Pitching Adalah Metode Ampuh Untuk Mengubah Audiens Menjadi Pelanggan
Sebagai seorang salesman ataupun pebisnis, mungkin hal pertama yang ada di benak Anda adalah tentang bagaimana caranya membuat mereka yang bukan pelanggan berubah menjadi pelanggan. Nah, pitching adalah salah satu pilihannya.
Lantas, apa itu pengertian dan tujuan dari proses ajakan calon konsumen yang satu ini? Bagaimana cara yang tepat dalam melakukannya? Yuk, temukan jawabannya dengan membaca artikel tentang pitching ini hingga selesai.
Daftar Isi
Pengertian Pitching Adalah
Bersumber dari laman Marketing Craft, pitching adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mampu meyakinkan orang lain. Nah dalam dunia bisnis, umumnya pitching digunakan untuk meyakinkan calon pembeli atau pemilik kebijakan atas suatu produk ataupun proyek tertentu.
Biasanya, metode yang dilakukan pitching adalah dengan menggunakan presentasi singkat pada pihak lain yang ingin diyakinkannya. Untuk kesempatan kali ini, kita akan lebih fokus dalam meyakinkan klien ataupun calon klien bisnis.
Tujuan utama dari pitching adalah memperkenalkan brand, produk, perusahaan, ataupun jasa yang Anda miliki. Lalu, bagaimana cara efektif untuk melakukan proses ajakan ini. Berikut ini kami berikan tipsnya khusus untuk Anda.
Baca juga: Elevator Pitch, Konsep Presentasi Singkat dan Memikat
11 Tips Ampuh dalam Melakukan Pitching Klien
Dilansir dari laman Sydney Morning Herald dan Entrepreneur, beberapa tips ampuh dalam melakukan pitching adalah sebagai berikut.
1. Mulai dari Masalah Klien
Hal paling utama yang harus Anda ketahui adalah kebutuhan, ekspektasi dan juga masalah apa saja yang dihadapi oleh calon klien. Dengan mengetahui hal tersebut, nantinya Anda bisa membuat materi pitching yang lebih tepat sasaran.
2. Buat Dirimu “Dekat” Dengan Klien
Sama seperti kaca, Anda harus bisa lebih dekat dengan calon klien Anda bila mereka mempunyai masalah yang sama ataupun serupa. Orang lain akan lebih mudah untuk dipengaruhi bila Anda dekat dengan mereka. Untuk itu, cobalah untuk menekankan hal tersebut dalam proses pitching Anda.
3. Persiapan Teknis
Berbagai hal yang sifatnya teknis seringkali terlupa ketika kita bekerja. Padahal, hal tersebut adalah suatu hal yang harus selalu diingat.
Untuk itu, pastikanlah agar seluruh dokumen presentasi Anda sudah baik dan bisa dibuka walau saat sedang mati lampu. Pastikan Anda mempunyai berbagai persiapan yang matang sebelum memulai pitching.
4. Gunakan Unique Value Proposition-Mu
Selanjutnya, Anda harus bisa memanfaatkan unique value proposition (UVP) yang Anda miliki. Bersumber dari laman resmi Inc, UVP adalah suatu bentuk penjelasan, pernyataan, ataupun uraian suatu hal yang membuat produk Anda berbeda dengan produk lainnya milik kompetitor.
Dengan memanfaatkan UVP, Anda bisa memikat klien dengan apa yang Anda tawarkan, alih-alih lebih memilih produk yang ditawarkan oleh kompetitor.
5. Sampaikan Dengan Jelas
Presentasi tidak melulu soal konten. Cara Anda dalam berbicara juga akan mempengaruhi keyakinan calon klien Anda. Untuk itu, latihlah kemampuan public speaking Anda agar bisa semakin terdengar dan juga terlihat lebih meyakinkan di mata calon klien. Hal tersebut nantinya akan menjadi nilai lebih untuk Anda.
6. Buka Dengan Hal Yang Menarik
Ketika akan memulai presentasi pitching ke calon klien, pastikan Anda bisa memulainya dengan baik. Contohnya, dengan mengeluarkan data statistik yang sangat mengejutkan atau membukanya dengan sedikit kisah lucu yang menarik.
Sehingga, nantinya calon klien akan cenderung mendengarkan apa yang ingin Anda katakan dan akan menjadi lebih mudah untuk Anda yakinkan.
7. Tunjukkan Hasil Nyata Produkmu
Agar bisa lebih meyakinkan calon klien, dalam proses pitching Anda bisa menunjukkan bukti nyata atas manfaat utama dari produk Anda.
Alih-alih membicarakan fitur kecil yang sangat banyak, cobalah untuk memperhatikan kembali masalah yang dihadapi klien dan bagaimana produk Anda bisa menjawab permasalahan tersebut. Dengan fokus pada klien, produk Anda akan bisa lebih disukai oleh mereka.
8. Gunakan Kata Ganti Orang Kedua
Ketika sedang melakukan presentasi, cobalah untuk mengganti kata orang pertama dengan kata ganti orang kedua. Beberapa contoh kata ganti orang kedua adalah teman-teman, Anda, kamu, Audiens sekalian, saudara-saudara, dll. Sedangkan kata ganti orang pertama adalah aku, saya, dll.
Dengan menggunakan kata ganti orang kedua, maka klien akan merasa lebih dekat dengan Anda dan proses ajakan pun bisa lebih mudah diterima.
9. Jaga Durasi Agar Tidak Terlalu Lama
Setiap calon klien tentunya memiliki waktu yang sangat terbatas. Mereka masih memiliki berbagai kegiatan bisnis lainnya yang tidak bisa ditinggalkan. Untuk itu, pitching yang baik adalah yang memiliki berdurasi waktu cukup. Artinya, tidak terlalu lama dan tidak terlalu sebentar. Susunlah materi pitching Anda secara singkat, padat, dan juga jelas.
10. Akhiri dengan CTA
Jangan lupa untuk selalu menyampaikan kalimat call-to-action atau CTA di akhir sesi proses pitching Anda. Hal ini sangat penting agar calon klien tahu apa yang selanjutnya harus mereka lakukan.
Selain di akhir sesi, Anda juga bisa menyisipkan CTA di tengah atau di awal sesi presentasi. Semuanya tinggal Anda sesuaikan saja dengan keperluan dan juga kondisi saat melakukan presentasi.
11. Selalu follow up
Salah satu hal yang seringkali terlupakan adalah proses follow up atau menanyakan kembali terkait ketertarikan calon klien atas apa yang sudah Anda tawarkan.
Padahal, proses follow up ini bisa menjadi salah satu kunci calon klien berubah menjadi klien Anda. Kenapa? Karena tidak semua orang bisa langsung tertarik dengan pandangan pertama.
Terkadang, ada kalanya proses pengenalan di tahap awal hanya berdampak pada brand awareness saja. Sehingga, ada kemungkinan mereka bisa menjadi klien resmi Anda saat sudah dihubungi kembali.
Beberapa Hal Yang Harus Dihindari Saat Melakukan Pitching Adalah
1. Struktur cerita kurang bagus
Kesalahan pertama yang kerap kali dilakukan ketika melakukan pitching adalah struktur cerita yang kurang menarik. Cerita adalah salah satu bagian yang sangat penting ketika memperkenalkan diri pada orang lain, khususnya saat melakukan pitching.
Agar calon klien bisa mengerti tentang produk atau bisnis yang sedang Anda bangun, maka Anda harus menceritakannya dengan cerita yang jelas, runtut, dan mudah untuk dimengerti.
2. Terlalu Banyak Informasi Yang Disampaikan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pitching dilakukan dengan durasi waktu yang singkat dan terbatas. Untuk itu, Anda harus membuat presentasi yang tepat dan proporsional.
Kurangi berbagai penjelasan yang kurang penting dan fokuslah pada berbagai bagian potensi dan kekuatan produk Anda. Hindari memberikan informasi yang multitafsir yang membuka peluang kesalahpahaman, dan tidak terlalu berlebihan pada berbagai hal yang tidak perlu.
3. Riset Yang Tidak Mendalam
Melakukan pitching di hadapan calon klien artinya Anda harus mengenal produk Anda secara jelas. Untuk itu, Anda harus melakukan riset yang mendalam terkait produk Anda.
4. Kurang Latihan Presentasi
Kesalahan selanjutnya yang harus dihindari saat melakukan pitching adalah minimnya latihan presentasi. Sebelum Anda melakukan pitching, disarankan untuk melakukan latihan presentasi yang banyak.
Latihan tersebut sangat bermanfaat untuk membuat Anda terbiasa berbicara di hadapan banyak orang tanpa rasa canggung, lebih luwes, dan menguasai materi presentasi.
Bagaimana Membuat Ukuran Keberhasilan Pitching?
1. Menentukan Tujuan
Pitching klien calon klien bisa Anda lakukan dengan tujuan yang berbeda-beda, tergantung posisi dan tahapan perjalanan yang dilalui oleh klien. Contohnya, tujuan pitching Anda adalah guna meyakinkan klien untuk mau membeli produk ataupun berlangganan paket yang sudah Anda presentasikan.
2. Menentukan Sasaran Berdasarkan Tujuan yang Sudah Ditentukan
Setelah berhasil menentukan tujuan pitching, maka Anda juga harus bisa menentukan sasaran utamanya.
Contohnya, bila tujuan dari pitching adalah meyakinkan setiap calon klien untuk melakukan pembelian produk atau berlangganan layanan jasa dari pemilik brand, maka sasaran yang bisa ditentukan adalah adanya transaksi penjualan senilai sekian rupiah dengan klien tersebut.
3. Menentukan Ukuran Keberhasilan Pitching Klien
Tahap terakhir adalah dengan menentukan ukuran keberhasilan yang nantinya ingin digunakan. Ukuran keberhasilan yang tepat untuk contoh di poin kedua adalah dengan menjumlahkan pencapaian penjualan dengan berdasarkan beberapa periode tertentu dan juga Customer Acquisition Cost.
Baca juga: Apa itu Scarcity dan Mengapa itu Penting dalam Bisnis?
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan dari kami tentang pitching. Jadi dalam dunia bisnis, pitching adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk meyakinkan calon pembeli atau pemilik kebijakan atas suatu produk ataupun proyek tertentu.
Ada 11 tips ampuh dalam melakukan presentasi pitching. Seluruhnya sudah kami jelaskan secara jelas, lengkap dengan berbagai hal yang harus Anda hindari saat melakukan pitching.
Bila ke-11 tips diatas bisa Anda terapkan dengan baik, maka bukan tidak mungkin akan banyak klien yang berdatangan dan tertarik dengan bisnis Anda, dan usaha Anda bisa semakin besar.
Namun, untuk menjadi perusahaan yang besar, Anda harus mampu mengelola keuangan Anda dengan rapi, caranya dengan mencatat laporan keuangan secara akurat. Namun, hal ini tidak bisa dilakukan dengan mudah, bahkan oleh seorang ahli akuntan sekalipun, terlebih lagi bila masih menggunakan cara konvensional.
Untuk itu, gunakanlah software akuntansi dari Accurate Online. Kenapa? Karena dengan menggunakan aplikasi akuntansi ini, segala bentuk kesalahan dalam membuat laporan akuntansi tidak akan lagi Anda jumpai. Accurate Online akan mencatat laporan akuntansi Anda secara otomatis, tepat, dan akurat.
Selain itu, di dalamnya juga sudah dilengkapi dengan berbagai fitur menarik yang mampu membuat bisnis Anda jadi lebih mudah untuk dijalankan, seperti fitur persediaan, pembelian, penjualan, dll.
Penasaran? Ayo coba Accurate Online selama 30 hari gratis dengan klik tautan gambar di bawah ini.