Revaluasi Aset Tetap adalah penyesuaian yang dilakukan pada nilai tercatat aset tetap dengan menyesuaikannya ke atas atau ke bawah nilai tergantung pada nilai pasar wajar aset tetap.
Revaluasi dapat mencerminkan baik apresiasi maupun penyusutan nilai aset tetap dan tujuan dilakukan revaluasi aset termasuk penjualan aset ke unit bisnis lain, merger atau akuisisi perusahaan, dll.
Daftar Isi
Apa itu Revaluasi Aset?
Pengertian revaluasi aset adalah pencatatan kembali aset dengan melakukan penilaian ulang atas nilai atau valuasi yang dimiliki oleh aset di keadaan sekarang.
Umumnya, evaluasi dilakukan untuk suatu aset setiap kali ada perbedaan antara nilai pasar saat ini dari aset dan nilainya di neraca perusahaan.
Perlu anda ketahui bahwa revaluasi aset adalah termasuk dalam siklus manajemen aset yang tidak boleh terlewatkan karena memegang peranan penting dalam akuntansi bisnis.
Menurut PABU, Semua aset tetap harus diakui berdasarkan pendekatan biaya historis.
Selain itu, Aset Tetap harus dinilai kembali berdasarkan biaya atau nilai pasar wajar, mana yang lebih rendah.
Sedangkan menurut IFRS, aset tetap harus dicatat sebesar biaya perolehan. Setelah itu, perusahaan diperbolehkan menggunakan Model Biaya atau Model Revaluasi.
- Dalam model biaya, nilai tercatat aset tidak disesuaikan dan disusutkan selama masa manfaat.
- Dalam model revaluasi, biaya aset dapat disesuaikan naik atau turun, tergantung pada nilai wajarnya. Dalam hal ini, Revaluasi aset menciptakan cadangan bernama “Cadangan Revaluasi.” Ketika nilai aset meningkat dikreditkan ke dalam cadangan revaluasi dan ketika turun didebit. Kami menilai kembali Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud.
Baca juga: Pengertian Aset: Jenis, Sifat, Peran, dan Contohnya
Aset Apa Saja yang Dapat Direvaluasi?
Perlu digaris bawahi bahwa tidak semua aset suatu perusahaan bisa direvaluasi. Aset yang bisa direvaluasi merupakan aset tetap berwujud yang ada di Indonesia.
Aset tersebut juga harus dimiliki dan digunakan agar bisa mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang didalamnya merupakan objek pajak, seperti aset properti.
Properti seperti bangunan adalah salah satu aset tetap berwujud yang keberadaannya jelas berada di wilayah tertentu di Indonesia.
Sehingga, revaluasi aset bisa dilakukan berdasarkan nilai pasar ataupun nilai wajar properti tersebut.
Baca juga: Apa itu Jurnal Penjualan Aset? Ini Pengertian dan Cara Membuatnya!
Kapan Revaluasi Aset Perlu Dilakukan?
Manfaat Revaluasi Aset pada Perusahaan
Revaluasi aset adalah proses penyesuaian nilai aset tetap dalam laporan keuangan agar mencerminkan nilai pasar terkini.
Proses ini dilakukan untuk memastikan nilai aset mencerminkan kondisi ekonomi dan memberikan beberapa manfaat penting bagi perusahaan:
1. Meningkatkan Akurasi Laporan Keuangan
Revaluasi aset memastikan nilai aset tetap mencerminkan harga pasar yang berlaku, sehingga laporan keuangan lebih akurat dan relevan.
2. Meningkatkan Modal atau Ekuitas Perusahaan
Dengan meningkatkan nilai aset tetap, ekuitas perusahaan juga meningkat, memberikan kesan stabilitas keuangan yang lebih baik kepada pemangku kepentingan.
3. Mempermudah Pengajuan Pinjaman
Nilai aset yang lebih tinggi dapat digunakan sebagai jaminan yang lebih besar untuk pengajuan kredit atau pinjaman dari lembaga keuangan.
4. Menggambarkan Nilai Perusahaan yang Lebih Realistis
Revaluasi aset membantu perusahaan mencerminkan nilai yang sebenarnya, terutama saat aset mengalami apresiasi signifikan, seperti tanah atau bangunan.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Aset Tetap Berwujud dan Tidak Berwujud
Metode Revaluasi Aset
Dalam melakukan penghitungan ulang valuasi suatu aset dapat dilakukan dengan berbagai cara, berikut kami jelaskan beberapa metodenya:
1. Metode Indeksasi
Dalam metode ini, indeks berlaku untuk biaya aset untuk mengetahui biaya kini. Daftar indeks yang dikeluarkan oleh departemen statistik.
2. Metode Harga Pasar Saat Ini
Sesuai dengan harga pasar aset yang berlaku.
- Revaluasi Tanah & Bangunan – Untuk mendapatkan nilai pasar wajar dari bangunan tersebut, kita dapat mengambil bantuan nilai real estate / dealer properti yang tersedia di pasar.
- Pabrik dan Mesin – Melupakan nilai pasar wajar pabrik dan mesin, kami dapat mengambil bantuan dari pemasok.
Metode ini umumnya digunakan oleh manajemen dewan untuk penilaian kembali aset.
3. Metode Penilaian
Dalam metode ini, penilai teknis melakukan penilaian rinci terhadap aset untuk mengetahui nilai pasar.
Penilaian lengkap diperlukan ketika Perusahaan mengambil polis asuransi untuk aset tetap.
Dalam metode ini, kita harus memastikan bahwa aset tetap tidak over / undervalued.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan nilai pasar wajar suatu aset sebagai berikut:
- Tanggal pembelian aset tetap untuk menghitung umur aset tetap.
- Penggunaan Aset seperti 8 jam, 16 jam, dan 24 jam (Umumnya 1 Shift = 8 Jam).
- Jenis aset seperti Tanah & Bangunan, Pabrik & Mesin.
- Kebijakan Perbaikan & Pemeliharaan perusahaan untuk aset tetap;
- Ketersediaan Suku Cadang di masa mendatang;
Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Tentang Aset Bersih di Dunia Bisnis
Contoh Jurnal Revaluasi Aset Tetap
Contoh 1 – (Entri Jurnal Cadangan Revaluasi Nilai ke Atas)
PT ABC menilai kembali nilai bangunan tersebut dan menemukan bahwa nilai Pasar harus $ 200.000.
Nilai Tercatat (sesuai Neraca) pada tanggal 31 Maret 2020 adalah $ 170.000, berarti mereka kehilangan nilai aset sebesar $ 30.000.
Berikut ini adalah entri jurnal revaluasi aset ke atas.
Catatan: Kenaikan nilai aset tetap tidak dicatat dalam Laporan Laba Rugi.
Contoh 2 – (Entri Jurnal Cadangan Revaluasi Nilai ke Bawah)
PT ABC menilai kembali bangunan tersebut dan menemukan bahwa nilai Pasar harus $ 150.000. Nilai tercatat (sesuai Neraca) pada tanggal 31 Maret 2020 adalah $ 190.000.
Berikut ini adalah entri jurnal revaluasi nilai ke bawah.
Ketika harga aset tetap mengalami penurunan, dan tidak memiliki saldo kredit yang sama dengan penurunan harga.
Maka Penurunan Nilai akan didebit dalam Laporan Laba Rugi sebesar selisih jumlah cadangan revaluasi dikurangi penurunan di pasar harga aset tetap.
Baca juga: Jurnal Penyusutan: Pengertian dan Cara Membuatnya
Perhitungan Depresiasi dengan Metode Revaluasi Aset
Rumus untuk menghitung beban penyusutan dengan metode revaluasi diberikan di bawah ini:
Beban Penyusutan = Nilai Aset di Awal Tahun + Penambahan Sepanjang Tahun – Pengurangan Selama Tahun – Nilai Aset di Akhir Tahun
Penyusutan dapat dibebankan dengan Metode Garis Lurus
Contoh 1 – (Jika Perusahaan membeli aset tetap selama Tahun Buku)
PT Anoa memiliki Aset senilai 50.000.000 pada tanggal 1 April 2020. Selama Tahun Buku 2020-2021, PT Anoa membeli Aset Tetap 20.000.000.
Aset Tetap dinilai kembali pada $ 62000 pada 31 Maret 2021.
Biaya Penyusutan = 70.000.00 – 62.000.000 = 8.000.000
Solusi – Total Aset sebelum revaluasi dan depresiasi adalah 50.000.000+ 20.000.000 = 70.000.00. Nilai Revaluasi setelah depresiasi adalah 62.000.000.
Contoh 2 – (Jika Perusahaan menjual aset tetap selama Tahun Buku)
PT .Anoa memiliki Aset seharga 50.000.000 pada tanggal 1 April 2020. Selama Tahun Buku 2020-2021, PT Anoa menjual Aset Tetap seharga 20.000.000.
Aset Tetap dinilai kembali pada 25.000.000 pada tanggal 31 Maret 2021.
Biaya Penyusutan = 30.000.000–25.000.000 = 5.000.000
Solusi – Total Aset sebelum revaluasi dan depresiasi adalah 50.000.000 – 20.000.000 = 30.000.000.
Nilai Revaluasi setelah depresiasi adalah 25.000.000
Baca juga: Mau Menghitung Penyusutan Aset Tetap? Pakai Metode Garis Lurus aja!
Kelebihan dan Kekurangan Revaluasi Aset Tetap
Kelebihan
- Jika aset dinilai kembali pada nilai atas, ini akan meningkatkan laba tunai (Laba Bersih ditambah Depresiasi) dari Entitas.
- Untuk menegosiasikan harga yang wajar untuk aset entitas sebelum merger dengan atau pengambilalihan oleh perusahaan lain.
- Saldo kredit dari cadangan revaluasi dapat digunakan untuk penggantian aset tetap pada akhir masa manfaatnya.
- Untuk menurunkan rasio leverage (Pinjaman yang Dijaminkan ke Modal).
- Manfaat Pajak: – Ini menghasilkan peningkatan nilai aset; karenanya jumlah penyusutan akan meningkat dan dengan demikian menghasilkan pengurangan pajak penghasilan.
Kekurangan
- Perusahaan tidak dapat menilai kembali aset tetapnya setiap tahun, atau biaya aset tetap tidak dapat turun. Dalam situasi seperti itu, penyusutan tidak dapat dibebankan oleh perusahaan.
- Jumlah penyusutan yang dibebankan atas revaluasi aset tetap tidak menunjukkan pola yang teratur.
- Perusahaan menghabiskan banyak uang untuk revaluasi aset tetap karena pekerjaan ini membutuhkan bantuan dari para ahli teknis, dan peningkatan biaya menghasilkan keuntungan yang lebih sedikit.
Baca juga: Sistem Akuntansi Aset Tetap: Pengertian dan Manfaat Penerapannya
Kesimpulan
Revaluasi terkadang menjadi hal yang perlu Anda lakukan untuk kebaikan bisnis Anda seperti mendapatkan pengembalian pajak dan lain hal.
Dalam setiap revaluasi, perlu untuk mengkonfirmasi nilai pasar saat ini atau nilai wajar yang diperlukan.
Anda bisa melihat daftar harga, data statistik, laporan kutipan sekuritas pada akhir tanggal perdagangan revaluasi, kesimpulan dari penilai independen, dll.
Manajemen aset memang menjadi hal penting dalam bisnis, maka dari itu Anda harus memastikan nilai dari keseluruhan aset Anda up to date.
Hal ini dilakukan dengan melakukan penghitungan depresiasi yang tepat dan mencatatnya pada laporan keuangan bisnis Anda.
Jika kesulitan dalam pengelolaan manajemen aset, Anda bisa menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur terlengkap seperti Accurate Online.
Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang tidak hanya memiliki fitur pembukuan terlengkap, namun juga fitur lain yang memudahkan proses operasional bisnis Anda seperti fitur manajemen aset, manajemen stok, pembuatan 200 jenis laporan keuangan, pengelolaan dan pelaporan perpajakan dan masih banyak lagi.
Anda juga bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: