Neraca Keuangan: Pengertian, Cara Menyusun dan Membacanya
Neraca merupakan suatu hal pokok dalam suatu laporan keuangan. Terutama dalam perusahaan, neraca menjadi kebutuhan penting dalam perkembangan perusahaan.
Laporan neraca menjadi suatu hal lumrah khususnya pada bidang akuntansi dan manajemen.
Jadi laporan keuangan neraca harus dipahami oleh kalangan yang bergelut pada bidang akuntansi serta manajemen.
Daftar Isi
Tutorial Video
Ingin mengetahui lebih lanjut tentang laporan neraca dengan cara yang lebih mudah? Silahkan tonton video kami di bawah ini melalui audiovisual yang menarik:
Bagaimana, menarik bukan? lanjut scroll ke bawah untuk penjelasan lebih mendalam tentang pencatatan pada laporan neraca yang wajib Anda pahami.
Pengertian Laporan Neraca
Secara bahasa neraca memiliki arti sebagai timbangan dengan cara membandingkan yang ingin diukur dengan objek yang telah diketahui beratnya.
Sementara neraca yang kali ini akan dibahas merupakan suatu perbandingan dalam akuntansi, umumnya membandingkan laba-rugi, pemasukan-pengeluaran, dan sebagainya.
Laporan neraca adalah suatu laporan keuangan yang didalamnya terdapat beberapa informasi akuntansi mengenai akun-akun aktiva, serta hal-hal yang menjadi kewajiban perusahaan dalam satu periode.
Laporan ini mencerminkan hubungan antara aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan, memberikan pandangan yang komprehensif tentang kesehatan finansial dan stabilitas.
Dalam penerapannya, laporan neraca terdapat dua jenis, yaitu bentuk stafel atau vertikal serta bentuk skontro (horizontal).
Neraca keuangan umumnya diatur dalam dua sisi yang seimbang: sisi aset dan sisi kewajiban dan ekuitas.
Nilai modal tersebut merupakan neraca nilai yang didalamnya terdapat laporan perubahan modal.
Laporan neraca nantinya akan memberikan informasi mengenai keseimbangan perusahaan yang didalamnya menyangkut pendapatan serta biaya laba rugi.
Dan jika suatu perusahaan mengalami gagal atau break down, maka bisa dipastikan bahwa kegagalan tersebut merupakan kegagalan seluruh sistem manajemen tersebut, tidak hanya perseorangan.
Selain itu, kegunaan lainnya dari laporan neraca adalah untuk:
- Mengetahui beberapa kondisi keuangan dalam sebuah perusahaan.
- Menunjukkan apakah perusahaan tersebut memiliki kondisi yang sehat atau tidak.
- Memprediksi suatu aliran dana/kas di masa mendatang,
- Alat analisis likuiditas dan profitabilitas.
Cara Membuat Neraca Keuangan
Sebelum menyusun dan membaca laporan keuangan hal pertama yang harus diketahui adalah beberapa poin yang ada di dalamnya.
Penting untuk Diketahui
Laporan neraca memiliki beberapa hal yang harus ada, seperti:
- Aset: Kas, surat berharga, biaya dibayar di muka, piutang, persediaan, dan aset tetap
- Kewajiban: Hutang akun, kewajiban yang masih harus dibayar, pembayaran di muka pelanggan, hutang pajak, hutang jangka pendek, dan hutang jangka panjang
- Ekuitas pemegang saham: Saham, tambahan modal disetor, laba ditahan, dan saham treasuri
Beberapa laporan keuangan neraca tersebut memiliki pengertian serta isi yang berbeda beda. Komponen tersebut didapatkan dari istilah neraca itu sendiri.
Langkah-langkah Menyusun Laporan Keuangan Neraca
Memahami bagaimana laporan neraca disusun akan memungkinkan Anda untuk menemukan kesalahan potensial sehingga dapat diselesaikan sebelum menyebabkan kerusakan yang berkelanjutan.
Dalam mempermudah proses penyusunan laporan keuangan, pertimbangkan untuk memanfaatkan teknologi modern.
Penggunaan Software Akuntansi dapat menjadi solusi efektif untuk menyederhanakan dan mengotomatiskan proses pelaporan keuangan.
Baca juga: Cara Buat Laporan Keuangan Secara Otomatis dengan Software Akuntansi
Dengan mengintegrasikan software akuntansi, Anda dapat menghindari kesalahan manual, menghemat waktu, dan memastikan akurasi data.
Namun ada baiknya Anda tetap memahami cara membuat neraca keuangan secara manual, berikut langkahnya:
1. Tentukan Tanggal dan Periode Pelaporan
Neraca dimaksudkan untuk menggambarkan total aset, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya disebut sebagai tanggal pelaporan.
Seringkali, tanggal pelaporan akan menjadi hari terakhir dari periode pelaporan.
Sebagian besar perusahaan, terutama yang diperdagangkan secara publik, akan melaporkan setiap triwulan.
Jika demikian halnya, tanggal pelaporan biasanya akan jatuh pada hari terakhir kuartal:
Q1: 31 Maret
Q2: 30 Juni
Q3: 30 September
Q4: 31 Desember
Perusahaan yang melaporkan secara tahunan akan sering menggunakan tanggal 31 Desember sebagai tanggal pelaporan, meskipun mereka dapat memilih tanggal apa pun.
Tidak jarang laporan neraca membutuhkan waktu beberapa minggu untuk persiapan setelah periode pelaporan berakhir.
2. Identifikasi Aset Anda
Setelah Anda mengidentifikasi tanggal dan periode pelaporan, Anda harus menghitung aset Anda pada tanggal tersebut.
Biasanya, neraca akan mencantumkan aset dalam dua cara: Sebagai item baris individual dan kemudian sebagai total aset.
Memisahkan aset ke dalam item baris yang berbeda akan memudahkan analis untuk memahami dengan tepat apa aset Anda dan dari mana asalnya;
menghitungnya bersama-sama akan diperlukan untuk analisis akhir.
Aset akan sering dibagi menjadi item baris berikut:
Aset lancar:
- Kas dan setara kas
- Surat berharga jangka pendek
- Piutang
- Inventaris
- Aset lancar lainnya
Aset tidak lancar:
- Surat berharga jangka panjang
- Properti
- Goodwill
- Aset tidak berwujud
- Aset tidak lancar lainnya
- Aset lancar dan tidak lancar keduanya harus subtotal, dan kemudian dijumlahkan bersama.
3. Identifikasi Kewajiban Anda
Demikian pula, Anda perlu mengidentifikasi kewajiban Anda. Sekali lagi, ini harus disusun dalam item baris dan total, seperti di bawah ini:
Kewajiban Lancar:
- Akun hutang
- Biaya masih harus dibayar
- Pendapatan tangguhan
- Kertas komersial
- Bagian lancar hutang jangka panjang
- Kewajiban Lancar Lainnya
Kewajiban Tidak Lancar:
- Pendapatan ditangguhkan (tidak lancar)
- Kewajiban sewa jangka panjang
- Hutang jangka panjang
- Liabilitas tidak lancar lainnya
Seperti halnya aset, ini harus subtotal dan kemudian dijumlahkan bersama.
4. Hitung Ekuitas Pemegang Saham
Jika sebuah perusahaan atau organisasi secara pribadi dipegang oleh satu pemilik, maka ekuitas pemegang saham pada umumnya akan sangat mudah.
Jika diadakan untuk umum, perhitungan ini dapat menjadi lebih rumit tergantung pada berbagai jenis saham yang dikeluarkan.
Item baris umum yang ditemukan di bagian neraca ini meliputi:
- Saham biasa
- Saham preferen
- Saham treasury
- Pendapatan yang disimpan
5. Tambahkan Total Liabilitas ke Total Saham Pemegang Saham dan Bandingkan dengan Aset
Untuk memastikan neraca seimbang, perlu membandingkan total aset dengan total kewajiban ditambah ekuitas.
Untuk melakukan ini, Anda harus menambahkan kewajiban dan ekuitas bersama.
Untuk akun aktiva yang harus diperhatikan adalah dengan memisahkan aktiva lancar dan aktiva tetap.
Fungsinya adalah memudahkan untuk mengetahui jumlah yang tertera pada masing-masing aktiva tersebut.
Kemudian untuk mengetahui total dari keseluruhan aktiva, langkah mudahnya adalah dengan menambahkan keduanya agar diketahui totalnya.
Hal pokok yang harus dibuat adalah dengan melewati beberapa prosedur, yaitu
- membuat jurnal pada neraca,
- memposting jurnal pada bagian buku besar,
- membuat laporan laba rugi untung
- menyusun laporan perubahan modal.
Semoga tahapan diatas dapat mempermudah Anda dalam membuat laporan neraca keuangan.
Jika Anda masih merasakan kesulitan ada baiknya Anda membaca “Cara Mudah Menyusun Neraca Keuangan”
Cara Membaca Neraca Keuangan
Seperti yang Anda lihat dari contoh neraca di bawah ini, dibagi menjadi dua area utama.
- di atas terdapat aset.
- di bawah terdapat kewajiban perusahaan dan ekuitas pemegang saham.
Sehingga neraca akan seimbang jika,
nilai aset sama dengan nilai gabungan kewajiban dan ekuitas pemegang saham.
Aspek lain yang menarik dari laporan neraca adalah bagaimana laporan ini disusun.
Bagian aset dan liabilitas dalam neraca diatur berdasarkan setiap jenis aset tersebut, apakah itu aset lancar atau aset tidak lancar (non-current assets dan current assets).
Jadi untuk sisi aset, akun diklasifikasikan biasanya dari yang paling likuid ke yang paling tidak likuid, atau mungkin sebaliknya namun tetap sesuai dengan pengelompokannya.
Untuk sisi kewajiban, akun disusun dari pinjaman jangka pendek ke jangka panjang dan kewajiban lainnya.
Dalam membaca laporan neraca, hal utama yang harus diperhatikan adalah bentuk neracanya terlebih dahulu.
Kemudian pastikan untuk mengetahui macam-macam neraca terlebih dahulu, sehingga jangan sampai mengetahui neraca namun tidak tahu macam-macamnya serta bentuknya.
Laporan neraca memiliki dua macam bentuk,
- Bentuk laporan yang memanjang ke arah bawah maka laporan tersebut dinamakan laporan stafel.
- Bentuk laporan yang membentuk ke samping disebut dengan laporan skontro.
Penerapan kedua bentuk laporan neraca ini bebas dipakai oleh siapapun dan perusahaan apapun.
Disamping hal itu, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian khusus:
1. Penyusunan Neraca Harus sesuai dengan Jumlah Pos
Dalam penyusunannya haruslah sesuai dengan jumlah pos nya sehingga tidak akan membebani atau merepotkan suatu perusahaan.
Jika suatu perusahaan memiliki jumlah atau kualitas akun yang banyak, maka langkah yang tepat adalah dengan menggunakan bentuk neraca staffel.
2. Penggunaan Neraca Skontro
Kemudian jika jumlah akun dari sebuah perusahaan ada sedikit maka yang lebih tepat adalah dengan menggunakan neraca skontro.
Format neraca sendiri membacanya cukuplah mudah dengan tidak membaca satu arah, artinya tetap mengetahui hal yang ada.
Seperti macam serta bentuk dari komponen neraca haruslah dipahami terlebih dahulu, karena jika tidak sama saja dengan tidak memahami cara membacanya.
Format neraca sendiri haruslah dibuat dengan benar, sehingga dalam membacanya pun akan jauh lebih mudah.
Kemudian juga harus diperhatikan setiap detil yang ada pada setiap laporan keuangan neraca, karena seluruhnya merupakan hal yang harus dibaca dengan benar.
Kesimpulan
Laporan neraca merupakan sebuah laporan yang erat kaitannya dengan keuangan.
Sehingga dalam proses pengolahan, pembuatan serta pembacaannya haruslah lengkap dan detail sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan.
Dan jika terjadi kesalahan, maka data yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan data finansial usaha Anda yang sebenarnya dan dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Untuk meminimalisir hal tersebut, ada baiknya Anda menggunakan software akuntansi yang memilki fitur otomasi pembuatan laporan keuangan dan juga pencatatan untuk meminimalisir kesalahan yang berisiko merugikan usaha Anda.
Salah satu software akuntansi yang memiliki fitur terbaik dan sudah terbukti di Indonesia adalah Accurate Online.
Software Akuntansi dan Bisnis Accurate Online adalah software berbasis cloud yang sudah dikembangkan sejak 20 tahun lalu dan digunakan oleh ratusan ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia.
Jadi apalagi yang masih Anda ragukan? Anda juga bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: