Apa itu Working Capital? Bagaimana Cara Menghitungnya?

16 Sep 2022 | Ditulis oleh: Ryan Fahmi
Apa itu Working Capital Bagaimana Cara Menghitungnya
source envato.

Dalam dunia bisnis, terdapat suatu istilah yang harus Anda pahami, yakni working capital.

Namun, Apa itu working capital? Pada dasarnya, working capital adalah suatu selisih antara aset perusahaan saat ini dengan liabilitasnya.

Aset perusahaan dalam hal ini mencakup uang tunai, uang yang disimpan di bank, aset lain yang bisa dicairkan secara cepat, serta potensi pendapatan.

Sedangkan liabilitas adalah jumlah utang yang dimiliki dan wajib dibayar oleh perusahaan dalam kurun waktu satu tahun. Working capital bisa diketahui dengan mengurangi kedua unsur tersebut.

Nah, dalam kesempatan kali ini, mari kita bahas lebih dalam tentang apa itu working capital dan cara mudah dalam menghitungnya.

Pengertian Working Capital

Working capital adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan.

Istilah ini juga sering disebut sebagai modal kerja, berfungsi untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membiayai operasi sehari-hari dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Pentingnya Working Capital dalam Perusahaan

Sebagai suatu dana yang dimanfaatkan untuk operasional harian perusahaan, kehadiran working capital atau modal kerja tentunya sangatlah penting.

Working capital ini bisa menjadi indikasi yang sesuai dalam mengetahui kondisi kesehatan finansial dalam suatu perusahaan.

Semakin besar selisih antara aset yang dimiliki perusahaan dan hutang jangka pendek yang harus dilunasi, maka semakin sehat pula kondisi keuangan perusahaan.

Bila jumlah utang jauh melebihi aset yang dimiliki dan menghasilkan nilai negatif untuk modal kerja, maka perusahaan sudah berada dalam pinggir jurang kebangkrutan.

Baca juga: Pengertian Rasio Likuiditas, Jenis-jenis Rasio, dan Cara Menghitungnya

Jenis-jenis Working Capital

Berikut adalah jenis-jenis working capital (modal kerja) yang umum dikenal dalam dunia bisnis dan akuntansi:

1. Permanent Working Capital (Modal Kerja Permanen)

Permanent Working Capital merupakan jumlah minimum modal kerja yang selalu dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan aktivitas operasional dasar, seperti membeli bahan baku atau membayar gaji.

Contoh: Modal yang digunakan untuk menjaga persediaan minimum bahan baku di gudang.

2. Temporary Working Capital (Modal Kerja Sementara)

Temporary Working Capital adalah modal kerja tambahan yang dibutuhkan karena fluktuasi musiman atau kebutuhan mendadak dalam bisnis.

Jenis ini biasanya tidak tetap dan bisa berubah tergantung kondisi pasar atau operasional. Contoh: Modal tambahan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang hari raya.

3. Gross Working Capital (Modal Kerja Kotor)

Modal Kerja Kotor merupakan total dari seluruh aset lancar perusahaan, tanpa mengurangi kewajiban lancar.

Fokus utamanya adalah pada manajemen dan penggunaan semua aset lancar. Contoh: Kas, piutang, persediaan, surat berharga jangka pendek.

4. Net Working Capital (Modal Kerja Bersih)

Modal Kerja Bersih dihitung dari selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Ini adalah ukuran nyata dari likuiditas jangka pendek perusahaan dan kemampuannya membayar kewajiban.

Contoh: Jika aset lancar Rp500 juta dan kewajiban lancar Rp300 juta, maka net working capital-nya Rp200 juta.

5. Reserve Working Capital (Modal Kerja Cadangan)

Merupakan cadangan modal kerja yang disimpan untuk menghadapi kondisi tak terduga atau keadaan darurat.

Contoh: Dana yang dialokasikan untuk menghadapi gangguan rantai pasok atau krisis ekonomi.

Baca juga: Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Berbagai Jenisnya

Cara Menghitung Working Capital

Setelah mengetahui apa itu modal kerja secara baik, maka kita harus bisa menghitung modal kerja.

Namun sebelum menghitungnya, kita harus terlebih dahulu mendaftarkan aset yang dimiliki oleh perusahaan, seperti jumlah uang yang dimiliki perusahaan, tagihan yang tertunda, inventaris perusahaan, serta aset lain yang dapat dicairkan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

Berbagai aset tersebut harus tersedia selama 12 bulan selanjutnya. Bila sudah, maka lakukanlah pendataan atas liabilitas perusahaan.

Dalam hal ini, yang tergolong ke dalam liabilitas adalah gaji karyawan, hutang tagihan pajak, serta cicilan hutang jangka panjang yang wajib dilunasi.

Seluruh hutang tersebut wajib dibayar dalam kurun waktu satu tahun ke depan.

Setelahnya, hitunglah total aset dan liabilitas yang dimiliki perusahaan, lalu hitung modal kerja dengan menggunakan rumus sederhana di bawah ini.

Rumus Working Capital = Current Assets Current Liabilities

Sebagai contoh, katakanlah aset suatu perusahaan adalah 200 juta rupiah dengan jumlah hutang sebanyak 125 juta rupiah.

Nah, working capital dari perusahaan tersebut adalah 75 juta rupiah.

Walaupun jumlahnya masih dibawah hutang yang dimiliki, tapi nominal tersebut menampilkan modal kerja positif, yang mana perusahaan mampu membayar kewajiban hutangnya.

Bila selisih antara modal kerja dengan liabilitas sangat tipis atau bahkan lebih rendah, maka perusahaan tersebut bisa dipastikan tidak akan mampu membayar hutang dalam jangka waktu dekat.

Analisis terkait modal kerja ini sangat dibutuhkan agar bisa mengetahui lebih dalam tentang kondisi keuangan suatu perusahaan.

Metode lainnya yang bisa digunakan adalah inventory turnover ratio, receivables ratio, quick ratio, current ratio, dan days payable

Baca juga: Working Capital Turnover Ratio: Pengertian, Kelebihan, Kekurangan dan Contohnya

Working Capital Ratio

Kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan bisa kita lihat dari rasio modal kerjanya. Cara untuk menghitung working capital adalah sebagai berikut:

Working Capital Ratio = Current Assets / Current Reliabilities

Pada dasarnya, semakin tinggi modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan semakin baik juga kondisi keuangan perusahaan.

Modal kerja yang baik memang bisa menunjukkan bahwa perusahaan bisa membayar hutangnya tanpa kesulitan mendanai operasional perusahaan.

Tapi, tingginya angka modal kerja tidak selamanya memberikan dampak buruk untuk perusahaan. Working capital adalah dana yang dimiliki untuk pembiayaan operasional sehari-hari perusahaan.

Bila aset tidak bergerak perusahaan lebih banyak daripada yang tunai ataupun saldo di bank, maka hal tersebut akan menyebabkan masalah untuk perusahaan.

Beberapa kemungkinan lainnya yang bisa muncul adalah dana yang masuk dari konsumen jadi terlalu lambat, atau terlalu cepat dalam membayar hutang.

Terlalu tingginya jumlah modal kerja suatu perusahaan juga akan mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai terlalu banyak inventaris tanpa menyediakan uang tunai yang cukup untuk membiayai operasional sehari-hari.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Aset Tetap Berwujud dan Tidak Berwujud

Cara Memanfaatkan Modal Kerja Negatif

Saat jumlah working capital ternyata negatif, maka perusahaan akan diasumsikan bangrut, karena jumlah hutangnya lebih besar. Tapi dengan menerapkan strategi yang tepat, kondisi tersebut bisa diuntungkan.

Seperti yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Dell, perusahaan komputer asal Amerika Serikat saat masa kejayaannya di tahun 2004.

Dengan jumlah utang yang melebihi aset, perusahaan ini bisa merakit komputer buatan mereka sendiri dan secara langsung menjualnya pada konsumen dengan waktu yang singkat.

Strategi tersebut sangatlah pintar karena Dell bisa melakukan penjualan dan membayar seluruh hutang tanpa harus mengurangi asetnya.

Baca juga: Apa itu Aset? Berikut adalah Pengertian Aset dan Jenisnya dalam Bisnis

Penutup

Demikianlah penjelasan lengkap dari kami tentang apa itu modal kerja dan cara mudah dalam menghitungnya.

Tapi jika Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghitung modal kerja perusahaan Anda, maka Anda bisa mempercayakannya pada aplikasi bisnis Accurate Online.

Dengan menggunakan aplikasi ini, maka seluruh kegiatan akuntansi Anda, termasuk mencatat dan menghitung modal kerja, akan terselesaikan secara cepat.

Anda pun bisa mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan bisnis Anda secara akurat.

Terlebih lagi, aplikasi ini juga sudah dilengkapi dengan fitur dan modul bisnis yang mampu membuat operasional bisnis Anda berjalan lebih efisien, sehingga Anda bisa lebih fokus menjalankan bisnis dengan menerapkan strategi yang tepat.

Jadi tunggu apa lagi? Ayo segera coba dan gunakan Accurate Online sekarang juga selama 30 hari gratis dengan klik banner di bawah ini.

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi
artikel-sidebar

Download E-Book Peluang Bisnis Potensial 2025

Inilah 3 Peluang Bisnis yang Diprediksi Bersinar di 2025.

Ryan Fahmi
Finance & banking enthusiast yang bersertifikat Brevet A-B & CAP. Aktif berburu insight di seminar dan selalu update info keuangan. Santai, tapi serius soal angka!

Artikel Terkait