Harga Perolehan Adalah: Pengertian dan Cara Menghitungnya
Sebagian besar perusahaan seringkali mengalami kesulitan untuk menentukan harga perolehan atas seluruh harta ataupun aktiva tetap yang dimilikinya. Harga perolehan adalah komponen yang sangat berguna untuk memantau seluruh nilai aset dan tidak menyebabkan kerugian untuk perusahaan.
Secara umum, harga perolehan adalah semua perhitungan atas biaya yang dikeluarkan untuk bisa mendapatkan aktiva tetap. Sehingga, pencatatan dan perhitungan dari setiap transaksi dengan harga perolehan bisa dilakukan secara tepat dan akurat yang tersaji di dalam laporan keuangan.
Harga perolehan bisa didapat dari biaya pembelian yang ditambah dengan seluruh biaya yang timbul di dalam aset tetap. Sehingga, aset tersebut nantinya bisa dioperasikan dan digunakan oleh perusahaan.
Ingin tahu lebih dalam tentang harga perolehan? Baca artikel lengkap tentang harga perolehen di bawah ini hingga selesai.
Daftar Isi
Pengertian Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Sebagian dari Anda mungkin pernah mendengar kata acquisition cost atau harga perolehan. Para ahli memiliki pendapatnya masing-masing tentang harga perolehan ini, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Wit & Erhans (82:2000)
Wit dan Erhans menjelaskan bahwa harga perolehan adalah harga beli yang ditambah dengan semua total biaya. Pada prinsip ekonominya, aktiva tetap ini wajib disesuaikan dan dicatat. Sehingga, harga tersebut akan dikorbankan dan mendapatkan aktiva tetap agar bisa dioperasikan di dalam perusahaan.
2. Menurut Haryono Jusup (155:2005)
Haryono Jusup berpendapat bahwa harga perolehan adalah semua biaya pengeluaran yang dikorbankan oleh seseorang agar bisa memperoleh aktiva tetap dan pengeluaran lain yang menjadi aktiva tetap siap dimanfaatkan. Biaya yang dikeluarkan tersebut pada dasarnya agar bisa memperoleh aktiva tetap, digunakan dan diolah oleh seseorang agar bisa mendapatkan hasil pendapatan kembali.
Baca juga: Cara Mencari Selisih Penjualan Bisnis Berdasarkan Stok Barang
Cara Menghitung Harga Perolehan Pada Aktiva Tetap
Tentunya harga perolehan ini akan berhubungan dengan aktiva tetap di dalam laporan keuangan. Untuk itu, cara perhitungan harga perolehan di aktiva tetap dan jurnal transaksi ini ada banyak, yaitu:
1. Harga Perolehan untuk Transaksi Pembelian Tunai
Harga perolehan pun mempunyai beberapa akun pengeluaran, seperti harga beli aktiva, beban angkut, beban pemasangan, beban asuransi, beban instalasi, beban balik nama, dan beban percobaan.
Selain itu, hal yang paling penting untuk menghitung harga perolehan adalah cara mencari perolehan aktiva tetap. Aktiva ini didapat ketika perusahaan membeli aktiva tetap secara tunai ataupun secara kredit.
Untuk pencatatan transaksi pembelian yang dilakukan secara tunai, maka harga perolehannya menjadi total harga pembelian bersih. Lalu, dikurangi dengan potongan tunai dan biaya tambahan pengeluaran lain.
Agar lebih bisa memahaminya dengan baik, coba perhatikanlah contoh harga perolehan dari pembelian yang dilakukan secara tunai di bawah ini.
Katakanlah PT ABC membeli mesin pabrik dengan harga 60 juta rupiah, lalu biaya instalasi mesin tersebut adalah seharga 5 juta rupiah dan biaya asuransinya adalah sebanyak 1 juta rupiah. Nah, harga perolehannya adalah sebagai berikut:
Harga beli mesin = Rp60.000.000
Biaya Pemasangan = Rp3.000.000
Premi Asuransi = Rp1.000.000
Harga Perolehan = Rp64.000.000
Pencatatan transaksinya di dalam jurnal adalah sebagai berikut:
2. Harga perolehan Untuk Pembelian Kredit
Di dalam perusahaan pasti akan terjadi kegiatan transaksi pembelian yang dilakukan secara kredit saat perusahaan tidak mempunyai biaya yang cukup.
Kehadiran pembelian kredit yang dilakukan oleh perusahaan dengan jangka waktu pembayaran tertentu akan disertai dengan adanya bunga pembelian. Bunga pembelian ini umumnya terjadi di dalam transaksi implisit ataupun eksplisit.
Di dalam transaksi bunga eksplisit, bunga akan diterapkan secara transparan pada informasi pembelian kredit. Sebaliknya, bunga implisit adalah bunga yang belum diketahui secara pasti jumlahnya ketika melakukan transaksi pembelian secara kredit.
Agar bisa menghitung biaya perolehan, umumnya transaksi bunga ini tidak akan dihitung karena merupakan suatu pengorbanan dana dari pihak pembeli.
3. Harga Perolehan Menggunakan Wesel Bunga
Saat perusahaan melakukan kegiatan pembelian aktiva dengan jumlah yang besar, maka perusahaan akan membayar pembelian tersebut dengan menganalisa bukti transaksi pembelian, seperti wesel tagih.
Perusahaan yang melakukan pembelian akan diwajibkan untuk membayar setengah harga pembelian tersebut dengan uang muka. Lalu, sisanya dibayar dengan ketentuan wesel bunga dengan adanya batas pembayaran.
Baca juga: Catatan Pengeluaran dan Pemasukan: Ini Contoh dan Cara Membuatnya!
Contoh Harga Perolehan Wesel Bunga
Diketahui PT XYZ membeli perlengkapan pabriknya secara tunai seharga 90 juta rupiah. Mereka membayar uang muka sebesar 40 juta rupiah. Sisanya akan dibayar dengan wesel berbunga 10% dengan kurun waktu satu tahun. Nah, harga perolehan tetapnya adalah sebagai berikut:
Jurnal Diketahui:
Jurnal Penyesuaian:
Untuk jurnal penyesuaian saat wesel jatuh tempo, maka harga yang harus dibayar adalah setelah utang ditambahkan dengan bunganya, jadi bunga weselnya adalah sebanyak (Rp55.000.000 x 10%) = Rp 5.500.000.
4. Harga Perolehan Aktiva Tetap Untuk Milik Sendiri
Para pebisnis seringkali memilih membeli aset tetap untuk mereka miliki sendiri dengan dana yang berasal dari perusahaannya.
Aktiva tetap yang dikelola secara sendiri ini kemungkinan besar tidak akan muncul karena pembelian atau ketentuan pada pihak lain tidak terikat kontrak ataupun kontrak pembangunan lain. Untuk itu, umumnya perusahaan akan mengalokasikan dana dan juga biayanya untuk kebutuhan operasional perusahaannya saja.
Pengeluaran biaya perusahaan ini mencakup biaya bahan pokok, gaji karyawan, dan juga biaya overhead. Dalam hal ini, biaya overhead mencakup biaya peralatan listrik, perlengkapan perusahaan, air dan juga asuransi. Mengalokasikan dana ini harus diperhatikan dengan baik tentang pembagiannya, seperti biaya pembangunan atau aset dengan menggunakan biaya overhead.
5. Harga Perolehan Aktiva Tetap Dalam Menerbitkan Saham
Salah satu surat berharga perusahaan adalah saham yang mana pemiliknya adalah nama perusahaan itu sendiri. Sehingga, nantinya bila ada orang yang ingin membeli saham perusahaan, maka orang tersebut akan secara sah dianggap sebagai pemilik perusahaan.
Contoh Harga Perolehan Dalam Saham:
Di tanggal 10 Maret, PT ABC mengeluarkan saham sebanyak 3 ribu lembar, dengan nilai per lembarnya adalah 10 ribu rupiah yang digunakan untuk membeli tanah dengan harga saham biasa sebesar 5.500. Nah, harga perolehannya adalah sebagai berikut:
Nominal Saham = (3.000 x 10.000 = 30.000.000)
Harga Pasar = (3.000 x 5.500 = 16.500.000)
Nilai Selisih Disagio = 13.500.000
Jurnal Pencatatan :
Baca juga: Langkah Membuat Laporan Penjualan Harian Beserta Contohnya
Penutup
Secara umum, aktiva tetap adalah salah satu unsur yang sangat penting di dalam perusahaan. Saat pengelolaan aktiva tetap dan biaya yang dikeluarkan tidak berjalan dengan baik, maka nantinya akan menyebabkan masalah untuk perusahaan dan bisa menimbulkan kerugian.
Nah, untuk membantu Anda dalam menghitung nilai aset di dalam pembukuan, kami sarankan untuk menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online.
Accurate Online adalah aplikasi yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi cloud computing berbasis website. Di dalamnya juga sudah dibekali dengan sistem keamanan yang sangat aman. Sehingga, Anda bisa dengan bebas menggunakannya di mana saja dan kapan saja secara aman dan nyaman. Anda juga tidak perlu melakukan proses instalasi dan pembaruan aplikasi yang memakan banyak waktu.
Accurate pun sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam menyediakan aplikasi akuntansi untuk pebisnis di Indonesia. Bahkan saat ini, sudah lebih dari 377 ribu pebisnis yang menggunakan Accurate Online. Untuk itu, jangan heran bila Accurate Online sudah berhasil mendapatkan penghargaan TOP Brand Award dari tahun 2016 hingga tahun 2022 dalam kategori software akuntansi.
Dengan menggunakan Accurate Online, maka setiap pebisnis bisa mendapatkan laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal, dan lebih dari 200 jenis laporan lainnya secara otomatis cepat dan akurat.
Tampilan dashboard di dalamnya pun sangat sederhana, sehingga Anda yang masih awam dengan dunia akuntansi pun bisa dengan sangat mudah menggunakan Accurate Online.
Selain itu, Accurate Online juga sudah dilengkapi dengan fitur dan modul yang siap meningkatkan efisiensi bisnis Anda, seperti fitur persediaan, penjualan, pembelian, multi cabang, multi mata uang, perpajakan, manufaktur (add on), cost and profit center, dan masih banyak lagi.
Tunggu apa lagi? Ayo segera coba dan gunakan Accurate Online sekarang juga selama 30 hari gratis dengan klik banner di bawah ini.