Permasalahan Ekonomi Negara Dunia Ketiga yang Jarang Maju
Beberapa waktu kebelakang istilah tentang dunia ketiga banyak disorot oleh media massa. Banyak sekali yang memandang rendah walaupun tidak mengerti dengan baik apa yang dimaksud dengan dunia ketiga.
Lantas, apa itu negara dunia ketiga? Mengapa mereka jarang ada yang maju? Artikel ini akan menjawabnya untuk Anda.
Daftar Isi
Pengertian Negara Dunia Ketiga
Kata dunia ketiga saat ini ditujukan untuk negara berkembang walaupun pada awalnya ditujukkan untuk berbagai negara yang tidak memihak salah satu dari dua negara yang bertikai selama perang dingin berlangsung.
Dalam hal ini, negara dunia ketiga adalah negara yang memiliki pandangan berbeda dengan NATO dan kapitalisme Amerika beserta sekutunya. Mereka juga tidak sepaham dengan ideologi komunisme yang dibawa oleh Uni Soviet atau Rusia.
Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai negara yang tergabung dengan kelompok dunia ketiga ini memiliki masalah, sehingga lebih layak dikategorikan ke dalam negara miskin. Bila beruntung, mereka bisa naik menjadi negara berkembang.
Akan sangat sulit sekali menemukan negara dunia ketiga yang meningkat menjadi negara maju. Kenapa hal tersebut terjadi?
Baca juga: 10 Permasalahan Ekonomi yang Sering Terjadi di Bisnis
7 Masalah Ekonomi pada Negara Dunia Ketiga
1. Kemiskinan
Harus kita akui bahwa kemiskinan adalah masalah utama dan mendominasi berbagai negara tertentu, sehingga mereka masuk ke dalam kategori negara dunia ketiga. Terdapat setidaknya 1,3 miliar penduduk di negara dunia ketiga yang hidup cukup dengan $ 1,25 per hari.
Walaupun PBB sudah melakukan langkah serius untuk memangkas jumlah penduduk miskin, tapi lonjakan harga pangan sudah menjadi masalah baru sehingga kemiskinan pun terus berlanjut.
Ada jutaan orang yang hidup dengan penuh kelaparan dan kekurangan gizi, baik itu karena tidak memiliki uang untuk mengkonsumsi makanan bergizi, atau tidak bisa menyediakan pangan atau menanam bahan makanannya sendiri.
2. Kekurangan Listrik
Di tengah gemilangnya gadget dan dunia internet, di beberapa negara di dunia ini masih ada yang kekurangan listrik.
Penelitian yang dilakukan oleh PBB melaporkan bahwa terdapat seperempat warga dunia yang mengalami kegelapan total saat malam karena tidak mempunyai akses listrik yang baik.
Bila pasokan listrik saja tidak memadai, maka jangan harap mereka memiliki perangkat atau media untuk mengakses informasi terkini.
3. Kondisi Pertanian Buruk
Terdapat lebih dari setengah populasi negara berkembang yang memiliki ketergantungan pada pertanian untuk bisa bertahan hidup dan harus mengonsumsi makanan 2 kali saja dalam sehari.
Namun, ada juga lebih dari 1,4 miliar orang di dunia yang mengalami kondisi pertanian buruk, dan yang paling menderita adalah keluarga yang mendasarkan hidupnya pada bercocok tanam. Walaupun begitu, PBB dan berbagai LSM di dunia ini telah mencanangkan pelatihan agar bisa mengatasi persoalan kondisi pertanian yang buruk ini.
4. Air Minum dengan Kualitas Buruk
Mereka yang hidup di dunia ketiga sudah sangat terbiasa mengalami kehausan dan tidak bisa mendapatkan sumber air yang layak untuk dikonsumsi.
Kelangkaan air tersebut dialami dan sudah menjadi agenda rutin tahunan oleh setidaknya 2,8 miliar orang di dunia ini dan berlangsung kurang lebih selama satu bulan.
Lebih buruknya lagi, terdapat sekitar 1,8 miliar orang di dunia ini yang tidak memiliki akses air minum yang layak. Melalui program Millenium Development Goals, PBB gagal mencapai target agar setengah dari mereka memiliki akses air minum bersih per tahun 2015 lalu.
Baca juga: 10 Contoh Kelangkaan Ekonomi di Indonesia dan Efeknya
5. Terorisme
Terorisme tidak hanya terjadi di Timur Tengah, Amerika Serikat, ataupun Eropa Barat Saja. Terorisme ini terjadi di manapun manusia berpijak. Sangat sulit sekali untuk menuntaskan terorisme, karena kompleksitasnya yang sangat tinggi.
Lebih parahnya lagi, ada beberapa negara dunia ketiga yang dipimpin dan dijalankan oleh organisasi terorisme. Sehingga, masyarakat di dalamnya hidup dengan rasa tidak aman dan ketidakpastian nasib di masa depan.
6. Pekerja Anak-Anak di Bawah Umur
Terdapat jutaan anak yang kehilangan masa kecilnya karena harus bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan PBB. Terdapat sekitar 168 juta anak yang bekerja setiap hari di ladang dan rumah tangga, direkrut untuk menjadi tentara, buruh pabrik, sampai dengan pengamen atau pengemis di tengah jalan.
Berdasarkan angka tersebut, 85 juta anak diantaranya terlibat dalam pekerjaan beresiko tinggi, yang mana mereka terekspos bahan kimia dan pestisida karena bekerja di lahan pertanian atau pabrik kima. Mereka juga tidak pernah berhasil lolos dari kemiskinan walaupun bekerja setiap hari.
Pendidikan pun menjadi hal yang sangat mahal untuk mereka karena tidak memiliki waktu dan dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
7. Sarana Kesehatan yang Buruk
Penyakit seperti HIV/AIDS yang sifatnya pandemi di negara tersebut menjadi hal yang sangat akrab. PBB memperkirakan terdapat setidaknya 50 juta orang yang terkena penyakit HIV/AIDS dan 65% diantaranya adalah perempuan.
Sekitar 90% anak-anak dan 60% wanita di selatan Gurun Sahara harus hidup dengan penyakit HIV. Sedangkan setiap tahunnya di negara ketiga terdapat lebih dari 11 juta anak-anak yang meninggal karena malaria, pneumonia, dan diare. Lebih parahnya lagi, setidaknya 200 juta balita tidak memiliki akses pada sarana kesehatan yang sangat mendasar.
Baca juga: Kebijakan Quantitative Tightening dan Contoh Implementasinya
Penutup
Demikianlah berbagai permasalah ekonomi dan kesehatan yang terjadi di negara ketiga. Sebagai salah satu negara dunia, tentunya kita juga memiliki peran yang penting untuk bisa membantu mereka lewat beragam cara.
Jika Anda adalah seorang pebisnis, Anda bisa membuat suatu program tertentu yang bisa membantu sedikit beban mereka. Tentunya program ini juga nantinya akan meningkatkan citra perusahaan Anda di mata publik. Namun, tentunya hal tersebut harus dilakukan dengan perhitungan yang matang dan Anda harus mencatatnya di dalam laporan keuangan.
Namun bila Anda masih mencatatnya secara online, tentu akan ada banyak sekali masalah yang harus Anda hadapi, seperti memakan banyak waktu, rentan terjadi kesalahan, dan lain sebagainya.
Solusinya adalah dengan menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online. Kenapa? Karena aplikasi yang telah dipercaya oleh ratusan ribu pebisnis di Indonesia ini mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis, cepat dan akurat.
Selain itu, di dalamnya juga sudah dilengkapi dengan berbagai fitur dan modul yang akan membantu bisnis Anda bergerak lebih efisien.
Penasaran ingin mencoba Accurate Online? Mudah, Anda tinggal klik saja tautan gambar di bawah ini dan Anda bisa mencobanya selama 30 hari, gratis!