berguna agar bisa membantu para investor dan pihak kepentingan perusahaan yang lainnya.
Baca juga: Apa itu Bunga Tunggal? Pengertian, Rumus, dan Manfaatnya
Mengapa Adanya Beban Bunga Dikapitalisasi?
Berdasarkan Financial Accounting Standards Board atau FASB, tujuan dilakukannya kapitalisasi biaya bunga dalam suatu biaya pinjaman adalah agar bisa memperoleh suatu angka dan harga perolehan yang bisa menghasilkan suatu investasi dari semua aset total tersebut.
Kehadiran beban bunga berguna juga untuk memberikan beban suatu biaya yang berhubungan dengan harga perolehan dari suatu operasional perusahaan dengan manfaat yang akan di dapat oleh perusahaan di masa depan.
Untuk itu, biaya ini bisa dijadikan sebagai perbandingan pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Jenis-jenis Beban Bunga
Beberapa jenis perlakuan biaya bunga sebagai suatu pilihan dalam kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut:
- Beban bunga yang tidak dikapitalisasi akan diberlakukan sebagai suatu biaya periode
- Beban bunga yang dikapitalisasi bisa dijadikan sebagai biaya fisik. Jumlah perhitungan biaya kapitalisasinya adalah sebagai berikut.
- Terdapat pembayaran pada seluruh biaya pinjaman atas dana pinjaman untuk kegiatan pembangunan
- Semua jumlah pembayaran biaya pinjaman adalah untuk seluruh dana pinjaman yang ada
- Beban bunga yang dikapitalisasi akan senilai dengan pembayaran bunga implisit dana yang tersimpan di dalam perusahaan.
- Sedangkan perlakukan akuntansi biaya bunga lainnya adalah sebagai berikut:
- Beban bunga yang dikapitalisasi tidak bisa dijadikan elemen harga
- Nominal dalam menghitung biaya pinjaman harus dengan berdasarkan perlakuan bebannya.
- Perlakuan akuntansi biaya bunga adalah salah satu bagian dari biaya pendanaan.
Kehadiran perlakukan biaya ini dilakukan agar tidak menimbulkan perhitungan yang keliru atas adanya kegiatan perusahaan, sehingga pendapatan ini nantinya akan bisa menutupi laba perusahaan yang belum terlalu besar.
Untuk itu, selama terdapat biaya pinjaman yang dikapitalisasi, maka akan berdampak pada jangka waktu amortisasi biaya bunga, sehingga amortisasi tersebut akan turut berdampak pada usia ekonomis dalam suatu biaya aset tetap tersebut.
Baca juga: Pengertian Bunga Majemuk dan Perbedaannya dengan Bunga Tunggal
Beban Bunga dalam Laporan Keuangan
Beban bunga termasuk dalam kategori biaya operasional dan dicatat dalam laporan keuangan untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap laba bersih perusahaan.
1. Beban Bunga dalam Laporan Laba Rugi
- Dicatat sebagai beban non-operasional karena bukan bagian dari aktivitas utama bisnis.
- Dikurangkan dari pendapatan sebelum pajak (EBIT) untuk mendapatkan laba sebelum pajak (EBT).
2. Beban Bunga dalam Laporan Arus Kas
- Dicatat dalam arus kas dari aktivitas operasi, karena merupakan bagian dari pembayaran rutin yang memengaruhi kas perusahaan.
- Jika bunga sudah dibayarkan, akan muncul sebagai pengurangan pada arus kas operasi.
3. Beban Bunga dalam Neraca (Jika Belum Dibayar)
- Jika beban bunga belum dibayar pada akhir periode, maka dicatat sebagai utang bunga dalam liabilitas jangka pendek.
Baca juga: Laporan Keuangan: Pengertian, Jenis, dan, Tujuannya
Ketentuan Dalam Mengatur Biaya Pinjaman
Agar bisa dijadikan bahan perbandingan di dalam laporan keuangan dan bisa lebih mudah untuk dibaca, maka terdapat ketentuan standar akuntansi untuk bisa memperlakukan biaya bunga ini dengan baik.
Dari segi konsep, biaya bunga harus mempunyai syarat yang harus dipenuhi, seperti jenis aset perusahaan yang berhubungan dengan bunga tersebut. Sehingga, biaya pinjaman yang dikapitalisasi harus juga mempunyai jangka waktunya tersendiri.
Sesuai dengan ketentuan dasarnya, bahwa kehadiran kapitalisasi ini memang memerlukan syarat yang memang harus memenuhi standar akuntansi keuangan tersebut.
Pengaruh Jangka Waktu Periode Dalam Biaya Beban Bunga
Dalam kapitalisasi biaya bunga, suatu perhitungan atas periode bunga perolehan bisa menjadi biaya periode kapitalisasi, adapun tiga kondisi yang bisa mempengaruhi waktu periode dan harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
- Terdapat biaya pengeluaran sebagai pembangunan suatu aset yang terjadi
- Kegiatan perusahaan ini harus bisa diselesaikan sesuai dengan periode yang sedang berlangsung
- Biaya biaya pinjaman akan berjalan bersamaan dengan adanya kegiatan operasional perusahaan.
Pembebanan yang terdapat pada biaya pinjaman ini memang akan berdampak pada pendapatan yang sejalan dengan biaya aset ataupun depresiasi. Selain itu, tujuan dilakukannya kapitalisasi biaya pinjaman adalah agar bisa memperoleh nilai pendapatan secara akrual pada investasi perusahaan.
Baca juga: Bunga Bank Adalah: Ini Definisi, Jenis, Fungsi, Serta Manfaatnya
Jurnal Penyesuaian Beban Bunga
Jurnal penyesuaian beban bunga adalah pencatatan akuntansi yang dilakukan pada akhir periode untuk menyesuaikan beban bunga yang telah terjadi tetapi belum dibayar (beban bunga terutang) atau yang telah dibayar di muka (beban bunga dibayar di muka).
Jurnal ini memastikan bahwa beban bunga dicatat dalam periode akuntansi yang sesuai, sesuai dengan prinsip akrual dalam akuntansi.
Contoh Jurnal Penyesuaian Beban Bunga
1. Jika Beban Bunga Masih Harus Dibayar (Bunga Terutang)
Pada 31 Desember 2024, PT XYZ memiliki bunga pinjaman sebesar Rp3.000.000 yang sudah berjalan tetapi belum dibayarkan.
Keterangan: Beban bunga tetap diakui sebagai pengeluaran meskipun belum dibayar, dan dicatat sebagai utang bunga yang akan dibayar di periode mendatang.
2. Jika Beban Bunga Dibayar di Muka
Pada 1 Desember 2024, PT XYZ membayar bunga pinjaman selama 3 bulan sebesar Rp6.000.000 untuk periode Desember 2024 hingga Februari 2025. Pada akhir Desember, hanya Rp2.000.000 yang menjadi beban bulan tersebut.
Saat Pembayaran di Muka (1 Desember 2024):
Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2024):
Keterangan: Beban bunga diakui hanya untuk bulan Desember, sementara sisa Rp4.000.000 masih dicatat sebagai beban dibayar di muka untuk periode mendatang.
Baca juga: Pendapatan Bunga: Pengertian dan Dampaknya Untuk Bisnis
Rumus Beban Bunga
Beban bunga dihitung berdasarkan pokok pinjaman, tingkat suku bunga, dan jangka waktu pinjaman.
Berikut adalah rumus yang dapat Anda gunakan untuk menghitung beban bunga:
Rumus Beban Bunga = Pokok Pinjaman x Suku Bunga x Periode (dalam tahun)
Jika periode dalam bulan, maka rumusnya menjadi:
Rumus Beban Bunga = Pokok Pinjaman x Suku Bunga x (Jumlah Bulan / 12)
Cara Menghitung Beban Bunga
Agar bisa lebih memahami cara dalam mencatat biaya pinjaman di dalam laporan keuangan, berikut ini kami berikan contoh sederhananya.
Katakanlah PT ABC mengambil pinjaman dari bank sebesar Rp100.000.000 di tanggal 01 Februari 2021, dengan tingkat bunga tahunan sebesar 8%.
Tujuan dari dilakukannya pinjaman ini adalah untuk membiayai pembangunan dan produksi perusahaan.
Pembangunan yang dilakukan oleh PT ABC ini dimulai di tanggal 01 Maret 2021.
Perusahaan tersebut menginvestasikan dana sebanyak Rp80.000.000 sebagai uang pinjaman selama periode bulan Maret dan April 2021 dengan suku bunga pinjaman sebesar 3% per tahun.
Lalu, berapakah biaya bunga pinjaman yang bisa dikapitalisasi pada tahun 2021?
Jawaban:
Bila pinjaman dana dilakukan pada tanggal 01 Februari, maka beban bunga yang dikapitalisasi hanya bisa dimulai pada tanggal 1 Maret 2021.
Jika semua syarat sudah dipenuhi, maka pada tanggal 01 April perhitunganya adalah sebagai berikut:
Perhitungan:
- Beban Bunga :
Rp100.000.000 x 8% x 9/12 = Rp 6.000.000
Catatan: Perhitungan seperti ini digunakan dengan bunga riil ataupun metode bunga efektif yang muncul.
- Dikurangi Pendapatan Investasi :
Rp80.000.000 x 3% x 2/12 = Rp 400.000
- Total Beban Bunga Dikapitalisasi :
Beban Bunga – Pendapatan Investasi
=Rp 6.000.000 – Rp 400.0000
= Rp 5.600.000
Baca juga: Contoh Soal Rekonsiliasi Bank dan Pengertian Lengkapnya
Penutup
Demikianlah penjelasan dari kami tentang beban bunga. Perhitungan ini akan sangat membantu Anda dalam memahami berapa beban bunga yang akan Anda peroleh atau Anda bayarkan bila Anda mengajukan investasi atau pinjaman untuk bisnis anda.
Setelah berhasil mengajukan pinjaman dan melakukan investasi dalam bisnis, pastikan juga bahwa seluruh angsuran atau bunga yang dikenakan pada bisnis Anda bisa memberikan keuntungan atau pinjaman tersebut tidak lebih dari pendapatan di dalam bisnis Anda.
Namun bila pendapatan bisnis Anda masih terus berkurang, bahkan Anda mengalami kesulitan dalam menghitung dan mengelola keuangan, cobalah untuk menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online.
Accurate Online adalah aplikasi bisnis dan akuntansi yang sudah dipercaya oleh lebih dari 377 ribu pebisnis di Indonesia dan sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam bidang aplikasi akuntansi.
Dengan menggunakan aplikasi berbasis cloud atau online ini, Anda akan bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis, cepat dan akurat. Anda juga bisa mengakses aplikasi ini secara mudah di mana saja dan kapan saja Anda berada dengan menggunakan perangkat yang sudah terhubung dengan internet.
Selain itu, Accurate Online juga sudah dilengkapi dengan berbagai fitur luar biasa yang bisa membantu Anda dalam meningkatkan efisiensi bisnis, seperti fitur penjualan, fitur pembelian, persediaan, perpajakan, manufaktur dan masih banyak lagi.
Lebih dari itu, tampilan dashboard di dalamnya pun cukup sederhana, sehingga akan lebih mudah untuk dimengerti oleh siapa saja, bahkan oleh orang awam sekalipun.
Ingin mencoba Accurate Online? Tenang, Anda bisa mencobanya terlebih dulu secara gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini.