Jurnal Penjualan: Pengertian, dan Cara Membuat Jurnal Penjualan Perusahaan Dagang.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa jurnal penjualan dan juga jurnal pembelian sering digunakan perusahaan dalam mencatat kegiatan transaksi.
Transaksi penjualan dan pembelian adalah suatu kegiatan utama perusahaan yang sering terjadi secara berulang dan juga rutin.
Untuk itu, harus dilakukan suatu pencatatan secara akurat, cermat, baik dan juga benar.
Nah, pada kesempatan kali ini, mari kita membahas secara lengkap tentang pencatatan jurnal penjualan.
Daftar Isi
Tutorial Video
Ingin mengetahui lebih lanjut tentang jurnal penjualan dengan cara yang lebih mudah? Silahkan tonton video kami di bawah ini melalui audio visual yang menarik:
Pengertian Jurnal Penjualan
Berdasarkan laman Wikipedia, jurnal penjualan adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.
Jurnal penjualan biasanya digunakan oleh perusahaan dagang atau perusahaan yang menjual barang atau jasa secara langsung kepada pelanggan.
Setiap kali perusahaan menjual barang atau jasa, transaksi penjualan harus dicatat dalam jurnal penjualan.
Informasi yang dicatat dalam jurnal penjualan meliputi tanggal penjualan, nama pelanggan, jumlah barang atau jasa yang dijual, harga jual, dan jumlah total penjualan.
Jurnal penjualan memiliki peran penting dalam proses akuntansi perusahaan, karena digunakan sebagai dasar untuk membuat laporan keuangan seperti laporan laba rugi dan neraca.
Selain itu, jurnal penjualan berfungsi untuk memantau kinerja penjualan perusahaan dan memperkirakan potensi penjualan di masa depan.
Jurnal penjualan biasanya disusun berdasarkan urutan tanggal, sehingga memudahkan perusahaan dalam melacak dan mengelompokkan transaksi penjualan yang dilakukan.
Setiap entri jurnal penjualan harus disertai dengan dokumen pendukung seperti faktur penjualan, surat jalan, atau tanda terima, sehingga memudahkan audit dan verifikasi transaksi oleh pihak yang berwenang.
Baca juga: Cara Mencatat 4 Jenis Jurnal Pembelian & Contohnya
Jenis-jenis Jurnal Penjualan
Umumnya, terdapat empat jenis jurnal penjualan, yaitu jurnal penjualan tunai, jurnal penjualan kredit, jurnal penjualan diskon, dan jurnal retur atau potongan penjualan.
Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Jurnal Penjualan Tunai
Jurnal penjualan tunai adalah catatan akuntansi yang mencatat semua transaksi penjualan yang dilakukan dengan pembayaran tunai oleh suatu perusahaan.
Jurnal ini mencatat semua transaksi penjualan tunai yang dilakukan oleh perusahaan pada periode waktu tertentu, seperti hari, minggu, atau bulan.
Informasi yang dicatat dalam jurnal penjualan tunai biasanya meliputi tanggal penjualan, jumlah penjualan, nama pelanggan, dan metode pembayaran yang digunakan.
Jurnal penjualan tunai sangat penting bagi perusahaan karena dapat membantu dalam memantau arus kas dan memastikan akuntansi yang akurat.
Dengan mencatat semua transaksi penjualan tunai dalam jurnal ini, perusahaan dapat memastikan bahwa semua penerimaan uang tunai telah dicatat dengan benar dan terdokumentasi dengan baik.
2. Jurnal Penjualan Kredit
Jurnal Penjualan Kredit adalah catatan akuntansi yang mencatat semua transaksi penjualan yang dilakukan dengan pembayaran kredit oleh suatu perusahaan.
Jurnal ini mencatat semua transaksi penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan pada periode waktu tertentu, seperti hari, minggu, atau bulan.
Informasi yang dicatat dalam jurnal penjualan kredit biasanya meliputi tanggal penjualan, jumlah penjualan, nama pelanggan, dan persyaratan pembayaran kredit yang disepakati.
Selain itu, jurnal penjualan kredit juga mencatat adanya piutang usaha yang belum dibayar oleh pelanggan.
Saat perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit, piutang usaha akan tercatat dalam jurnal ini sebagai peningkatan aset dan juga tercatat pada jurnal piutang usaha.
Ketika pelanggan melakukan pembayaran pada piutang usaha, maka transaksi pembayaran tersebut dicatat pada jurnal kas atau bank dan jurnal piutang usaha untuk mengurangi jumlah piutang usaha yang masih belum dibayar.
Jurnal Penjualan Kredit penting bagi perusahaan karena membantu dalam memantau piutang usaha dan penghasilan perusahaan.
Dengan mencatat semua transaksi penjualan kredit dalam jurnal ini, perusahaan dapat memastikan bahwa semua piutang usaha telah dicatat dengan benar dan terdokumentasi dengan baik.
Jurnal penjualan kredit juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja penjualan perusahaan dan merencanakan strategi pemasaran yang lebih efektif.
3. Jurnal Diskon Penjualan
Jurnal diskon penjualan adalah catatan akuntansi yang mencatat diskon yang diberikan kepada pelanggan oleh suatu perusahaan atas pembelian barang atau jasa.
Diskon penjualan atau jurnal potongan penjualan dapat diberikan dalam berbagai bentuk, seperti diskon tunai atau diskon dagang.
Jika suatu perusahaan memberikan diskon tunai, artinya perusahaan memberikan potongan harga kepada pelanggan yang membayar dalam jangka waktu tertentu.
Diskon dagang, di sisi lain, memberikan pelanggan potongan harga dalam bentuk barang atau jasa tambahan yang diberikan secara gratis.
Dalam jurnal diskon penjualan, transaksi diskon yang diberikan dicatat sebagai pengurangan pendapatan penjualan, karena diskon mengurangi total pendapatan penjualan.
Jurnal ini berisi informasi seperti tanggal transaksi, jumlah diskon, dan nama pelanggan yang menerima diskon.
Jurnal diskon penjualan sangat penting bagi perusahaan karena dapat membantu dalam memantau dan mengendalikan pengeluaran perusahaan serta mengoptimalkan strategi penjualan dan pemasaran.
Jurnal ini juga membantu dalam pembuatan laporan keuangan yang akurat dan memudahkan perusahaan dalam melakukan audit dan perhitungan pajak.
4. Jurnal Retur Penjualan
Jurnal Retur adalah catatan akuntansi yang mencatat transaksi pengembalian barang atau jasa oleh pelanggan.
Jurnal Retur Penjualan mencatat pengembalian barang atau jasa oleh pelanggan.
Ketika pelanggan mengembalikan barang atau jasa yang telah dibeli, perusahaan harus mencatat transaksi tersebut agar dapat mengurangi pendapatan penjualan yang telah dicatat sebelumnya.
Jurnal ini mencatat informasi seperti tanggal transaksi, jumlah barang atau jasa yang dikembalikan, dan nama pelanggan yang mengembalikan barang atau jasa.
Jurnal Retur ini penting bagi perusahaan karena dapat membantu dalam memantau pendapatan dan biaya, serta membantu dalam membuat laporan keuangan yang akurat.
Jurnal ini juga dapat membantu dalam mengoptimalkan strategi penjualan dan pemasaran perusahaan, serta mengidentifikasi pelanggan yang sering mengembalikan barang atau jasa atau sering menerima potongan harga.
Baca juga: Jurnal Retur Penjualan: Pengertian, Contoh Kasus dan Cara Mencatatnya
Cara Mencatat Jurnal Penjualan
Mencatat jurnal penjualan melibatkan pencatatan semua transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam mencatat jurnal penjualan:
1. Identifikasi Transaksi Penjualan
- Tentukan apakah transaksi penjualan dilakukan secara tunai atau kredit.
- Pastikan semua rincian seperti tanggal transaksi, jumlah penjualan, nama pelanggan, dan barang atau jasa yang dijual tercatat dengan benar.
2. Catat Penjualan Tunai
- Jika penjualan dilakukan secara tunai, akun “Kas” akan bertambah, dan akun “Penjualan” akan dikreditkan.
3. Catat Penjualan Kredit
- Jika penjualan dilakukan secara kredit, akun “Piutang Usaha” akan bertambah, dan akun “Penjualan” akan dikreditkan.
4. Catat Pajak Penjualan (Jika Berlaku)
- Jika penjualan dikenakan pajak, catat pajak tersebut dalam akun “Pajak Penjualan” yang akan ditambahkan ke total penjualan.
5. Catat Penjualan Kembali atau Retur Penjualan
- Jika ada barang yang dikembalikan oleh pelanggan, catat pengembalian tersebut dengan mendebit akun “Penjualan” dan mengkredit akun “Kas” atau “Piutang Usaha”.
6. Ringkasan dan Posting ke Buku Besar:
- Setelah transaksi penjualan dicatat dalam jurnal penjualan, pindahkan (posting) data tersebut ke buku besar agar tercermin dalam akun-akun keuangan yang relevan.
Baca juga: Apa itu Jurnal Penjualan Aset? Ini Pengertian dan Cara Membuatnya!
Contoh Jurnal Penjualan
Dengan adanya jurnal penjualan, perusahaan dapat memantau arus kas masuk dari penjualan dan memudahkan proses penyusunan laporan keuangan.
Berikut adalah beberapa contoh jurnal penjualan yang umum digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasional sehari-hari.
1. Contoh Jurnal Penjualan Tunai
Katakanlah PT Go Berkah menjual barangnya yang seharga Rp 2.800.000 pada tanggal 1 Mei 2018. Nah, transaksi penjualannya bisa dicatat sebagai berikut ini:
(Debet) Kas = Rp 2.800.000
(Kredit) Penjualan = Rp 2.800.000
Dalam sistem persediaan perpetual, harga pokok penjualan dan juga pengurangan jumlah persediaan harus sama-sama dicatat.
Dengan cara tersebut, maka akun persediaan akan menampilkan jumlah sisa persediaan yang masih belum terjual.
Sebagai gambaran, diketahui harga pokok penjualan di tanggal 05 Mei tahun 2018 adalah senilai Rp 1.200.000.
Nah, ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat harga pokok penjualan dan juga pengurangan dalam persediaannya adalah sebagai berikut:
(Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp 1.200.000
(Kredit) Persediaan = Rp 1.200.000
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya penggunaan kartu kredit di Indonesia, maka sebagian penjualan ritel pun dilakukan dengan menggunakan kartu kredit.
Lalu, bagaimana cara mencatat penjualan yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit ini?
Penjualan tersebut dicatat sebagai penjualan tunai, karena pihak peritel umumnya akan menerima pembayaran beberapa waktu ketika penjualan sudah terjadi.
Penjualan yang menggunakan kartu kredit akan diproses oleh suatu badan kliring yang nantinya akan menghubungi bank penerbit kartu kredit tersebut.
Lalu, bank tersebut akan melakukan transfer uang tunai hasil penjualan secara elektronik ke rekening bank pihak penjual.
Jadi, bila pelanggan melakukan pembayaran tunai ataupun dengan kartu kredit, maka penjualan akan dicatat seperti apa yang sudah kita contohkan di atas.
Beban pemrosesan yang dikenakan oleh badan kliring atau pihak bank penerbit kartu kredit umumnya sekitar 2 hingga 3% dari nominal transaksi penjualan.
Berikut ini adalah pencatatan beban kartu kredit secara periodik:
(Debet) Beban kartu kredit = Rp 40.000
(Kredit) Kas = Rp 40.000
2. Contoh Jurnal Penjualan Kredit
Diketahui ayat jurnal penjualan yang dilakukan secara kredit dengan nominal Rp 510.000 dan harga pokok penjualan yang senilai Rp 280.000 untuk perusahaan PT Go Berkah:
(Debit) Piutang Usaha = Rp 510.000
(Kredit) Penjualan = Rp 510.000
(Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp 280.000
(Kredit) Persediaan = Rp 280.000
3. Contoh Jurnal Potongan Harga Penjualan / Diskon
Berikut ini adalah contoh faktur penjualan untuk PT GO Berkah:
Syarat untuk waktu pembayaran yang sebelumnya sudah disepakati oleh penjual dan pembeli dikenal dengan syarat kredit.
Bila pembayaran dilakukan ketika pengiriman, maka syaratnya adalah tunai ataupun tunai bersih
Kebalikannya, pembeli yang diberikan izin untuk memperoleh kelonggaran waktu untuk membayar dikenal dengan periode kredit.
Umumnya, periode kredit ini bisa dimulai dari tanggal transaksi penjualan seperti yang ditunjukkan di dalam faktur.
Bila pembayarannya jatuh tempo dalam kurun waktu beberapa hari seperti 30 hari, maka syaratnya adalah 30 hari bersih yang dicatat dengan n/30.
Sedangkan bila pembayarannya jatuh tempo di akhir bulan yang sama dengan bulan penjualannya, maka akan dicatat sebagai n/eom.
Agar bisa memotivasi para pembeli dalam melakukan pembayaran sebelum batas akhir periode kredit, banyak penjual yang memberikan diskon.
Contohnya seperti penawaran diskon 2% bila pembeli mampu membayar dalam kurun waktu 10 hari setelah tanggal faktur selesai.
Bila pihak pembeli tidak mengambil diskon yang ditawarkan, maka jumlah yang sudah tercantum di dalam faktur akan jatuh tempo dalam kurun waktu 30 hari.
Syarat tersebut umumnya akan dicatat dengan 2/10 n/30 dan dibakar dengan diskon 2% bila dibayar dalam kurun waktu 10 hari dengan jumlah bersih jatuh tempo selama 30 hari.
Baca juga: Jurnal Umum: Fungsi, Elemen, Cara Buat, Contohnya
Perbedaan Jurnal Penjualan dan Pembelian
Jurnal penjualan dan jurnal pembelian memiliki fungsi yang berbeda dalam akuntansi.
Jurnal penjualan mencatat semua transaksi penjualan barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan, baik yang dibayar secara tunai maupun kredit.
Dalam jurnal penjualan, akun yang terlibat biasanya adalah “Kas” atau “Piutang Usaha” dan “Penjualan.”
Sebaliknya, jurnal pembelian mencatat semua transaksi pembelian barang atau jasa dari pemasok, baik yang dibayar tunai maupun kredit.
Dalam jurnal pembelian, akun yang terlibat biasanya adalah “Persediaan” atau “Utang Usaha” dan “Pembelian.”
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada jenis transaksi yang dicatat, jurnal penjualan mencatat pendapatan, sementara jurnal pembelian mencatat biaya yang dikeluarkan.
Baca juga: Cara Membuat Buku Besar dan Posting Jurnal
Penutup
Melalui pencatatan transaksi penjualan pada jurnal, perusahaan dapat memantau pendapatan dan biaya, serta memperoleh informasi untuk mengoptimalkan strategi penjualan.
Jurnal Penjualan juga penting dalam pembuatan laporan keuangan yang akurat dan memudahkan perusahaan dalam melakukan audit dan perhitungan pajak.
Setelah mempelajari artikel kali ini, diharapkan Anda sudah tidak lagi mengalami kesulitan dalam melakukan pencatatan jurnal penjualan.
Namun, bila Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencatat jurnal penjualan dan mencatat laporan keuangan lainnya, maka Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online.
Dengan Accurate Online, Anda bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan yang bisa Anda akses secara cepat, mudah dan akurat di mana saja dan kapan saja.
Selain itu, Anda juga bisa menikmati berbagai fitur lengkap Accurate online yang akan semakin memudahkan bisnis Anda, seperti fitur persediaan, penjualan, pembelian, dll.
Penasaran? Ayo coba Accurate Online sekarang juga secara gratis selama 30 hari dengan klik tautan gambar di bawah ini: