Pengertian Aset Tetap: Jenis, Karakteristik, dan Contohnya

oleh | Nov 20, 2024

source envato.

Aset tetap merupakan salah satu komponen utama dalam laporan keuangan yang mencerminkan kekayaan perusahaan berupa sumber daya jangka panjang.

Aset ini memiliki peran vital dalam mendukung operasional bisnis, seperti gedung, mesin, atau kendaraan yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

Tidak hanya menggambarkan nilai investasi perusahaan, aset tetap juga menunjukkan komitmen perusahaan dalam membangun kapasitas dan keberlanjutan bisnis.

Melalui artikel ini, kita akan membahas pengertian, karakteristik, contoh, dan relevansi aset tetap dalam laporan keuangan, sekaligus memahami bagaimana aset ini mempengaruhi pengambilan keputusan strategis.

 

Apa itu Aset Tetap?

Aktiva tetap atau aset tetap adalah aset jangka panjang yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk mendukung operasional bisnis, tidak untuk dijual kembali, serta memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Jenis aset ini memberikan keuntungan finansial jangka panjang, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, dan diklasifikasikan sebagai property, plant, and equipment (PP&E) (PP&E) di neraca.

Aset tetap biasanya berbentuk fisik dan digunakan dalam proses produksi, distribusi, atau aktivitas lain yang berkontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan.

Baca juga: Aset Lancar dan Tidak Lancar: Pengertian, Perbedaan, dan Jenisnya

Jenis-Jenis Aset Tetap

Jenis aktiva tetap dapat diklasifikasikan menjadi aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud, masing-masing dengan karakteristik dan contoh yang berbeda.

1. Aset Tetap Berwujud

Aset ini memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat, disentuh, dan digunakan dalam operasional perusahaan.

Contoh:

  • Tanah: Lokasi pabrik, kantor, atau gudang yang digunakan untuk operasional bisnis.
  • Bangunan: Gedung kantor, pabrik, atau gudang yang berfungsi sebagai fasilitas operasional.
  • Mesin dan Peralatan: Mesin produksi, komputer, printer, dan alat manufaktur lainnya.
  • Kendaraan: Mobil operasional, truk pengiriman, dan alat berat seperti forklift.
  • Furniture dan Perlengkapan: Meja, kursi, rak, lemari, dan perlengkapan lainnya.

Karakteristik:

  • Memiliki bentuk fisik.
  • Dapat digunakan secara langsung dalam proses produksi atau operasional.
  • Mengalami depresiasi kecuali tanah.

2. Aset Tetap Tidak Berwujud

Aset ini tidak memiliki bentuk fisik tetapi memberikan manfaat ekonomi jangka panjang kepada perusahaan.

Contoh:

  • Paten: Hak eksklusif atas suatu penemuan teknologi atau produk.
  • Merek Dagang: Identitas merek yang memberikan nilai tambahan pada produk.
  • Hak Cipta: Hak eksklusif atas karya seni, sastra, atau musik.
  • Lisensi: Hak untuk menggunakan teknologi, software, atau model bisnis tertentu.
  • Goodwill: Nilai lebih yang dimiliki perusahaan, seperti reputasi atau hubungan pelanggan.

Karakteristik:

  • Tidak memiliki bentuk fisik.
  • Memberikan manfaat ekonomi dalam jangka panjang.
  • Biasanya diamortisasi (bukan didepresiasi).

Baca juga: Mengenal Perbedaan Aset Tetap Berwujud dan Tidak Berwujud

Karakteristik Aset Tetap

Untuk membedakannya dengan jenis aset lainnya, aset tetap memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut:

1. Berwujud

Aset tetap umumnya memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat dan disentuh, seperti mesin, kendaraan, dan bangunan.

2. Digunakan dalam Operasional Bisnis

Aktiva tetap tidak dijual sebagai produk tetapi digunakan untuk mendukung operasional, seperti pabrik untuk produksi.

3. Jangka Panjang

Ciri lainnya dari aset tetap adalah memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau siklus operasi perusahaan.

4. Mengalami Depresiasi

Nilai aset tetap umumnya menurun seiring waktu karena penggunaan atau usia, kecuali tanah yang biasanya tidak mengalami depresiasi.

5. Dicapai dengan Biaya Perolehan

Nilai aset tetap dicatat berdasarkan biaya perolehannya, termasuk harga pembelian dan biaya tambahan seperti pemasangan atau pengiriman.

Baca juga: Jenis jenis Aktiva, Sifat, dan Contohnya dalam Bisnis

Manfaat Aset Tetap

Selain digunakan untuk membantu bisnis menghasilkan pendapatan, mereka sangat diperhatikan oleh investor ketika memutuskan apakah akan berinvestasi di perusahaan.

Sebagai contoh, rasio perputaran aktiva tetap digunakan untuk menentukan efisiensi aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan.

Perusahaan yang lebih efisien menggunakan aset tetapnya menikmati keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing mereka.

Pemahaman tentang apa yang merupakan dan bukan merupakan aktiva tetap sangat penting bagi investor, karena berdampak pada evaluasi perusahaan.

Baca juga: Neraca Aktiva dan Pasiva: Pengertian, Perbedaan, Cara Menghitung dan Contohnya

Contoh Aset Tetap

contoh aset tetap

Apa saja yang termasuk aset tetap? ini jawabannya:

  1. Tanah
  2. Mesin
  3. Bangunan dan fasilitas
  4. Kendaraan (mobil perusahaan, truk, forklift, dll.)
  5. Furniture
  6. Perangkat komputer
  7. Alat dan Mesin

Meskipun daftar di atas terdiri dari contoh aktiva tetap, mereka tidak harus bersifat universal untuk semua perusahaan.

Dengan kata lain, apa yang merupakan aktiva tetap untuk satu perusahaan tidak dapat dianggap sebagai aktiva tetap untuk perusahaan lain.

Misalnya, perusahaan pengiriman akan mengklasifikasikan kendaraan yang dimilikinya sebagai aktiva tetap.

Namun, perusahaan yang memproduksi kendaraan akan mengklasifikasikan kendaraan yang sama dengan persediaan.

Karenanya, pertimbangkan sifat bisnis perusahaan saat menentukan aktiva tetap.

Baca juga: 9 Strategi Cerdas Manajemen Aset untuk Maksimalkan Efisiensi dan Nilai Bisnis Anda

Cara Perolehan Aset Tetap dan Cara Pencatatannya

Aktiva tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara tergantung pada kebutuhan dan situasi perusahaan:

1. Pembelian Tunai

Aset dibeli dengan pembayaran langsung menggunakan uang tunai.

  • Contoh: Perusahaan membeli mesin seharga Rp200 juta secara tunai.
  • Pencatatan: Debit Aset Tetap (Mesin), Kredit Kas.

2. Pembelian Kredit atau Cicilan

Aset dibeli dengan pembayaran secara bertahap.

  • Contoh: Perusahaan membeli kendaraan dengan pembayaran uang muka Rp50 juta, sisanya dicicil selama 12 bulan.
  • Pencatatan: Debit Aset Tetap (Kendaraan), Kredit Utang.

3. Tukar Tambah (Trade-In)

Aset lama ditukar dengan aset baru, biasanya disertai pembayaran tambahan.

  • Contoh: Menukar kendaraan lama dengan kendaraan baru dan menambah Rp40 juta.
  • Pencatatan: Debit Aset Tetap Baru, Kredit Aset Tetap Lama, Kredit Kas.

4. Hibah atau Donasi

Aset diperoleh secara gratis dari pihak lain.

  • Contoh: Yayasan menerima donasi gedung operasional.
  • Pencatatan: Debit Aset Tetap (Gedung), Kredit Pendapatan Lain-Lain.

Baca juga: Sistem Akuntansi Aset Tetap: Pengertian dan Manfaat Penerapannya

Metode Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah proses mengalokasikan biaya aset tetap selama masa manfaatnya untuk mencerminkan penurunan nilai akibat penggunaan, usia, atau keausan.

Berikut adalah beberapa metode penyusutan aktiva tetap yang umum digunakan:

1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

Biaya penyusutan aset dibagi secara merata sepanjang masa manfaatnya.

Rumus Metode Garis Lurus:

Penyusutan Tahunan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) ÷ Masa Manfaat

2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Penyusutan dihitung berdasarkan persentase tetap dari nilai buku aset yang menurun setiap tahun.

Rumus Metode Saldo Menurun:

Penyusutan Tahunan= Nilai Buku Awal × Tarif Penyusutan

3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years’ Digits Method)

Penyusutan tahunan dihitung berdasarkan pembagian proporsional dari jumlah angka tahun masa manfaat.

Rumus Metode Jumlah Angka Tahun:

Penyusutan Tahunan = (Sisa Umur Aset ÷ Jumlah Angka Tahun) × (Harga Perolehan – Nilai Residu)

Pelajari metode lainnya secara lengkap beserta cara hitung dan contohnya pada artikel di bawah ini!

Baca juga: Mengenal Metode Penyusutan Aktiva Tetap dalam Akuntansi

Relevansi Aktiva Tetap pada Laporan Keuangan

Aktiva tetap memiliki implikasi tertentu pada laporan keuangan perusahaan, berikut adalah hubungan antara aset tetap dengan beberapa jenis laporan keuangan:

Neraca keuangan

Aktiva tetap adalah proses kapitalisasi. Ketika perusahaan membeli suatu aktiva tetap, mereka mencatat biaya sebagai aset pada neraca alih-alih membiayainya ke dalam laporan laba rugi.

Karena sifat aktiva tetap yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, aktiva tetap awalnya dikapitalisasi pada neraca dan kemudian secara bertahap disusutkan selama masa manfaatnya.

Aktiva tetap ditampilkan sebagai properti, pabrik, dan peralatan (aset tidak lancar) di neraca perusahaan.

Misalnya, perusahaan yang membeli printer seharga Rp1.000.000 akan mencatat aset di neraca sebesar 1.000.000.

Selama masa manfaatnya, printer secara bertahap akan mengurangi nilainya sendiri dari neraca.

Laporan laba rugi

Kecuali tanah, aktiva tetap menghadapi depresiasi. Hal ini untuk mencerminkan penyusutan dan pengurangan nilai dari penggunaan aset tersebut dalam operasi perusahaan.

Depresiasi muncul pada laporan laba rugi dan mengurangi laba bersih perusahaan.

Misalnya, perusahaan yang membeli printer seharga 1.000.000 dengan masa manfaat 10 tahun dan nilai residu akan mencatat penyusutan 100.000 pada laporan pendapatannya setiap tahun.

Laporan Arus Kas

Ketika perusahaan membeli atau menjual aktiva tetap dengan uang kas, itu tercermin di bagian aktivitas investasi dalam laporan arus kas.

Pembelian aktiva tetap merupakan arus kas keluar dan dikategorikan sebagai “pengeluaran modal”.

Sedangkan penjualan aktiva tetap merupakan arus kas masuk dan dikategorikan sebagai “hasil dari penjualan aset tetap.”

Misalnya, perusahaan yang membeli printer seharga 1.000.000 menggunakan kas, maka perusahaan akan melaporkan pengeluaran modal sebesar 1.000.000 pada laporan arus kasnya.

Baca juga: Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Berbagai Jenisnya

Kesimpulan

Itulah pengertian lengkap, karakteristik, contoh, dan hubungannya aset tetap atau aktiva tetap dalam laporan keuangan bisnis Anda.

Sebagai pemilik bisnis Anda harus bisa mengkalkulasikan dan mengorganisir seluruh aktiva tetap yang ada dalam usaha untuk memudahkan Anda mencari “nilai” dari perusahaan Anda dan memastikan kesehatan bisnis secara menyeluruh.

Sebagai contoh, seiring dengan berkembangnya bisnis, tentu Anda akan bekerja sama dengan investor untuk melakukan penambahan modal.

Dengan penghitungan aktiva yang terperinci, tentunya ini bisa memudahkan Anda mencari investor karena data keuangan Anda yang lengkap dan terperinci.

Jika Anda kesulitan untuk mengelola aset tetap dalam bisnis, Anda bisa mencoba untuk menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur pengelolaan aset yang lengkap seperti Accurate Online.

Accurate Online adalah software akuntansi yang memiliki fitur penghitungan aset terbaik yang akan memandu Anda dalam memahami dan mengelola fitur Aset Tetap, Kategori Aset, Kategori Aset Tetap Pajak, hingga Disposisi Aset Tetap dan Data Aset per-Lokasi.

Jadi apalagi yang Anda tunggu? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Download Template Pembukuan Bisnis

Template pembukuan untuk bisnismu dengan format Excel.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait