Mengenal Siklus Akuntansi, Tahapan, Jenis, Tujuannya

oleh | Jul 24, 2024

source envato.

Siklus Akuntansi dalam sebuah perusahaan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan untuk melakukan identifikasi, analisis, hingga merekam setiap kejadian selama perusahaan berjalan.

Umumnya, proses tersebut dijalankan dalam kurun waktu satu tahun, lalu pada akhir tahun hasil proses tersebut dilaporkan kepada perusahaan.

Proses akuntansi ini terus berulang membuat sebuah siklus yang dikenal sebagai Siklus Akuntansi.

Tutorial Video

Ingin mencari tahu lebih lanjut tentang siklus akuntansi dengan cara yang lebih mudah? silahkan tonton video kami di bawah ini melalui audiovisual yang menarik:

siklus akuntansi youtube

ilustrasi siklus pada akuntansi. source official Youtube Accurate Online

Bagaimana, menarik bukan? lanjut scroll ke bawah untuk penjelasan lebih dalam tentang contoh siklus akuntansi.

Baca juga: Laporan Keuangan: Pengertian, Jenis, dan, Tujuannya Untuk Bisnis Anda

Apa itu Siklus Akuntansi?

Pengertian Siklus Akuntansi

ilustrasi siklus pada akuntansi. source envato

Dilansir dari laman Wikipedia, pengertian siklus akuntansi adalah suatu proses berulang yang digunakan oleh perusahaan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan menyajikan informasi keuangan dalam laporan keuangan.

Siklus akuntansi dimulai dengan transaksi awal dan berakhir dengan penyusunan laporan keuangan.

Siklus ini mencakup beberapa tahap seperti mengumpulkan informasi, mencatat transaksi, mengoreksi dan mengelola jurnal umum, membuat neraca saldo, menyusun laporan keuangan, serta menutup buku.

Tujuan dari siklus akuntansi adalah untuk memastikan bahwa informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan akurat, andal, relevan, dan tepat waktu.

Dengan mengikuti siklus akuntansi yang baik, perusahaan dapat memantau kinerja keuangan mereka, membuat keputusan bisnis yang baik, dan memenuhi persyaratan perpajakan dan hukum yang berlaku.

Secara jenisnya siklus akuntansi dapat dibedakan berdasarkan karakteristik perusahaannya, seperti:

  1. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
  2. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
  3. Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Baca juga: 5 Tahapan Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah

Tujuan Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi bukan hanya sekadar rangkaian prosedur untuk mencatat transaksi keuangan.

Tetapi juga merupakan fondasi penting yang membantu perusahaan dalam berbagai aspek manajerial.

Maka dari itu terdapat beberapa tujuan dalam pembuatan siklus akuntansi, seperti:

1. Pencatatan yang Sistematis

Tujuan yang satu ini, berfungsi untuk memastikan setiap transaksi tercatat secara akurat dan kronologis.

Dibutuhkan metode penulisan yang terstruktur untuk mencatat semua transaksi keuangan dalam sebuah laporan keuangan.

2. Pelaporan Keuangan yang Akurat

Membuat siklus akuntansi akan membantu Anda untuk melakukan penyusunan laporan keuangan yang akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

3. Penyediaan Informasi Keuangan

Informasi keuangan yang dapat diandalkan bagi manajemen, pemegang saham, dan pihak eksternal lainnya untuk pengambilan keputusan dapat dihasilkan dari proses siklus akuntansi

4. Pengawasan dan Pengendalian

Membantu dalam pengawasan dan pengendalian operasional dengan memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Baca juga: Laporan Keuangan: Pengertian, Contoh, dan Fungsinya Untuk Bisnis Anda

8 Tahapan Siklus Akuntansi

 Tahapan Siklus Akuntansi

ilustrasi siklus pada akuntansi. source envato

Siklus akuntansi terdiri dari beberapa tahapan yang harus dijalankan oleh perusahaan secara berulang dalam mencatat, mengklasifikasikan, dan menyajikan informasi keuangan.

Keseluruhan proses siklus akuntansi dapat dengan mudah Anda lakukan dengan menggunakan Aplikasi Akuntansi Accurate Online, dengan berbagai fitur di dalamnya dari proses pencatatan hingga pelaporan dapat dilakukan dengan mudah.

Dirangkum dari laman Investopedia, berikut adalah 8 urutan siklus akuntansi yang umumnya diterapkan oleh perusahaan:

1. Identifikasi Transaksi

Identifikasi setiap transaksi menjadi tahapan pertama dalam siklus akuntansi.

Kegiatan identifikasi harus dilakukan secara tepat oleh akuntan, Proses identifikasi bisa dilakukan dengan cara melakukan pencatatan setiap transaksi yang terjadi. 

Transaksi akuntansi yang dicatat merupakan setiap transaksi yang memiliki dampak secara langsung pada perubahan kondisi keuangan perusahaan dan dinilai secara objektif.

Transaksi yang terjadi juga harus memiliki bukti-bukti transaksi agar bisa dilakukan identifikasi. 

Bukti transaksi ini bisa berupa kwitansi, faktur, nota, atau bukti lainnya yang dianggap sah dalam dunia akuntansi.

Oleh sebab itu, setiap transaksi akuntansi sebaiknya menggunakan bukti transaksi yang sesuai, sehingga bisa dicatat dan diidentifikasi oleh akuntan.

Baca juga: Langkah Awal Menggunakan Accurate Online untuk Pembukuan Bisnis

2. Analisis Transaksi

Setelah tahapan identifikasi, tahapan siklus akuntansi selanjutnya adalah akuntan harus melakukan analisis terhadap transaksi tersebut.

Proses analisis ini dilakukan untuk mengetahui tentang pengaruh transaksi terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Perlu diingat, sistem pencatatan akuntansi dalam perusahaan selalu menggunakan double-entry system.

Artinya, setiap transaksi akuntansi yang terjadi akan memberikan pengaruh pada posisi keuangan yang didebet atau dikredit dan harus dalam jumlah yang sama besarnya.

Secara matematis, umumnya akuntansi menggunakan persamaan:

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

Persamaan diatas digunakan untuk melakukan analisis dan perhitungan transaksi yang terjadi.

Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan mendapatkan investasi uang tunai sebesar Rp 1.000.000,-, peralatan dan perlengkapan sebesar Rp 500.000,-.

Transaksi tersebut bisa dianalisis bahwa terjadi penambahan kas, perlengkapan, dan peralatan sebesar Rp 1.500.000,-.

Penambahan tersebut berarti menambah modal perusahaan sebesar Rp 1.500.000,- karena semua transaksi tersebut merupakan bagian dari modal perusahaan.

3. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal

Pencatatan Transaksi dalam Jurnal

ilustrasi siklus pada akuntansi. source envato

Setelah akuntan melakukan analisis transaksi, maka tahapan selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah dengan mencatat semua transaksi ke dalam sebuah jurnal keuangan.

Dalam ilmu akuntansi, jurnal diartikan sebagai sebuah catatan kronologis selama satu periode tentang transaksi-transaksi yang terjadi. Proses memasukkan informasi tersebut disebut penjurnalan.

Dalam proses penjurnalan, setiap transaksi dibagi ke dalam dua bagian: Debit dan Kredit. Pencatatan ini bisa dilakukan dalam sebuah Jurnal Umum.

Pencatatan ini harus dilakukan dengan berurutan dan teliti, tanpa ada transaksi yang terlewatkan.

Sehingga pada masa akhir akan didapatkan jumlah debet dan kredit yang sama besarnya.

4. Posting Buku Besar

Setelah di catat ke dalam sebuah jurnal, siklus akuntansi berikutnya adalah memindahkan semua transaksi ke dalam buku besar atau proses posting buku besar.

Secara umum, buku besar dapat diartikan sebagai kumpulan rekening pembukuan yang berisikan informasi aktiva tertentu yang dicatat dalam satu periode.

Dalam sebuah perusahaan dipastikan memiliki berbagai daftar rekening buku besar.

Masing-masing rekening yang ada dalam buku besar tersebut diberi nomor-nomor kode tertentu. Tujuannya adalah memudahkan ketika proses identifikasi dalam jurnal tersebut.

Selain itu, akuntan juga akan lebih mudah dalam melakukan pengecekan ulang atau melihat referensi terkait dengan transaksi yang terjadi jika sudah tercatat dalam buku besar.

5. Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian

Tahapan selanjutnya dalam siklus akuntansi yang dilakukan oleh seorang akuntan adalah menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian.

Neraca saldo berisikan daftar saldo dari masing-masing rekening pada buku besar pada periode tertentu. 

Dalam menuliskan neraca saldo, saldo yang terdapat dalam buku besar disatukan dan harus dalam kondisi sama jumlahnya.

Bila dalam suatu kondisi ternyata terdapat transaksi yang belum tercatat atau ditemukan ada kesalahan dalam neraca saldo, maka akuntan wajib untuk melakukan pencatatan dalam jurnal penyesuaian. 

Penyusunan Jurnal penyesuaian ini bersifat periodik dan prosesnya juga sama dengan penjurnalan pada umumnya.

Setelah dicatat dalam Jurnal Penyesuaian, maka hasil laporan keuangannya menjadi aktual.

6. Penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian dan Laporan Keuangan

Neraca Saldo Penyesuaian dibuat dengan berdasarkan pada buku Neraca Saldo yang sudah dibuat sebelumnya dengan memperhatikan Jurnal Penyesuaian. 

Saldo-saldo tersebut terbagi ke dalam kelompok aktiva dan pasiva sesuai dengan statusnya. Kemudian disusun hingga jumlah saldo keduanya sama besar.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian ini adalah jumlah saldo pada Aktiva maupun Pasiva berjumlah sama besar. 

Bila tidak, maka terjadi kesalahan dalam perhitungan dan tidak bisa dibuat Laporan Keuangannya.

Laporan Keuangan ini dibuat setelah jumlah saldo Aktiva dan Pasiva pada buku Neraca Saldo berjumlah sama besar. 

Dalam Laporan Keuangan disusun beberapa laporan seperti laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan neraca yang menghitung likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.

Selanjutnya, akuntan masuk ke dalam tahapan terakhir yakni pembuatan Jurnal Penutup.

7. Menyusun Jurnal Penutup

 Menyusun Jurnal Penutup

ilustrasi siklus pada akuntansi. source envato

Jurnal Penutup disusun pada akhir periode akuntansi dengan cara menutup rekening nominal atau rekening laba rugi.

Untuk menutup kedua rekening tersebut, caranya bisa dengan membuat nihil nilai rekening tersebut.

Tujuan melakukan penutupan rekening ini adalah untuk melihat aliran pada sumber selama periode akuntansi tersebut berjalan.

Setelah rekening tersebut ditutup, Jurnal Penutup ini bisa digunakan untuk mengukur setiap kegiatan yang telah dilaksanakan selama periode tersebut.

Pada periode selanjutnya, Jurnal Penutup bisa membantu untuk memulai kembali dalam siklus akuntansi selanjutnya.

8. Tambahan: Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Pembalik

Tahapan pada siklus akuntansi dalam satu periode sebelumnya sudah bisa diakhiri dengan pembuatan jurnal penutup.

Proses penyusunan Neraca Saldo dan Jurnal Pembalik ini bersifat opsional, boleh dilakukan atau tidak.

Neraca Saldo pada tahap ini berisikan saldo rekening permanen dari rekening buku besar setelah Jurnal Penutup.

Sementara Jurnal Pembalik dibuat agar proses pencatatan beberapa transaksi tertentu, terutama yang selalu berulang, bisa lebih sederhana.

Baca juga: Siklus Akuntansi Biaya: Tujuan, Fungsi, Tahapan, Jenis

Contoh Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah proses sistematis dalam pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan. Berikut adalah contoh siklus akuntansi untuk sebuah toko pakaian:

1. Identifikasi Transaksi

  • Tanggal 1 Januari: Pemilik toko membeli stok pakaian senilai Rp10 juta secara tunai.
  • Tanggal 5 Januari: Toko menjual pakaian senilai Rp15 juta secara tunai.
  • Tanggal 10 Januari: Membayar biaya sewa toko sebesar Rp2 juta.

2. Pencatatan dalam Jurnal

1 Januari:

  • Debit: Persediaan (Rp10 juta)
  • Kredit: Kas (Rp10 juta)

5 Januari:

  • Debit: Kas (Rp15 juta)
  • Kredit: Penjualan (Rp15 juta)

10 Januari:

  • Debit: Beban Sewa (Rp2 juta)
  • Kredit: Kas (Rp2 juta)

3. Posting ke Buku Besar

  • Akun Kas: Debit Rp15 juta (Penjualan), Kredit Rp10 juta (Pembelian), Kredit Rp2 juta (Sewa), Saldo: Rp3 juta.
  • Akun Persediaan: Debit Rp10 juta (Pembelian).
  • Akun Penjualan: Kredit Rp15 juta (Penjualan).
  • Akun Beban Sewa: Debit Rp2 juta (Biaya sewa).

4. Neraca Saldo

Setelah semua transaksi diposting:
neracasaldo siklus akuntansi

5. Penyesuaian

Misalkan, stok yang terjual berjumlah Rp8 juta (harga pokok penjualan), maka dilakukan jurnal penyesuaian:

  • Debit: Harga Pokok Penjualan (Rp8 juta)
  • Kredit: Persediaan (Rp8 juta).

6. Laporan Keuangan

Laporan Laba Rugi:

  • Penjualan: Rp15 juta
  • Harga Pokok Penjualan: Rp8 juta
  • Beban Sewa: Rp2 juta
  • Laba Bersih: Rp5 juta

Neraca:

  • Aset: Kas Rp3 juta, Persediaan Rp2 juta, Total Aset Rp5 juta
  • Ekuitas: Rp5 juta.

7. Penutupan Akun

Akun nominal seperti penjualan dan beban ditutup ke akun laba rugi, dan laba bersih dipindahkan ke akun ekuitas.

8. Siklus Dimulai Lagi

Setelah penutupan akun, siklus akuntansi siap dimulai untuk periode berikutnya.

Baca juga: Siklus Akuntansi Biaya dalam Perusahaan Manufaktur dan Tahapannya

Infografis Ringkasan Materi

Infografis Ringkasan Materi

 

Penutup

Dengan menjalankan siklus akuntansi yang tepat, maka pemangku kebijakan dalam perusahaan dapat menggunakannya sebagai alat pengambil keputusan.

Seperti yang sudah Anda ketahui bahwa siklus akuntansi merupakan hal yang penting bagi perusahaan dan Anda wajib untuk mengetahui tahapan-tahapannya.

Pencatatan transaksi, penyesuaian laporan keuangan, buku besar dan lain sebagainya merupakan suatu pencatatan yang penting bagi perusahaan dan akan sulit jika masih menggunakan pencatatan yang manual.

Sekarang ini sudah masanya untuk menggunakan software akuntansi yang dapat mempermudah Anda dalam pencatatan transaksi dan buku besar perusahaan.

Anda tidak perlu bingung, karena Software Akuntansi dan Bisnis accurate online memiliki fitur yang Anda butuhkan.

Salah satunya seperti fitur buku besar yang bisa jadi alat meringkas data transaksi yang sudah tercatat di dalam jurnal umum serta bisa menggolongkan data keuangan dan mengetahui jumlah maupun keadaan rekening atau akun.

Penasaran? Cobalah trial accurate online secara gratis selama 30 hari dengan klik tautan di bawah ini:

akuntansibanner

Efisiensi Bisnis dengan Satu Aplikasi Praktis!

Konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan tim kami.

Jadwalkan Konsultasi

artikel-sidebar

Download Template Pembukuan Bisnis

Template pembukuan untuk bisnismu dengan format Excel.

Khaula Senastri
Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan.

Artikel Terkait