Apa itu Dividen? Pengertian, Jenis, Cara Hitungnya

11 Des 2020 | Ditulis oleh: Ibnu Ismail
Ditinjau oleh: Nibras Ratna Verified Reviewer
Apa itu Dividen? Pengertian, Jenis, Cara Hitungnya

Poin penting


  • Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham, berupa tunai, saham, atau aset lain, yang dibayarkan sesuai keputusan direksi serta persetujuan dalam RUPS.

 

  • Dividen dibayarkan kepada pemegang saham dengan jadwal dan besaran yang diputuskan perusahaan, investor bisa mencairkan atau menginvestasikan ulang dividen yang diterima.

 

  • Terdapat beberapa tipe dividen, seperti dividen tunai, saham, aset, dividen interim, dividen saham biasa dan preferen, hingga dividen khusus.

 

  • Pendapatan dividen dihitung berdasarkan rasio pembagian dividen dari laba bersih perusahaan, dan bisa dianalisis melalui rasio pembayaran maupun rasio retensi pada laporan keuangan.

Dividen adalah salah satu tujuan utama banyak investor ketika berinvestasi di pasar saham.

Selain sebagai bentuk apresiasi atas kepemilikan saham, dividen menjadi sumber penghasilan pasif yang dapat dinikmati langsung oleh pemegang saham.

Dalam praktiknya, dividen bisa berupa uang tunai, saham tambahan, hingga aset lain. Tidak hanya sekadar pembagian keuntungan, pemahaman tentang mekanisme, jenis, dan strategi dividen sangat penting untuk memaksimalkan profit dari investasi.

Pelajari lebih lanjut tentang cara kerja dividen, perbedaannya dengan capital gain, dan banyak lagi melalui artikel ini.

Apa itu dividen?

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan terbuka (emiten) kepada para pemegang saham sebagai bentuk apresiasi atas investasi mereka.

Umumnya, dividen dibayarkan dari laba bersih perusahaan setelah dikurangi berbagai biaya dan kewajiban penting lainnya.

Pembayaran dividen bisa berupa uang tunai, saham tambahan, atau aset lain yang setara kas.

Keputusan pembagian dividen biasanya diambil oleh dewan direksi perusahaan dan harus mendapatkan persetujuan dari mayoritas pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Namun, tidak semua laba selalu dibagikan. Perusahaan juga dapat memilih untuk menahan sebagian keuntungan guna keperluan reinvestasi atau menghadapi kebutuhan dana di masa mendatang.

Penting untuk diketahui, pengumuman tentang pembagian dividen seringkali memengaruhi pergerakan harga saham perusahaan baik naik maupun turun tergantung besar atau kecilnya dividen serta kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Baca juga: Cara Mencari Dividen di Laporan Keuangan Secara Cepat dan Mudah

Bagaimana cara kerja dividen?

Dividen adalah aspek penting dalam memiliki saham, banyak investor mengharapkan pembayaran rutin sebagai kompensasi untuk menyimpan uang mereka di perusahaan.

Setiap perusahaan yang terbuka untuk pemegang saham perlu memutuskan berapa banyak uangnya untuk disimpan dalam laba ditahan dan berapa banyak yang harus dikembalikan kepada pemegang saham.

Laba ditahan penting untuk menjaga modal di perusahaan dan menginvestasikan kembali laba untuk pertumbuhannya di masa depan.

Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk mulai membayar keuntungan, ia perlu menentukan jadwal pembayarannya dan jumlah yang akan dibayarkan per saham.

Misalnya, dewan direktur perusahaan mengumumkan akan membayar keuntungan kuartalan sebesar 25 rupiah per saham.

Seorang investor yang memiliki 1.000 saham tidak hanya akan mendapat keuntungan dari setiap peningkatan nilai saham, tetapi juga dari dividen kuartalan sebesar 25.000 rupiah.

Pemegang saham itu kemudian dapat memutuskan apakah akan mencairkan dividen tersebut atau menginvestasikannya kembali dalam saham tambahan.

Baca juga: Mengenal Jurnal Pembagian Dividen dan Cara Mencatatnya

Jenis-jenis dividen

Perusahaan dapat membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam beberapa bentuk yang berbeda. Setiap jenis dividen memiliki karakteristik serta syarat yang berbeda pula.

Berikut penjelasan ringkas mengenai berbagai jenis dividen yang umum ditemukan:

1. Dividen tunai

Dividen tunai adalah jenis dividen yang paling umum diberikan perusahaan. Pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai yang langsung ditransfer ke rekening pemegang saham atau melalui cek.

Dividen ini sering dibagikan secara berkala, misalnya setiap kuartal atau tahun, tergantung kebijakan perusahaan.

2. Dividen saham

Pada dividen saham, perusahaan membagikan laba kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru, bukan uang tunai. Nilainya diberikan secara proporsional sesuai jumlah saham yang sudah dimiliki.

Hal ini bisa meningkatkan jumlah saham beredar dan juga kepemilikan investor secara otomatis, tanpa mengalirkan kas keluar dari perusahaan.

3. Dividen aset (dividen barang)

Kadang-kadang, perusahaan memilih untuk membagikan dividen dalam bentuk aset non-tunai, seperti properti, produk fisik, atau sekuritas lainnya.

Jenis dividen ini relatif jarang dilakukan dan umumnya terjadi jika perusahaan memiliki kelebihan aset yang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat.

4. Dividen saham biasa (common stock dividend)

Dividen ini diberikan kepada pemegang saham biasa, biasanya dalam bentuk kas atau saham baru.

Saham biasa memberikan hak suara dan biasanya lebih terpengaruh oleh fluktuasi laba perusahaan dibandingkan saham preferen.

5. Dividen saham preferen (preferred dividend)

Dividen ini khusus diberikan kepada pemegang saham preferen dan biasanya bersifat tetap serta dibayarkan secara berkala (misal, setiap tiga bulan).

Saham preferen serupa dengan obligasi karena memberikan pendapatan tetap dan mendapat prioritas pembayaran dibandingkan saham biasa, terutama saat likuidasi perusahaan.

6. Dividen interim

Dividen interim adalah dividen yang dibayarkan sebelum tahun buku perusahaan berakhir, biasanya di tengah periode akuntansi (misalnya, pertengahan tahun).

Pembayaran dilakukan sebelum laba bersih tahunan diketahui secara pasti, dan biasanya menunggu persetujuan dewan direksi.

Dividen interim memberikan sinyal positif kepada investor tentang keyakinan perusahaan terhadap kinerja keuangannya di masa mendatang.

7. Dividen khusus (special dividend)

Dividen khusus adalah pembayaran yang dilakukan di luar jadwal dividen reguler, sering kali diberikan saat perusahaan memiliki surplus kas atau memperoleh keuntungan luar biasa.

Dividen jenis ini tidak diharapkan rutin dan biasanya hanya diberikan pada kondisi tertentu saja.

Baca juga: Apa itu Dividend per Share? Ini Pengertian dan Cara Menghitungnya!

Bagaimana cara menghitung pendapatan dividen?

Dividen dihitung dengan menggunakan rasio pembayaran dividen, di mana keuntungan tahunan per saham dibagi dengan laba per saham. Rasio tersebut dapat dinyatakan sebagai:

Rasio Pembayaran Dividen = Dividen yang dibayarkan / Laba bersih yang dilaporkan

Khususnya, rasio pembayaran dividen adalah 0% bagi perusahaan yang tidak menawarkan keuntungan kepada pemegang sahamnya.

Demikian pula, perusahaan yang membayarkan total laba bersih sebagai dividen memiliki rasio pembayaran dividen 0.

Demikian pula, rasio retensi dapat dihitung dengan membagi keuntungan ini yang dibayarkan per saham dengan laba per saham. Hal yang sama dapat diungkapkan sebagai:

Rasio Retensi = Dividen per saham / Pendapatan per saham

Dengan bantuan rasio pembayaran keuntungan, seseorang dapat dengan mudah mengetahui jumlah uang yang ditawarkan perusahaan kepada pemegang sahamnya.

Selanjutnya, rasio berguna untuk menghitung jumlah yang diinvestasikan kembali untuk memperluas dan meningkatkan operasi perusahaan, melunasi hutang yang ada atau membangun cadangan kas.

Ini juga terbukti berguna dalam menilai keberlanjutan perusahaan. Misalnya, perusahaan dengan rasio pembayaran yang lebih dari 100% menandakan bahwa ia membayar lebih dari apa yang diperoleh pemegang saham.

Akhirnya, praktik semacam itu akan memaksa perusahaan untuk mengurangi penawaran mereka atau menghentikannya sama sekali. Di sisi lain, perusahaan dengan rasio pembayaran keuntungan yang stabil menunjukkan posisi keuangan yang kuat.

Baca juga: Apa itu Dividen Yield? Berikut Pengertian, Rumus, dan Analisisnya

Perbedaan dividen dengan capital gain

Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham, yang bisa diberikan dalam bentuk uang tunai ataupun tambahan saham.

Dividen ini langsung menjadi penghasilan bagi pemegang saham, karena mereka menerima imbalan secara langsung saat perusahaan meraih laba.

Sementara itu, capital gain adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham dari kenaikan harga saham di pasar. Capital gain hanya didapat ketika saham dijual dengan harga lebih tinggi dari harga belinya.

Pembayaran dividen biasanya diputuskan dan dijadwalkan oleh dewan direksi perusahaan, dan bisa diambil tunai atau diinvestasikan kembali ke saham.

Sebaliknya, capital gain murni bergantung pada pergerakan harga pasar dan tidak terkait dengan keputusan manajemen perusahaan.

Jadi, dividen memberikan manfaat langsung dan terjadwal, sedangkan capital gain baru bisa dinikmati saat saham dijual di harga yang lebih tinggi.

Baca juga: Valuasi Adalah: Pengertian, Cara Menghitung, dan Bedanya dengan Profit Bisnis

Mengapa banyak investor berfokus pada dividen?

Saat memilih saham untuk portofolio investasi, banyak investor berfokus pada dividen karena menawarkan berbagai keuntungan menarik.

Pertama, besaran dividen yang dibagikan bisa menjadi sinyal apakah suatu saham dihargai terlalu tinggi atau terlalu rendah di pasar.

Secara historis, banyak riset menunjukkan bahwa perusahaan yang rutin membayar dividen biasanya memiliki kualitas laba lebih baik dan kinerja sahamnya cenderung mengungguli perusahaan yang tidak membayar dividen dalam jangka panjang.

Perusahaan yang konsisten membayar dan bahkan meningkatkan dividen, umumnya memiliki fundamental keuangan yang kuat, bahkan saat terjadi krisis.

Banyak investor global gemar berinvestasi di perusahaan besar konsumsi sehari-hari seperti The Hershey Company atau Colgate-Palmolive, yang dikenal selalu membagikan dividen di segala kondisi ekonomi.

Saham-saham dividen juga sering menjadi pilihan “aman” ketika pasar saham sedang turun, dividen yang dibayarkan secara rutin bisa mencegah harga saham jatuh terlalu dalam dan membantu investor mengelola risiko portofolio mereka.

Selain itu, pembayaran dividen dapat mempercepat pertumbuhan dana investasi melalui reinvestasi, serta memberikan pendapatan pasif yang tetap.

Sebagai tambahan, dividen tertentu juga memiliki perlakuan pajak lebih rendah dibandingkan penghasilan biasa, memberikan manfaat pajak bagi investor yang memenuhi syarat.

Inilah sebabnya, saham dengan riwayat dividen stabil sering menjadi buruan investor yang menginginkan keseimbangan antara pertumbuhan modal dan pendapatan rutin dari investasinya.

Baca juga: Pengertian Dividen Saham dan Startegi Tepat Memilih Saham yang Baik

Saham dengan dividen terbesar di Indonesia

Berikut adalah beberapa saham IHSG dengan deviden terbesar di 2024 yang dapat Anda masukan dalam watchlist:

1. ADRO (Alamtri Resources Indonesia Tbk)

Saham ini mencatat dividend yield sangat tinggi, sekitar 49-50% di 2024.

Dividen spesialnya juga besar sekali (Rp 41,53 triliun) yang membuat total nilai dividen sangat tinggi.

2. ITMG (Indo Tambangraya Megah Tbk)

Dividen per saham ITMG tahun 2024 ada di kisaran Rp 1.228 per saham, dengan yield sekitar ~10-11%.
kumparan

Sebagai perusahaan tambang batubara, profitnya lumayan terdongkrak oleh harga komoditas.

3. PTBA (Bukit Asam Tbk)

PTBA juga termasuk top saham dengan yield dividen besar. Sekitar 14,1% yield untuk 2024. Nominal dividen per sahamnya cukup tinggi juga dalam konteks saham bluechip di Indonesia.

4. PGAS (Perusahaan Gas Negara Tbk)

PGAS punya yield dividen yang kompetitif, sekitar 9,3-11% tergantung harga saham & waktu pengumuman. Dividen per saham PGAS ialah Rp 182,08 per saham yang dibagikan atas laba 2024.

5. BMRI (Bank Mandiri Tbk)

Walau yield tidak “super tinggi” seperti perusahaan tambang spesial, BMRI termasuk yang membagi dividen besar dan secara konsisten.

Dividen per saham untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 466,18 per saham. Nilai total dividen juga besar karena basis pemegang sahamnya luas.

Baca juga: Fundamental Saham: Pengertian dan Indikator Acuannya

Kesimpulan

Memahami seluk-beluk dividen, dari definisi hingga strategi memilih saham dividen tinggi sangat penting untuk membangun portofolio yang optimal dan memberikan penghasilan pasif yang stabil.

Dengan mencatat setiap pemasukan dividen dan memantau laporan keuangan secara teratur, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak.

Lakukan juga pengelolaan finansial yang baik dan pembuatan laporan keuangan yang sesuai data bisnis sebenarnya sehingga Anda bisa meningkatkan kepercayaan para investor Anda. Hindari pembukuan manual yang memakan waktu dan rentan kesalahan.

Solusinya adalah menggunakan software akuntansi yang mudah digunakan dan memiliki fitur yang bisnis Anda butuhkan seperti Accurate Online.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah dikembangkan sejak 20 tahun lalu dan digunakan oleh lebih dari ratusan ribu pengguna dari berbagai jenis usaha yang bisa Anda coba gratis selama 30 hari melalui gambar pada tautan di bawah ini.

Terakhir, dapat dikatakan bahwa calon investor yang ingin menanamkan modalnya pada saham yang menghasilkan dividen tinggi harus sudah mengenal konsep dividen terlebih dahulu.

Secara berturut-turut, mereka harus mempertimbangkan berbagai faktor dan parameter keuangan terkait untuk mengukur ruang lingkup menghasilkan keuntungan dengan berinvestasi di saham tersebut.

akuntansifooter-copy

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Ibnu Ismail
Berawal dari hobi berkembang hingga profesi, tak sekedar fokus menulis di bidang ekonomi dan keuangan, saat ini Saya juga menggeluti SEO dan SEM secara lebih mendalam.

Artikel Terkait