Pengertian Biaya Produksi, Jenis, Unsur, & Cara Hitung

09 Jun 2020 | Ditulis oleh: Ibnu Ismail
Pengertian Biaya Produksi, Jenis, Unsur, & Cara Hitung

Menjalankan usaha tanpa memahami biaya produksi bisa membuat laporan keuangan jadi kacau.

Biaya produksi bukan hanya soal menghitung pengeluaran, tapi juga kunci untuk tahu apakah bisnismu untung atau justru rugi.

Artikel ini akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian, unsur, contoh, hingga cara menghitung biaya produksi yang tepat.

Yuk pelajari sampai akhir dan pastikan bisnismu berjalan efisien dan untung!

Apa itu Biaya Produksi?

Biaya produksi adalah seluruh pengeluaran perusahaan untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi atau jasa siap jual dalam suatu periode tertentu.

Biaya ini mencakup berbagai komponen, seperti biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, serta biaya overhead pabrik.

Biaya produksi merupakan elemen penting dalam perhitungan harga pokok penjualan (HPP) dan berperan besar dalam menentukan harga jual serta margin keuntungan perusahaan.

Tanpa perhitungan biaya produksi yang akurat, perusahaan berisiko menetapkan harga yang tidak sesuai dan mengalami kerugian.

Oleh karena itu, pengelolaan dan pencatatan biaya produksi yang rapi sangat penting untuk memastikan efisiensi, pengendalian biaya, serta pengambilan keputusan bisnis yang tepat.

Baca juga: Komponen Biaya Produksi yang Umum Digunakan Perusahaan

Unsur-unsur Biaya Produksi

Dalam menghitung biaya produksi, Anda perlu mengetahui betul perihal ketiga unsur berikut ini:

1. Direct Material atau Bahan Baku Langsung

Bahan yang berbentuk fisik serta diidentifikasi dan di proses menjadi bagian barang jadi, atau dapat dilihat asal usulnya sebagai barang jadi dengan cara ekonomis dan sederhana.

2. Direct Labour atau Tenaga Kerja Langsung

Bahan baku yang menjadi produk jadi telah dikonversi oleh tenaga kerja yang melakukan kegiatan tersebut dan bisa digabungkan secara layak ke produk tertentu dalam proses produksi.

3. Factory Overhead atau Overhead Pabrik

Adanya unsur biaya manufaktur yang tidak terlihat secara langsung pada pengeluaran tertentu.

Pada pelaporan keuangan, biasanya overhead pabrik memasukkan semua biaya manufaktur.

Tanpa memasukkan unsur bahan baku langsung serta tenaga kerja langsung dalam proses produksi.

Adanya ketiga unsur penting ini memang tak bisa lepas dari biaya produksi sebuah perusahaan.

Banyaknya biaya overhead pabrik juga akan mempengaruhi biaya yang akan di catat dalam laoran keuangan, seperti:

  • Adanya biaya bahan baku tak langsung
  • Tenaga kerja tidak langsung
  • Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi
  • Amortisasi dan depresiasi
  • Biaya air dan listrik pabrik
  • Asuransi pabrik
  • Operasi, dll.

Hal tersebut di atas akan berpengaruh dalam menghitung production cost pada suatu bisnis.

Biaya-biaya tersebut memang melibatkan berbagai macam unsur dan kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembuatan suatu barang dan jasa.

Selain itu, pengaruh dari adanya biaya ini akan terlihat pada saat pelaporan keuangan perusahaan.

Baca juga: Laporan Biaya Produksi dan Hubungannya dengan Akuntansi Manajerial

Pentingnya Mengetahui Biaya Produksi

Mengetahui biaya produksi tidak hanya penting, tetapi wajib bagi setiap pelaku usaha, karena:

1. Menentukan Harga Jual yang Realistis

Jika kamu tahu berapa biaya produksi per unit, kamu bisa menentukan harga jual yang tetap kompetitif sekaligus menguntungkan.

2. Menghitung Laba Rugi Secara Akurat

Tanpa data biaya produksi yang tepat, kamu tidak akan tahu apakah bisnis kamu benar-benar menghasilkan laba.

3. Mengelola Anggaran Produksi

Dengan analisis biaya produksi, kamu bisa lebih bijak dalam mengatur pengeluaran dan efisiensi operasional.

4. Mengidentifikasi Pemborosan

Biaya produksi yang terukur akan memudahkanmu menemukan bagian mana dari proses produksi yang terlalu boros dan bisa dihemat.

Baca juga: Perencanaan Produksi: Tujuan, Fungsi, Jenis, Tahapan

Jenis-jenis Biaya Produksi

Dalam menjalankan proses produksi tentu harus mengetahui apa saja yang termasuk production cost.

Karena biaya tersebut yang akan berpengaruh dan sebagai pelaporan keuangan perusahaan.

Inilah yang termasuk contoh biaya yang digunakan dalam acuan perhitungan produksi.

1. Biaya Tetap atau fixed Cost

Fixed cost merupakan biaya dengan jumlah tetap serta tidak bergantung pada produksi yang didapatkan pada periode tertentu.

Sebagai contoh, pajak perusahaan, sewa gedung, biaya administrasi dan sebagainya.

2. Biaya Variabel atau Variable Cost

Biaya variabel ini besarnya bisa berubah-ubah disesuaikan dengan hasil produksi.

Dalam artian hasil produksi yang semakin besar maka biaya variabel juga akan semakin besar.

Seperti, upah bagi pekerja, biaya bahan baku yang digunakan sesuai dengan jumlah produksi.

3. Biaya Total atau Total Cost

Pada periode tertentu sebuah perusahaan menghasilkan barang jadi. Maka total dari biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan perusahaan tersebut dihitung sebagai besarnya production cost, inilah biaya total.

Baca juga: Mengenal Sifat Produk dari Proses Produksi Massal

4. Biaya Rata-rata atau Average Cost

Adanya production cost per unit yang dihasilkan oleh perusahaan yang mengasilkan barang produksi dalam jumlah banyak dan average cost ini dihitung melalui pembagian total biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan di perusahaan.

5. Marginal Cost

Biaya marginal merupakan biaya tambahan yang dibutuhkan dalam menghasilkan unit barang yang sudah jadi.

Marginal cost yang muncul saat adanya perluasan produksi pada saat akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.

Itulah beberapa contoh production cost yang ada serta berpengaruh pada pelaporan keuangan. Berikut inilah rumusnya perhitungan production cost :

material biaya bersifat langsung + biaya untuk tenaga kerja langsung + overhead pabrik + biaya tenaga kerja tak langsung

Setelah mengetahui contoh production cost dan rumusnya, berikutnya adalah mengetahu bagaimana cara dalam perhitungan biaya produksi tersebut.

Baca juga : Perbedaan Biaya Tetap dan Variabel serta Contohnya

Cara Menghitung Biaya Produksi

Inilah contoh dari cara menghitung production cost. Misalnya saja perusahaan ABC bergerak di bidang pakaian jadi, dalam kurun waktu satu bulan bisa memproduksi 5000 produk pakaian jadi yang dipasarkan pada 2 toko besar dan e-commerce secara online.

Pada proses produksi 5.000 produk pakaian jadi, maka diperlukan:

  • Rp. 80.000.000 untuk pengadaan bahan baku
  • Rp. 30.000.000 sebagai gaji karyawan
  • Rp. 20.000.000 untuk endorsement
  • Rp. 15.000.000 guna launching produk mengundang media
  • Rp. 12.000.000 digunakan sebagai bandwith kuota internet
  • Rp. 6.000.000 untuk transport produk ke 2 toko besar
  • Rp. 10.000.000 packaging produk.
  • Rp. 3.000.000 digunakan sebagai pengeluaran gudang penyimpanan.

Setelah ditambahkan semua biaya tersebut maka menghasilkan produksi sebesar Rp 176.000.000 dan dibagi dengan 5000 unit, hasilnya biaya rata-rata atau Average Cost untuk satu buah barang adalah Rp 35.200.

Contoh lain, sebuah PT XYZ perusahaan dalam pengadaan alat rumah tangga. Di awal juli, PT XYZ  memiliki laporan bisnis sebagai berikut,

  • Persediaan bahan baku mentah Rp. 50.000.000
  • Bahan baku setengah jadi, Rp 80.000.000
  • Barang jadi yang siap dijual Rp. 110.000.000
  • Pembelian persediaan bahan baku, Rp. 700.000.000
  • Biaya pengiriman Rp. 10.000.000.
  • Biaya pemeliharaan mesin Rp 8.000.000
  • Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi, Rp. 50.000.000
  • Sisa bahan baku setengah jadi, Rp. 10.000.000
  • Alat rumah tangga siap dijual Rp. 25.000.000.

Tahap 1 :

Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku- saldo akhir bahan baku

80.000.000 + ( 700.000.000 +10.000.000) – 50.000.000 = 740.000.000

Tahap 2 :

Total production cost = bahan baku digunakan + tenaga kerja langsung + overhead produksi

135.000.000+ 8.000.000 = 143.000.000

Tahap 3 :

Harga pokok produksi = total biaya + saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan

143.000.000 + 80.000.000 – 10.000.000 = 213.000.000

Tahap 4 :

Harga pokok produksi = HPP + persediaan barang awal – persediaan barang akhir.

213.000.000 + 110.000.000 – 25.000.000 = 298.000.000

Jadi, harga pokok produksi bulan juli, Rp 298.000.000.

Baca juga: Produksi Massal: Sejarah, Ciri-ciri, Tahapan, Contoh

Penutup

Mengelola dan memahami biaya produksi adalah langkah dasar untuk membangun bisnis yang sehat dan menguntungkan.

Agar tidak repot menghitung manual, gunakan Accurate Online untuk mencatat biaya, memantau stok, dan membuat laporan keuangan otomatis secara akurat.

Tertarik menggunakan Accurate Online? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

akuntansifooter-copy
Promo aol

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Ibnu Ismail
Berawal dari hobi berkembang hingga profesi, tak sekedar fokus menulis di bidang ekonomi dan keuangan, saat ini Saya juga menggeluti SEO dan SEM secara lebih mendalam.

Artikel Terkait