Penjelasan Lengkap Laporan Laba Rugi, Jenis, Fungsi, Cara Buat, dan Contohnya
Laba adalah keuntungan sementara rugi adalah kebuntungan. Kenapa dua hal yang berbeda ini bergabung dalam satu laporan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita membahas berbagai hal tentang laporan keuangan ini secara mendalam sampai fungsi dan format penyusunannya.
Daftar Isi
Video Tutorial
Ingin mencari tahu lebih lanjut tentang laporan laba rugi dengan cara yang lebih mudah? silahkan tonton video kami di bawah ini melalui audiovisual yang menarik:
Bagaimana apa sudah mulai paham dengan menonton video diatas? lanjut scroll ke bawah untuk penjelasan lebih dalam tentang pembukuan laba rugi pada akuntansi.
Baca juga: Laporan Keuangan: Pengertian, Jenis, dan, Tujuannya Untuk Bisnis Anda
Pengertian Laporan Laba Rugi
Pembukuan laba rugi (income statement) adalah sebuah laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan dan biaya suatu perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya selama satu tahun atau satu kuartal.
Laporan ini memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan, serta memungkinkan manajemen dan investor untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan dan membuat keputusan bisnis yang tepat.
Laporan tentang laba rugi biasanya terdiri dari tiga bagian utama:
- Pendapatan, mencakup semua sumber pendapatan yang diterima oleh perusahaan selama periode waktu tertentu, seperti penjualan produk atau jasa, bunga, dan dividen.
- Biaya, mencakup semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu, seperti biaya produksi, biaya administrasi, dan biaya bunga.
- Laba bersih, merupakan jumlah uang yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu setelah semua biaya dan pengeluaran telah dikurangi.
Laba bersih dapat digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham, membayar hutang, memperluas bisnis, atau untuk tujuan lainnya.
Laporan atas laba rugi adalah salah satu laporan keuangan yang paling penting bagi perusahaan karena memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu.
Laporan ini juga membantu manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang tepat dan membantu investor untuk menilai potensi keuntungan dari investasi mereka.
Baca juga: Neraca Keuangan: Pengertian, Cara Menyusun dan Membacanya
Metode Penyajian Laporan Laba Rugi
Berikut adalah dua jenis laporan laba rugi yang kami rangkum dari laman Wallstreetmojo:
1. Laporan Laba Rugi Single Step
Catatan laba rugi single step (single-step income statement) adalah salah satu bentuk income statement yang paling sederhana dan mudah dipahami.
Laporan ini menunjukkan jumlah pendapatan dan biaya secara keseluruhan, tanpa memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu.
Berikut ini adalah format umum dari laporan tentang laba rugi single step:
- Pendapatan : Total pendapatan
- Biaya : Total biaya
- Laba Bersih : Total pendapatan (pendapatan + keuntungan) – total biaya (beban + kerugian)
Dalam laporan ini, semua pendapatan dijumlahkan dan diurutkan dalam satu kolom, sedangkan semua biaya juga dijumlahkan dan diurutkan dalam satu kolom yang berbeda.
Setelah itu, total biaya dikurangi dari total pendapatan untuk menghitung laba bersih.
Meskipun catatan laba rugi single step lebih mudah dipahami, namun karena tidak memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu, laporan ini kurang memberikan informasi yang cukup detail.
Oleh karena itu, pembukuan laba rugi multi step sering kali lebih umum digunakan, karena dapat memberikan informasi yang lebih terperinci tentang kinerja keuangan perusahaan.
Contoh laporan laba rugi single step adalah seperti di bawah ini :
2. Laporan Laba Rugi Multiple Step
Pembukuan laba rugi multiple step (multiple-step income statement) adalah salah satu bentuk laporan dari laba rugi yang lebih rinci dan terperinci.
Laporan ini memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu menjadi beberapa kategori, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih detail mengenai kinerja keuangan perusahaan.
Berikut adalah contoh format umum dari laporan income statement multiple step:
- Pendapatan: Penjualan kotor Potongan penjualan Penjualan bersih
- Biaya: Biaya pokok penjualan Biaya operasional Pendapatan bunga Biaya bunga Biaya pajak
- Laba Bersih: Total pendapatan – total biaya
Dalam laporan ini, pendapatan dihitung dalam beberapa kategori seperti penjualan kotor, potongan penjualan, dan penjualan bersih.
Sedangkan biaya dibagi menjadi beberapa kategori seperti biaya pokok penjualan, biaya operasional, pendapatan bunga, biaya bunga, dan biaya pajak.
Setelah itu, semua kategori biaya dijumlahkan dan dikurangi dari pendapatan bersih untuk menghitung laba bersih.
Dengan menggunakan catatan laba rugi multiple step, perusahaan dapat memperoleh informasi yang lebih rinci tentang kinerja keuangan mereka, termasuk dalam hal margin laba kotor, margin laba operasional, dan laba bersih.
Informasi ini dapat membantu manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang lebih tepat dan membantu investor untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan secara lebih terperinci.
Pastikan laporan yang Anda buat akurat agar bermanfaat, untuk hasil yang lebih cepat Anda dapat menggunakan Software Akuntansi dengan Fitur Laporan Laba Rugi yang secara otomatis membuat laporan Anda dalam hitungan detik.
Contoh laporan laba rugi multiple step adalah seperti di bawah ini :
Baca juga: Mengenal Laporan Arus Kas Lebih Detail Beserta Contohnya
Jenis-jenis Laba dalam Laporan Laba Rugi
Dalam laporan laba rugi, terdapat beberapa jenis laba yang memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu.
Berikut adalah beberapa jenis laba yang biasanya terdapat dalam laporan laba rugi:
1. Laba Kotor (Gross Profit):
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan usaha dan harga pokok penjualan (COGS).
Rumus Laba Kotor = Pendapatan Usaha – COGS
Laba kotor memberikan gambaran seberapa efisien perusahaan dalam memproduksi dan menjual produk atau layanan.
2. Laba Operasional (Operating Income):
Laba operasional mengukur profitabilitas inti perusahaan tanpa mempertimbangkan biaya non-operasional.
Rumus Laba Operasional = Laba Kotor – Biaya Operasional
Laba operasional memberikan indikasi seberapa baik perusahaan mengelola biaya operasionalnya.
3. Laba Bersih Sebelum Pajak (Net Income Before Tax):
Laba bersih sebelum pajak adalah total laba atau rugi perusahaan sebelum dipotong pajak penghasilan.
Rumus Laba Bersih Sebelum Pajak = Laba Operasional – Biaya Non-operasional
Laba bersih sebelum pajak memberikan gambaran tentang hasil operasional perusahaan sebelum efek pajak.
4. Laba Bersih (Net Income):
Laba bersih adalah total keuntungan atau kerugian perusahaan setelah dipotong pajak dan biaya lainnya.
Rumus Laba Bersih = Laba Bersih Sebelum Pajak – Pajak Penghasilan dan Biaya Lainnya
Laba bersih adalah ukuran akhir dari kinerja keuangan perusahaan dan mencerminkan profitabilitas keseluruhan.
5. Laba Atas Saham (Earnings Per Share – EPS):
Laba atas saham mengukur laba bersih yang tersedia untuk setiap saham yang beredar.
Rumus EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham yang Beredar
EPS memberikan informasi kepada investor tentang profitabilitas perusahaan per saham.
6. Laba Kotor Margin:
Laba kotor margin adalah persentase laba kotor dari pendapatan usaha.
Rumus Laba Kotor Margin = (Laba Kotor / Pendapatan Usaha) x 100%
Laba kotor margin menunjukkan seberapa besar persentase dari pendapatan yang tersisa setelah mengurangkan biaya produksi.
Masing-masing jenis laba diatas memberikan wawasan yang berbeda tentang kinerja keuangan perusahaan.
Hasil analisis jenis laba diatas bersama-sama membantu pemangku kepentingan dalam memahami seberapa baik perusahaan beroperasi dan menghasilkan keuntungan.
Komponen dalam Laporan Laba Rugi
Laporan tentang laba rugi (income statement) mencakup beberapa komponen utama yang menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan selama periode waktu tertentu.
Berikut adalah komponen utama dalam laporan income statement:
1. Pendapatan / Penjualan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari penjualan barang atau jasa.
Komponen ini merupakan sumber utama penghasilan perusahaan dan dicantumkan pada bagian atas catatan laba rugi.
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah item baris yang menggabungkan biaya langsung yang terkait dengan penjualan produk untuk menghasilkan pendapatan.
Item baris ini juga dapat disebut Cost of Sales jika perusahaan tersebut adalah bisnis jasa.
Biaya langsung dapat mencakup tenaga kerja, suku cadang, bahan, dan alokasi biaya lain seperti depresiasi (lihat penjelasan depresiasi di bawah).
3. Laba kotor
Laba Kotor dihitung dengan mengurangkan Harga Pokok Penjualan (atau Harga Pokok Penjualan) dari Pendapatan Penjualan.
4. Beban Pemasaran, Periklanan, dan Promosi
Sebagian besar bisnis memiliki beberapa pengeluaran terkait dengan penjualan barang dan / atau jasa.
Biaya pemasaran, periklanan, dan promosi sering kali dikelompokkan bersama karena merupakan biaya yang serupa, semuanya terkait dengan penjualan.
5. Beban Umum dan Administrasi (G&A)
Biaya SG&A termasuk bagian penjualan, umum, dan administrasi yang berisi semua biaya tidak langsung lainnya yang terkait dengan menjalankan bisnis.
Ini termasuk gaji dan upah, biaya sewa dan kantor, asuransi, biaya perjalanan, dan terkadang depresiasi dan amortisasi, bersama dengan biaya operasional lainnya.
Namun, entitas dapat memilih untuk memisahkan depresiasi dan amortisasi di bagiannya sendiri.
6. EBITDA
Meskipun tidak ada di semua laporan, EBITDA adalah akronim dari istilah Bahasa Inggris Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization.
Dalam bahasa Indonesia yang dimaksud adalah Penghasilan sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi.
Ini dihitung dengan mengurangi biaya SG&A (tidak termasuk amortisasi dan depresiasi) dari laba kotor.
7. Depresiasi atau Beban Penyusutan dan Amortisasi
Depresiasi dan amortisasi adalah biaya non tunai yang dibuat oleh akuntan untuk menyebarkan biaya aset modal seperti Properti, Pabrik, dan Peralatan (PP&E).
8. Pendapatan Operasional (atau EBIT)
Pendapatan Operasional mewakili apa yang diperoleh dari operasi bisnis reguler.
Dengan kata lain, ini adalah laba sebelum pendapatan non-operasional, biaya non-operasional, bunga, atau pajak dikurangkan dari pendapatan.
Dilansir dari laman Wikipedia, EBIT adalah istilah yang umum digunakan di bidang keuangan dan singkatan dari Earnings Before Interest and Taxes.
9. Bunga
Perusahaan biasanya membagi beban bunga dan pendapatan bunga sebagai item baris terpisah dalam laporan income statement.
Ini dilakukan untuk merekonsiliasi perbedaan antara EBIT dan EBT. Beban bunga ditentukan oleh jadwal hutang.
10. Biaya lainnya
Bisnis sering kali memiliki pengeluaran lain yang unik untuk industrinya. Pengeluaran lain mungkin termasuk:
- pemenuhan, teknologi, penelitian dan pengembangan (R&D),
- kompensasi berbasis saham (SBC),
- biaya penurunan nilai,
- keuntungan / kerugian atas penjualan investasi,
- dampak nilai tukar mata uang asing, dan
- banyak biaya lainnya yang khusus untuk industri atau perusahaan.
11. EBT (Pendapatan Sebelum Pajak)
EBT adalah singkatan dari Earnings Before Tax, juga dikenal sebagai pendapatan sebelum pajak, dan ditemukan dengan mengurangkan beban bunga dari Pendapatan Operasional.
Ini adalah subtotal terakhir sebelum sampai pada laba bersih.
12. Pajak penghasilan
Melansir dari Wikipedia, pajak penghasilan mengacu pada pajak relevan yang dibebankan pada pendapatan sebelum pajak. Total beban pajak dapat terdiri dari pajak kini dan pajak masa depan.
13. Pendapatan bersih
Pendapatan bersih dihitung dengan mengurangi pajak pendapatan dari pendapatan sebelum pajak.
Hal ini adalah jumlah yang mengalir ke laba ditahan di neraca, setelah dikurangi untuk setiap dividen.
Baca juga: Laporan Posisi Keuangan: Pengertian, Contoh, Fungsi, dan Manfaatnya
Apa Fungsi Laporan Laba Rugi?
Pembukuan laba rugi (income statement) memiliki beberapa fungsi penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi utama laporan tentang laba rugi:
1. Mengukur Kinerja Keuangan
Laporan ini memungkinkan perusahaan untuk mengukur kinerja keuangan mereka dengan menunjukkan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memantau performa keuangan mereka secara berkala dan mengevaluasi apakah mereka mencapai target keuangan yang telah ditetapkan.
2. Membantu dalam Pengambilan Keputusan Bisnis
Informasi yang diberikan dalam laporan ini akan membantu manajemen perusahaan dalam membuat keputusan bisnis yang tepat.
Misalnya, manajemen dapat memilih untuk mengurangi biaya tertentu atau meningkatkan penjualan untuk meningkatkan laba bersih.
3. Membantu dalam Perencanaan Keuangan
Laporan laba rugi juga membantu perusahaan dalam merencanakan keuangan mereka di masa depan.
Misalnya, perusahaan dapat menggunakan informasi dari laporan ini untuk merencanakan anggaran untuk periode waktu berikutnya.
4. Menilai Kelayakan Investasi
Laporan laba rugi juga dapat digunakan oleh investor untuk menilai kelayakan investasi pada perusahaan tertentu.
Informasi tentang laba bersih dan margin laba dapat memberikan petunjuk tentang potensi pengembalian investasi.
5. Melaporkan kepada Pihak Eksternal
Catatan laba rugi juga digunakan untuk melaporkan kinerja keuangan perusahaan kepada pihak eksternal, seperti bank, investor, atau pemerintah.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menunjukkan kinerja keuangan mereka dan menunjukkan kepatuhan mereka terhadap persyaratan dan regulasi yang berlaku.
Secara keseluruhan, laporan atas laba rugi sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola keuangan mereka dan memberikan informasi yang berguna bagi manajemen, investor, dan pihak eksternal.
Baca juga: Laporan Laba Rugi Komprehensif: Jenis, Unsur, Fungsinya
Kapan Laporan Laba Rugi Harus Disusun?
Laporan laba rugi adalah bagian integral dari laporan keuangan perusahaan dan harus dibuat secara periodik.
Waktu pembuatan laporan laba rugi bergantung pada kebijakan dan kebutuhan perusahaan, tetapi umumnya terjadi pada periode tertentu sesuai dengan siklus akuntansi dan keuangan.
Berikut adalah beberapa titik waktu umum ketika laporan laba rugi dibuat:
1. Bulanan
Beberapa perusahaan memilih untuk membuat laporan laba rugi setiap bulan.
Hal ini memberikan pemahaman yang lebih cepat tentang kinerja keuangan dan memungkinkan manajemen untuk mengambil tindakan korektif dengan cepat.
2. Kuartalan
Secara umum perusahaan membuat laporan laba rugi setiap kuartal.
Terutama bagi perusahaan yang terdaftar di bursa saham, karena mereka wajib menyampaikan laporan keuangan kuartalan.
3. Tahunan
Setiap perusahaan wajib membuat laporan laba rugi setiap tahun untuk menunjukkan kinerja keuangan selama satu tahun fiskal. Laporan ini disertakan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan.
4. Mendekati Akhir Periode Pelaporan
Banyak perusahaan memilih untuk membuat laporan laba rugi mendekati akhir periode pelaporan, baik itu bulanan, kuartalan, atau tahunan.
Hal ini memberikan waktu yang cukup untuk mengumpulkan dan menganalisis data keuangan yang relevan.
5. Ketika akan ada Keputusan Strategis
Perusahaan dapat membuat laporan laba rugi tambahan pada titik waktu tertentu ketika keputusan strategis perlu diambil.
Misalnya, ketika perusahaan berencana untuk memperluas, mengurangi biaya, atau melakukan perubahan signifikan lainnya.
6. Saat Pertemuan Pemangku Kepentingan
Laporan laba rugi juga dapat dibuat saat pertemuan pemangku kepentingan, seperti rapat dewan direksi atau pertemuan pemegang saham, untuk memberikan gambaran terkini tentang kinerja keuangan.
Baca juga: Jenis-jenis Laporan Keuangan Perusahaan Lengkap dengan Contohnya
Siapa yang Menggunakan Laba Rugi?
Pembukuan laba rugi (income statement) digunakan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam kinerja keuangan suatu perusahaan.
Berikut adalah beberapa pihak yang biasanya menggunakan laporan laba rugi:
1. Manajemen Perusahaan
Pembukuan laba rugi digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memantau kinerja keuangan perusahaan dan mengambil keputusan bisnis yang tepat.
Manajemen dapat menggunakan informasi dalam catatan laba rugi untuk menentukan apakah perusahaan mencapai target keuangan mereka dan untuk merencanakan keputusan bisnis yang akan diambil selanjutnya.
2. Investor
Catatan laba rugi juga digunakan oleh investor untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dan menentukan potensi pengembalian investasi.
Investor dapat menggunakan informasi tentang pendapatan, biaya, dan laba bersih untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan pesaing di industri yang sama.
3. Kreditur
Laporan income statement digunakan oleh kreditur untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utang mereka.
Kreditur akan menggunakan informasi dalam pembukuan laba rugi untuk menilai apakah perusahaan memiliki laba yang cukup untuk membayar utang mereka dan apakah perusahaan memenuhi persyaratan pinjaman.
4. Pihak Eksternal
Catatan laba rugi juga digunakan oleh pihak luar seperti regulator pemerintah, pelanggan, dan pesaing.
Pihak luar dapat menggunakan informasi dalam laporan tentang laba rugi untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dan menentukan bagaimana mereka akan berinteraksi dengan perusahaan tersebut.
Secara keseluruhan, pembukuan laba rugi merupakan alat yang penting bagi perusahaan dan pihak luar untuk memantau dan menilai kinerja keuangan perusahaan.
Informasi dalam pembukuan laba rugi dapat membantu dalam pengambilan keputusan bisnis dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kondisi keuangan suatu perusahaan.
Bagi Anda pebisnis/investor pelajari Cara Cepat Mencari Laba Rugi dalam Perusahaan guna menghasilkan keputusan terbaik bagi bisnis.
Bagaimana Cara Membuat Laporan Laba Rugi?
Berikut adalah beberapa langkah dalam membuat laporan laba rugi:
- Kumpulkan Data Keuangan
- Pisahkan Pendapatan dan Biaya
- Hitung Laba Kotor
- Hitung Biaya Operasional
- Hitung Biaya Non-Operasional
- Kurangi Biaya Operasional dan Non-Operasional
- Hitung Margin Laba
- Buat Laporan Laba Rugi
- Tinjau dan Verifikasi Laporan Laba Rugi
Secara keseluruhan, membuat laporan laba rugi melibatkan pengumpulan data keuangan, perhitungan pendapatan dan biaya, dan pembuatan laporan yang mudah dipahami.
Untuk penjelasan yang lebih lengkap Anda dapat membacanya di “9 Langkah Menghitung Laba Rugi Bisnis Secara Mudah dan Cepat”
Namun bagi Anda yang ingin membuat Laporan Laba secara cepat dan akurat, Anda dapat menggunakan Software Akuntansi.
Dengan membuat catatan laba rugi yang akurat dan teratur, perusahaan dapat memantau kinerja keuangan mereka dan membuat keputusan bisnis yang tepat.
Baca juga: Cara Mudah Membuat Laporan Keuangan dengan Accurate Online
Infografis Ringkasan Materi
Kesimpulan
Laporan laba rugi adalah ringkasan dari performa keuangan sebuah perusahaan selama periode waktu tertentu.
Sebelum membuat laporan laba rugi ada baiknya Anda belajar alur laporan keuangan guna memudahkan evaluasi akan keuangan secara runut dan sesuai standar yang berlaku.
Mempelajari alur laporan keuangan secara runut diperlukan karena laporan keuangan harus bisa dimengerti oleh setiap pebisnis, investor, atau para pekerja akuntansi perusahaan.
Dalam laporan laba rugi, terdapat beberapa komponen penting seperti pendapatan, biaya, laba kotor, biaya operasional dan non-operasional, dan laba bersih.
Dari komponen-komponen ini, kita dapat mengetahui apakah perusahaan menghasilkan laba atau rugi selama periode waktu tersebut.
Informasi ini sangat penting bagi manajemen perusahaan, investor, kreditor, dan pihak-pihak lain yang tertarik dengan kinerja keuangan perusahaan.
Selain itu, catatan laba rugi juga memberikan informasi tentang margin laba yang dapat menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya operasional dan menghasilkan laba bersih.
Dengan memiliki informasi dari pembukuan laba rugi yang akurat, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan kinerja keuangan mereka di masa depan.
Jadi, laporan laba rugi sangat penting bagi perusahaan dalam memantau kinerja keuangan mereka dan membuat keputusan bisnis yang tepat.
Jika Anda membutuhkan bantuan untuk membuat laporan ini secara mudah, otomatis dan minim kesalahan, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Accurate Online.
Tidak hanya jenis laporan tersebut, dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa dengan mudah membuat 200 jenis laporan keuangan dalam hitungan detik.
Accurate Online memiliki fitur terlengkap seperti penyajian otomatis 200 jenis laporan keuangan termasuk laporan laba rugi, neraca, arus kas, perubahan ekuitas, rasio keuangan, dan masih banyak lagi.
Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis melalui tautan pada gambar di bawah ini: