Apa itu ROI? Berikut Pengertian Lengkap dan Cara Menghitungnya

oleh | Jul 20, 2020

source envato.

Apa itu ROI? Berikut Pengertian Lengkap dan Cara Menghitungnya

Dalam melakukan investasi, selalu ada potensi keuntungan sekaligus risiko kerugian. Kedua hal ini perlu diperhitungkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menghitung ROI. Tetapi, apa itu ROI dan bagaimana menghitungnya? Ini dia ulasan lengkapnya.

Apa itu ROI?

ROI adalah singkatan dari Return on Investment atau bisa diterjemahkan sebagai laba atas investasi. Dalam penghitungan ROI, nilai yang dicari adalah persentase keuntungan dari investasi berdasarkan laba keseluruhan dan biaya yang dikeluarkan. Dengan begitu, bisa diketahui dengan jelas tingkat profitabilitas dari suatu investasi.

Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa ROI berguna untuk mengukur efisiensi dari suatu tindakan investasi. Dengan langkah yang terukur, setiap investasi yang dilakukan akan memiliki risiko kerugian yang minim. Potensi keuntungan yang akan diperoleh pun dapat diperkirakan.

Penghitungan ROI dapat membantu untuk mempertimbangkan kembali rencana investasi suatu aset. Jika nilainya positif, maka itu merupakan pertanda baik. Artinya, investasi yang direncanakan bisa memberikan laba atau setidaknya mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan.

Semakin tinggi nilai hasil perhitungan yang didapat, semakin baik. Investasi tersebut berpotensi sangat baik. Sementara jika hasil perhitungannya negatif, sebaiknya jangan meneruskan investasi tersebut karena akan menimbulkan kerugian.

Penghitungan ROI tidak hanya berguna sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan. Orang yang ingin berinvestasi secara individu kepada perusahaan juga bisa melakukan penghitungan ini. Investor yang memahami apa itu ROI akan dapat mengambil keputusan investasi dengan lebih tepat.

Baca juga: Strategi Penetapan Harga: Cara, Metode, Dan Fungsinya

Kegunaan dan Kelemahan ROI

Penggunaan ROI dapat memberikan manfaat dan kegunaan. Di samping itu, ada juga kelemahan yang juga harus dipertimbangkan. Dalam melakukan penghitungan, perlu memahami keduanya agar tidak salah paham mengenai apa itu ROI.

1. Kegunaan

Beberapa kegunaan ROI yang sangat bermanfaat dalam mempertimbangkan rencana investasi  di antaranya adalah:

  • Perusahaan dapat mengukur efisiensi berbagai aspek karena sifat ROI yang menyeluruh. Kegunaan ini bisa maksimal jika akuntansinya sudah dijalankan dengan baik.
  • Bisa digunakan sebagai perbandingan dengan perusahaan lain jika rasio industri telah diketahui.
  • Sebagai dasar dalam mengambil keputusan investasi, baik dalam bentuk pembelian maupun pendanaan.

2. Kelemahan

Selain kegunaan-kegunaan di atas, ROI juga memiliki kelemahan. Ini perlu diperhatikan agar penggunaan ROI tidak membuat perusahaan mengabaikan pertimbangan lain. Beberapa kelemahan ROI di antaranya:

  • Sulit untuk membandingkan rate of return antar perusahaan yang mungkin saja berbeda praktek akuntansinya. Perbedaan tersebut dapat mengakibatkan kesalahan perbandingan.
  • Fluktuasi nilai uang bisa berpengaruh terhadap penghitungan profit margin. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan atas pembelian yang dilakukan saat inflasi dan saat tidak inflasi.
  • Belum bisa dipastikan efektivitasnya karena tidak turut menghitung biaya modal. Padahal, biaya modal juga cukup penting untuk melihat tingkat penggunaan modal.

Baca juga: Standar Audit: Pengertian Audit dan 10 Standar Lengkapnya

Faktor yang Mempengaruhi ROI

Ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap penghitungan ROI. Perubahan nilai salah satu atau kedua faktor ini akan turut memberi perubahan terhadap ROI yang dihasilkan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Perputaran Aktiva Operasi (Operating Assets)

Aktiva yang dihitung di sini adalah yang berguna dalam kegiatan operasional atau disebut juga operating assets. Misalnya bangunan, uang, peralatan, hingga aset tak berwujud seperti hak paten. Sementara aset berupa investasi dan sejenisnya yang tidak langsung berdampak terhadap operasional bukan merupakan operating assets.

Menghitung tingkat perputaran operating assets ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu memanfaatkan aset-aset yang dimilikinya. Selain itu, penghitungan ini juga dapat membantu mempertimbangkan perkembangan usaha menuju arah yang lebih maju.

2. Profit Margin

Sementara itu, profit margin dapat diartikan sebagai rasio antara laba bersih dengan penjualan bersih. Artinya, kedua variabel yang dihitung tidak termasuk beban pajak atau semacamnya. Dengan profit margin, akan dapat diketahui besarnya efisiensi sebuah perusahaan.

Hasil penghitungan profit margin menunjukkan berapa keuntungan yang didapat dalam 1 rupiah penjualan. Misalnya nilai profit margin adalah sebesar 25%, maka artinya 1 rupiah penjual mengandung 0,25 rupiah keuntungan. Karena itu, semakin besar hasil penghitungan profit margin, semakin besar pula keuntungan yang didapat.

Baca juga: Koreksi Fiskal: Pengertian, Penyebab, Jenis dan Tujuannya

apa itu roi 2

Cara Menghitung ROI

Untuk memahami apa itu ROI, penting untuk mengetahui bagaimana cara menghitungnya. Penghitungan ROI dapat dilakukan dengan rumus sederhana. Cukup dengan mengetahui berapa biaya investasi yang harus dikeluarkan serta pendapatan yang akan diterima. 

Meskipun sederhana, dalam memasukkan angka ke dalam rumus haruslah teliti. Bisa saja dalam prakteknya terdapat perbedaan istilah, padahal inti yang dimaksud sama saja. Di bawah ini adalah rumus untuk menghitung ROI.

ROI= (Pendapatan Investasi-Biaya Investasi)/Biaya Investasi X100%

Selain itu, tentukan juga waktu pengembalian biayanya. Ini berguna untuk memberikan batasan terhadap perhitungan yang dilakukan. Perkiraan pendapatan pun dapat diketahui secara lebih jelas.

Baca juga: Sistem Ekonomi Tradisional: Pengertian, Ciri, Contoh, Kelebihan dan Kekurangannya

Contoh Kasus

Untuk lebih memperjelas rumus di atas, maka perlu adanya contoh pengaplikasiannya pada suatu kasus. Berikut adalah beberapa contoh yang barangkali memiliki kesamaan dengan kasus nyata yang sedang dihadapi. Contoh-contoh berikut dibuat berbeda-beda untuk melihat situasi yang lebih bervariasi.

Kasus 1

Sebuah perusahaan ingin membeli suatu alat yang dapat melakukan pekerjaan yang mulanya dilakukan 12 pekerja manusia. Harga alat ini adalah 250 juta rupiah, sementara gaji masing-masing pekerja yang ingin dihilangkan adalah sebesar 3,6 juta rupiah. Untuk menghitung ROI selama setahun, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Pendapatan investasi adalah besarnya gaji yang bisa dihilangkan. Berarti perhitungannya 12 x 3.600.000 x 12 = Rp518.400.000,-. Sementara biaya investasi adalah harga beli alat, yaitu Rp250.000.000,-.

ROI = (518.400.000-250.000.000)/250.000.000×100%

= 268.400.000/250.000.000×100%

= 107,36% atau 1,0736.

Nilai ROI melebihi angka 100% yang berarti namun bisa menutupi modal yang dikeluarkan terhadap alat tersebut. Artinya, pembelian alat tersebut bisa dipertimbangkan. Karena, menurut perhitungan ROI itu bisa memberikan keuntungan.

Kasus 2

Perusahaan ABC berinvestasi dengan nilai 200 juta rupiah kepada usaha penjualan alat musik spesialis gitar. Keuntungan penjualan yang berhasil didapatkan oleh perusahaan ABC berjumlah 280 juta rupiah. Dengan begitu, penghitungan ROI adalah sebagai berikut:

ROI = (280.000.000-200.000.000)/200.000.000 x 100%

= 80.000.000/200.000.000×100%

= 40% atau 0,4.

Download eBook Panduan dan Template Pembukuan Sederhana dengan Excel untuk Bisnis Kecil

Kasus 3

Perusahaan DEF mengeluarkan dana sebesar 5 juta rupiah untuk mengiklankan produknya. Dari iklan tersebut, terdapat banyak respon positif dan 150 di antaranya tertarik untuk membeli. DEF pun memperoleh hasil penjualan sejumlah 8 juta rupiah. Di sini diketahui pendapatan investasi sebesar 8 juta rupiah dan biaya investasinya 5 juta rupiah.

Jika dimasukkan ke dalam rumus, maka:

ROI = (8.000.000-5.000.000)/5.000.000 x 100%

= 3.000.000/5.000.000×100%

= 60% atau 0,6.

Baca juga: Laba Kotor dan Laba Bersih: Pengertian, Perbedaan, Contoh dan Rumusnya

Kesimpulan

Menghitung ROI memang tidak rumit dan tidak memerlukan banyak variabel. Namun, hasil yang didapat tetap tidak boleh mengabaikan faktor lain yang mungkin juga memberi pertimbangan bagus dalam menilai kelayakan investasi. Hal ini tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh metode ROI itu sendiri, terlebih jika usaha Anda memiliki investasi di banyak instrumen.

Bagaimanapun, mengetahui apa itu ROI dan cara menghitungnya dapat membantu untuk menganalisis sebuah investasi yang akan dilakukan. Dengan analisis yang tepat, efisiensi perusahaan akan lebih mudah ditingkatkan. Profit yang didapat pun semakin memuaskan, perusahaan akan semakin maju.

Jika Anda kesulitan menghitung nilai investasi atau aset dalam bisnis, ada baiknya Anda menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur pembuatan laporan keuangan dan penghitungan rasio keuangan yang lengkap seperti Accurate Online.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud buatan Indonesia yang memiliki fitur terbaik seperti otomasi penghitungan aset, pencatatan pengeluaran dan pemasukan, otomasi dan kostumisasi faktur, proses rekonsiliasi otomatis, multi cabang, multi mata uang, otomasi lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan masih banyak lagi.

Anda juga bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

accurate 1

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik salah satu bintang untuk menilai.

1 pembaca telah memberikan penilaian

Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini 🙁 Jadilah yang pertama!

ekonomikeuanganbanner
Ibnu

Artikel Terkait