Manajemen Retail: Pengertian dan Fungsinya
Jika kita membicarakan bisnis retail, mungkin sebagian besar dari Anda akan berpikir bahwa bisnis ini adalah bisnis yang dikelola oleh perusahaan besar dan bisa menjual barang secara langsung pada konsumen yang berskala kecil.
Namun dibalik berjalannya bisnis ini, terdapat tim manajemen ritel yang bekerja dengan sangat keras agar proses penjualan bisa berjalan dengan lancar.
Lalu, apa itu manajemen retail? Apa saja jenis dan fungsinya? Adakah yang bisa mempengaruhi manajemen retail?
Tenang, Anda bisa mendapatkan jawabannya dengan membaca artikel tentang manajemen retail di bawah ini hingga selesai.
Daftar Isi
Pengertian Manajemen Ritel
Manajemen retail atau management retail adalah suatu proses kegiatan bisnis dalam melakukan kegiatan perencanaan, pengelompokkan dan juga pengendalian sumber daya oleh perusahaan.
Kehadiran manajemen retail yang baik akan membuat bisnis retail dan jasa dari perusahaan menjadi semakin lancar.
Pada intinya, manajemen ritel adalah suatu proses pengaturan dari semua faktor yang mampu mempengaruhi proses perdagangan barang dan juga jasa secara langsung kepada konsumen.
Pekerjaan retail management umumnya dilakukan oleh ritel manajer yang memiliki tugas seperti:
- Pengelolaan Inventaris
- Pengelolaan toko
- Penetapan Harga dan promosi
- Berhubungan dengan pemasok
- Penjualan barang.
Baca juga: 8 Tips Lancar Membangun Bisnis Retail yang Cuan
Jenis-jenis Manajemen Ritel
Terdapat beberapa jenis manajemen retail perbedaan ini bergantung pada jenis usaha ritel yang dilakukan, berikut adalah jenisnya:
1. Retail Independen
Retail independen adalah jenis manajemen retail yang mana para pebisnis akan membuat dan juga menjalankan bisnisnya tanpa adanya bantuan dari pihak ataupun orang lain.
Mereka akan melakukan berbagai kegiatan, mulai dari melakukan perencanaan yang matang, proses pembangunan, produksi, hingga bisnisnya secara mandiri.
Tapi setelah sukses, umumnya bisnis ini akan memerlukan tenaga bantuan, mulai dari dengan mencari karyawan dan menggaji mereka seperti halnya pegawai pada umumnya.
2. Retail yang Sudah Ada
Selanjutnya adalah jenis manajemen retail yang sudah ada. Biasanya, bisnis ini adalah bisnis warisan atau suatu bentuk hasil pengalihan kepemilikan dari bisnis yang sebelumnya memang telah ada.
Tugas dari pemilih baru ini hanyalah bertanggung jawab dan juga melanjutkan bisnis retail tersebut.
Sehingga, mereka sudah tidak perlu repot lagi dalam membangun bisnis dari awal, karena umumnya branding dari bisnis ini pun sudah bagus dan sudah dikenal oleh masyarakat luas.
3. Dealer
Umumnya, dealer dikenal sebaga suatu tempat penjualan mobil ataupun sepeda motor.
Namun, ternyata dealer juga termasuk kedalam jenis retail, yang mana dealer adalah badan usaha atau perorangan yang berperan sebagai distributor untuk produsen ke konsumen.
Untuk menjalankan bisnis ini juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan, pembangunan dari bisnis dealer ini sudah harus mempunyai izin khusus dari produsennya, sehingga pemilik dealer sudah tidak lagi perlu mengeluarkan biaya apapun.
4. Waralaba
Perlu Anda ketahui bahwa saat ini, minimarket seperti Indomaret tidak sepenuhnya milik PT Indomarco.
Kenapa? karena sebagian tokonya ada yang dimiliki orang lain, atau umumnya dikenal sebagai franchise atau bisnis waralaba.
Hampir sama seperti bisnis dealer, dalam hal ini pebisnis waralaba harus mengantongi izin terlebih dulu untuk menggunakan barang, nama, konsep, dan rencana bisnis yang sama dari perusahaan induk, contohnya PT Indomarco untuk membuat Indomaret.
Dalam hal ini, calon pemilik dari Indomaret harus mengeluarkan biaya dalam jumlah tertentu agar bisa mengantongi izin dari pihak waralaba.
Selain itu, calon pemilik pun nantinya akan memperoleh berbagai sarana yang sama seperti yang dimiliki oleh perusahaan induk Indomaret.
5. Network Marketing
Jenis dari manajemen ritalin ini umumnya tidak memiliki bentuk fisik atau tidak terlihat.
Bisnis ini mempunyai proses penjualan dari mulut ke mulut, untuk itu networking marketing ini juga banyak dikenal dengan MLM atau Multi level marketing.
Untuk melakukan kegiatan penjualan, pihak pemasaran nantinya akan secara khusus direkrut oleh perusahaan untuk menjual barang yang diperoleh secara langsung dari produsen ataupun distributor.
Jadi, para pelaku bisnis MLM ini tidak memerlukan toko fisik, karena proses penjualannya dilakukan dengan mengandalkan jaringan orang-orang dalam saja.
6. Corporate Chain
Jenis manajemen yang terakhir ini terdiri dari dua atau lebih jenis bisnis yang dimiliki oleh beberapa orang pemilik saham.
Umumnya, bisnis ini juga tergabung ke dalam satu grup, contoh usaha ritel ini adalah Ramayana Group, Matahari Group, Yogya Group, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Tips dan Strategi Bisnis Ritel untuk Mendongkrak Penjualan
Fungsi Manajemen Ritel
1. Minimalisir Kegagalan Penjualan Pasar Domestik
Fungsi pertama dari manajemen retail adalah menekan risiko kegagalan penjualan barang di pasar domestik.
Sehingga, dalam hal peran dari manajemen adalah memikirkan cara dan juga mencoba peluang penjualan yang baru, seperti memperluas pasar atau melakukan ekspansi ke luar negeri.
2. Bagian dari Proses Regulasi
Fungsi selanjutnya dari manajemen retail adalah sebagai bagian dari proses regulasi, yang mana saat ini kegiatan perdagangan sudah diberikan kebebasan.
Bahkan, bila pemilik retail berminat untuk berekspansi ke pasar internasional, pebisnis retail tersebut bisa melakukan perdagangan lintas negara.
3. Menciptakan Sistem Distribusi yang Lebih Baik
Selanjutnya, fungsi dari manajemen retail adalah membuat sistem distribusi penjualan yang lebih baik.
Untuk itu, saat ini barang apapun bisa secara mudah dijual dan didistribusikan di pasar domestik ataupun dari negara asal ke negara lainnya.
Baca juga: Daftar Inventaris: Pengertian & Alasan Harus Memilikinya
10 Strategi Manajemen Retail yang Efektif
Manajemen ritel melibatkan berbagai strategi untuk meningkatkan penjualan, efisiensi operasional, dan kepuasan pelanggan.
Berikut adalah beberapa strategi utama dalam manajemen ritel beserta penjelasannya:
1. Pemilihan Lokasi
Memilih lokasi yang strategis adalah kunci sukses dalam ritel. Lokasi yang baik dapat menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Contoh: Toko ritel yang berlokasi di pusat perbelanjaan atau dekat area pemukiman padat penduduk cenderung lebih sukses.
2. Manajemen Persediaan
Mengelola stok barang dengan efisien untuk memastikan ketersediaan produk tanpa overstock atau understock.
Contoh: Menggunakan sistem manajemen persediaan otomatis untuk memantau dan mengelola stok secara real-time.
3. Segmentasi Pasar
Mengidentifikasi dan membagi pasar menjadi segmen-segmen berdasarkan karakteristik tertentu seperti demografi, perilaku, atau preferensi.
Contoh: Toko pakaian yang menawarkan koleksi berbeda untuk segmen remaja, dewasa muda, dan profesional.
4. Merchandising
Penempatan produk secara strategis di toko untuk menarik perhatian pelanggan dan meningkatkan pembelian impulsif.
Contoh: Menempatkan produk-produk populer dan promosi di area depan toko atau di jalur pembayaran.
5. Pelayanan Pelanggan
Memberikan pengalaman belanja yang positif melalui layanan pelanggan yang baik, pelatihan staf, dan kebijakan pengembalian barang yang fleksibel.
Contoh: Pelatihan staf untuk membantu pelanggan dengan ramah dan efektif dalam menemukan produk yang mereka cari.
6. Promosi dan Pemasaran
Menggunakan berbagai teknik promosi dan pemasaran untuk menarik pelanggan, seperti diskon, kupon, dan kampanye pemasaran digital.
Contoh: Mengadakan promosi diskon besar-besaran selama liburan atau menggunakan media sosial untuk mengiklankan produk baru.
7. Pengalaman Belanja
Menciptakan pengalaman belanja yang menyenangkan dan nyaman untuk pelanggan.
Contoh: Tata letak toko yang mudah dinavigasi, pencahayaan yang baik, dan fasilitas tambahan seperti area istirahat atau kafe kecil di dalam toko.
8. Loyalitas Pelanggan
Membangun dan mempertahankan basis pelanggan setia melalui program loyalitas dan layanan pelanggan yang luar biasa.
Contoh: Program loyalitas yang memberikan poin atau diskon eksklusif kepada pelanggan setia.
9. Omni-Channel Retailing
Mengintegrasikan berbagai saluran penjualan, baik online maupun offline, untuk memberikan pengalaman belanja yang konsisten dan seamless.
Contoh: Toko ritel yang menyediakan layanan beli online dan ambil di toko (BOPIS).
10. Analisis Data
Menggunakan data dan analitik untuk memahami perilaku pelanggan, tren penjualan, dan kinerja produk.
Contoh: Menganalisis data penjualan untuk menentukan produk mana yang paling populer dan kapan permintaan tertinggi terjadi.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, pengecer dapat meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan penjualan, dan menciptakan pengalaman belanja yang memuaskan bagi pelanggan.
Baca juga: Metode Persediaan Ritel: Pengertian, Manfaat, Cara
Klasifikasi Manajemen Retail
1. Berbasis Toko
Bisnis retail yang menjalankan transaksi perantara dari toko retail klasifikasinya terbagi menjadi dua, yaitu toko retail berdasarkan kepemilikannya dan toko retail berdasarkan barang yang dijualnya.
2. Berbasis Non-Toko
Perusahaan retail yang fokus langsung dengan konsumennya dilakukan dengan dua cara, yakni personal dan nonpersonal.
Personal adalah kegiatan penjualan yang dilakukan secara langsung atau direct selling.
Sedangkan non personal adalah kegiatan yang dilakukan melalui periklanan televisi, telepon, email marketing, brosur, broadcast message, ataupun katalog.
3. Berbasis Layanan
Bisnis retail ini menyajikan banyak layanan untuk para pelanggannya. Contoh layanan tersebut adalah layanan perbankan, service peralatan elektronik, penyewaan, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Aplikasi Kasir untuk Retail: Manfaat dan Rekomendasinya
Penutup
Bisnis retail yang dilakukan tanpa adanya manajemen retail tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Jadi, manajemen retail adalah suatu proses penjualan yang mana tim manajemen akan membuat apa yang menjadi rencana penjualan, promosi yang nantinya akan digunakan, target penjualan, target market, dan lain sebagainya.
Bisnis retail yang dilakukan tanpa adanya manajemen retail tidak akan bertahan lama. Saat ini sudah banyak sekali jenis bisnis retail yang sukses mencapai target penjualan offline atau online-nya, baik itu di dalam ataupun di luar negeri.
Nah, bila bisnis retail Anda sudah semakin berkembang besar, pasti Anda memerlukan aplikasi bisnis yang akan membuat bisnis retail Anda berjalan lebih efisien.
Nah, salah satu rekomendasi aplikasi bisnis yang sudah digunakan oleh ribuan pebisnis di Indonesia adalah Accurate Online.
Aplikasi bisnis ini sudah dipercaya oleh lebih dari 483 ribu pebisnis di Indonesia dan sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam menyediakan aplikasi bisnis.
Bahkan, Accurate Online pun sudah berhasil mengantongi penghargaan TOP Brand Award dari tahun 2016 dengan kategori software akuntansi.
Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai fitur bisnis luar biasa, seperti fitur akuntansi yang mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan, fitur persediaan yang memudahkan Anda dalam mengelola persediaan, fitur perpajakan yang akan membuat Anda lebih mudah dalam menghitung pajak, dan masih banyak lagi.
Seluruh fitur tersebut sudah saling terintegrasi satu sama lain dan Anda bisa menggunakannya secara mudah, karena memang aplikasi ini dibuat dengan tampilan dashboard yang mudah dimengerti.
Coba rasakan sendiri kelebihan dan fitur luar biasa dari Accurate Online sekarang juga selama 30 hari gratis melalui banner di bawah ini.