Dalam era globalisasi, perusahaan manufaktur menjadi salah satu pilar ekonomi yang tidak dapat dihindari dalam perjalanan menuju kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.
Bagi perusahaan manufaktur, menjaga integritas keuangan adalah suatu keharusan yang tak terelakkan.
Di balik upaya tersebut, terdapat suatu proses yang disebut dengan siklus akuntansi perusahaan manufaktur.
Siklus akuntansi berfungsi sebagai tulang punggung pencatatan keuangan, memiliki peran krusial dalam menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya.
Dalam artikel ini, kami akan membahas secara mendalam tentang siklus akuntansi perusahaan manufaktur. Simak selengkapnya!
Daftar Isi
Pengertian Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Berdasarkan laman Cliffsnotes, siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah serangkaian prosedur dan kegiatan akuntansi yang secara sistematis dilakukan oleh perusahaan manufaktur untuk mencatat, mengelola, dan melaporkan transaksi keuangan mereka.
Tujuan utama dari siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya.
Hasil dari penggunaan siklus akuntansi akan memberikan gambaran tentang kinerja finansial perusahaan selama periode tertentu.
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sangat penting karena memberikan kerangka kerja yang terstruktur untuk mengelola informasi keuangan.
Hal ini membantu manajemen dalam pengambilan keputusan, pemantauan kinerja, dan memastikan kepatuhan dengan peraturan akuntansi dan perpajakan yang berlaku.
Selain itu, laporan keuangan yang dihasilkan dari siklus ini juga penting untuk berbagai pihak terkait, seperti pemegang saham, investor, kreditur, dan pihak berkepentingan lainnya.
Baca juga: Siklus Akuntansi : Pengertian dan Penjelasan yang Lengkap
Kegiatan Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur
Kegiatan akuntansi perusahaan manufaktur melibatkan serangkaian proses untuk mencatat, menganalisis, dan melaporkan transaksi keuangan yang berkaitan dengan produksi barang.
Berikut adalah beberapa kegiatan utama dalam akuntansi perusahaan manufaktur:
1. Penghitungan Biaya Bahan Baku
- Pembelian Bahan Baku: Mencatat semua pembelian bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
- Pemakaian Bahan Baku: Mencatat jumlah bahan baku yang digunakan dalam produksi.
2. Penghitungan Biaya Tenaga Kerja
- Gaji dan Upah Pekerja Produksi: Mencatat semua biaya tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi.
- Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung: Mencatat biaya tenaga kerja yang tidak langsung terlibat dalam produksi, seperti supervisi dan administrasi.
3. Penghitungan Biaya Overhead Pabrik
- Biaya Overhead Tetap: Biaya yang tidak berubah dengan volume produksi, seperti sewa pabrik dan penyusutan mesin.
- Biaya Overhead Variabel: Biaya yang berubah sesuai dengan volume produksi, seperti utilitas dan bahan pembantu.
4. Pengumpulan Biaya Produksi
- Job Order Costing: Mengumpulkan biaya produksi berdasarkan pesanan tertentu.
- Process Costing: Mengumpulkan biaya produksi untuk proses produksi yang kontinu dan berulang.
5. Penentuan Harga Pokok Produksi
- Menghitung total biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi per unit barang jadi.
6. Pengendalian Persediaan
- Persediaan Bahan Baku: Mencatat dan mengontrol bahan baku yang ada.
- Persediaan Barang Dalam Proses: Mencatat dan mengontrol barang yang sedang diproduksi.
- Persediaan Barang Jadi: Mencatat dan mengontrol barang yang telah selesai diproduksi dan siap dijual.
7. Pencatatan Penjualan dan Biaya Penjualan
- Mencatat semua transaksi penjualan dan biaya yang terkait dengan penjualan barang jadi.
8. Penyusunan Laporan Keuangan
- Laporan Laba Rugi: Menyusun laporan yang menunjukkan pendapatan, biaya, dan laba/rugi perusahaan.
- Neraca: Menyusun laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi.
- Laporan Arus Kas: Menyusun laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.
9. Analisis Kinerja Keuangan
- Melakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dan membuat keputusan manajerial.
10. Audit Internal dan Eksternal
- Melakukan audit untuk memastikan keakuratan dan kepatuhan terhadap standar akuntansi dan regulasi.
Baca juga: 10 Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Prinsip Dasar Akuntansi Manufaktur
Prinsip dasar akuntansi manufaktur mengikuti prinsip-prinsip dasar akuntansi umum, tetapi juga mencakup konsep-konsep khusus yang relevan dengan perusahaan manufaktur.
Berikut adalah beberapa prinsip dasar akuntansi manufaktur yang penting untuk Anda ketahui:
1. Konsistensi
Prinsip konsistensi mengharuskan perusahaan untuk tetap konsisten dalam menerapkan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Hal ini penting agar laporan keuangan dapat dibandingkan dari satu periode ke periode lainnya.
2. Pemisahan Biaya
Akuntansi manufaktur memisahkan biaya-biaya produksi menjadi tiga kategori utama: bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Biaya-biaya ini harus diidentifikasi, dicatat, dan diatribusikan ke produk-produk yang dihasilkan.
3. Metode Penghitungan Biaya
Prinsip ini mengharuskan perusahaan untuk memilih metode penghitungan biaya produksi yang sesuai dengan jenis produksinya.
Metode yang umum digunakan antara lain FIFO (First-In, First-Out), LIFO (Last-In, First-Out), dan metode rata-rata. Metode ini memengaruhi bagaimana biaya produk dihitung.
4. Harga Pokok Produksi
Konsep harga pokok produksi adalah inti dari akuntansi manufaktur. Di dalamnya mencakup biaya total yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit barang atau produk.
Harga pokok produksi mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan bagian dari biaya overhead pabrik.
5. Inventaris
Perusahaan manufaktur harus secara teratur mencatat dan melaporkan nilai inventaris mereka, termasuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Inventaris merupakan aset yang signifikan dan memengaruhi neraca perusahaan.
6. Penyesuaian Inventaris
Inventaris harus disesuaikan untuk mencerminkan nilai pasar yang wajar jika nilai pasar turun di bawah biaya. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip konservatif dalam akuntansi.
7. Laporan Keuangan
Akuntansi manufaktur harus menghasilkan laporan keuangan yang mencakup laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.
Laporan ini memberikan gambaran lengkap tentang kinerja keuangan perusahaan manufaktur.
8. Analisis Kinerja
Prinsip akuntansi manufaktur juga mengarah pada analisis kinerja perusahaan, termasuk analisis biaya produk, margin keuntungan, dan penggunaan sumber daya.
Penerapan prinsip-prinsip dasar akuntansi manufaktur yang tepat adalah kunci untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
Hal ini juga memungkinkan manajemen perusahaan untuk membuat keputusan yang informasional dan strategis terkait produksi, pengendalian biaya, dan efisiensi operasional.
Baca juga: 10+ Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Sederhana
9 Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur melibatkan serangkaian tahapan yang mencakup proses pencatatan, pengolahan, dan pelaporan informasi keuangan.
Berikut adalah tahapan-tahapan utama dalam siklus akuntansi perusahaan manufaktur:
1. Pengumpulan Data Transaksi
Tahap awal dalam siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah pengumpulan data transaksi keuangan perusahaan.
Transaksi ini mencakup pembelian bahan baku, biaya produksi, penjualan produk jadi, pengeluaran operasional, dan transaksi keuangan lainnya.
2. Pengkodean Transaksi
Setiap transaksi harus diidentifikasi, diklasifikasikan, dan dikodekan sesuai dengan akun-akun yang relevan dalam rencana akuntansi perusahaan.
Hal ini akan melibatkan pemilihan akun-akun yang sesuai untuk mencatat transaksi.
3. Pencatatan dalam Jurnal Umum
Setelah transaksi dikodekan, mereka dicatat dalam jurnal umum perusahaan. Jurnal umum adalah catatan kronologis yang mencatat semua transaksi keuangan dalam urutan waktu.
Setiap catatan transaksi mencakup tanggal, deskripsi, jumlah, dan akun-akun yang terlibat.
4. Pembuatan Buku Besar
Data dari jurnal umum kemudian dipindahkan ke dalam buku besar.
Buku besar adalah kumpulan akun-akun individual yang mencatat saldo awal, transaksi, serta saldo akhir untuk setiap akun.
Penggunaan buku besar membantu perusahaan melacak saldo akun secara keseluruhan.
5. Penyesuaian dan Penutupan Akun
Pada akhir periode (biasanya setiap bulan atau tahun), perusahaan melakukan penyesuaian akun untuk memperhitungkan elemen seperti penyusutan aset / pendapatan yang belum tercatat.
Setelah penyesuaian selesai, dilakukan juga penutupan akun untuk mempersiapkan akun-akun pendapatan dan biaya untuk periode berikutnya.
6. Pembuatan Laporan Keuangan
Setelah penutupan akun, perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Laporan-laporan ini memberikan gambaran yang jelas tentang keuangan perusahaan selama periode tertentu.
7. Audit dan Verifikasi
Laporan keuangan yang dihasilkan kemudian dapat diaudit oleh pihak internal atau eksternal untuk memastikan keakuratan dan keandalannya.
Audit ini penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan memenuhi persyaratan hukum dan perpajakan.
8. Analisis dan Pengambilan Keputusan
Laporan keuangan yang telah disusun digunakan oleh manajemen perusahaan, investor, kreditur, dan pihak berkepentingan lainnya untuk menganalisis kinerja perusahaan, memantau arus kas, dan mengambil keputusan strategis.
9. Perbaikan Proses
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur juga mencakup evaluasi dan perbaikan proses akuntansi perusahaan.
Hal ini dapat melibatkan identifikasi inefisiensi atau kesalahan dalam proses akuntansi yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi.
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah kerangka kerja penting yang membantu perusahaan mengelola informasi keuangan mereka dengan baik.
Proses ini memastikan bahwa catatan keuangan yang akurat dan laporan keuangan yang tepat waktu disiapkan untuk mendukung pengambilan keputusan dan memenuhi persyaratan peraturan akuntansi dan perpajakan yang berlaku.
Baca juga: Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur: Jenis dan Perbedaannya
Penutup
Demikianlah penjelasan mengenai tahapan dalam siklus akuntansi perusahaan manufaktur.
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur merupakan inti dari manajemen keuangan yang baik.
Dengan adanya siklus akuntansi dapat memungkinkan perusahaan untuk mengelola transaksi finansial mereka dengan hati-hati dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat
Penting untuk diingat bahwa siklus akuntansi adalah proses yang berkelanjutan.
Perusahaan manufaktur harus menjalankan tahapan-tahapan ini secara rutin, mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, serta beradaptasi dengan perubahan peraturan.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan bisnis, praktik akuntansi terus berkembang.
Oleh karena itu, perusahaan manufaktur perlu terus mengikuti tren dan mengintegrasikan teknologi akuntansi modern untuk memastikan efisiensi dan akurasi dalam pelaksanaan siklus akuntansi mereka.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online. Aplikasi bisnis berbasis cloud ini mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan.
Terlebih lagi, modul manufaktur yang terdapat di dalamnya akan semakin memudahkan seluruh perusahaan manufaktur dalam mengelola dan menjalankan bisnisnya secara lebih efektif dan efisien.
Tidak percaya? Silakan coba dulu selama 30 hari gratis melalui tautan gambar di bawah ini.