Pengertian Laporan Keuangan Syariah dan Cara Mudah Membuatnya

oleh | Jan 9, 2024

source envato.

Pengertian Laporan Keuangan Syariah dan Cara Mudah Membuatnya

Dalam era perekonomian global yang terus berkembang, sistem keuangan syariah telah memainkan peran sentral dalam mengarahkan prinsip-prinsip keuangan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Laporan keuangan syariah memiliki peran vital dalam mengomunikasikan kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah.

Laporan keuangan syariah bukanlah sekadar kumpulan angka dan fakta, melainkan sebuah cerminan dari komitmen perusahaan terhadap prinsip-prinsip etika Islam dalam segala aspek operasionalnya.

Dalam konteks ini, penggunaan instrumen laporan keuangan yang tepat dan penuh integritas menjadi sebuah keharusan, seiring dengan semakin kompleksnya struktur keuangan perusahaan modern.

Mari kita pelajari selengkapnya pada artikel ini!

Pengertian Laporan Keuangan Syariah

Pengertian Laporan Keuangan Syariah

ilustrasi Laporan Keuangan Syariah. source envato

Sebelum masuk ke penjelasan laporan keuangan secara syariah ada baiknya Anda pelajari laporan keuangan secara umum terlebih dahulu.

Laporan keuangan syariah adalah dokumen yang memuat informasi terkait aspek finansial suatu entitas yang menjalankan operasinya dengan mengikuti prinsip-prinsip syariah atau hukum Islam.

Di Indonesia, pembuatan laporan keuangan syariah disusun dengan Standar Akuntansi Syariah (SAS) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Standar Akuntansi Syariah (SAS) terdiri atas PSAK 100 sampai dengan PSAK 106, di dalamnya terdapat kerangka konseptual, penyajian laporan keuangan secara syariah, akuntansi murabahah, dllnya.

Laporan ini secara khusus disusun dengan mempertimbangkan panduan-panduan yang telah ditetapkan dalam prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti larangan riba, gharar, dan bisnis haram.

Laporan Keuangan Syariah berbeda dalam beberapa aspek utama dibandingkan dengan laporan keuangan konvensional.

Hal ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dan performa finansial secara keseluruhan.

Baca juga: Pengertian Ekonomi Syariah dan 10 Tujuan Besar Di Dalamnya

 

Komponen Laporan Keuangan Syariah

Komponen Laporan Keuangan Syariah

ilustrasi Laporan Keuangan Syariah. source envato

Berikut adalah jenis-jenis komponen laporan keuangan syariah berdasarkan PSAK 101 yang kami rangkum dari Skripsi IAIN Batusangkar karya Reza Rezita:

1. Laporan Posisi Keuangan / Laporan Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah bagian dari laporan keuangan yang menampilkan posisi keuangan suatu entitas pada suatu titik waktu tertentu.

Komponen dalam neraca syariah meliputi:

  • Aset: Termasuk aset lancar (kas, piutang, persediaan) dan aset tetap (tanah, bangunan, peralatan).
  • Kewajiban: Meliputi kewajiban jangka pendek (hutang lancar) dan kewajiban jangka panjang (hutang jangka panjang).
  • Dana Syirkah Temporer : Merupakan dana investasi dimana perusahaan memilik hal untuk mengelolan dan menginvestasikan dana tersebut.
  • Ekuitas Pemilik: Menampilkan investasi pemilik dan laba yang belum dibagikan.

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi memberikan gambaran tentang kinerja operasional suatu entitas selama periode tertentu, biasanya satu tahun.

Komponen dalam laporan laba rugi meliputi:

  • Pendapatan: Pendapatan dari penjualan barang atau jasa.
  • Beban: Biaya operasional, termasuk biaya produksi, biaya distribusi, dan biaya administratif.
  • Laba Bersih: Selisih antara pendapatan dan beban, sebelum dan setelah pajak.

Perlu diperhatikan jika ada pendapatan haram maka pendapatan tersebut tidak boleh disajikan dalam laporan keuangan syariah

Catatan atas pendapatan non halal dapat disajikan dalam laporan dana kebajikan.

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)

Laporan ini menunjukkan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode tertentu.

Komponen dalam laporan perubahan ekuitas meliputi:

  • Laba atau Rugi Bersih
  • Seluruh Pos Pendapatan dan Beban
  • Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi
  • Transaksi modal
  • Saldo akumulasi laba atau rugi
  • Nilai rekonsiliasi

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Laporan ini menunjukkan aliran masuk dan keluar kas selama periode tertentu.

Komponen dalam laporan arus kas meliputi:

  • Arus Kas dari Aktivitas Operasi: Kas yang diterima dan dibayarkan dari aktivitas utama entitas.
  • Arus Kas dari Aktivitas Investasi: Kas yang diterima dan dibayarkan dari investasi dalam aset tetap atau investasi lainnya.
  • Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan: Kas yang diterima dan dibayarkan terkait dengan pendanaan entitas.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statements):

Catatan ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk:

  • Informasi penyusunan dan kebijakan akuntansi yang digunakan.
  • Informasi atas estimasi yang dibuat.
  • Informasi tambahan lain yang relevan.

Terdapat pula pengungkapan lain yang perlu disampaikan seperti:

  • Alamat dan bentuk hukum entitas syariah.
  • Keterangan kegiatan operasi utama dan pendukung.

6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

Perusahaan syariah harus memiliki catatan atas sumber dan penggunaan zakat dalam laporan keuangannya.

komponen dalam laporan ini terdiri atas:

  • Sumber dana zakat internal
  • Sumber dana zakat ekstrenal
  • Kebijakan penyaluran zakat
  • Proporsi dana yang disalurkan

7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

Penerimaan dana kebajikan oleh entitas syariah merupakan kewajiban likuid yang harus diakui sebagai pengurangan kewajiban ketika disalurkan.

komponen dalam laporan kebajikan terdiri atas:

  • Sumber dana kebajikan
  • Penggunaan dana kebajikan
  • Kenaikan/penurunan sumber dana kebajikan
  • Saldo awal dan akhir dana kebajikan

Sumber dana kebajikan dapat berasal dari pendapatan non halal yang merupakan penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah seperti penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank umum konvensional.

8. Ringkasan Transaksi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah

Bagian ini merinci transaksi keuangan yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti transaksi mudharabah, musyarakah, dan lainnya.

Laporan keuangan syariah juga mungkin mencakup informasi tambahan yang khusus untuk memenuhi persyaratan regulasi dan panduan keuangan syariah yang berlaku.

Semua komponen tersebut saling berkaitan untuk memberikan informasi yang lengkap dan akurat tentang kinerja keuangan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.

Pusing akan banyaknya jenis komponen yang harus Anda buat dalam laporan keuangan? Anda dapat menggunakan Software Akuntansi guna menghasilkan laporan keuangan sesuai standar secara otomatis.

Baca juga: Manajemen Keuangan Syariah: Pengertian dan Produknya

 

Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Laporan Keuangan Konvensional

Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Laporan Keuangan Konvensional

ilustrasi Laporan Keuangan Syariah. source envato

Laporan Keuangan Syariah dan laporan keuangan konvensional memiliki perbedaan mendasar dalam cara penyusunan, prinsip-prinsip yang mendasarinya, dan fokus pada aspek etika dan nilai.

Berikut adalah beberapa perbedaan laporan keuangan syariah dan konvensional:

1. Prinsip-prinsip Dasar Syariah

Berbeda dengan laporan keuangan konvensional yang hanya mengikuti prinsip akuntansi umum.

Laporan Keuangan Syariah disusun berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi dan keuangan Islam yang mempertimbangkan hukum islam dan etika khusus.

Transaksi dan operasi harus sesuai dengan ajaran Islam, seperti:

  • Larangan Riba : Melarang unsur-unsur bunga.
  • Larangan Gharar : Melarang transaksi spekulatif yang memiliki ketidakpastian.
  • Larangan Haram : Melarang investasi dalam sektor yang haram, seperti alkohol dan perjudian.

2. Pendekatan Pada Instrumen Keuangan Syariah

Instrumen keuangan yang digunakan pada laporan Keuangan Syariah harus sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Instrumen Laporan Keuangan Syariah mencakup:

  • Mudharabah (bagi hasil).
  • Musyarakah (kerjasama).
  • Murabahah (jual beli dengan keuntungan yang sudah ditentukan).

Instrumen keuangan yang digunakan pada laporan keuangan konvensional adalah yang umum dan diterima secara luas dalam praktek keuangan konvensional, seperti saham, obligasi, dan kredit bank.

3. Pengungkapan Transaksi Syariah

Laporan keuangan syariah harus mengungkapkan transaksi dan operasi yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, serta bagaimana prinsip-prinsip tersebut diterapkan dalam proses keuangan.

Sedangkan pada laporan keuangan konvensional, pengungkapannya harus lebih berfokus pada aspek keuangan dan akuntansi umum, tanpa mempertimbangkan pertimbangan etika atau agama tertentu.

4. Pengauditan Oleh Otoritas Syariah

Laporan keuangan syariah sering kali mengalami pengauditan oleh pihak yang memiliki pengetahuan dan kualifikasi dalam prinsip-prinsip syariah, seperti Dewan Pengawas Syariah atau otoritas serupa.

Pengauditan pada laporan keuangan konvensional dilakukan oleh auditor yang berfokus pada prinsip-prinsip akuntansi konvensional dan kepatuhan regulasi umum.

5. Tujuan Penggunaan

Laporan keuangan syariah, umumnya digunakan oleh entitas yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti perbankan syariah, lembaga keuangan, dan perusahaan lain yang mendasarkan operasinya pada ajaran Islam.

Laporan keuangan konvensional, digunakan oleh berbagai jenis entitas, termasuk perusahaan yang tidak mengikuti prinsip-prinsip syariah.

6. Fokus pada Transparansi, Etika, dan Nilai

Laporan keuangan syariah mengedepankan nilai-nilai transparansi, integritas, dan etika dalam pelaporan.

Laporan keuangan syariah berfokus pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ekonomi dan etika Islam, serta tanggung jawab sosial perusahaan dalam konteks kepatuhan terhadap prinsip-prinsip agama.

Sedangkan pada Laporan keuangan konvensional, meskipun etika dan tanggung jawab sosial perusahaan juga dapat menjadi perhatian, laporan ini lebih berfokus pada aspek keuangan dan kinerja finansial.

7. Pemenuhan Kebutuhan Pemangku Kepentingan:

Seperti halnya laporan keuangan konvensional, laporan keuangan syariah juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemilik, investor, regulator, dan masyarakat.

Hal ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dan performa finansial secara keseluruhan.

Perbedaan ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip syariah atau prinsip-prinsip akuntansi konvensional yang lebih umum.

Baca juga: DPS adalah Lembaga yang Mengawasi Investasi Syariah, Ini Pengertiannya!

 

Cara Membuat Laporan Keuangan Syariah

Cara Membuat Laporan Keuangan Syariah

ilustrasi Laporan Keuangan Syariah. source envato

Berbeda dengan cara membuat laporan keuangan yang umum, membuat laporan keuangan syariah melibatkan beberapa langkah khusus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan aspek etika Islam.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam membuat laporan keuangan syariah:

1. Pahami Prinsip-prinsip Syariah

Pastikan Anda memiliki pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip ekonomi dan keuangan Islam.

Ini mencakup larangan riba (bunga), gharar (ketidakpastian berlebihan), serta prinsip-prinsip lain yang mendasari transaksi dan operasi dalam ekonomi syariah.

2. Pilih Instrumen Keuangan yang Sesuai

Pilih instrumen-instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Contoh instrumen meliputi mudharabah (bagi hasil), musyarakah (kerjasama), dan murabahah (jual beli dengan keuntungan yang sudah ditentukan).

3. Rekam Transaksi dengan Akuntansi Syariah

Rekam setiap transaksi dengan menggunakan prinsip-prinsip akuntansi syariah.

Di dalamnya dapat melibatkan penentuan akun-akun khusus yang mencerminkan karakteristik transaksi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

4. Sesuaikan Pelaporan dengan Prinsip-prinsip Syariah

Sesuaikan format dan struktur laporan keuangan Anda dengan prinsip-prinsip syariah.

Pastikan bahwa semua informasi yang terkandung dalam laporan mencerminkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut.

5. Buat Neraca

Buat neraca yang mencerminkan posisi keuangan entitas pada suatu titik waktu tertentu. Ini harus mencakup aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik yang disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

6. Buat Laporan Laba Rugi

Buat laporan laba rugi yang mencatat pendapatan dan beban sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini akan memberikan gambaran tentang kinerja operasional entitas selama periode tertentu.

7. Sesuaikan Laporan Perubahan Ekuitas

Buat laporan perubahan ekuitas yang mencerminkan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode tertentu. Di dalamnya akan mencakup investasi awal, laba ditahan, laba tahun berjalan, dan dividen.

8. Sesuaikan Laporan Arus Kas

Buat laporan arus kas yang mencatat aliran masuk dan keluar kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

9. Tambahkan Catatan Atas Laporan Keuangan

Sertakan catatan-catatan yang memberikan penjelasan lebih lanjut tentang informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

Di dalamnya mencakup pengungkapan mengenai transaksi syariah yang relevan.

10. Pengauditan oleh Otoritas Syariah (Opsional)

Jika memungkinkan, lakukan pengauditan oleh pihak yang memiliki keahlian dalam prinsip-prinsip syariah, seperti Dewan Pengawas Syariah atau lembaga serupa.

11. Komersialisasikan Laporan Keuangan

Setelah laporan keuangan syariah disusun dan diverifikasi, Anda dapat mendistribusikan laporan ini kepada pemangku kepentingan seperti pemilik, investor, dan regulator.

Ingatlah bahwa proses penyusunan laporan keuangan syariah memerlukan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip syariah dan akuntansi syariah.

Jika Anda tidak memiliki pengetahuan yang cukup, disarankan untuk mendapatkan bantuan dari profesional yang berpengalaman dalam akuntansi dan keuangan syariah.

Di lain sisi diperlukan juga ketelitian guna menghasilkan laporan yang akurat, untuk memudahkan proses pencatatan keuangan gunakanlah Software Akuntansi.

Baca juga: “Cara Mudah Membuat Laporan Keuangan dengan Software Akuntansi”

 

Penutup

Dengan kesadaran akan prinsip-prinsip syariah yang semakin meluas, laporan keuangan syariah menjadi pilihan bagi mereka yang menjalankan bisnis sesuai dengan syariat islam.

Seiring perkembangan ekonomi dan keuangan global, laporan keuangan syariah terus mengalami evolusi untuk memenuhi tuntutan pasar dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.

Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam, kesadaran etika, dan komitmen terhadap nilai-nilai Islam adalah kunci dalam menyusun laporan keuangan syariah yang berdaya guna dan kredibel.

Ingatlah bahwa proses penyusunan laporan keuangan syariah memerlukan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip syariah dan akuntansi syariah.

Jika Anda tidak memiliki pengetahuan yang cukup, disarankan untuk mendapatkan bantuan dari profesional yang berpengalaman dalam akuntansi dan keuangan syariah.

Selain itu, untuk pembuatan laporan keuangan konvensional Anda dapat menggunakan Software Akuntansi Accurate Online guna membuat laporan keuangan secara mudah dan otomatis.

Accurate Online mampu membantu Anda dalam menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis, cepat dan akurat.

Masih ragu? Coba gratis Accurate Online sekarang juga selama 30 hari gratis melalui tautan gambar di bawah ini.

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Download Template Pembukuan Bisnis

Template pembukuan untuk bisnismu dengan format Excel.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait