Profit margin atau margin keuntungan adalah metrik penting untuk diukur oleh bisnis, karena menunjukkan berapa banyak uang yang dihasilkan bisnis.
Penting untuk mengetahui bagaimana menghitung margin keuntungan untuk memastikan bahwa organisasi Anda menguntungkan dan kompetitif.
Dalam artikel ini, kita melihat bagaimana profit margin dihitung dan bagaimana bisnis menggunakan margin keuntungan mereka untuk meningkatkan proses dan memperluas operasi mereka.
Daftar Isi
Apa itu Profit Margin?
Profit margin adalah pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk setelah semua biaya operasional bisnis dikurangi.
Profit margin menggambarkan persentase penjualan yang merupakan keuntungan.
Margin keuntungan juga merupakan cara yang efektif untuk memastikan apakah suatu bisnis menghasilkan uang atau tidak.
Dengan menghitung profit margin Anda dapat mengetahui berapa banyak pendapatan dan keuntungan yang dihasilkan oleh bisnis.
Hal ini sering dinyatakan sebagai persentase atau sebagai perhitungan sen-on-the-dolar.
Misalnya, bisnis yang beroperasi dengan margin keuntungan 40% mungkin juga mengatakan bahwa 40 sen dari setiap dolar yang mereka ambil adalah keuntungan.
Selain digunakan oleh internal, profit margin juga ditinjau oleh pihak eksternal seperti investor dan kreditur untuk memastikan apakah bisnis dalam kondisi keuangan yang baik.
Nilai profit margin yang tinggi dapat menunjukkan tingkat keterampilan di antara manajemen dan menunjukkan potensi ekspansi dan pertumbuhan jangka panjang.
Baca juga: Pengertian Margin: Fungsi, Jenis, Rumus, Cara Hitung
Jenis-jenis Profit Margin
Terdapat beberapa jenis profit margin yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada berbagai tingkatan, yaitu:
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin mengukur persentase keuntungan kotor terhadap total pendapatan setelah dikurangi harga pokok penjualan (HPP).
Menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya produksi. Semakin tinggi gross profit margin, semakin baik perusahaan mengontrol HPP.
Rumus Gross Profit Margin = ( Laba Kotor ÷ Pendapatan ) × 100%
Contoh Cara Menghitung Gross Profit Margin:
Jika pendapatan Rp100 juta dan laba kotor Rp40 juta, maka gross profit margin = (40 juta / 100 juta) × 100% = 40%.
2. Operating Profit Margin (Margin Laba Operasional)
Operating profit margin Mengukur laba operasional sebagai persentase dari pendapatan setelah dikurangi semua biaya operasional seperti gaji, sewa, dan utilitas.
Margin ini berfungsi untuk menunjukkan efisiensi operasional perusahaan tanpa memperhitungkan pajak dan biaya bunga.
Rumus Operating Profit Margin = (Laba Operasional ÷ Pendapatan) × 100%
Contoh Cara Menghitung Operating Profit Margin:
Jika pendapatan Rp100 juta dan laba operasional Rp30 juta, maka operating profit margin = (30 juta / 100 juta) × 100% = 30%.
3. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Net Profit Margin mengukur laba bersih sebagai persentase dari pendapatan setelah dikurangi semua biaya, termasuk pajak, bunga, dan biaya non-operasional.
Hal ini menunjukkan tingkat profitabilitas akhir perusahaan setelah semua pengeluaran. NPM adalah metrik utama untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan.
Rumus Net Profit Margin = (Laba Bersih ÷ Pendapatan) × 100%
Contoh Cara Menghitung Net Profit Margin:
Jika pendapatan Rp100 juta dan laba bersih Rp20 juta, maka net profit margin = (20 juta / 100 juta) × 100% = 20%.
Baca juga: Mengenal Contribution Margin, Cara Menghitung, dan 5 Manfaat Besarnya untuk Bisnis
Fungsi Profit Margin
1. Mengukur Efisiensi Operasional
Profit margin membantu mengidentifikasi seberapa efisien perusahaan mengelola biaya produksi, operasional, dan lainnya dalam menghasilkan pendapatan.
2. Menilai Profitabilitas Perusahaan
Margin menunjukkan berapa persen dari pendapatan yang menjadi laba, memberikan gambaran jelas tentang profitabilitas bisnis.
3. Membantu Pengambilan Keputusan Strategis
Profit margin digunakan oleh manajemen untuk menentukan langkah strategis, seperti pengurangan biaya, penyesuaian harga, atau peningkatan efisiensi operasional.
4. Membandingkan Kinerja
Profit margin memungkinkan perbandingan antara periode waktu tertentu, antar divisi, atau dengan pesaing dalam industri yang sama.
5. Menganalisis Kesehatan Keuangan
Dengan memonitor profit margin, perusahaan dapat mengevaluasi kesehatan finansial mereka secara keseluruhan dan memastikan keberlanjutan bisnis.
Baca juga: Pengertian Profit, Jenis, dan Cara Meningkatkannya
Berapa Nilai Profit Margin yang Baik?
Nilai profit margin yang baik bergantung pada jenis bisnis, industri, dan pasar yang dilayani.
Tidak ada satu angka yang menjadi patokan universal, tetapi berikut adalah panduan umum untuk memahami profit margin yang sehat berdasarkan jenisnya:
1. Gross Profit Margin
Untuk di banyak industri, Nilai gross profit margin yang baik secara umum ada di 50% atau lebih, terutama di sektor dengan margin tinggi seperti teknologi atau produk mewah.
Namun, di sektor dengan margin rendah seperti ritel grosir, margin sebesar 20%-30% juga dapat diterima.
2. Operating Profit Margin
Sementara untuk nilai operating profit margin biasanya 10%-20% dianggap baik untuk sebagian besar industri.
Perusahaan yang memiliki efisiensi operasional tinggi bisa mencapai angka di atas 20%, seperti perusahaan teknologi atau farmasi.
3. Net Profit Margin
Nilai net profit margin di 10%-15% umumnya dianggap baik, meskipun di beberapa sektor seperti teknologi atau jasa keuangan, margin bersih bisa mencapai 20% atau lebih.
Untuk bisnis ritel atau manufaktur dengan margin yang lebih kecil, 5%-10% tetap dapat dianggap wajar.
Baca juga: Raih Profit Maksimal dengan Aplikasi Penjualan
Cara Meningkatkan Profit Margin
Profit margin adalah indikator utama efisiensi dan profitabilitas suatu bisnis.
Menjaga dan meningkatkan profit margin sangat penting untuk keberlangsungan perusahaan.
Berikut adalah langkah-langkah terbaik untuk memastikan profit margin tetap sehat dan terus meningkat:
1. Mengoptimalkan Harga Jual
Tingkatkan harga produk atau jasa jika memungkinkan, dengan tetap mempertimbangkan sensitivitas harga di pasar.
Tambahkan nilai unik pada produk agar pelanggan bersedia membayar lebih. Gunakan strategi bundling atau penawaran premium untuk meningkatkan margin.
Hindari kenaikan harga yang terlalu drastis agar tidak kehilangan pelanggan.
2. Mengelola Biaya Produksi
Kurangi harga pokok penjualan (HPP) dengan mengelola biaya bahan baku, produksi, dan tenaga kerja.
Negosiasikan harga dengan pemasok untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih rendah. Optimalkan proses produksi dengan teknologi atau otomatisasi.
Baca juga: 7 Cara Efektif untuk Bernegosiasi dengan Pemasok
3. Mengurangi Biaya Operasional
Efisiensikan biaya operasional seperti gaji, sewa, utilitas, dan pemasaran.
Gunakan teknologi untuk mengotomatiskan pekerjaan manual. Analisis biaya yang tidak perlu atau kurang produktif, lalu hilangkan.
Untuk memudahkan analisis data keuangan sebaiknya Anda menggunakan aplikasi akuntansi agar proses perhitungan dilakukan secara otomatis dan akurat.
Sehingga Anda dapat mengetahui kondisi keuangan bisnis dengan mudah dan cepat dalam mengikuti kebutuhan dan keadaan bisnis.
4. Fokus pada Produk atau Layanan dengan Margin Tinggi
Analisis portofolio produk untuk mengidentifikasi item dengan margin terbaik. Prioritaskan produk atau jasa yang memberikan margin lebih tinggi.
Dorong penjualan produk tersebut melalui promosi atau paket bundling.
5. Tingkatkan Volume Penjualan
Naikkan volume penjualan untuk memanfaatkan skala ekonomi dan menurunkan biaya per unit.
Perluas pasar dengan menargetkan segmen baru atau area geografis yang belum terjangkau. Gunakan pemasaran digital untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Baca juga: Rasio Profitabilitas: Pengertian, Jenis dan Contohnya dalam Bisnis
Kesimpulan
Dalam menjalankan sebuah bisnis, Anda harus menjawab beberapa pertanyaan ini sebelum mengetahui margin keuntungan bisnis:
- Apakah Anda yakin bahwa bisnis Anda menghasilkan keuntungan?
- Apakah Anda memiliki sistem pembukuan yang baik?
- Apakah setiap transaksi tercatat dengan sempurna?
- Apakah Anda masih menggunakan proses pencatatan manual?
Jika jawaban salah satu pertanyaan diatas adalah iya, naka sebaiknya Anda menggunakan software akuntansi Accurate Online untuk proses pemantauan keuntungan dan pencatatan keuangan bisnis yang lebih baik.
Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud buatan Indonesia yang sudah digunakan oleh lebih dari ratusan ribu pengguna dan dari berbagai jenis bisnis di Indonesia.
Anda juga bisa menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: