Mengenal Mark Up Pricing: Arti, Cara Hitung,& Kelebihannya

26 Jul 2022 | Ditulis oleh: Dhamar Januaji
Mengenal Mark Up Pricing Arti, Cara Hitung,& Kelebihannya

Mark up pricing adalah salah satu strategi penetapan harga yang paling mudah diterapkan.

Metode ini tidak hanya cepat, tetapi juga sangat praktis karena tidak memerlukan analisa pasar yang kompleks.

Mark up pricing juga bisa menjadi solusi efektif bagi UMKM dan pelaku bisnis retail yang ingin segera memasarkan produknya tanpa ribet.

Selain itu, strategi ini memberikan fleksibilitas saat harga bahan baku mengalami perubahan.

Apa saja? Temukan jawabannya dengan membaca artikel tentang mark up pricing di bawah ini hingga selesai.

Pengertian mark up pricing

Mark up pricing adalah strategi penetapan harga dengan cara menambahkan sejumlah persentase keuntungan (markup) ke atas biaya pokok produksi atau pembelian suatu produk.

Tujuannya adalah untuk menghasilkan harga jual yang memberikan keuntungan bagi penjual.

Menurut laman Price Intelligently, strategi ini sangat umum digunakan karena kesederhanaannya.

Tidak diperlukan analisis kompetitor atau riset pasar yang rumit untuk menerapkan metode ini.

Baca juga: Mark Up: Pengertian, Cara Hitung, dan Contohnya di Bisnis

Cara menghitung mark up pricing

Berdasarkan laman The Balance Small Business, cara menentukan harga melalui strategi mark up pricing adalah sebagai berikut:

1. Hitung total cost layanan

Total cost adalah berbagai biaya yang wajib Anda keluarkan untuk membuat produk dalam kurun waktu tertentu. Biaya ini memiliki dua unsur utama, yaitu fixed dan variable cost.

Masih dari laman The Balance Small Business, fixed cost adalah biaya produksi yang memiliki sifat tetap. Berapapun jumlah penjualan Anda saat ini, biaya ini harus tetap Anda keluarkan.

Di sisi lain variable cost cenderung bersifat tidak tetap. Pengeluaran biayanya tergantung pada jumlah penjualan Anda.

2. Hitung unit cost

Cara selanjutnya untuk menerapkan mark up pricing adalah menghitung unit cost. Unit cost ini tidak sama seperti total cost.

Dalam total cost, seluruh biaya harus dihitung, sedangkan unit cost adalah biaya untuk satu barang atau jasa saja.

Katakanlah dalam sehari Anda bisa menjual 100 Es Krim. Angka ini masih berupa prediksi saja. Angka ini bisa berasal dari jumlah penjualnya Anda di hari sebelumnya.

Nah, total cost ini adalah biaya untuk membuat 100 porsi es krim. Sedangkan unit cost adalah biaya untuk pembuatan 1 porsi es krim.

Nah, perhitungan untuk unit cost pada es krim adalah sebagai berikut:

= total cost / jumlah produksi

= Rp 850.000 / 100

= Rp 8.500

3. Hitung laba

Hal utama dalam strategi mark up pricing adalah menentukan untung Anda. Umumnya, Anda ini bisa dihitung dengan persentase.

Lalu, persentase tersebut bisa Anda kalikan dengan unit cost Anda sendiri.

Contohnya, Anda ingin mengambil untung sebanyak 20%, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

= unit cost x persentase keuntungan

= Rp8.500 x 20%

= Rp1.700

4. Jumlahkan laba dengan unit cost

Langkah terakhir untuk menerapkan mark up pricing adalah menunjukkan harga jual Anda. Anda tinggal menambahkan laba dengan unit costnya saja. Berikut ini adalah contohnya:

= unit cost + laba

= Rp 8.500 + Rp1.700

= Rp 10.200

Baca juga: Pengertian Mark Up dan Mark Down dalam Penentuan Harga Produk

Kelebihan dan kekurangan mark up pricing

Berdasarkan laman HubSpot dan Profit Well, kelebihan dan kekurangan dari mark up pricing adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan

  • Mudah dan cepat

Strategi mark up pricing adalah strategi penetapan harga yang sangat sederhana. Rumus dan langkah penggunaannya sudah kami bahas di atas.

Anda juga sudah tidak perlu lagi melakukan kegiatan analisis kompetitor. Karena, perhitungan harga tidak akan melibatkan hal ini.

  • Ada alasan untuk kenaikan harga

Katakanlah harga bahan baku Anda sedang mengalami kenaikan, Anda harus menambah harga jual agar bisa tetap mendapatkan keuntungan.

Ketika ada pelanggan yang menanyakan hal tersebut, Anda bisa menjawabnya dengan mudah.

Anda memang tidak sedang mencari keuntungan yang besar, namun memang dituntut oleh kondisi sebenarnya.

2. Kekurangan

  • Tidak memperhitungkan nilai produk

Walaupun memang harganya sangat mahal, namun smartphone dari Apple tidak pernah sepi peminat.

Kenapa? Karena mereka menawarkan nilai yang lebih. Selain itu, produk iPhone pun menawarkan prestisius yang tinggi.

Terlebih lagi, produk ini pun terkenal akan sistem keamanannya yang tinggi dan memiliki kualitas kamera yang baik.

Berbagai nilai tersebut tentunya tidak bisa dijual jika tidak menggunakan strategi mark up pricing. Karena, di dalamnya hanya akan menghitung keuntungan saja.

Untuk itu, strategi mark up pricing akan kurang tepat jika digunakan pada industri SaaS. Karena, industri ini memiliki harga jual yang lebih besar daripada biaya pembuatannya.

  • Tak ada jaminan balik modal

Mari kita ambil contoh es krim di atas. Di sana dijelaskan Anda bisa membuat 100 porsi es krim dalam satu hari. Tentunya jumlah ini hanya perkiraan saja.

Tapi, bagaimana bila jumlah produk yang laku hanya 1 hingga 5 porsi saja dalam satu hari? Jangankan untuk mendapatkan laba, total cost saja tidak bisa Anda dapatkan.

Tentunya hal ini akan membuat Anda merasakan kerugian. Hal ini juga yang menjadi salah satu kekurangan dari strategi mark up pricing.

Baca juga: Pengertian Dynamic Pricing dan 5 Cara Mudah Menerapkannya

Kapan sebaiknya menggunakan mark up pricing?

Mark up pricing cocok digunakan dalam situasi berikut:

  1. Produk dengan biaya produksi yang jelas dan stabil.
  2. UMKM atau bisnis baru yang ingin menetapkan harga dengan cepat.
  3. Produk tidak memiliki banyak kompetitor.
  4. Tidak memerlukan strategi penetapan harga berbasis nilai atau psikologis.

Baca juga: ARR Adalah Cara Tepat Untuk Mengevaluasi Perkembangan Bisnis, Ini Caranya!

FAQ seputar mark up pricing

1. Apakah mark up pricing cocok untuk semua jenis bisnis?

Tidak. Strategi ini lebih cocok untuk bisnis dengan struktur biaya yang jelas, seperti produk fisik atau kuliner.

2. Apa perbedaan mark up dan margin?

Markup dihitung berdasarkan biaya, sementara margin dihitung berdasarkan harga jual.

3. Apakah mark up pricing bisa diterapkan di e-commerce?

Bisa, terutama untuk produk standar dengan kompetitor yang tidak terlalu banyak.

Baca juga: Apa itu Pricing Objective? Ini Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

Penutup

Demikianlah penjelasan dari kami tentang mark up pricing. Anda tidak perlu terburu-buru untuk menetapkan strategi ini.

Anda bisa terlebih dulu membandingkan strategi penetapan harga yang lainnya agar bisa menentukan metode yang akan Anda gunakan.

Nah, apapun metode yang ingin Anda gunakan, Anda bisa menghitungnya secara mudah dengan menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online.

Di dalamnya sudah dilengkapi dengan fitur dan modul yang akan membantu Anda dalam menghitung harga pokok penjualan.

Setiap penjualan pun nantinya bisa tercatat secara otomatis di dalam laporan keuangan dan Anda bisa mendapatkan data tersebut secara otomatis, cepat dan akurat.

Tunggu apa lagi? Segera coba dan gunakan Accurate Online sekarang juga melalui tautan gambar di bawah ini selama 30 hari, Gratis.

bisnisukmfooter-copy

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Dhamar Januaji
Setelah lebih dari 7 tahun berada di dunia marketing, kini saya turut membagikan pengalaman saya seputar strategi marketing dan bisnis! Selamat membaca!

Artikel Terkait