Wesel Tagih, Pengertian dan Cara Mudah Pencatatannya dalam Jurnal
Saat kita hendak membeli mobil secara kredit, kita akan diberikan surat dan diminta untuk menandatanganinya.
Berdasarkan sudut pandang pembeli, surat tersebut adalah wesel bayar. Sedangkan berdasarkan sudut pandang pihak pembiayaan atau bank pemberi kredit, surat tersebut dinamakan wesel tagih.
Penjualan yang dilakukan secara kredit merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk bisa menjual lebih banyak barang atau jasa.
Cara penjualan seperti ini akan meningkatkan jumlah piutang usaha atau wesel tagih.
Lantas, bagaimana sifat, karakteristik, dan juga jurnal akuntansi untuk wesel tersebut?
Temukan jawabannya dengan membaca artikel tentang wesel tagih ini hingga selesai.
Daftar Isi
Pengertian Wesel Tagih
Berdasarkan laman Wikipedia, bill of lading atau wesel tagih adalah pernyataan jumlah piutang konsumen yang ditulis secara formal.
Selama itu diharap bisa ditagih dalam kurun waktu satu tahun, maka wesel tagih akan masuk pada bagian kelompok aset lancar yang harus dilaporkan pada neraca laporan keuangan.
Wesel tagih juga bisa dipergunakan untuk melunasi piutang pelanggan. Bill of lading dan piutang bisnis yang diperoleh dari hasil penjualan terkadang juga disebut sebagai piutang dagang.
Pernyataan yang didukung dari suatu wesel mempunyai beberapa keuntungan lainnya daripada pernyataan yang dicatat dalam bentuk piutang bisnis.
Dengan menandatangani wesel, maka pihak debitur mengakui utang tersebut dan bersedia untuk melakukan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang sudah ditulis.
Sehingga, wesel tersebut memiliki klaim hukum yang sangat kuat.
Baca juga: Mengenal Pengertian dan Perbedaan Wesel Bayar dan Tagih
Karakteristik Wesel Tagih
Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah dana ketika diminta atau pada waktu yang sudah ditentukan di dalamnya.
Surat ini bisa dibayarkan pada pelanggan, perusahaan, atau penanggung wesel itu sendiri.
Surat ini ditandatangani oleh individu ataupun badan usaha yang melakukan perjanjian.
Mereka yang berhak menerima uang wesel ini disebut dengan penerima pembayaran atau payee, dan pihak yang membuat janji disebut sebagai pembuat janji atau maker.
Tanggal pembayaran wesel ini kita sebut dengan tanggal jatuh tempo.
Perhitungan tanggal jatuh tempo periode waktu antara tanggal penerbitan dan juga tanggal jatuh tempo bill of lading jangka pendek nantinya bisa dinyatakan dalam bentuk jumlah harian ataupun jumlah bulanan.
Ketika wesel dinyatakan dalam jumlah harian, maka tanggal jatuh temponya adalah jumlah hari tertentu pasca tanggal penerbitan tersebut dibuat.
Agar lebih jelasnya, mari kita perhatikan contoh berikut ini:
Contohnya tanggal jatuh tempo dari wesel selama 90 hari di tanggal 16 Maret adalah 14 Juni, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Sedangkan wesel jatuh tempo dalam kurun waktu 90 hari adalah sebagai berikut:
Untuk cara menghitung jatuh tempo piutang bisa dinyatakan dalam jumlah bulan pasca tanggal penerbitan tersebut dirilis.
Dalam hal ini, maka tanggal jatuh tempo bisa ditentukan dengan menghitung jumlah bulan dari tanggal penerbitan.
Baca juga: Surat Perjanjian Hutang: Arti, 4 Manfaat, dan Contohnya
Perhatikanlah contoh berikut ini:
Wesel selama 3 bulan di tanggal 5 Juni akan jatuh tempo di tanggal 5 September. Sedangkan wesel 2 bulan di tanggal 31 Juli akan jatuh tempo di tanggal 30 September.
Umumnya, wesel ini menyebutkan bahwasanya bunga harus dibayarkan dalam periode antara tanggal penerbitan hingga tanggal jatuh tempo tersebut tiba.
Wesel yang mencakup periode waktu lebih dari satu tahun periode umumnya akan membebankan bunga yang dibayar secara tahunan ataupun bulanan.
Tujuannya agar bisa menentukan nilai jatuh tempo wesel yang berbunga dan juga tanpa bunga.
Jika ketentuan pembayaran wesel tersebut berada di bawah waktu satu tahun, maka bunga biasanya dibayarkan ketika wesel dilunasi.
Tingkat bunga wesel ini umumnya akan dinyatakan dalam waktu tahunan, tanpa melihat periode waktu yang sebenarnya.
Berikut ini adalah contoh soal utang wesel berbunga:
Diketahui bunga untuk wesel adalah sebesar 2 juta rupiah untuk waktu satu tahun dengan bunga sebesar 12% per tahun adalah sebagai berikut:
= 12% X Rp 2.000.000 = Rp 240.000
Sedangkan bunga weselnya adalah sebesar 2 juta rupiah untuk waktu 90 hari dengan bunga sebesar 12% adalah sebagai berikut:
= (Rp 2.000.000 X 12%) X (90/360) = Rp 60.000
Nah untuk menyederhanakan perhitungan, kami akan menggunakan waktu 360 hari per tahun. Dalam praktek pelaksanaanya, perusahaan seperti Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri dan bank lainnya, serta perusahaan hipotek menggunakan angka 365 hari per tahun.
Sedangkan jumlah yang harus dibayar ketika jatuh tempo disebut sebagai nilai jatuh tempo. Nilai jatuh tempo wesel tagih terdiri dari nilai nominal wesel dan juga bunga.
Misalnya, menentukan nilai jatuh tempo wesel yang berbunga dan tanpa menggunakan bunga,
Maka nilai jatuh tempo wesel tersebut adalah senilai 25 juta rupiah, dengan adanya bunga 9% pertahun, dan waktu 120 hari adalah sebagai berikut.
= [Rp 25.000.000 + ( Rp 25 000.000 X 9% X 120/360)]
= Rp 25.750.000
Baca juga: Wesel Bayar dalam Akuntansi dan Cara Mudah Pencatatan Jurnalnya
Cara Membuat Jurnal Wesel Tagih
Untuk cara membuat jurnal bill of lading, maka langsung saja kita perhatikan contoh berikut ini:
Diketahui terdapat perusahaan yang menerima wesel 30 hari yang didalamnya terdapat bunga sebesar 12% di tanggal 21 November 2018 sebagai bentuk penyelesaian Piutang dari PT Satu Hati, sedangkan yang sudah lewat jatuh tempo adalah senilai 6 juta rupiah.
Untuk itu, perusahaan bisa mencatat penerimaan wesel sebagai berikut ini:
Ketika wesel sudah tiba jatuh tempo, maka perusahaan bisa mencatat penerimaan atas pelunasan senilai 6 juta rupiah.
Yaitu pokok sebesar 6 juta dan ditambah dengan bunga sebesar 60 ribu rupiah, dengan pencatatan sebagai berikut.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konsumen atau pelanggan bisa menggunakan wesel untuk membayar piutang.
Bila pihak pembuat wesel ternyata gagal dalam membayar utang di tanggal jatuh tempo, maka surat ini disebut dengan wesel tagih gagal bayar.
Pihak perusahaan yang memegang bill of lading gagal bayar ini nantinya akan memindahkan kembali nilai nominal wesel yang ditambah dengan bunga jatuh tempo ke akun piutang pelanggan terkait.
Cobalah perhatikan contoh surat tagih wesel yang tidak bisa dibayar ketika jatuh tempo dibawah ini:
Contohnya wesel yang bisa diterima oleh PT Satu Hati adalah senilai 6 juta dengan kurun waktu 30 hari dan bunganya adalah sebesar 12% pertahun.
Maka yang dituliskan di tanggal 21 November ternyata tidak bisa dibayarkan ketika tanggal jatuh tempo tiba.
Untuk itu, perusahaan yang memegang surat wesel tersebut bisa memindahkan nilai nominal dan bunganya pada piutang pelanggan sebagai berikut ini.
Pihak perusahaan sudah menerima bunga sebanyak 60 ribu rupiah walaupun wesel tersebut tidak bisa dilunasi.
Sedangkan bila piutang tersebut tidak bisa tertagih, maka pihak perusahaan harus menghapus piutang senilai Rp 6.060.000 dan harus mencatatnya dalam penyisihan piutang tidak tertagih.
Bila wesel ini memang jatuh tempo pada tahun fiskal selanjutnya, maka perusahaan yang memegang wesel harus mencatat jurnal penyesuaian.
Untuk pendapatan akrual bunga dalam periode waktu wesel diterima, yang mana pencatatan ini akan termasuk pada jenis jurnal umum.
Baca juga: Harga Perolehan: Pengertian dan 5 Cara Menghitungnya
Cobalah perhatikan contoh jurnal penyesuain wesel tagih berikut ini:
Diketahui PT Pohon Cemara Menggunakan Wesel 90 hari di tanggal 1 Desember 2018, serta bunga sebesar 12% pertahun guna menyelesaikan piutangnya yang mempunyai saldo sebesar 4 juta rupiah.
Jika periode akuntansinya berakhir di tanggal 31 Desember, maka pemegang wesel akan mencatat jurnal surat tagih weselnya seperti berikut ini:
Pada tanggal 1 dan tanggal 31 Desember 2018, PT Pohon Cemara membuat ayat jurnal seperti berikut ini:
Sedangkan di tanggal 1 Maret 2019, perusahaan membuat jurnalnya seperti gambar berikut ini:
Akun pendapatan bunga akan ditutup pada tiap akhir periode akuntansi. Jumlah pendapatan bunga pun umumnya dilaporkan dalam pendapatan lainnya di dalam laporan laba rugi.
Berikut ini kami sajikan contoh perhitungan tanggal jatuh tempo, nilai jatuh tempo, dan juga jurnal wesel tagihnya:
Contoh soal:
Diketahui PT MNM menerima wesel dari pelanggan tetapnya di tanggal 14 Maret dengan nilai sebesar 40 juta rupiah dengan waktu 120 hari dan juga bunga sebesar 6% per tahunnya.
Untuk itu, cobalah hitung tanggal jatuh tempo surat tagih wesel , nilai jatuh tempo wesel, dan juga jurnal untuk mencatat penerimaan atas pembayaran ketika wesel tersebut jatuh tempo.
Jawaban:
1 Tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
Maret : 17 hari ( 31-14)
April : 30 hari
Mei : 31 hari
Juni : 30 hari
Juli : 12 hari
Total : 120 hari
Jadi, tanggal jatuh tempo wesel pos nya jatuh pada tanggal 12 Juli.
2 Nilai jatuh tempo wesel tersebut adalah sebagai berikut:
= [Rp 40.000.000 + (Rp 40.000.000 X 6% x (120/360)
= Rp 40.800.000
3 sedangkan jurnal wesel tagih nya adalah sebagai berikut:
Tanggal 12 Juli:
(Debit) Kas Rp 40.800.000
(Kredit) Wesel Tagih Rp 40.000.000
(Kredit) Pendapatan Bunga Rp 800.000
Tahukah Anda? Dengan menggunakan Aplikasi Akuntansi Accurate Online, Anda tidak perlu pusing-pusing menghitung piutang secara manual.
Dengan Accurate Online Laporan piutang pelanggan dapat Anda lihat secara real-time, di mana dan kapan saja!
Baca juga: Cara Menggunakan Accurate Online untuk Pemula
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan lengkap dari kami tentang wesel tagih, mulai dari pengertian lengkap, karakteristik, cara menghitung tanggal jatuh tempo, berbagai contoh, dan juga pencatatannya dalam jurnal.
Terdapat beberapa istilah yang sangat menarik dari pembahasan ini, yaitu nilai jatuh tempo dan surat tagih wesel gagal bayar.
Nilai jatuh tempo adalah jumlah nilai ketika wesel tersebut jatuh tempo.
Sedangkan wesel tagih gagal bayar adalah ketika pihak pembuat wesel ternyata tidak mampu membayar hutangnya saat sudah tiba tanggal jatuh tempo.
Bila Anda masih kesulitan dan kerepotan dalam mencatat jurnal tersebut di dalam laporan keuangan Anda,
Maka Anda bisa membuatnya lebih mudah dengan menggunakan Software Akuntansi dan Bisnis Accurate Online.
Dengan menggunakan software akuntansi ini, Anda akan bisa menerima lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis dan sangat mudah.
Anda hanya harus menginput beberapa data yang diperlukan dan laporan keuangan yang Anda perlukan pun akan tersedia secara otomatis.
Selain itu, Accurate Online juga sudah dilengkapi dengan fitur yang lengkap dan memudahkan Anda dalam menjalankan kegiatan bisnis, seperti fitur perpajakan, pembelian, persediaan, perbankan, dan masih banyak lagi.
Ayo buktikan sendiri keunggulan Accurate Online tersebut dengan mencobanya secara gratis selama 30 hari.
Caranya mudah, Anda hanya perlu klik tautan gambar di bawah ini dan mulai membuat database Anda sendiri dengan mudah.