Jurnal Retur Pembelian dan Perbedaannya dengan Jurnal Retur Penjualan
Di dalam dunia bisnis, retur adalah suatu hal yang memiliki kaitan erat dengan proses jual beli.
Sederhananya, retur adalah pengembalian. Dalam dunia bisnis proses retur memerlukan jurnal retur pembelian.
Pengembalian barang itu sendiri bisa terjadi karena berbagai faktor, bisa karena barang yang rusak, dalam kondisi yang kurang bagus, atau bisa juga karena tidak sesuai dengan pemesanan.
Retur bisa dilakukan dengan syarat sudah mendapatkan persetujuan dari pembeli dan juga penjual.
Pencatatan jurnal pembelian dan retur penjualan sangat penting bagi setiap pihak agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Nah, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan tentang retur pembelian dan perbedaannya dengan jurnal retur penjualan khusus untuk Anda.
Daftar Isi
Pengertian Jurnal Retur Pembelian
Retur pembelian pada dasarnya adalah suatu proses pengembalian suatu produk ataupun barang yang tidak sesuai ataupun dalam kondisi yang tidak baik dari pihak pembeli pada pihak supplier atau pemasok.
Biasanya, retur pembelian ini berkaitan dengan jumlah barang yang banyak.
Beberapa ahli menjelaskan bahwa sistem retur pembelian digunakan di dalam perusahaan untuk proses pengembalian barang yang telah dibeli pada pemasoknya.
Barang yang telah diterima oleh pihak pemasok terkadang tidak sesuai dengan barang yang sudah dipesan berdasarkan surat order pembelian.
Alasan retur umumnya mencakup:
- Adanya ketidaksesuaian tersebut terjadi kemungkinan besar karena barang yang didapat tidak sesuai dengan spesifikasi yang terdapat di dalam surat order pembelian.
- Barang mengalami kerusakan pada saat proses pengiriman barang.
- Barang yang diterima oleh pelanggan sudah melewati tanggal pengiriman yang sudah dijanjikan oleh pihak pemasok.
Retur pembelian tunai memberikan keuntungan yang maksimal pada pembeli, karena bila terjadi retur, maka pemasok bisa mengganti pembelian barang secara langsung dengan tunai.
Selain itu, pihak pembeli juga tidak akan dikenakan beban biaya tanggungan kredit.
Kebalikan dari retur pembelian tunai, retur pengembalian kredit adalah pembeli yang melakukan pembelian dengan harga yang belum lunas terbayar.
Mereka membelinya dengan cara kredit, sehingga akan terjadi utang dagang di dalam pencatatan akuntansi.
Bila sampai terjadi pengembalian barang, maka pihak pemasok akan secara langsung memotong biaya pelunasan barang dari jumlah nominal barang yang dikembalikan tersebut.
Sederhananya, penjual hanya harus melunasi harga pembelian barang yang sudah dikurangi dengan biaya kerugian karena adanya pengembalian.
Proses pengembalian tersebut nantinya akan dicatat di dalam laporan keuangan pada akun jurnal retur pembelian.
Pencatatan tersebut bisa digunakan sebagai data jumlah ataupun persediaan barang yang sudah ada.
Hal tersebut terjadi karena proses keluar atau kembali barang akan memberikan dampak pada jumlah persediaan barang di gudang.
Jurnal retur pembelian adalah suatu akun khusus di dalam laporan keuangan yang mana isinya adalah catatan retur pembelian yang lengkap dan juga terperinci.
Di dalam jurnal keuangan, jurnal retur pembelian ini akan dimasukkan ke dalam bagian kredit. Sedangkan di dalam utang dagang nantinya akan dicatat pada bagian debit.
Salah satu syarat untuk dilakukannya pengembalian barang adalah bukti transaksi atas pembelian barang yang telah dilakukan.
Dalam jurnal retur pembelian, bukti transaksi ini disebut dengan nota debit.
Nota debit adalah suatu dokumen yang berfungsi sebagai adanya transaksi atas pengembalian barang dagang yang telah dibuat oleh pihak penjual pada pembeli.
Biasanya, nota debet ini akan dilampirkan pada barang yang akan dikembalikan.
Baca juga: Cara Mencatat 4 Jenis Jurnal Pembelian & Contohnya
Perbedaan Jurnal Retur Pembelian dengan Jurnal Retur Penjualan
Jurnal retur pembelian dan jurnal retur penjualan memiliki perbedaan utama dalam hal arah transaksi.
Jurnal retur pembelian mencatat pengembalian barang yang dibeli oleh perusahaan kepada pemasok karena alasan seperti barang cacat atau tidak sesuai pesanan.
Pencatatan ini mengurangi jumlah hutang dagang dan persediaan perusahaan.
Sementara itu, jurnal retur penjualan mencatat pengembalian barang oleh pelanggan kepada perusahaan akibat barang yang cacat atau tidak sesuai.
Dalam pencatatan ini, jumlah piutang usaha dan penjualan perusahaan akan berkurang, serta persediaan akan meningkat karena barang kembali ke stok perusahaan.
Baca juga: Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang dan Cara Mencatatnya
Fungsi Jurnal Retur Pembelian
Dalam pembuatan jurnal tentu pasti ada fungsi yang ingin dicapai, apa saja fungsi tersebut? berikut jawabannya:
1. Mengurangi Hutang Dagang
Ketika barang dikembalikan kepada pemasok, hutang perusahaan terhadap pemasok tersebut berkurang.
Jurnal retur pembelian mencatat pengurangan ini, yang akan mempengaruhi saldo hutang dagang.
2. Mengatur Persediaan
Pengembalian barang juga berarti pengurangan dalam persediaan perusahaan.
Jurnal retur pembelian mencatat pengurangan ini untuk memastikan catatan persediaan tetap akurat.
3. Dokumentasi Transaksi Pengembalian
Jurnal retur pembelian berfungsi sebagai bukti tertulis dari transaksi pengembalian barang.
Hal ini penting untuk keperluan audit dan referensi di masa mendatang.
4. Mempermudah Rekonsiliasi
Dengan adanya catatan yang jelas dalam jurnal retur pembelian, perusahaan dapat lebih mudah melakukan rekonsiliasi antara catatan keuangan internal dengan laporan dari pemasok.
Baca juga: Jurnal Retur Penjualan: Pengertian, Contoh Kasus dan Cara Mencatatnya
Hal yang dicatat dalam Jurnal Retur Pembelian
Dalam jurnal retur pembelian, umumnya dicatat:
- Akun Retur Pembelian – Akun ini digunakan untuk mengurangi jumlah pembelian yang sebelumnya dicatat.
- Akun Persediaan – Mengurangi nilai persediaan yang dikembalikan.
- Akun Hutang Usaha – Mengurangi kewajiban yang ada kepada pemasok karena barang yang dikembalikan.
Baca juga: Contoh Jurnal Khusus Penjualan dan Penjelasan Lengkapnya
Cara Membuat Jurnal Retur Pembelian
Membuat jurnal retur pembelian melibatkan beberapa langkah penting yang harus diikuti untuk mencatat transaksi pengembalian barang dengan benar dalam pembukuan perusahaan.
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat jurnal retur pembelian:
1. Identifikasi Transaksi Pengembalian:
Pastikan bahwa pengembalian barang telah disepakati antara perusahaan dan pemasok.
Periksa kembali faktur pembelian asli untuk mencocokkan barang yang akan dikembalikan.
2. Kumpulkan Dokumen Pendukung:
Dapatkan semua dokumen yang relevan seperti nota debit (debit memo) yang dikeluarkan oleh pemasok atau perusahaan, serta surat pengembalian barang.
Dokumen ini akan menjadi dasar pencatatan jurnal retur pembelian.
3. Tentukan Akun yang Terlibat:
Dalam jurnal retur pembelian, biasanya akun-akun yang terlibat adalah:
- Persediaan Barang Dagang (Inventory): Dikurangi karena barang dikembalikan ke pemasok.
- Hutang Dagang (Accounts Payable): Dikurangi karena kewajiban untuk membayar pemasok berkurang.
- PPN Masukan (VAT In): Jika pengembalian barang mencakup pengembalian PPN yang telah dibayar, akun ini juga perlu disesuaikan.
4. Buat Entri Jurnal
Catat pengembalian barang dalam jurnal retur pembelian dengan mengurangi nilai persediaan dan hutang dagang. Contoh entri jurnalnya adalah sebagai berikut:
- Tanggal: [Tanggal Transaksi]
- Keterangan: Pengembalian barang kepada pemasok [Nama Pemasok]
- Debit:Hutang Dagang [Nama Pemasok] (xx)
PPN Masukan (jika ada) (xx) - Kredit: Persediaan Barang Dagang (xx)
Contoh format:
Tanggal: 12 Agustus 2024
Debit: Hutang Dagang (Rp 1.000.000)
PPN Masukan (Rp 100.000)
Kredit: Persediaan Barang Dagang (Rp 1.100.000)
5. Posting ke Buku Besar
Setelah jurnal retur pembelian dibuat, posting entri jurnal tersebut ke buku besar untuk mengupdate saldo akun yang terkait.
6. Lakukan Rekonsiliasi
Pastikan bahwa total pengembalian barang sesuai dengan yang telah dicatat di jurnal retur pembelian.
Lakukan rekonsiliasi dengan catatan pemasok untuk memastikan tidak ada perbedaan dalam pencatatan.
7. Review dan Simpan Catatan
Review kembali jurnal retur pembelian untuk memastikan akurasi. Simpan semua dokumen pendukung dengan baik sebagai bagian dari catatan akuntansi perusahaan.
Baca juga: Cara Mencatat Jurnal Penjualan dan Contohnya
Contoh Jurnal Retur Pembelian
Berikut adalah tiga contoh kasus pencatatan jurnal retur pembelian untuk membantu Anda memahami bagaimana pengembalian barang dicatat dalam jurnal akuntansi:
Contoh 1: Pengembalian Barang Tanpa PPN
PT ABC membeli barang senilai Rp 5.000.000 dari Pemasok XYZ.
Namun, setelah barang diterima, PT ABC mengembalikan sebagian barang senilai Rp 1.000.000 karena terdapat cacat produksi. Barang tersebut tidak dikenakan PPN.
Pencatatan Jurnal Retur Pembelian:
Tanggal: 14 Agustus 2024
Debit: Hutang Dagang (Rp 1.000.000)
Kredit: Persediaan Barang Dagang (Rp 1.000.000)
Penjelasan:
Hutang dagang berkurang karena barang dikembalikan ke pemasok, dan persediaan barang dagang juga dikurangi.
Contoh 2: Pengembalian Barang dengan PPN
PT DEF membeli barang dari Pemasok MNO dengan total Rp 11.000.000 (termasuk PPN 10%).
Namun, PT DEF mengembalikan barang senilai Rp 5.500.000 (termasuk PPN) karena tidak sesuai spesifikasi.
Pencatatan Jurnal Retur Pembelian:
Tanggal: 15 Agustus 2024
Debit: Hutang Dagang (Rp 5.500.000)
Kredit: Persediaan Barang Dagang (Rp 5.000.000)
PPN Masukan (Rp 500.000)
Penjelasan:
Hutang dagang berkurang sebesar Rp 5.500.000 karena pengembalian barang termasuk PPN.
Persediaan barang dagang dan PPN masukan dikurangi sesuai dengan nilai barang yang dikembalikan.
Contoh 3: Pengembalian Barang Sebagian dengan Diskon
PT GHI membeli barang senilai Rp 20.000.000 dari Pemasok JKL dengan diskon pembelian sebesar 5%.
Setelah diterima, PT GHI mengembalikan barang senilai Rp 4.000.000 sebelum diskon karena barang rusak. Barang dikenakan PPN 10%.
Pencatatan Jurnal Retur Pembelian:
Tanggal: 16 Agustus 2024
Debit: Hutang Dagang (Rp 4.400.000)
Kredit: Persediaan Barang Dagang (Rp 4.000.000)
PPN Masukan (Rp 400.000)
Penjelasan:
Hutang dagang berkurang sebesar Rp 4.400.000 yang merupakan nilai barang dikembalikan termasuk PPN.
Persediaan barang dagang dan PPN masukan dikurangi sesuai nilai barang yang dikembalikan.
Diskon tidak diterapkan karena pengembalian terjadi sebelum pembayaran dilakukan.
Baca juga: Mengenal Macam-Macam Jurnal Akuntansi dalam Pengelolaan Keuangan
Kesimpulan
Ketika membuat jurnal retur pembelian atau penjualan, ada baiknya Anda untuk meneliti setiap kegiatan transaksi retur pembelian dan penjualan dengan nota debit dan kredit.
Karena terdapat beberapa perbedaan juga dalam cara mencatat transaksi ini berdasarkan ilmu akuntansi.
Ketika Anda menerima barang hasil retur atau malah mengirimkan pengembalian atau retur barang, usahakanlah untuk jangan pernah lupa untuk selalu memeriksa kembali kategori, jumlah, dan spesifikasi barang dagang yang dikembalikan.
Banyak orang yang tidak terlalu memperdulikan hal ini, padahal cukup penting untuk dilakukan dengan alasan untuk menghindari terjadinya kesalahan kedua kalinya.
Nah, bila Anda tidak memiliki waktu untuk membuat jurnal retur pembelian atau jurnal penjualan, Anda bisa menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online.
Dengan menggunakan Accurate Online, bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis, cepat dan akurat.
Terlebih lagi, Anda juga bisa mengakses data laporan keuangan tersebut secara nyaman di mana saja dan kapan saja.
Tertarik untuk menggunakan Accurate Online? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini.