Mengetahui Akuntansi Perpajakan Secara Lengkap dan Mendalam

23 Jun 2020 | Ditulis oleh: Ryan Fahmi
Apa itu Akuntansi Perpajakan Tujuan dan Contohnya
source envato.

Uang dan keuangan merupakan dua hal yang saat ini tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia.

Salah satu konsep ilmu tentang keuangan adalah akuntansi dan ilmu ini memiliki cabang yang disebut akuntansi perpajakan.

Akuntansi pajak menjadi dasar yang perlu diketahui ketika hendak melaksanakan wajib pajak.

Sebenarnya pada awal keberadaan pajak sendiri tidak pernah dikenal nama akuntansi dalam perpajakan.

Dulu, istilah akuntansi sebenarnya tidak tercantum sebagai istilah resmi dalam perpajakan sendiri.

Istilah ini baru muncul ketika negara menerapkan sistem self assessment yang berarti mencatat dan menghitung beban pajaknya sendiri.

Simak penjelasan selengkapnya di artikel ini! Baca hingga tuntas!

Apa itu Akuntansi Perpajakan?

Pengertian akuntansi perpajakan adalah aktivitas yang dilakukan oleh suatu badan usaha dalam hal mencatat keuangannya untuk kemudian mengolah dan menghitung jumlah pajak yang perlu dibayarkan.

Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi pada bidang ini hadir merujuk kepada kebutuhan badan usaha untuk menghitung pajaknya.

Akuntansi berarti perilaku mencatat atau membukukan. Akuntansi dalam prinsip perpajakan ataupun akuntansi biasa sebenarnya memiliki dasar kerja yang hampir serupa.

Bedanya, pada akuntansi biasa output terakhir yang didapatkan adalah laporan keuangan sedangkan akuntansi pajak memberikan hasil laporan pajak.

Baca juga: Prinsip-prinsip Pajak yang Diterapkan di Indonesia

Tujuan Akuntansi Perpajakan

Tujuan utama dari akuntansi perpajakan adalah memastikan bahwa perhitungan dan pelaporan pajak dilakukan dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Hal ini bertujuan agar bisnis dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dengan efektif. Berikut adalah beberapa tujuan utama akuntansi perpajakan:

1. Memastikan Kepatuhan terhadap Peraturan Pajak

Tujuan utama akuntansi perpajakan adalah memastikan bahwa perusahaan atau individu mematuhi regulasi perpajakan yang berlaku.

Dengan pencatatan yang benar, bisnis dapat menghindari sanksi akibat keterlambatan atau kesalahan dalam pelaporan pajak.

2. Menghitung Pajak yang Harus Dibayar dengan Akurat

Akuntansi perpajakan membantu menghitung jumlah pajak yang terutang secara akurat sesuai dengan penghasilan atau transaksi yang terjadi.

Menghindari kelebihan pembayaran pajak yang dapat mengurangi arus kas bisnis.

3. Mengoptimalkan Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Akuntansi perpajakan memungkinkan perusahaan untuk merencanakan strategi pajak yang lebih efisien.

Dengan memahami peraturan pajak, bisnis dapat mengurangi beban pajak secara legal dengan memanfaatkan insentif pajak atau strategi tax planning yang sesuai.

4. Menyediakan Laporan Pajak yang Transparan & Akuntabel

Akuntansi perpajakan memastikan bahwa laporan pajak disusun dengan transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hal ini penting untuk audit pajak oleh otoritas pajak atau sebagai bahan evaluasi keuangan internal perusahaan.

5. Mencegah Risiko Sanksi & Penalti Pajak

Kesalahan dalam pelaporan pajak dapat menyebabkan denda atau sanksi dari otoritas pajak.

Dengan sistem pencatatan pajak yang baik, perusahaan dapat memastikan bahwa semua kewajiban pajaknya sudah terpenuhi tepat waktu.

Klasifikasi Pajak

Penjelasan akan definisi akuntansi pajak di atas menjadi penting untuk mengetahui tentang klasifikasi pajak yang didasarkan pada cara pemungutannya.

Dalam hal tersebut, pajak terbagi menjadi dua jenis yakni tidak langsung dan langsung. Berikut pengertiannya:

1. Pajak Langsung

Pajak langsung ini adalah salah satu jenis pajak yang didasarkan pada jumlah kekayaan dan penghasilan yang dimiliki oleh suatu individu.

Pembayaran pajak jenis ini dilakukan secara langsung oleh individu tersebut tanpa adanya perwakilan dengan besaran yang tertera pada Undang-Undang Perpajakan.

2. Pajak Tidak Langsung

Pajak jenis tidak langsung adalah pajak yang diterapkan ketika terjadi satu transaksi keuangan dan dalam penerapannya dapat dibebankan kepada orang lain yang terdapat terlibat dalam transaksi tersebut.

Contohnya ketika membeli produk di supermarket yang biasanya sudah terhitung dengan pajak.

Prinsip Akuntansi Perpajakan

Ketika hendak melakukan pekerjaan berdasarkan akuntansi pajak, ada baiknya mengenal terlebih dahulu prinsip dasar akuntansi perpajakan.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui untuk meminimalisir kesalahan dalam penghitungan beban pajak yang harus ditanggung.

Beberapa prinsip yang digunakan sebagai dasar kegiatan ini adalah:

1. Kesatuan

Penggunaan akuntansi pajak sendiri menunjukkan bahwa negara benar-benar menganggap badan usaha sendiri sebagai bagian dari ekonomi.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan juga merupakan kesatuan ekonomi yang berbeda dengan entitas ekonomi lain seperti pemiliknya apalagi badan lain yang tidak punya hak hukum.

2. Historis

Pencatatan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan sendiri mengharuskan memiliki prinsip historis yakni sebenar-benarnya terhadap pembiayaan yang dilakukan.

Sebagai contoh ketika perusahaan membeli sebuah bangunan seharga 1M dan dalam negosiasi harga turun menjadi 800 juta. Pencatatan yang dilakukan yaitu 800 juta.

3. Pengungkapan Penuh

Ketika melakukan pembukuan terhadap setiap transaksi yang dilakukan harus dilakukan perlu dicatat dengan detail dan bersifat informatif.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan yang aliran keuangan perlu dilakukan dengan hati-hati bahkan bila perlu diberi catatan kaki. Bisa juga ditambahkan lampiran keuangan untuk keperluan referensi.

Baca juga: Mengenal CoreTax Administration System: Sistem Perpajakan Terbaru untuk Kemudahan Anda

Fungsi Akuntansi Perpajakan

Mungkin bagi orang awam, keperluan akuntansi /dalam pajak hanya dilakukan dengan tujuan laporan pajak kepada petugas pajak beserta nominalnya.

Tetapi sebenarnya ada beberapa fungsi lain dari kegiatan ini yang perlu diketahui agar tidak menganggap sepele. Beberapa fungsi tersebut ialah:

1. Fungsi Pencatatan dan Dokumentasi Pajak

Akuntansi perpajakan berfungsi untuk mencatat semua transaksi keuangan yang berkaitan dengan pajak secara sistematis.

Setiap transaksi bisnis harus terdokumentasi dengan baik agar dapat digunakan untuk perhitungan pajak secara akurat.

Contoh: Pencatatan faktur pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bukti potong untuk Pajak Penghasilan (PPh).

2. Fungsi Perhitungan Pajak yang Akurat

Memastikan bahwa pajak dihitung sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Kesalahan dalam perhitungan pajak dapat menyebabkan kelebihan pembayaran atau kekurangan pembayaran pajak yang berisiko terkena denda.

Contoh: Menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Badan berdasarkan laba kena pajak setelah dikurangi biaya operasional yang dapat dikurangkan.

3. Fungsi Kepatuhan Pajak (Tax Compliance)

Memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua peraturan perpajakan yang berlaku di negara tempatnya beroperasi.

Dengan sistem pencatatan yang baik, perusahaan dapat melaporkan pajaknya tepat waktu dan menghindari denda keterlambatan.

Contoh: Perusahaan melaporkan dan membayar Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum batas waktu yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

4. Fungsi Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Membantu perusahaan dalam merencanakan kewajiban pajaknya agar lebih efisien dan sesuai regulasi.

Dengan strategi perencanaan pajak yang tepat, perusahaan dapat memanfaatkan insentif atau keringanan pajak yang tersedia untuk mengurangi beban pajak secara legal.

Contoh: Perusahaan memanfaatkan skema penyusutan aset atau insentif pajak dari pemerintah untuk mengurangi laba kena pajak.

5. Fungsi Pengawasan dan Evaluasi Pajak

Mengevaluasi kepatuhan pajak perusahaan dan mengawasi apakah seluruh kewajiban pajak telah dipenuhi.

Dengan laporan pajak yang akurat, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi risiko atau kesalahan dalam pencatatan pajak sebelumnya.

Contoh: Mengecek apakah pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk karyawan telah sesuai dengan tarif yang berlaku.

Baca juga: Manajemen Perpajakan: Fungsi, Manfaat, dan Contoh

Contoh Perhitungan Akuntansi Perpajakan

Ada beberapa variabel yang perlu dicatat dengan baik sebelum melakukan penghitungan besaran pajak yang harus dibayarkan.

Beberapa hal tersebut misalnya ketika ingin melakukan penghitungan pajak terutang.

Komponen yang harus dimiliki sebelumnya berarti berupa setoran pajak penghasilan (PPh) karyawan, berapa jumlah uang wajib pajaknya, serta berapa penghasilan kena pajak (PkP).

Rumus yang biasa digunakan dalam menghitung pajak terutang tersebut adalah:

25% x PKP = PPH badan

PPh Badan – PPh – Pph pasal 23 = utang pajak

Nah itu adalah rumus yang biasa digunakan dalam penghitungan pajak terutang.

Rumus tersebut sudah diterapkan sejak lama dan masih akan terus digunakan dalam beberapa waktu ke depan.

Jika masih bingung ini adalah contoh penerapan dalam kasus untuk dipelajari:

Contoh Akuntansi Perpajakan

PT Amdara Energi memiliki keuntungan kotor yakni sebesar 70 M dengan tanggungan PPh yang ditanggung 3M (miliar), PPh Pasal 23 sebesar 1 M dan pengeluaran perusahaan sebesar 46 M.

Langkah pertama adalah menghitung PKP perusahaan dengan mengurangi keuntungan kotor dengan pengeluaran, 70 – 46 = 24 M.

Setelah itu hal yang perlu dilakukan adalah memasukkan semua komponen yang sudah diperoleh ke dalam rumus tadi. Maka akan didapatkan hasil sebagai berikut:

  • 25% x 24 M = 6 M
  • 6 M – 3 M – 1 M = 2 M, dan pajak yang harus dibayarkan perusahaan Amdara energi berarti adalah 2M.

Baca juga: Pengertian Akuntansi Pajak Penghasilan dan 7 Prinsip Dasar di Dalamnya

Penutup

Itulah beberapa hal dasar yang bisa diketahui dari akuntansi perpajakan yang bisa disajikan.

Keberadaan ilmu ini akan sangat mempermudah kehidupan karena tidak ada lagi kesalahan dalam pencatatan dan pembayaran kewajiban pajak terhadap negara, terutama bagi Anda pemilik bisnis.

Kesulitan untuk melakukan pengelolaan dan pelaporan pajak pada usaha Anda? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Onlines sebagai software akuntansi sekaligus untuk memudahkan Anda dalam mengelola perpajakan bagi usaha.

Terdapat dukungan e-Faktur, eSPT, e-Filling, e-Billing, serta dapat dengan mudah menghitung PPN, PPh pasal 15, pasal 21, pasal 22, pasal 23, dan pasal 4 ayat 2.

Anda juga akan menerima perhitungan perpajakan kewajiban Anda dan bisa secara langsung melakukan proses pembayaran sampai melaporkan pajak Anda.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang memiliki fitur pencatatan  pajak terlengkap di Indonesia.

Tidak hanya itu, dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa dengan mudah melakukan pelaporan pajak langsung melalui akun Accurate Online Anda. Tertarik untuk mencoba fitur ini? Anda bisa membacanya melalui artikel ini.

Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Ryan Fahmi
Finance & banking enthusiast yang bersertifikat Brevet A-B & CAP. Aktif berburu insight di seminar dan selalu update info keuangan. Santai, tapi serius soal angka!

Artikel Terkait