Lead Nurturing: Pengertian, Manfaat, dan Tahapannya untuk Bisnis
Pada dasarnya, lead nurturing adalah salah satu proses yang sama pentingnya dengan lead generation ataupun strategi lainnya di dalam kegiatan pemasaran.
Lalu, apa itu lead nurturing? Bagaimana cara melakukannya? Dan apa saja manfaatnya? Tenang, karena pada kesempatan kali ini kami akan menjawabnya melalui artikel tentang lead nurturing di bawah ini.
Daftar Isi
Apa Itu Lead Nurturing?
Lead nurturing adalah suatu upaya dalam mengembangkan dan membangun hubungan antara pihak marketer dan lead yang telah diperoleh, lalu membantu mereka dari satu tahapan sales funnel ke tahapan selanjutnya secara bertahap.
Proses ini akan lebih berfokus pada pemasaran dan komunikasi agar bisa mengetahui kebutuhan konsumen dan memberikan informasi yang mereka butuhkan.
Ketika suatu perusahaan sudah mendapatkan lead, maka sebagian besar dari lead tersebut umumnya belum siap untuk membeli produk atau layanan jasa perusahaan tersebut walaupun sudah bersedia memberikan kontak.
Sebanyak apapun lead generation yang sudah diperoleh perusahaan, tanpa adanya kegiatan ini, maka upaya pemasaran tidak akan berjalan efektif atau berhasil. Kenapa? Karena lead yang sudah diperoleh tidak bisa dikonversi secara instan.
Dengan adanya proses lead nurturing, maka Anda bisa menyiapkan dan membujuk lead secara perlahan-lahan agar mau membeli produk atau layanan jasa dari bisnis Anda.
Kegiatan ini harus dilakukan secara halus dan perlahan-lahan, sehingga mereka tidak merasa terpaksa atau dipaksa untuk membeli produk. Kegiatan ini lebih fokus dalam memberikan informasi agar para lead bisa tertarik dengan produk atau layanan jasa yang Anda tawarkan.
Hal penting yang harus dilakukan ketika melakukan kegiatan ini adalah memberikan informasi ataupun konten yang sesuai dan tertarget agar keraguan lead pada produk Anda bisa semakin kecil.
Baca juga: Lead Adalah: Pengertian dan Cara Ampuh Mendapatkan Lead
Pentingnya Lead Nurturing
Berdasarkan laman Leadspace, setidaknya sebanyak 50% marketer menilai bahwa lead nurturing adalah bagian penting dari proses pemasaran yang sudah mereka jalankan. Kegiatan ini sering kali dilakukan dengan strategi marketing automation.
Hal tersebut dilakukan agar bisa memastikan bahwa perusahaan Anda terus melakukan hubungan dengan para lead dalam setiap tahap pembelian atau sales funnel.
Data valid pun menunjukan bahwa dengan melakukan kegiatan ini, maka penjualan bisa meningkat sebanyak 50% dengan biaya 30% lebih minim. Itu artinya, kegiatan ini jauh lebih baik daripada melakukan strategi penjualan hard selling.
Selain itu, lead juga akan bersedia membeli 47% lebih banyak daripada dengan tidak menggunakan strategi lead nurturing.
Jadi, bisa kita tarik kesimpulan bahwa lead nurturing adalah salah satu strategi yang sangat penting karena mampu membawa banyak sekali manfaat untuk proses penjualan perusahaan.
Walaupun memang proses dari kegiatan ini lebih mengarah ke penjualan terjadi cukup lama, namun hasil yang akan didapatkan akan sepadan dan akan lebih baik daripada penjualan yang dilakukan secara cepat.
Baca juga: Sales Lead: Pengertian, Cara Menentukan dan Jenisnya yang Harus Anda Tahu
Tahapan Lead Nurturing
1. Pahami Siklus Penjualan
Agar rencana melakukan strategi lead nurturing bisa berjalan secara efektif, maka dibutuhkan pemahaman akan siklus atau tahapan penjualan produk barang atau layanan jasa perusahaan. Hal tersebut akan membantu Anda dalam mengetahui di mana posisi lead dalam suatu siklus penjualan agar nantinya kegiatan ini bisa dilakukan secara tepat sesuai dengan posisi lead tersebut.
2. Tentukan Target Segmen
Sebagian besar perusahaan mempunyai banyak sekali jenis pelanggan atau memperoleh lead dengan berbagai latar belakang yang berbeda.
Sebagai pemasar, Anda harus mengetahui mana saja yang lebih memerlukan kegiatan ini. Bila sudah menentukan target lead nurturing di dalam strategi pemasaran, maka harus dilakukan segmentasi sebelum lanjut membuat rencana lead nurturing.
3. Tentukan Tujuan
Untuk menjalankan strategi lead nurturing, Anda harus membuat tujuan yang jelas. Tujuan ini idealnya harus dibuat secara spesifik, terukur, bisa dicapai, realistis, dan tepat waktu.
Beberapa contoh sederhana dari tujuan lead nurturing yang baik adalah:
- Meningkatkan terjadinya konversi lead dari tahap awareness ke tahap consideration sebanyak 10% di setiap bulannya.
- Meningkatkan jumlah MQL menjadi SQL sebanyak 20% dalam kurun waktu tiga bulan.
- Melakukan re-engagement dengan 50% lead yang tidak masuk kualifikasi di tahun berlangsung.
4. Petakan Konten
Tahap pemetaan konten adalah suatu tahap yang mana Anda harus bisa menemukan alur atau jalan yang bisa ditempuh lead melalui buyer’s journey dari pertama mereka mengetahui bisnis Anda, sampai akhirnya melakukan pembelian.
Lalu, sangat penting juga untuk menentukan konten yang tepat agar bisa menggerakan lead dari satu tahap sales funnel ke tahap berikutnya, merencanakan konten yang harus dibuat untuk kegiatan ini, serta menyesuaikannya dengan calon pembeli atau target lead.
5. Membuat Kalimat Lead Nurturing dengan Metode yang Tepat
Anda harus bisa mengenali profil lead Anda dalam melakukan kegiatan ini. Untuk itu, ketahuilah gaya bahasa yang sesuai dan metode yang mereka suka, entah itu chat, telepon, email, atau SMS.
Saat ini, sebagian marketer cenderung menggunakan email untuk proses lead nurturing. Cara ini menjadi cara yang paling efektif dan efisien agar bisa berkomunikasi dengan lead mereka.
Untuk itu, diperlukan strategi mengirim email yang baik, seperti personalisasi, rentang waktu dari satu email ke email lainnya, dan masih banyak lagi.
Menggunakan email marketing sangat efektif untuk menjalin hubungan yang baik dengan para lead, baik itu mereka yang sudah membeli ataupun yang baru tertarik untuk membeli.
Kenapa? Karena dengan email, lead akan mengenal berbagai produk atau layanan jasa apa saja yang Anda sediakan sebelum masuk ke proses pembelian. Bila sudah mengenali produk, maka mereka pun akan tertarik untuk membelinya.
6. Atur Alur Kerja Lead Nurturing
Dalam tahap ini, Anda harus menentukan trigger apa yang akan memulai suatu otomatisasi di dalam lead nurturing. Contohnya, kegiatan ini akan bisa dimulai dan email akan terkirim saat lead memasukkan data diri mereka untuk berlangganan.
Dalam tahap ini, Anda harus menggunakan tools yang mampu mempermudah prosesnya.
7. Uji Coba
Sebelum menjalankan strategi lead nurturing, Anda harus menguji terlebih dulu kegiatan ini agar bisa memastikan tidak ada kesalahan dalam semua aspeknya.
8. Peluncuran
Bila seluruh alur kerja di dalam kegiatan ini sudah sempurna dan sesuai, maka selanjutnya Anda hanya tinggal meluncurkan strategi lead nurturing dan mulai mengumpulkan data dari setiap usaha yang Anda lakukan.
9. Evaluasi
Setelah lead nurturing diluncurkan, maka kegiatan ini harus dievaluasi dan dianalisis dengan baik. Analisa yang harus Anda lakukan adalah terkait tingkat kesesuaian strategi lead nurturing¸ tingkat signifikan hasilnya, dan tingkat ketercapaian hasil yang sudah ditentukan.
Bila ada yang salah, maka Anda harus mencari tahu kesalahan tersebut dan mencari cara dalam mengembangkannya agar lebih sukses di kesempatan selanjutnya.
Baca juga: Lead Generation: Pengertian, Strategi, dan Prosesnya dalam Marketing
Penutup
Demikianlah penjelasan lengkap dari kami tentang lead nurturing dan tahapan dalam melakukannya. Jadi, Lead nurturing adalah suatu upaya dalam mengembangkan dan membangun hubungan antara pihak marketer dan lead yang telah diperoleh.
Strategi ini sangat penting agar bisa memastikan bahwa perusahaan Anda terus melakukan hubungan dengan para lead dalam setiap tahap pembelian atau sales funnel.
Sedangkan proses dalam melakukan strategi lead adalah dimulai dengan memahami siklus penjualan, menentukan target segmen, menentukan tujuan, memetakan konten, membuat kalimat dengan metode yang tepat, mengatur alur kerja , melakukan uji coba, meluncurkan lead nurturing, dan melakukan evaluasi.
Dengan melakukan strategi lead nurturing di atas dengan baik dan mengikuti setiap tahapnya secara perlahan, maka bukan tidak mungkin Anda akan bisa meningkatkan penjualan dan memperoleh pendapatan atau omset yang lebih banyak.
Tapi, jangan lupa untuk mencatat pendapatan tersebut di dalam laporan keuangan Anda, karena nantinya laporan keuangan ini bisa Anda jadikan referensi yang valid untuk membuat keputusan bisnis di masa depan.
Namun, mencatat atau membuat laporan keuangan secara manual sangat rentan terjadi kesalahan dan memerlukan waktu yang sangat lama. Laporan keuangan yang salah tentu akan berakibat fatal untuk operasional bisnis. Untuk menghindari hal tersebut, maka cobalah menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online.
Software akuntansi berbasis cloud ini akan menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan pada Anda secara otomatis, cepat, dan akurat. Sehingga, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis.
Selain itu, kegiatan bisnis Anda pun akan berjalan lebih efisien dan efektif, karena Anda bisa menikmati berbagai fitur luar biasa yang disediakan Accurate Online, seperti fitur persediaan, penjualan, pembelian, perpajakan, manufaktur, dan masih banyak lagi.
Ayo coba Accurate Online sekarang juga selama 30 hari gratis dengan klik banner di bawah ini.