Pengertian Kepemimpinan Partisipatif, Lengkap dengan Kelebihan dan Kekurangannya
Perspektif kuno terkait kepemimpinan lebih cenderung mendukung kekuasaan dengan berdasarkan pangkat kedudukan ataupun jenjang jabatan. Tapi saat ini, di dalam dunia kerja justru lebih banyak menerapkan kepemimpinan partisipatif.
Bahkan, gaya kepemimpinan ini pada mulanya dianggap kontroversial, sehingga menjadi sulit diterima dalam dunia kerja.
Lantas, apa itu kepemimpinan partisipatif? Dapatkan jawabannya dengan membaca artikel kepemimpinan partisipatif di bawah ini hingga selesai.
Daftar Isi
Pengertian Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif adalah salah satu gaya kepemimpinan yang mana setiap individu mempunyai kekuasaan yang sama dengan proses pengambilan keputusan bersama, terlepas dari pangkat dan jabatannya.
Berdasarkan laman Indeed, pemimpin nantinya akan memberikan informasi terkait masalah, isu, atau rencana terkait perusahaan pada seluruh staf.
Dalam hal ini, peran pemimpin lebih ke arah fasilitator dan moderator dalam menawarkan bimbingan dan menjaga diskusi agar tetap seimbang dan terkendali.
Nantinya, anggota diskusi akan bisa saling berbagai masukan, ide, ataupun pendapat terkait cara terbaik dalam menyelesaikan masalah.
Setelahnya, pemimpin akan merangkum informasi dan juga ide kelompok untuk bisa membuat keputusan sebagai kelompok. Suara terbanyak nantinya akan menentukan arah tindakan yang akan diambil oleh pihak perusahaan.
Walaupun demikian, terkadang ada beberapa kasus di mana pemimpinlah yang tetap memiliki hak dalam menentukan keputusan dengan berdasarkan pertimbangan pribadi dan jalanya diskusi tersebut.
Tanggung jawab dalam menjalankan keputusan ini nantinya akan dibagi rata pada seluruh anggota staf dengan pemimpin sesuai dengan tugas dan perannya masing-masing.
Namun, gaya kepemimpinan yang satu ini hanya merujuk pada proses pengambilan keputusan dalam lingkup yang lebih kecil, seperti departemen atau antar satu tim dengan supervisor-nya secara langsung. Bukan dengan mengambil keputusan yang besar dan berdampak pada semua organisasi di dalam perusahaan.
Kepemimpinan partisipatif ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan demokratis dalam hal mendorong kolaborasi pada setiap anggota tim.
Baca juga: Apa itu Kepemimpinan Visioner? Ini Pengertian dan 4 Tips Mudah dalam Mengaplikasikannya
Ciri-Ciri Kepemimpinan Partisipatif
Dilansir dari laman Status, berikut ini adalah prinsip dan sifat umum yang penting di dalam kepemimpinan partisipatif.
1. Budaya Diskusi yang Terbuka Dan Jujur
Kepemimpinan partisipatif yang dilakukan dengan tulus akan merangsang pendapat dari para anggota timnya dalam membantu mereka dalam membuat keputusan.
Mereka akan menginginkan pendapat yang berkualitas dari sebanyak mungkin pihak yang terlibat. Masukan atau ide nantinya akan dianggap sebagai aset yang harus diizinkan mengalir secara bebas di dalam diskusi.
2. Menumbuhkan Kepercayaan
Berbeda halnya dengan pemimpin yang memiliki gaya transaksional ataupun otokratis, kepemimpinan partisipatif akan memainkan peran yang penting dalam membuat lingkungan kerja yang lebih terbuka dan menarik.
Tujuannya tentu agar setiap karyawan bisa lebih merasa nyaman dan berbagi pendapat karena tahu akan ditanggapi secara lebih serius.
3. Penekanan Pada Moralitas dan Nilai
Kepemimpinan partisipatif lebih percaya bahwa setiap orang mempunyai hak untuk didengarkan. Untuk itu, mereka pun percaya bahwa sebagai pemimpin, mereka wajib memberikan fasilitas interaksi demi kebaikan kelompok.
Berbagai ide akan lebih baik disalurkan di dalam kelompok, karena artinya seluruh pendapat dan saran bisa segera dibedah dan juga dianalisis satu per satu.
Dalam memberikan fasilitas yang produktif ini, laman Cleverism menjelaskan bahwa idealnya para pemimpin partisipatif wajib mempunyai karakteristik dan juga keterampilan di bawah ini.
- Approachable: Bila pemimpinnya bersikap dingin atau agresif, maka gaya kepemimpinan ini tidak bisa berjalan efektif. Anggota tim justru akan merasa segan untuk menjalin kerja sama dengannya, terlebih lagi saat berdiskusi.
- Komunikatif: Seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi secara baik, jelas, dan detail agar tidak melahirkan kerancuan. Keterampilan ini juga termasuk kemampuan dalam mendengarkan.
- Bijaksana: Seorang pemimpin harus mempunyai rasa empati yang tinggi karena berkaitan dengan timnya, yang kemungkinan besar mencakup pada seluruh jenis karakter yang berbeda. Empati ini akan membantu dalam membangun lingkungan kerja yang lebih terbuka dan juga mendorong kolaborasi.
- Open-minded: Pemimpin harus bisa menerima masukan, saran, konsep dan juga ide yang berbeda dengan pandangan yang objektif serta netral, bahkan bila hal tersebut memang benar dan bertentangan dengan apa yang seharusnya dilakukan. Diskusi akan berjalan dengan alot bila pemimpin tidak bisa menyingkirkan bias yang terjadi.
- Kompeten: menjadi pemimpin yang bisa menampung berbagai jenis ide memang tidak mudah. Mungkin juga akan berjalan sulit untuk bisa menjaga diskusi agar tidak keluar jalur, karena semua orang berhak berbicara. Untuk itu, seorang pemimpin partisipatif harus memiliki kompetensi dan cerdas dalam hal mengendalikan dan juga memfasilitasi diskusi, serta dalam cara mereka mendekati dan juga menemukan berbagai ide dari para anggotanya.
Baca juga: Bagaimana Cara Menjadi Team Leader yang Baik untuk Meraih Kesuksesan dalam Bisnis?
Perusahaan yang Tepat dalam Menerapkan Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif seringkali diterapkan pada perusahaan NGO atau organisasi nirlaba atau non-profit, dewan sekolah ataupun universitas, serta perusahaan yang memiliki pemikiran maju.
Gaya kepemimpinan ini tampaknya paling berhasil dalam perusahaan ataupun organisasi yang mempunyai peran jelas dan membutuhkan sedikit pengawasan ataupun manajemen, seperti pada perusahaan konstruksi ataupun perusahaan teknologi.
Tapi secara umum, kepemimpinan partisipatif ini bisa diterapkan pada organisasi apapun agar bisa memenuhi kebutuhannya.
Mendiang Steve Jobs, Bill Gates, Jeff Bezos, sampai Jack Stahl tercatat menggunakan gaya kepemimpinan yang satu ini. Lalu, ada juga berbagai presiden negara yang sudah menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif selama masa jabatannya, seperti George Washington dan Abraham Lincoln, seorang mantan presiden Amerika Serikat.
Baca juga: Keunggulan Kompetitif: Pengertian, Fungsi, Strategi, Analisa dan Alat Ukurnya
Penutup
Demikianlah penjelasan kami tentang kepemimpinan partisipatif yang harus Anda ketahui.
Apapun gaya kepemimpinan yang Anda pilih, Anda tetap harus pandai dalam mengelola tim dan perusahaan secara baik, namun akan #lebihbaik lagi bila Anda menggunakan software akuntansi dan bisnis terlengkap dari Accurate Online.
Kenapa? Karena aplikasi ini memiliki beragam manfaat yang akan memudahkan Anda dalam mengelola dan mengembangkan bisnis, seperti mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan, menyelesaikan urusan perpajakan, mengelola persediaan barang di gudang, dan masih banyak lagi.
Ayo buktikan sendiri dengan mencobanya selama 30 hari gratis melalui tautan gambar di bawah ini.